Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V23E05P05

gambar

5. Lembah Death Knight (5)



"Karena tingkat kesulitan questnya begitu tinggi, aku menyarankan semua orang harus bekerjasama sekarang."
Para Necromancer yang berkumpul memilih Jeanne sebagai pemimpin dan kapten mereka, untuk ekspedisi itu.
"Setelah memberiku tanggung jawab untuk quest yang sulit ini, aku akan berusaha sebaik mungkin."
"Dengan Jeanne-nim yang bertanggung jawab, aku merasa lega."
"Pertama-tama, aku rasa kita semua harus memutuskan waktunya."
Mereka memutuskan untuk memulai quest tersebut sembilan hari kemudian, ketika sebagian besar Necromancer yang dapat terhubung. Mereka juga berbicara dengan sisa player yang ada di Kapua. Membantu mereka di sana, sehingga banyak player yang bisa bergabung dengan mereka 9 hari kemudian.
Mereka tak membuang-buang waktu dengan menunggu sampai waktu yang disetujui untuk quest tersebut. Jeanne, Otem, Harien, Goshu, bersama dengan beberapa player pergi ke habitat Furgol untuk memata-matai.
Rencana mereka adalah menargetkan serbuan besar pada habitat Furgol menggunakan orang dan undead sebanyak mungkin!
Itu tampaknya sederhana, tapi tak ada lagi yang bisa dilakukan. Weed mendengar tentang ini beberapa saat kemudian, tapi dia tak bisa menemukan kesalahan pada rencana tersebut.
'Para player berlevel tinggi sangat paham bagaimana mengurus diri sendiri.'
Sampai saat itu, yang harus Weed lakukan adalah membuat dirinya sendiri sibuk dengan berburu.
'Dengan begitu banyak yang pergi mengintai, bagianku menjadi lebih besar!'
* * *

Kaaaa-ak!
Kurururararara!
Di pegunungan dan hutan yang cukup jauh dari Morata, tempat itu penuh monster.
Beberapa player dari Morata datang untuk berburu dalam sebuah party, tapi tak ada yang berani untuk pergi lebih dalam. Para Adventurer berlevel tinggi menyerah, karena mereka hanya tertarik pada eksplorasi dungeon yang menghasilkan harta, Fame, dan exp.
Saat monster di pegunungan atau hutan berkembang biak, mereka datang ke desa, menghancurkan, dan menurunkan ketertiban umum. Tetapi suatu hari, monster-monster itu mengalami malapetaka. Beberapa patung hidup seperti Bingryong, Wyvern, dan Phoenix mulai memburu mereka.
"Mereka sangat lezat."
Para monster dilahap kebiadapan.
"Mereka memberi banyak uang juga."
Tak ada yang bisa menolak godaan uang.
"Kita harus bertahan hidup."
Mereka secara khusus mempedulikan tentang keselamatan mereka.
Ketika Kekaisaran Arpenian masih ada di masa lalu, ada banyak patung hidup di seluruh benua. Seiring berlalunya waktu, mereka kehilangan asal-usul mereka, menjadi monster atau menetap sebagai ras baru dengan budaya baru. Beberapa tak makmur dan menghilang secara bersamaan/punah.
Dengan sejarah seperti itu di belakang mereka, para patung hidup ini mengerahkan segalanya ke dalam pertumbuhan mereka untuk menyelamatkan diri mereka.
"Gol Gol Gol Gol, aku datang!"
Menunggangi Yellowy, Geumini muncul ke tempat di mana Bingryong, Phoenix, dan Wyvern berada.
"Geumini!"
Wah3 mendekat pertama kali dan menyambutnya dengan mengusapkan wajahnya. Wah3 mengira dia hilang ingatan setelah dilahirkan kembali, tapi Geumini memeluk para Wyvern penuh sukacita.
"Senang sekali berjumpa kalian lagi para Wyvern, Gol gol gol."
Faktanya, semua itu adalah suatu tindakan untuk menipu Weed, jika dia kehilangan ingatannya. Sembari para patung hidup ini mengalami reuni yang menyentuh, mata tajam Wyvern menyadari perubahan dalam penampilan Geumini.
"Mata Geumini telah berubah."
Mata itu lebih besar dari sebelumnya. Bahkan memiliki kelopak mata ganda. Itu adalah hadiah spesial dari Weed, karena mengorbankan tubuhnya untuk menyelamatkan tuannya.
* * *

