LMS_V17E01P02

1. Kemasyhuran Weed (2)
Weed bertarung dengan cerdik.
Melawan kelompok dengan sendirian sebenarnya tugas yang
sangat sulit. Dia adalah iblis yang memanfaatkan lingkungan sekeliling,
menggunakan item tanpa menahan diri, dan membunuh musuh-musuhnya satu per satu!
Si Merchant bertanya,
"Meski begitu, sepertinya mereka tak berpikir terlalu
buruk tentang Weed. Tak banyak player dari Continent of Magic yang akan
mengutuk Weed."
Si Merchant yang telah menjelaskan, menganggukkan kepala
karena setuju.
"Karena itulah, ketika Continent of Magic secara
bertahap kehilangan popularitas, sesuatu yang baru diperlukan. Siapa yang tak
akan merasa puas menonton dirinya menyelesaikan quest-quest yang belum
terpecahkan, menerobos labirin, mengungkap rahasia dungeon yang misterius,
serta membunuh monster yang sangat kuat?"
Orang-orang tak membenci Weed.
Bahkan di Royal Road, Weed berburu dan mengerjakan quest
dengan kenekatan yang tak tertandingi. Meskipun begitu, dia tetap saja menerima
permintaan, karena Fame miliknya yang tinggi. Dia menyelesaikan quest-quest itu
dengan menderita sampai mendekati kematian. Tapi, yang lain hanya bisa menyerah
di tengah, tanpa membuat suatu kemajuan sedikitpun.
Bagi guild yang meningkatkan kegembiraan dengan ekspansi
kekuasaan atau player yang lelah berburu berulang-ulang, Weed seperti sinar
cahaya yang segar. Bahkan, guild atau player yang benar-benar memusuhi Weed
hanya bisa mengakui kehebatannya, setidaknya demikian.
"Bahkan, guild cendikiawan benar-benar menghindarinya,
karena mereka takut terlibat dalam suatu pertarungan melawan Weed. "
"Apakah seburuk itu?"
"Dia adalah seseorang yang ingin dijadikan teman oleh
semua orang. Bahkan, ketika menjaga jarak darinya dan sekarat. Dia adalah
Seseorang yang setidaknya kamu ingin menuliskan namamu padanya."
"Dia pasti memancarkan aura yang luar biasa."
"Jika kamu berburu di tempat perburuan dan mendengar
Weed muncul di dekatnya, kamu akan mendapatkan perasaan merinding yang
menusuk-nusuk seluruh kulitmu. Kamu tak akan tahu bagaimana rasanya, kecuali
pernah mengalami hal itu."
Kamu bersemangat sambil berburu bersama rekan timmu, selagi
kamu bercakap-cakap dengan damai. Kemudian, Weed muncul di sekitarnya.
Suasananya menjadi hening dan menakutkan. Masalahnya bukan
quest ataupun monster, Kamu akan ingin meninggalkan partymu dan pergi ke sana,
karena kamu ingin tahu tentang apa yang Weed lakukan.
Sebenarnya, itu adalah keadaan di mana sulit untuk
menghitung setiap individu yang telah tertarik pada tindakan Weed dan tewas
saat mengikutinya.
"Kamu akan mendengar tentang Weed menantang quest-quest
di Continent of Magic yang tampak benar-benar mustahil. Dan pergi ke
tempat-tempat yang tak pernah dikunjungi sebelumnya. Bahkan, tanpa rasa takut
sedikitpun."
"Tapi pasti ada saat-saat ketika dia gagal, kan?"
"Tentu saja. Dia mungkin gagal beribu-ribu kali. Tapi
akhirnya, dia berhasil. Hanya monster tersisa yang tetap berada di Dungeon yang
Weed lalui, saat-saat paling mengagumkan pasti terjadi."
Rekor-rekor yang Weed buat di Continent of Magic terus
menyebar untuk waktu yang lama.
"Jadi itulah Weed."
