LMS_V16E04P02
4. Strategi yang Tak Terkalahkan (2)
Lee Hyun menekan tombol kelantai 7 di elevator. Lantai 7
menyimpan buku-buku filosofi timur, sejarah, dan buku-buku tua lainnya yang
berkaitan, jadi para mahasiswa jarang mengunjunginya. Setelah Lee Hyun masuk ke
dalam elevator, para mahasiswa saling berbisik.
"Dia pasti sangat tertarik dengan Filosofi Timur."
"Meskipun dia biasanya tak banyak bicara...
tingkatannya benar-benar tinggi."
"Dia pasti memiliki kecerdasan yang dalam, dan punya
banyak poin-poin bagus, sampai-sampai bisa mengencani unni-unni yang
cantik."
Semenjak Lee Hyun berkencan dengan Seoyoon dan Jeong Hyo
Lynn selama festival sekolah, dia telah menjadi sosok yang terkenal. Bukannya
kecemburuan, banyak laki-laki memiliki rasa hormat tak terbatas padanya. Dan
bagi cewek, dia menjadi seorang pria misterius yang menyembunyikan pesona.
"Tapi, dia pasti sangat mahir dalam bahasa China,
juga."
"Huh?"
"Aku pernah ke lantai 7 sebelumnya, tapi kebanyakan
buku yang ada di rak adalah buku-buku original yang belum diterjemahkan."
* * *
"Buangs-!"
Lee Hyun mengeluarkan sumpah serapah.
"Kenapa mereka punya buku-buku asing di Korea?
Seharusnya buku-buku itu diterbitkan, setelah semuanya diterjemahkan!"
Dia tak bisa memahami buku-buku itu.
Sekitar setengah dari rak buku dipenuhi dengan buku-buku
bahasa asing, dan sisanya adalah buku- buku bahasa Korea, tapi tertulis dengan
banyak karakter Korea kuno. Karena buku-buku itu tak ditulis dalam bahasa Korea
modern, buku-buku itu sangat sulit untuk dibaca.
"Aku harus menemukan sebuah buku strategi..."
Buku yang Lee Hyun cari kebetulan sangat langka dan belum
diterjemahkan. Saat dia mencari-cari di rak-rak buku, tentu saja itu sulit
untuk mengerti. Meskipun melihat judul-judulnya, dia tak bisa menemukan apa
yang ia cari.
"Kebanyakan toko buku mengurutkan berdasar judul,
tetapi kenapa sulit sekali untuk menemukan sesuatu di sebuah
perpustakaan?"
Sebenarnya akan lebih mudah untuk menemukan buku strategi
yang Lee Hyun inginkan di bagian novel. Buku-buku seperti «The Art of War»,
«Admiral Yi's Tactics», dan «Wuzi» yang diterbitkan sebagai novel.
Dengan penjelasan Bahasa Korea, buku-buku itu mudah untuk
dipahami dan bahkan ada ilustrasinya.
Namun, berusaha menemukan buku yang dia inginkan di barisan
rak buku bagian Filosofi Timur, yang original dan belum diterjemahkan adalah
neraka dalam artian tersendiri.
"Aku harus menemukan sebuah strategi atau taktik yang
bisa digunakan, untuk menang melawan Order of Embinyu."
Itulah jelasnya kenapa Lee Hyun menghabiskan waktunya yang
berharga untuk datang ke perpustakaan. Sulit untuk memperkuat kekuatan dari
pasukannya. Dia harus memanfaatkan pasukannya saat ini, secara maksimal.
Jika strategi dan taktik cemerlang, dia membutuhkan rencana
dengan kaliber yang cukup tinggi, yang mungkin akan digunakan para jenderal
yang luar biasa.
"Aku harus menemukan sebuah strategi seperti
itu...."
Tak peduli seberapa lama dia melihat buku-buku strategy itu,
hanya membacanya saja sudah mustahil. Buku strategi yang berhasil dia temukan
dalam bahasa Korea modern semacam ini.
«Pahamilah diri engkau sendiri dan pahamilah musuhmu dan kamu
akan selalu menjadi pemenang»
Jika kamu membandingkan Weed dan suku aliansi milik Lee Hyun
dengan pasukan Order of Embinyu, itu sangat keterlaluan.
"Selalu menang, seolah-olah... seperti questnya akan
gagal." Lee Hyun bergumam, saat dia melihat buku-buku yang lain.
Saat dia mencari, dia menemukan sebuah novel di rak
tersebut.
