LMS_V23E06P01 Benteng Furgol
6. Benteng Furgol (1)
Otem memimpin jalan. Sementara para Necromancer yang lain,
mengikutinya sambil membawa undead mereka.
Di lihat dari kejauhan, pemandangan dari pasukan besar yang
terdiri dari para undead yang mengikuti mereka bisa terlihat. Weed dan para
undead bawahannya juga mengikuti di barisan belakang. Skeleton, Dullahan dan
Death Knight bergerak bersama Weed, yang dengan gagah berani menunggangi kuda
hantu miliknya.
Itu tak bisa disebut jika mereka memiliki jumlah yang besar,
tapi mereka adalah para prajurit elit yang ditempa melalui
pertempuran-pertempuran sulit.
Elite Skeleton dan Elite Death Knight pengawal!
"Keuuu, tuan telah memerintahkan kita untuk berkumpul
dan mengikutinya."
"Semuanya, bergerak lebih cepat."
Para undead takut pada Weed. Itu bukan hanya karena Charisma
dan Leadership miliknya, tapi juga karena kehendak kuat yang dia tampilkan
dalam pertempuran!
Itu juga karena mereka menyaksikan perilakunya yang sembrono,
dalam menjatuhkan pasukan musuh. Meskipun itu berarti menempatkan para undead
dalam bahaya.
[Rasa takut yang dirasakan oleh pasukan undead: 87%]
Dengan adanya rasa takut tersebut sudah cukup memotivasi
mereka dalam pertempuran, dan membuat mereka mengikuti Weed dengan setia.
Dalam pertempuran-pertempuran besar saat satu titik telah
runtuh, itu bisa menyebabkan reaksi berantai dan menghancurkan seluruh formasi.
Meskipun hal ini tak sering terjadi, rasa takut membantu mencegah terjadinya
situasi semacam itu.
"Uhuk, jaraknya cukup jauh."
Hanya mendengar Weed batuk saja, sudah menyebabkan para
Skeleton menggigil, layaknya pepohonan di musim dingin.
Para Skeleton berjalan sambil menyeret pedang mereka di
tanah, sementara itu para Dullahan dan Death Knight melindungi bagian samping
dan belakang. Hal itu tidaklah diperlukan, tapi melihat hal itu, dia menilai jika
itu akan lebih baik untuk bergerak dalam formasi. Sehingga, dia memerintahkan
mereka untuk melakukannya.
Berbagai undead yang lain berhamburan atau berkumpul,
tertinggal di belakang yang lainnya. Dan pada dasarnya melakukan sesuka hati
mereka.
Itu adalah hal yang tak biasa bagi para Necromancer untuk
membawa undead mereka. Mereka telah menetapkan tempat berburu dan tak bergerak
jauh dari tempat itu. Para Necromancer harus fokus beberapa kali dalam
mengendalikan para undead.
Weed memberitahu mereka untuk berkumpul mengikutinya, tapi
masih saja ada beberapa yang terpisah.
"Cepat, bergeraklah."
"Tuan telah berbicara. Jangan keluar dari
posisimu!"
Para Death Knight dan Dullahan mengulangi perintah Weed dan
mengkomando mereka. Ketika bergerak, mereka menemukan kolompok Furgol
pengintai, tapi para Necromancer meluncurkan sihir mereka untuk menghabisi
mereka.
"Kita harus menghemat Mana, jadi tolong bertarunglah
secukupnya saja."
Saat mereka bertemu lebih banyak kelompok pengintai, para
Necromancer mengurangi penggunaan mantra serangan mereka, untuk menghemat Mana.
Hasilnya, beberapa Furgol selamat dan melarikan diri.
"Beritahu kastil tentang invasi undead!"
"Mereka datang!"
Ada jarak cukup jauh di antara para Furgol, jadi mereka harus
menyerang mereka dengan sihir.
Weed mengernyit, sambil melihat mata-mata selamat yang
melarikan diri.
"Hal ini akan menghasilkan sesuatu yang buruk."
Para Necromancer berusaha menenangkan kekhawatiran mereka.
"Jangan khawatirkan tentang kelompok pengintai. Tak
peduli apa yang kita lakukan, tak mungkin mereka tak mengetahui, kalau kita
mendekat."
