LMS_V21E06P04
6. Keajaiban dari Pemberian Kehidupan (4)
Sebelum menara hidup meminta sebuah nama pada Weed, sesuatu
terjadi.
- Sebuah patung yang dibuat dengan darah dan keringat. Tak
ada bedanya dari patung lain, kita adalah satu tubuh.
- 'A Serene Tower Waiting for a Hero' menggunakan kekuatan
Art. Kekuatan kehidupan telah didistribusikan pada semua patung.
Saat Weed menyaksikan, banyak retakan kecil muncul di
permukaan patung Knight yang kemudian terbuka dan terpecah. Setelah beberapa
saat, patung-patung itu mulai bergerak mengumumkan jika patung itu telah hidup.
Menyaksikan sebuah patung hidup dilahirkan, sangatlah menawan tak peduli berapa
kali kamu menyaksikannya.
Tapi, proses itu belum selesai. Dari Knight itu lebih banyak
retakan menyebar ke patung lainnya.
"Mungkin ini adalah?"
Makhluk raksasa, berbagai monster, serangga. Debu yang
menutupi patung-patung mulai bergerak. Berbagai patung dalam jumlah besar yang
diberi kehidupan, menghembuskan napas pertama mereka.
Patung-patung itu telah hidup, seolah-olah waktu yang lama telah
dihabiskan, terpaku di satu tempat hanyalah sebuah kebohongan. Hal ini terjadi
bukan hanya di lantai menara di mana Weed berada, semua patung yang ada di dalam
menara, semuanya telah hidup.
*Ding!*
[- Karena skill Sculpture Life Bestowal, sang Sculptor telah
memberikan kehidupan kepada semua patung didalam Patung Menara.3
- Karena 'A Serene Tower Waiting for a Hero' berbagi
kekuatan kehidupannya, HP miliknya akan menurun hingga setengahnya.]
Kepada Weed, masing-masing dari berbagai patung hidup dalam
jumlah yang banyak. Menunjukkan padanya rasa terima kasih mereka atas karunia
kehidupan dengan cara yang berbeda. Beberapa patung menunjukkan padanya mulut
atau moncong yang dibuka, yang lainnya mengibaskan ekor mereka. Beberapa
melambaikan pedang, atau membuat suara gemuruh yang memenuhi udara.
Di tengah-tengah pemandangan mencengangkan yang sedang terjadi,
si Patung Menara dengan tak puas berkata.
"Kenapa tubuhku begitu kotor?"
Karya seni yang suka tetap bersih itu sedang sibuk
mengibaskan debu. Patung-patung lain juga membersihkan debu menempel di kepala,
bahu, dan tubuh mereka.
Weed akan lebih dari bersedia untuk membawa mereka ke sumber
air panas. Dia bahkan akan menggosok punggung mereka. Para patung hidup
semuanya berbicara pada saat yang sama.
"Master, berilah aku sebuah nama."
"Master, terimakasih karena telah melahirkanku. aku
akan setia melayanimu dengan sepenuh hati."
"Master, siapa namaku?"
"Keu keu keu. Siapa yang harus aku lawan
bersamamu."
Sudah jelas jika dengan jumlah mereka yang begitu banyak,
hanya memberi mereka nama satu per satu bukanlah tugas yang mudah.
Berguling-guling di lantai adalah seekor monster laut besar
yang menyerupai lumba-lumba, seekor raksasa api masterpiece, yang menyemburkan
api setiap kali berbicara. Tak ada satupun yang memiliki ukuran atau tampilan
mirip, setiap patung hidup berhamburan tak karu-karuan layaknya sedang terjadi
kekacauan.
"Namamu adalah..."
Weed memutuskan untuk menunda membuat nama. Dengan berbagai
macam patung itu, akan sulit untuk mencocokkan karakteristik masing-masing. Lebih
banyak waktu dan pertimbangan hati-hati, untuk setiap nama harus dilakukan
nanti.
"Masalah nama, lain kali saja."
"Itu akan sulit untuk memanggil kami."
Patung Knight berbicara dengan sopan, dia menginginkan nama.
Sebuah nama adalah hal yang penting demi kehormatan.
"Untuk saat ini, aku hanya akan memanggil kalian, Hei
kau, Dude, Kau di sana, dan sebagainya."
"......."
Karena Weed itu bukanlah orang yang memahatnya, si patung
Knight tak memulai dengan loyalitas yang tinggi terhadap dirinya.
