LMS_V22E01P02

1. Tas Mermaid (2)
Para Mermaid yang sudah memutuskan pilihannya, melompat ke
laut. Dan setelah waktu yang lama, mereka muncul kembali dengan membawa tas
emas. Beberapa Mermaid kembali dengan barang-barang antik yang sangat tua.
Ada keramik yang dibuat secara khusus, emas, senjata, armor,
peta tua, dan bahkan liontin magic!
"Hmm, aku tak yakin apakah aku bisa menjual ulang
benda-benda ini, karena sebagian sudah berkarat. Aku akan benar-benar akan rugi,
jika melakukan barter dengan benda- benda sejelek ini. Tapi, karena baju-baju ini
sangat sesuai dengan kalian. Oke lah, aku setuju dengan barter ini. "
- Terima kasih.
Weed mampu memeras mereka dengan sejumlah keuntungan yang
memuaskan. Mermaid yang tinggal di lautan lepas bukanlah makhluk dengan
kecerdasan rendah. Mereka tak hanya mengendalikan hewan-hewan laut, semua
bangkai kapal juga mereka kuasai, dan ambil isinya. Tak ada pelanggan lain yang
lebih baik daripada mereka.
- Aku tak berpikir pakaian ini cocok denganku.
Beberapa Mermaid menggelengkan kepala, dan meletakkan
pakaian kembali, setelah mencoba mengenakannya.
Tentu saja!!
Tekstur atau bentuk pakaian tidaklah cocok dengan para
Mermaid, karena pakaian yang Weed jual dirancang untuk manusia!!
Setiap kali hal seperti ini terjadi, Weed menampilkan
ekspresi prihatin di wajahnya, dan mengambil kembali pakaian tersebut.
"Terdapat jejak kecantikan wajahmu, yang tertempel pada
pakaian ini ... Jadi, akan sangat sayang jika kamu tak membelinya."
Dia mulai menyanjung para pelanggan dengan gombalan yang
indah dan puitis!
Dan akhirnya, Weed mampu menjual pakaian dari Las Phalanx
tanpa hambatan berarti. Selalu ada pilihan untuk membawanya kembali ke Morata,
dan menjual pakaian-pakaian itu di sana. Tapi, menjual Item tipe-armor tidaklah
menguntungkan karena standar di sana. Jadi, dia bisa menuai keuntungan yang
lebih besar dengan menjualnya pada para Mermaid. Tentu saja, ada beberapa
Mermaid yang miskin.
"Apakah kamu tak punya uang?"
- Tidak, kami tak punya apa-apa.
Para Mermaid muda, yang tampaknya tak lebih dari sekumpulan
gadis kecil, mondar-mandir dengan ekspresi penyesalan di wajahnya. Weed
menyukai para Mermaid muda itu, karena mereka adalah pelanggan yang hebat.
Seorang pedagang yang baik harus mampu menjual, sembari memahami
keadaan pelanggan mereka. Jika terpaksa, Weed akan mendesak para pelanggan
lemah untuk membeli barang dagangannya. Tapi, dia masih berbaik hati untuk
memberikan diskon dan penawaran spesial pada para pelanggan.
[Kamu sudah membeli Item ini!
Ini adalah Item unik yang khusus dibuat hanya untukmu di
seluruh benua ini!
Lupakan tentang hidupmu sampai sekarang. Kamu akan terlahir
kembali segera, setelah kamu memegang tas ini.
Mari kita lihat seberapa buruk penampilanmu, jika pergi
tanpa membeli tas ini!
Motivasi ini yang akan mendorong aku untuk berbicara manis!]
Pikiran Weed tercermin oleh tindakan dan perkataannya,
sehingga Mermaid tak punya pilihan selain mengambil tas tersebut.
Mengatasi Mermaid muda, dia berbicara se-manis mungkin.
"Hei, kalian bisa menangis, kan?"
- Yah, kami tak sering menangis, tapi terkadang iya.
"Kumpulkan beberapa air mata kalian untukku. Lalu aku
akan memperbolehkan kalian mendapatkan tas ini."
- Kami mengerti.
Air Mata Mermaid adalah item langka. Air mata Mermaid yang
mengkristal, akan berubah menjadi mutiara. Dan setelah diolah menjadi barang
kerajinan, maka tak akan ada barang lain yang sebanding dengannya.
Itu benar-benar harta karun laut yang akan menghasilkan Fame
dan statistik Trade yang tinggi, saat dijual di daratan!
Dia bahkan menceritakan kepada para Mermaid muda beberapa
kisah, layaknya paman pendongeng yang ramah.
[Dahulu kala, hiduplah seorang pangeran di kerajaan yang
disebut Nephyllos.