"Semakin aku mendengarnya, maka kamu akan semakin
terkejut dan kagum. Jelas menyenangkan, saat mendengar itu dari orang yang
mengalaminya secara langsung."
"Terkuat di Continent of Magic, Weed. orang itu adalah
orang yang berdiri tepat di sana, Lord of Morata."
Orang-orang itu langsung menunjukkan rasa hormat!
* * *
Weed melipat tangannya dan mendongak. Ketika portal
perpindahan diam-diam memancarkan cahaya biru, ketegangan memenuhi udara. Setelah
disiksa penderitaan dan konflik batin, dia telah memenangkan godaannya sendiri.
"Belum. Pajak harus dinaikkan secara diam-diam.
Sehingga orang tak bisa merasakannya..."
Jika dia tiba-tiba menaikkan pajak, hanya karena ada lebih
banyak orang, dia akan menghadapi penolakan yang besar.
'Ini juga perlu
pembenaran. Untuk membuat mereka berpikir jika pajak benar-benar harus
dinaikkan. Apa boleh buat, aku butuh pembenaran agar mereka dapat mengerti!
Tanpa itu, mereka tak akan menerima kenaikan pajak.'
Setelah mengatasi keserakahannya sendiri, Weed menaruh
ranselnya di tanah dan duduk. Weed adalah tipe orang yang tak menganggap barang
mewah sebagai suatu hal yang penting. Tak seperti orang lain, dia tak pernah
pergi ke restoran mewah atau membeli makanan untuk player wanita.
Dia memperoleh alat ukir atau bahkan barang Blacksmith
melalui berburu, mengumpulkan dan menggunakannya secara cukup.
Jumlah tersebut harus dia investasikan pada Morata, untuk
menuai keuntungan besar suatu hari nanti. Sehingga dia membutuhkan banyak uang.
Mooooo!
Sambil berteriak, sapi lembut yang tampak lembut muncul dari
portal.
Yellowy sedang digunakan sebagai pembawa barang. Bahkan
punggungnya diikat dengan ransel tak terhitung jumlahnya, yang dipenuhi oleh
japtem. Itu diperolehnya dari berburu di dekat River of Lamentation.
Ransel yang telah dia persiapkan jauh hari sebelumnya terisi
sampai penuh, dan tas besar yang dibuat dari skill Tailoring miliknya juga
penuh.
"Itu harusnya berada di suatu tempat, di sekitar
sini..."
Weed mengaduk-aduk ransel dan mengeluarkan pedang.
Sebuah pedang yang sudah diasah sampai tepinya tajam!
"Ini bukan japtem biasa! Aku menjual japtem, pakaian,
armor, dan senjata dalam jumlah kecil!
Itu adalah awal penjualan japtem-nya!
Hanya butuh sekejap, suasana berat di alun-alun langsung lenyap.
"Ehh, apa-apaan itu, dia sedang menjual barang."
"Entah kenapa, aku khawatir."
Karena Weed telah mengumpulkan ketenaran besar seperti itu,
bahkan Prajurit dan Knight Morata telah muncul, dan menciptakan suasana yang
kaku. Ketika Weed mengeluarkan pedang secara tiba-tiba, kerumunan orang itu
menahan napas untuk waspada.
Sekarang, meskipun minat mereka terhadap Weed masihlah
sebesar sebelumnya, kemuraman telah menghilang. Atmosfir berisik dan riang pada
alun-alun itu telah kembali.
"Permisi."
Seorang Merchant yang telah melakukan bisnis di dekatnya,
berani angkat bicara. Di depan portal perpindahan, Weed dan Yellowy ditempatkan
di bagian paling tengah dari alun-alun.
"Ya?"
"Apakah kamu benar-benar God of War Weed?"
"Heh, bayangkan saja sendiri."
Weed tak menyangkalnya. Namun, si Merchant yang telah
bertanya mengangguk.
"Sepertinya, kamu bukanlah dia."
"Dia mengatakan jika itu bukanlah dia, kan?"
"Ya, itu bukan dia."
"......"