Para Knight meganggap kehormatan adalah hal yang sangatlah
penting, memperlakukannya secara ringan sangatlah sulit, bagi mereka untuk
menahannya. Tapi Weed benar-benar tak punya banyak waktu.
"Beberapa saat lagi, kita mungkin akan segera bertempur
dalam sebuah pertempuran, jadi mari kita menunda penamaan yang tepat, sampai
nanti."
Pemikiran pertempuran yang akan datang menyebabkan mata dari
para makhluk patung itu berkilauan. Untuk saat ini, Weed bersiap-siap sambil
memikirkan pertempuran darat dan pertempuran laut dalam pikirannya.
"Pokoknya, anggap saja area ini mengalami kerusakan,
mungkin tak akan ada kematian sia-sia. Untuk saat ini aku akan melanjutkan
seperti yang direncanakan."
* * *
Para bajak laut sedang menjaga pangkalan untuk sementara
waktu. Berlabuh dalam barisan yang panjang di Unfreezing River adalah
kapal-kapal bajak laut dan kapal-kapal dari Armada II Kerajaan Haven.
"Ini benar-benar membosankan."
"Kapan mereka akan menangkap Weed? Kita hanya menjaga
kapal-kapal ini, bahkan, jika sesuatu terjadi, kita bahkan tak tahu."
"Tunggu saja sebentar lagi. Kabar baiknya pasti akan
segera datang. Weed hanya harus mati, maka setelah kita kembali ke rumah, kita
akan memiliki sesuatu untuk disombongkan."
Bajak laut yang tak puas, mengeluh sambil menarik kartu dari
dek. Di tengah malam, perjudian adalah cara untuk melewatkan waktu saat tak ada
lagi yang bisa dilakukan.
Ketika mereka pertama kali datang ke Las Phalanx, itu tampak
seperti menangkap Weed akan sangat mudah, tapi hal itu tak berjalan dengan
baik. Weed terbukti cukup cerdik, dan bisa menyelinap dari mereka dengan mudah.
Dungeon bawah tanah yang sangat besar dan luas dari Las Phalanx dimanfaatkan
untuk memancing mereka masuk ke dalam perangkap.
Ada kemungkinan jika para Thief dan Assassin mungkin bisa
melacak Weed, tapi kemungkinan besar mereka tak akan bisa melakukannya.
Mengikuti jejak yang tertinggal di tanah adalah salah satu cara terbaik untuk
memburu target. Namun, jejak-jejak palsu yang Weed tinggalkan telah membuat
pelacakan menjadi begitu sulit, mereka bahkan belum bisa mendekati Weed.
Jejak-jejak yang ditinggalkan oleh monster, player, pelaut,
dan bajak laut telah benar-benar bercampur jadi satu.
"Tapi, karena dia sudah terkurung, itu hanyalah masalah
waktu sampai kita menangkap dirinya. Mereka sudag menyelesaikan peta dungeon
bawah tanah, jadi sekarang setiap area bisa dengan cepat dicari."
"Ya ok, tapi akankah itu cukup? aku tak berpikir jika
reputasi milik Weed hanyalah omong kosong belaka. Sepertinya Guild Hermes
mengalami saat-saat menyakitkan yang nyata sekarang."
"Ah hem ahem!"
Salah satu bajak laut tiba-tiba berdeham keras dan berdiri
dari tempat duduknya. Para bajak laut lainnya memahami isyarat tersebut dan
bangkit dengan cepat juga. Pemimpin para bajak laut, raja bajak laut Griffith
terlihat berjalan ke dermaga selama beberapa saat.
"Lapor! Tidak ada masalah saat bertugas pak."
Griffith berjalan dan menepukkan tangannya di masing-masing
bahu mereka.
"kalian telah bekerja keras."
"Tidak sama sekali, Pak."
Griffith mengenakan topi seorang Laksamana Bajak Laut.
Sebuah topi dengan persyaratan yang diketahui di atas level 400, yang mana
membuat para bajak laut lainnya hanya bisa merasa iri.
"Apa yang membawamu ke sini pak?"
"Di sana pengap, jadi aku keluar untuk mencari angin
bersih dan udara segar."
Suara Griffith secara sengaja terdengar dalam dan serak,
seolah itu adalah kebohongan.
"Apakah kamu akan naik kapalmu?"
"Ya, kapalku..."
Griffith berhenti berbicara dan ragu-ragu sejenak.