Dia tinggi, tampan, dan santun, semua perempuan di kerajaan
itu tergila-gila pada dirinya. Para wanita itu merasa puas, hanya dengan
melihat sang pangeran, setiap kali dia berjalan-jalan kota. Karena mereka
benar-benar bisa melihat pangeran yang bersinar, ini semua berkat pakaian bagus
yang dikenakannya.
Seorang wanita yang menjual apel di pasar, bernama Helen,
juga menyukai sang pangeran. Dia adalah seorang wanita lugu, yang senyumnya
cukup manis. Namun, dia tak bisa mengungkapkan perasaan yang tersimpan di dalam
hatinya.
Wanita itu melakukan berbagai macam pekerjaan, dari mencari
nafkah, sampai menyelesaikan pekerjaan rumah tangga di bawah perintah ibu angkatnya.
Ini terjadi setelah ibu kandungnya
meninggal karena penyakit.
Dia sering terbangun untuk memetik apel di pagi buta, dan
dia tak boleh kembali ke rumah, sampai larut malam. Dan kalau semua apel tersebut belum laku
terjual.
Sembari memakan apel cacat dan mentah yang tak dapat dijual,
dia harus menjual apel-apel lainnya yang bermutu bagus.
"Apel segar. Apel matang. Siapa mau?? "
Apel yang dijual Helen rasanya manis layaknya madu. Karena
apel-apel tersebut mencerminkan ketulusan hatinya. Bahkan roh-roh hutan
memberkati apel yang ia petik.
Dan ketika apel Helen menjadi populer dan lebih banyak orang
ingin membelinya, dia harus bangun lebih awal untuk memetik apel. Bahkan, sang
pangeran yang sedang berjalan pada waktu itu, mengunjungi toko apel tersebut.
"Nona muda, kamu harus membayar pajak reguler....
tidak, aku datang ke sini setelah mendengar pujian tentang apel lezat yang kamu
jual."
Lantas Helen mengusap apel merah matang dengan handuknya,
dan memberikannya kepada sang pangeran.
Setelah makan apel sampai puas, dia pun berkata.
"Aku akan mengadakan... pesta dansa, Sabtu ini. Tapi,
karena aku belum menemukan pasanganku, bolehkah aku mengundang dirimu, untuk
bergabung denganku?"
Pangeran mencoba untuk menjemputnya. Tidak, dia memintanya
untuk pergi berkencan.
Helen tak tahu apa yang harus dilakukan, lantas dia pun
menjawab.
"Maafkan aku, tapi aku punya beberapa hal yang harus
dikerjakan. Jadi, aku tak punya waktu."
Karena gadis itu memiliki saudara-saudara tiri dan ibu
angkat yang membenci dirinya.
Sang pangeran berbicara lagi.
"Tapi hari Sabtu adalah hari libur, dan kamu tak harus
bekerja pada hari itu. Semua orang akan mendapatkan libur, karena Yang Mulia
Raja berulang tahun. Siapa yang membuat dirimu bekerja begitu keras?"
Pangeran itu tak hanya tampan, tapi dia juga bijaksana.
Latar belakang Helen cukup terkenal sampai ke seluruh kerajaan, sehingga sang
pangeran sangat mengerti situasi yang sedang dihadapi wanita itu.
"Tak ada yang boleh memaksamu untuk terus bekerja. Karena
mereka tak bisa mengabaikan perintahku, sebagai seorang Pangeran."
Ibu angkat dan saudari-saudari angkatnya menjadi pucat
layaknya hantu. Mereka tak berani untuk menahan Helen di teluk, dan mengabaikan
peringatan dari sang pangeran. Akhirnya, Helen diizinkan untuk menghadiri pesta
dansa tersebut.
Dan hari Sabtu yang dijanjikan itu pun datang.
Sang pangeran menyukai wanita yang lembut itu, dan Helen
yakin bisa hidup bahagia dengan sang pangeran. Namun sayangnya, Helen masihlah
tak bisa menghadiri pesta dansa itu.
Hanya karena dia tak memiliki tas yang bagus untuk
menghadiri pesta dansa.]
Suatu perubahan alur cerita yang dipaksakan!!
Para Mermaid muda mencapai puncak emosi mereka, dan mulai
menangis.
-Whaaaaa
-Hiks...hiks
Weed dengan rajin mengumpulkan air mata yang jatuh ke dek
dalam sebuah botol. Sebagai pertukaran untuk air mata itu, Weed memberikan
pakaian, tas, dan aksesoris yang dijual layaknya pancake.
Tidak termasuk benda-benda yang bisa dijual secara normal,
dia mampu merogoh keuntungan setidaknya 35.000 Gold!