Para Necromancer yang mengintai habitat Furgol telah kembali.
"Ini bukanlah suatu quest yang mudah. Itu bukan sebuah habitat, tapi sebuah kerajaan."
Mereka mengatakan itu adalah benteng yang dilindungi oleh Warrior, penjaga, Mage, Shaman, dan maharaja Furgol juga.
Benteng itu dibangun di atas sebuah tebing. Mendakinya akan mustahil bagi para undead. Satu hal yang bagus tentang undead adalah selama ada mayat, jumlah mereka bisa menjadi tak terbatas.
Namun, tak hanya sulit untuk menghidupkan kembali para undead yang benar hancur yang jatuh dari tebing, mereka juga harus naik lagi dari awal. Itu adalah suatu quest di mana para Necromancer harus memulai penyerangan dan mengambil alih benteng!
"Untuk saat ini, itu mustahil, kita harus mencari metode lain."
Jeanne dan para Necromancer sedang melakukan diskusi serius. Pada saat seperti ini, Weed hanya menonton seperti biasa.
'Lakukan secukupnya, dan ikuti saja apa yang orang lain lakukan! '
Jika dia menunjukkan kemampuan yang besar, dia akan ditugaskan pada peran melelahkan.
"Aku hanya beruntung."
"Aku memiliki beberapa kekuatan untuk mengendalikan undead. Tapi, semua undead ini tak memiliki kecerdasan, sehingga siapapun bisa melakukannya."
"Aku? Bertarung di garis depan? Tidak terima kasih. Aku hanya mendukung, di samping begitu banyak undead. Bahkan, jika kemampuan berkuda dan serangan milikku terlihat kuat, itu tak akan sebanding melawan kekuatan dari undead yang bersatu."
Meskipun mereka melihat dengan mata kepala sendiri, dengan tetap mengulangi komentar yang meremehkan, dan kelemahannya sulit untuk diakui, dia pasti serius.
Sejujurnya, para Necromancer ini berpikir Weed adalah seorang Death Knight hebat. Tapi mereka berpikir dia bisa mencapai hal ini berkat undead yang mereka panggil.
Weed dengan cerdik menggunakan kerendahan hati untuk menghindari tugas yang sulit!
Perdebatan mereka berlanjut.
"Tak bisakah kita meruntuh benteng itu dengan mantra?"
"Aku hanya mengembangkan mantra pemanggilan undead, Corpse Explosion dan mantra kutukan..."
"Apa ada orang di sini yang memiliki mantra serangan atau dark magic level tinggi?"
"Aku tak punya mantra yang cukup kuat, yang bisa meruntuhkan benteng atau menghancurkan dinding..."
Necromancer bisa mempelajari dark magic. Tapi saat mereka mempelajarinya, sihir itu disertai dengan banyak pinalti. Di antaranya adalah Infamy yang tinggi dan Faith mencapai nol.
Reputasi dan moralitas menjadi negatif, dan itu juga memungkinkan untuk kehilangan sebagian Wisdom dan Intelligence.
Proses menguasai dark magic sangatlah unik, dibandingkan dengan sihir lainnya. Saat penguasaan dark magic meningkat dengan menggunakan binatang hidup sebagai persembahan, Infamy meningkat. Sementara statistik lainnya menurun saat level dark magic meningkat.
Necromancer sudah memiliki beberapa efek samping, hanya dengan Undead Summoning. Jarang sekali menemukan seorang player Necromancer dengan dark magic.
"Aku mempelajari dark magic sampai ke level 2..."
"Itu tak akan banyak membantu dalam pertempuran skala besar. Apakah tak ada orang yang memiliki dark magic lebih kuat?"
Dari 43 Necromancer, hanya 12 yang memiliki dark magic.
Sebuah dark magic sederhana, cukup bagus untuk memperkuat pemanggilan undead mereka. Sehingga, mereka mempelajarinya. Tapi, hanya ada dua player di antara mereka yang bisa menggunakannya secara langsung dalam pertempuran dan menimbulkan damage.
"Aku rasa kita tak punya pilihan, selain membawa semua undead kita dan bertempur."
"Jika seseorang mencapai sana dan memancing mereka, mungkin para Furgol ini akan membuka pintu gerbang dan keluar."
"Itu akan membuat segalanya menjadi lebih mudah. Pertama-tama, mari kita tetapkan waktunya dan saat sebagian besar Necromancer berkumpul, maka kita semua akan pergi."
Tanpa adanya peran yang ditetapkan, Weed hanya berdiri diam dan menonton. Dia bisa meningkatkan skill Blacksmith miliknya dengan menciptakan senjata perang, tapi itu tak akan banyak berguna pada poin ini.
Dia bisa mengumpulkan semua material yang diperlukan di sekitar sini untuk membuat senjata perang. Tapi masalahnya, terletak pada siapa yang bisa mengoperasikan senjata tersebut.
Terlalu sedikit Necromancer yang ada di sini. Dan itu tak seperti mereka bisa mengerahkan undead mereka untuk menangani senjata perang. Skeleton memiliki kecerdasan yang rendah, dan mereka hanya bergerak berdasarkan naluri mereka. Mereka sepenuhnya tak berguna di luar pertempuran.
Dullahan, kepala mereka saja tak berada pada tempatnya. Mereka bergerak sambil memegang kepala mereka di tengan mereka. Jadi bagi mereka, mustahil untuk membidik.
Death Knight, dengan kecerdasan mereka yang relatif tinggi akan berguna, tapi mereka sudah cukup sibuk memimpin para undead lain dalam pertempuran. Di atas semua itu, setelah senjata perang dibuat, ada sebuah masalah dalam logistik.
Kelemahan kritis Necromancer adalah mereka tak memiliki perisai sihir yang layak, jadi senjata perang ini sangat rentan terhadap tembakan mantra musuh. Senjata perang sepenuhnya tak berguna, jika tak ada orang yang mengoperasikannya atau melindunginya.
Umumnya, peperangan adalah suatu pertempuran di mana pihak penyerang memiliki keuntungan sebesar tiga kali lipat.



< Prev  I  Index  I  Next >