LMS_V22E02P03
2. Konstruksi Besar (3)
Berkat Weed menghadapi monster tersebut, mereka terbiasa
pada party ini sekarang. Cerberus mengibaskan ekornya dan bertindak santun.
Lidahnya bahkan menjilat tangan Surka.
Dia adalah seekor anjing besar yang mengerikan, jika terjadi
pertempuran, tak ada yang tahu seperti apa amarah yang akan dilepaskan si
anjing neraka. Saat mereka melakukan perjalanan ke Morata, setelah waktu yang
lama, mereka ingin makan daging. Sehingga, pada itu juga mereka bermain game
berburu.
Setelah Cerberus mengendus tanah, dia melompat ke
semak-semak. Tak sampai dua menit, dia datang kembali dengan babi liar di
rahangnya. Pada saat itu, Weed memberikannya nama.
"Kau akan diberi nama Hunting Dog/anjing pemburu."
Dia memberi nama seenak perutnya sendiri!
Tapi teman-temannya tak tahan melihat Weed memberikan nama
dengan semena-mena.
"Apa-apaan itu? Kamu memberikan nama yang begitu
ambigu."
"Dia menyerupai Cerberus. Jadi, namanya adalah
Cerberus."
Bellote dan Romuna protes, tapi Weed tak mendengarkan.
"Tidak, aku juga tak ingin nama seperti itu."
"Kenapa? Apa alasanmu tak ingin memberikan nama
Cerberus padanya?"
"Karena nama itu terdengar menjengkelkan bagiku."
Bagi Weed, anjing hanyalah sebongkah daging. Dan saat musim
panas tiba, loyalitas mereka bisa berkurang. Karena dia adalah seekor anjing
pemburu, maka nama terbaik adalah Hunting Dog!
Namun demikian, teman-temannya memanggil anjing itu dengan
sebutan Cerberus, dan dia mengibaskan ekornya untuk menyatakan jika dia
menyukai nama itu. Pada akhirnya orang-orang memanggilnya dengan nama Cerberus.
Weed memberikan nama pada Patung Hidup lainnya, di tengah
malam.
"Mari kita sebut dirimu dengan nama: Countryside Snake /Ular
Pedalaman."
Seekor ular elegan dengan puluhan corak pada tubuhnya,
diberi nama Countryside.
"Mari kita memanggilmu dengan nama: Worm/cacing."
Death Worm. Saat menggali ke dalam tanah, tubuhnya menjadi
rakasa kolosal yang bisa tumbuh hingga 200 meter. Ketika dia diberikan nyawa di
Las Phalanx, ukurannya hanya sekitar 1 meter.
Saat dia mengkonsumsi makanan, tubuhnya tumbuh hingga 8
meter. Saat memancing, Zephyr ingin menggunakannya untuk umpan. Tapi sekarang,
tubuhnya begitu besar. Bahkan, umpan itu bisa menelan seekor ikan paus.
Sejauh ini, Death Worm adalah monster yang belum pernah
tertangkap sebelumnya.
"Haruskah aku memanggilmu Dolsoe?"
dia hendak memberikan nama Dolsoe pada seorang ksatria, tapi
dia meminta pendapatnya terlebih dahulu.
"Ksatria adalah orang penyendiri dan memiliki rasa
kebanggaan yang kuat, jika aku memberikan sembarang nama, ksatria itu akan
meminta kebebasan dan bisa saja pergi."
Ksatria itu langsung memberikan nama pada dirinya sendiri.
"Aku ingin dipanggil dengan sebutan Silver BlackSun /matahari
perak hitam."
"Alasannya?"
"Ini untuk mengenang sang pencipta yang telah membuat
diriku."
Loyalitas yang kuat, itu adalah nama yang tak akan
membuatnya berhutang pada seorang Sculptor.
"Baiklah Silver. Aku menantikan untuk bekerja sama
denganmu."
Untuk para patung yang akan bertualang bersamanya, dia
memberi mereka nama.
Sejak saat patung-patung hidup itu mendarat, mereka berburu
bersama di hutan bersama para Wyvern secara terpisah. Fire Giant yang
meninggalkan Las Phalanx untuk pertama kalinya dengan menunggangi Phoenix dan
Bingryong, tiba sebelum mereka dan berburu bersama di hutan yang besar.
"Ketika patung-patung hidup menjadi lebih kuat, aku
bisa membuat mereka melakukan banyak hal dan menghasilkan banyak uang!"
Weed telah tiba kembali di Morata. Tower of Light di gunung
timur, sebuah danau yang luas di mana terdapat Statue of Goddess Freya, dan
Grand Art Center di dalam kotanya.