«Romance of the Three Kingdoms»
Sepertinya, seseorang telah membacanya dan kemudian
menaruhnya di sembarangan rak.
"«Romance of the Three Kingdoms»... selain namanya, itu
adalah sebuah buku yang belum pernah aku baca sebelumnya."
Lee Hyun melihat-lihat «Romance of the Three Kingdoms». Itu
adalah cerita tentang sumpah yang diucapkan oleh Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang
Fei.
Dia tak membaca «Romance of the Three Kingdoms» secara
rinci, tapi hanya membaca sepintas cerita tersebut jilid demi jilid.
Bagian terbaiknya adalah di mana Liu Bei mengunjungi Zudge Liang
tiga kali untuk merekrutnya. Hal itu menyebabkan pembalikan sepenuhnya, dari
posisi yang benar-benar tak menguntungkan.
Lee Hyun menemukan strategi untuk menghadapi Order of Embinyu
dari «Romance of the Three Kingdoms».
* * *
Pasukan besar Order of Embinyu!
Setelah serangan Weed dan suku aliansi, kewaspadaan mereka
meningkat pesat. Personil yang ditempatkan di dinding semakin banyak, dan juga
ada lebih banyak Archer. Itu adalah bukti dari peningkatan pasukan yang
terus-menerus dan perluasan persenjataan militer, bahkan di dalam benteng Order
of Embinyu.
"Bingryong."
Weed berbicara dari belakang gunung batu, sebuah tempat yang
tak bisa dilihat secara langsung dari benteng itu.
"Bicaralah, Master."
"Intailah berapa banyak musuh yang ada di sana dan
laporkan."
"Dimengerti, Master."
Bingryong terbang ke langit. Tanpa mendekati benteng Order
of Embinyu, dia melapor setelah mengamati mereka dari jauh.
"Manusia yang ada di tembok saja sedikit di atas
5.000."
"Itu cukup banyak. Bagaimana dengan orang-orang yang
memakai armor?"
"Sekitar 1.000."
1.000 Dark Knight!
Dia harus mengasumsikan sisanya adalah Prajurit Normal,
Priest, dan Mage.
Termasuk orang-orang yang tak ada di tembok, jumlah mereka
secara keseluruhan setidaknya lebih dari dua kali lipat!
Weed telah mengantisipasi penyergapan, jadi dia memancing
dan menghancurkan pasukan pengejar terlebih dulu. Strategi dari membagi dan
menaklukan!
Dia memancing dan memusnahkan musuh-musuh yang lemah dulu.
Meski demikian, jumlah pasukan yang besar masih berada di dalam
benteng Order of Embinyu. Terlebih lagi, mengingat kekuatan yang besar dari
Order of Embinyu, itu tidaklah berlebihan untuk mengatakan mereka mendominasi
suku-suku terdekat.
Saat pertempuran berlangsung, bala bantuan terus berdatangan
dari suku-suku lain.
"Itu artinya, jumlah musuh setidaknya 2 kali lebih
besar.... itu akan mustahil jika seperti ini."
"Master, tentunya kamu tak akan menyerang benteng itu
lagi?"
"Ya."
Karena Bingryong terseret di tengah-tengah quest, dia tak tahu
quest macam apa yang dikerjakan Weed.
Smith si pensiunan tentara bayaran tak ikut dan tetap berada
di desa suku Salmere. Dia menolak untuk ikut serta, karena dia berkata jika
melawan Order of Embinyu adalah tindakan bunuh diri.
"Aku ingin mendengarkan rencana Master. Benteng itu
tampak benar-benar berbahaya."
Bingryong telah berkembang!
Kecerdasannya telah meningkat, jadi dia memiliki pemikiran
mengagumkan yang bisa memahami apa rencana Weed sejak awal.
Weed dengan senang membalas,
"Ada sesuatu yang disebut Power of the Deliverer.
Kekuatan itu bahkan bisa memanggil monster bos menakjubkan di Benua Versailles.
Apa kamu ingat Bone Dragon? Aku akan memanggil monster yang lebih kuat daripada
dia."
"Kamu akan mendatangkan monster lain, meskipun kita tak
bisa menangani musuh yang sekarang ini?"
"Ya. Aku akan memanggilnya ke sini. Dan kita akan
bertarung bersama-sama."
"Bagaimana kalau monster yang kamu panggil menyerang
kita?"
"Kita harus berhati-hati agar tak diserang."
Bingryong mengangguk seolah-olah dia puas dengan jawaban
tersebut.
"Master sangat jenius."
"Yah, memang benar jika aku sangat cerdas."