Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V22E03P07

gambar

3. Terompet Teuresec Pertanda Kemenangan (7)



Polon dan divisinya berpikir jika itu pasti terjadi, tapi mereka memiliki bala bantuan untuk bejaga-jaga kalau dia melarikan diri. Dia melakukannya karena mempunyai kesan yang tak terlupakan, akibat pertempuran ekstrim di Las Phalanx.
"Polon dan pasukan Knight miliknya ditambah tujuh orang Wizard."
Dia memerintahkan 200 Knight, tujuh Wizard, beserta 130 Mage. Bagi pasukan ini, menangkap Weed adalah hal mudah. Selain divisi Polon yang ia komando, dia juga bisa membawa seribu Ranger bersama dengannya.
"Tampaknya sedikit berlebihan... tapi, akan lebih baik untuk menanganinya dengan sempurna. Ini kita lakukan untuk menunjukkan kekuatan Hermes. "
Raphael memerintahkan Polon dan para Wizard untuk mengurus Weed.
"Menurut informasi, Weed akan mengerjakan quest Immortal Legion. Akan lebih baik jika kita tak membiarkannya meraih kesuksesan yang berujung pada sensasi publik."
Setelah itu, Raphael memerintahkan Polon untuk menangani situasi ini.
"Apakah tak masalah jika aku membunuhnya?"
"Tujuannya adalah untuk sepenuhnya menghancurkannya. Jika dia memiliki rekan-rekan lain, hancurkan saja mereka tanpa terkecuali. Lakukan apapun untuk mengganggunya."
Sebelumnya, Polon juga pernah memikirkan untuk melawan Weed. Mereka menunggu perintah seperti ini, sembari menahan diri untuk mengejarnya dengan sekuat tenaga.
"Tentu. Aku akan mengurusnya sampai tuntas."
Polon sudah menyiapkan para Knight dan Ranger dalam kondisi siap, dan segera setelahnya para Wizard bergabung. Lantas, mereka pun pergi melaksanakan perintah.
Mereka terlambat datang di Las Phalanx dan medan pertempuran di sana merupakan kerugian besar. Dan tak ada yang berpikir jika lokasi geografis akan digunakan untuk melawan mereka, baik di darat maupun laut.
Jadi, sekarang mereka menyamar terlebih dahulu untuk mengumpulkan informasi tentang kedatangan Weed, sembari berburu.
* * *

Festival malam Morata belum berakhir. Lampu terus menyala di malam yang terang, dan pasar malam masih berlangsung. Weed memasak sup seafood khusus dengan menggunakan makanan tersisa untuk party-nya.
"Kalian makan banyak. Minuman keras ini juga dibuat di Las Phalanx."
Biasanya, dia mengeluarkan minuman keras yang tak bisa dibedakan harganya oleh teman- temannya. Banyak tulang rusuk yang digunakan yang berasal dari Bollard dan Tairbeth.
Walaupun mereka tak makan selama dua hari, statistik mereka tetap akan naik sebesar 20, dan masakannya secara mengejutkan menambahkan sampai dengan 30 poin. Namun, rasa masakannya bisa membuat mereka menelan ludah.
Surka dengan naif bertanya.
"Kamu benar-benar tak menjual ini? Apakah aku sungguh bisa memakan ini?"
"Ya. Aku sengaja memasaknya, jadi makanlah sebanyak mungkin."
Kata-kata yang keluar dari mulut Weed membuatnya seakan-akan jadi seorang kakak!
Dia tak pernah mengira mendapatkan terompet itu, jika dia mengetahuinya sejak tahun lalu, dia pasti akan merasa sangat senang.
"Terima kasih, aku akan makan sampai kenyang."
Awalnya dimulai oleh Surka kemudian Pale, Mapan, Zephyr, Hwaryeong, Irene, Romuna, dan diselesaikan oleh Maylon dengan merobek semua tulang rusuknya.
Seoyoon juga makan iga di sudut meja, dengan menggunakan garpu dan pisau. Jika mereka adalah para Geomchi, mereka mungkin tak akan bisa menjaga martabat dan kesopanan mereka.
Mereka akan merobek tiga tulang rusuk setiap kali makan, dan masih menunggu hidangan tambahan. Weed memiliki keyakinan yang tegas jika dia tak akan memberikan iga secara gratis!
"Dia pasti segera berbicara tentang hal itu...."
"Apakah dia mengatakan untuk membayar hidangan iga ini? Tapi jika rasa dan gizinya seperti ini, maka seharusnya ada banyak pelanggan yang ingin memakannya?"
Namun, tidak ada gunanya menyebabkan masalah yang merepotkan. Bagi Weed, dia hanya harus memanggang Barbeque Korea.
"Ini khusus aku berikan pada rekan-rekanku yang terus berada di sisiku."
Dia bahkan tak membayangkan jika mereka akan datang ke Las Phalanx. Itu karena kepercayaan dan kepedulian yang mereka berikan padanya di Lautan Lepas, jadi inilah yang dia lakukan sebagai balasannya. Jadi, saat berada di Morata, dia membeli bumbu rempah-rempah untuk menyempurnakan rasa hidangan iganya.
"Permintaan macam apa yang akan dia ajukan pada kita..."
"Apa kamu berpikir jika itu akan terjadi sekarang?"
Mereka tahu betul jika tak mungkin Weed akan memberikan makanan secara gratis. Sehingga mereka pun gelisah saat Weed terus memasak Barbeque Korea.
* * *

Para Geomchi sedang berlatih di tepi laut. Mereka mengayunkan pedang pada gelombang ombak, dan berlarian di pantai melalui gelombang dengan batu berat di punggung mereka.
"Hei! Lihatlah otot-otot itu. "
Para player cewek berseru saat mereka lewat. Di Royal Road, orang-orang yang tahu nama Geomchi yang berada di resor, mendengarkan jika mereka sedang melatih bentuk tubuh.
"Fame kami tidaklah begitu buruk."
"Hari ini adalah hari terakhir untuk latihan. Pada malam hari, ayo pergi ke bar dan memesan sepuluh kali jus buah untuk diminum."
"Yap!"
Para praktisi didorong memulai pelatihan untuk meningkatkan Vitality mereka. Bahkan, ketika melakukan perburuan, mereka cukup mengabaikan hal-hal seperti itu. Tapi, selama pertarungan di laut, jauh lebih sulit untuk melawan monster laut.
*Ding!*
[Mengambil pelajaran melalui cara ekstrim untuk melatih tubuh dengan cara kuno mandiri. Ini akan memungkinkan pertumbuhan fisik melalui pelatihan.
Tingkat Kesulitan:
Quest pelatihan profesi.
Hadiah:
Untuk 200 hari magang, akan meningkatkan skill tempur dan statistik seseorang
Persyaratan Quest:
Quest terbatas untuk Martial Artist]
Setiap kali para Geomchi melihat monster, mereka akan melawannya tanpa peduli seberapa tinggi level monster tersebut. Dan itu menyebabkan mereka berulang kali menang atau kalah. Pertumbuhan tersembunyi mereka dikaitkan dengan seni bela diri.
"Dengan kebugaran fisikku saat ini. Aku punya kesempatan untuk menjadi kuat. Mulai hari ini, akan ada pelatihan khusus."
Sejak hari itu, Geomchi terus berlatih. Bahkan sama dengan melawan monster laut, para praktisi dan instruktur hampir menjalani quest yang identik.



< Prev  I  Index  I  Next >