Para player berkerumun di sudut-sudut jalanan.
Di masa lalu, di depan kastil hitam raksasa itu adalah
tempat di mana para vampir pernah tinggal. Terdapat beberapa runtuhan bangunan
dari suatu desa yang sederhana. Tapi sekarang, terdapat jalan bata, trotoar,
dan area pemukiman yang sudah dibangun.
"Mari kita cepat pergi. Jika kita terlambat, kerumunan orang
akan menghalangi kita."
"Kita akan kembali pulang saat malam tiba, kan?"
"Ya. Pertunjukan di Tower of Light akan dimulai."
Anggota party terakhir yang telah berburu dan bertualang
bersama, kini sedang menunggangi sapi sembari menuju ke dungeon terdekat. Orang-orang
yang melewati perbukitan melalui jalanan bisa melihat daerah kumuh yang
jaraknya saling berdekatan.
Ketika Weed melihat gubuk itu, dia merasa seperti pulang ke
rumah.
"Ada cukup banyak peningkatan jumlah orang dan
rumah."
Dalam 5 petak, terdapat orang-orang yang berbisnis dan
menjual japtem. Peningkatan jumlah player sejak Weed pergi, dapat dengan mudah
dilihat.
Dia tahu jika papan buletin Royal Road, berbagai siaran dari
KMC, dan stasiun TV lainnya, membantu pertumbuhan Morata. Bagi dia, peningkatan
player hanyalah masalah waktu. Bahkan, sangatlah sulit untuk mengingat desa
sederhana yang dulu terdapat di sini. Toko-toko pun berkembang lebih besar
sekitar empat sampai lima kali, dari ukuran aslinya.
Mapan menjelaskan hal itu dari sudut pandangnya.
"Karena perang yang terjadi di Benua Tengah, kota
mendapat pemasukan berupa sejumlah besar player pemula. Di Royal Road, sebuah
survei untuk para player pemula menunjukkan jika tempat yang paling mereka
inginkan, untuk memulai permainan adalah Morata. Jadi, ini adalah tempat paling
favorit bagi mereka."
Dari sudut pandang pemula, perang yang terjadi di Benua
Tengah diselimuti kekacauan. Jadi, mereka memilih Morata daripada
kerajaan-kerajaan lain dari Benua Tengah.
Weed berjalan bersama kelompoknya ke gerbang, di sana
terdapat beberapa player pemula yang sedang berburu rubah dan kelinci, dan
mereka pun menghentikan aktivitasnya. Mata mereka terbelalak, karena mereka
melihat kelompok lain yang sedang masuk.
"Orang itu... Tak mungkin, bukankah itu Yellowy si
banteng?"
Bukannya mengenali para player berlevel tinggi, mereka malah
secara langsung mengenali si sapi berotot yang populer, bernama Yellowy!
Weed dak sedang berpenampilan sebagai Lich ataupun Orc, tapi
penampilannya yang normal. M eski demikian, dia menarik perhatian para penjaga
gerbang.
"Lord! Lord Morata telah kembali!"
Para player pemula berkumpul di sekitar mereka, dan rumor
menyebar sampai ke alun-alun. Para Merchant mengabaikan dagangannya, para
Dancer, Bard, dan Architect yang membantu membangun Morata berkumpul, para
Sculptor dan Painter berkumpul di sekitar Weed juga!
Sepuluh persen dari orang- orang yang berkumpul di
sekitarnya adalah para player yang sudah lama tinggal di Morata, dan Weed tak
memiliki cukup ruang untuk melangkah. Para player berkumpul di sekelilingnya,
layaknya warga desa menyambut seorang pahlawan yang pulang kampung.
"Weed, kami ingin mendengar pendapatmu, tentang apa
yang telah terjadi di Las Phalanx!"
"Ceritakan pada kami kisah tentang perseteruan dengan
Guild Hermes!"
Popularitas Weed jauh melebihi seorang pemimpin sekte,
meskipun mereka menontonnya di siaran TV, mereka semua ingin mendengar langsung
dari si narasumber.
"Setiap orang menungguku untuk bercerita."
Weed berpikir selama beberapa detik, lantas menggunakan
Lion's Roar.
"Aku pergi! Aku bertarung! Aku menang!"
Rasanya seperti ketika Order of Embinyu dikalahkan, dan
aliansi buatan telah tercipta!
Di antara para player Morata, ucapan Weed sangatlah
terkenal. Para player menyorakkan ucapan selamat, tapi saat euforia mereka
sedikit meredup, dia berteriak dengan Lion's Roar sekali lagi.
"Aku pergi! Aku bertarung! Aku memenangkan begitu
banyak uang! "