Otem yang bertanggung jawab atas perjalanan ini. Para
Necromancer berlevel tinggi yang lain menunggangi gerobak, yang ditarik oleh
para undead dan mengisi ulang Mana mereka dengan bermeditasi.
Selain mempercepat regenerasi Mana, meditasi juga bisa menggandakan
maksimum Mana milik player secara sementara.
Bisa dikatakan, itu adalah sebuah skill yang harus dimiliki
untuk menggunakan mantra berkelas tinggi, atau bersiap untuk pertempuran besar.
"Ketika para mata-mata mendekat, kirim sebuah unit
undead untuk memburu mereka. Untuk sekarang ini, mari kita menghemat Mana saat
masih dalam perjalanan."
Mengikuti instruksi Otem, para Necromancer berfokus pada
pergerakan mereka bersama undead mereka, dan mengabaikan para Furgol.
Beberapa kelompok pengintai mendekat sangat dekat dan
berakhir dibantai. Tapi yang sering, mereka menjaga jarak dan hanya
memperhatikan pergerakan para undead.
"Kita tak boleh membiarkan para Furgol menyadari jika
kita mendekat."
Weed memiliki firasat yang buruk tentang hal ini.
Pasukan undead yang sedang bergerak sekarang jumlahnya
sangat besar. Pergerakan mereka lambat. Dan mereka tak mengetahui medannya
dengan cukup baik, untuk mengkamuflasekan pergerakan mereka.
Meski demikian, jika mereka berpersiapan dengan baik, itu
akan memungkinkan bagi Kerajaan Furgol untuk menyadari pergerakan mereka
nantinya.
Mereka bukanlah manusia yang akan menyalakan sinyal tembakan
di atas sebuah gunung, ketika mereka menyadari pergerakan musuh. Dengan memburu
para mata-mata secepat, mungkin hingga tak ada yang selamat, Kerajaan Furgol
mungkin tak akan menyadari serangan ini.
Membiarkan mata-mata yang selamat pergi adalah sesuatu yang
tak akan pernah terjadi di bawah pengawasan Weed. Bahkan, jika para kelompok
pengintai tidaklah sekuat itu. Setelah perang dimulai, mereka akan menghadapi
mereka lagi di benteng.
Tak ada perlunya meningkatkan jumlah musuh. Memburu mereka saat
kamu bisa melakukannya dan melibas habis segalanya, itulah metode milik Weed.
'Terserahlah, mereka
bisa mengurus diri mereka sendiri.'
Weed hanya terus mengikuti dalam diam. Para Necromancer
saling bersaing di antara mereka sendiri untuk menjadi yang terbaik. Jadi,
persaingan dan kecemburuan ada di luar batas normal.
Ini bukanlah saat yang menguntungkan untuk bergabung, dan
mayoritas dari pasukan di sini adalah para undead yang dipimpin oleh para
Necromancer.
'Dibandingkan dengan
komposisi secara keseluruhan dari undead, aku berada pada sisi lemah.'
Sambil secara terus-menerus diamati oleh kelompok-kelompok
Furgol pengintai, mereka tiba di lokasi benteng. Tembok bentengnya terbuat dari
tumpukan batu bata yang dibuat dari lumpur yang dibakar. Dan benteng itu terletak
di lereng yang sangat curam, membuatnya sangat sulit bagi para undead untuk
mendakinya.
Prajurit Furgol sudah siap untuk pertempuran di atas tembok
itu. Ketika pertempuran dimulai, itu menjadi jelas pihak mana yang lebih kuat. Jeanne
menghentikan meditasinya dan membuka matanya.
"Pasukan undead, serang!"
Mengikuti komando dari Necromancer, para undead berlari
maju. Skeleton, Ghoul, Zombie, Dullahan dan Death Knight!
Pasukan Weed mengikuti di belakang para undead itu, tapi tak
maju ke barisan depan. Itu karena Weed memerintahkan mereka untuk tak bertarung
dan menunggu. Memang mudah untuk membangkitkan para undead, tapi ketika mereka
dihidupkan kembali, semua kemampuan yang dikembangkan sampai sekarang akan
menghilang.
Dia harus mencegah kehilangan pasukannya, dalam sebuah
pertempuran penyelidikan!
Panah-panah yang ditembakkan para Furgol menghujani para
undead. Sebagian kecil dari undead dengan HP rendah seperti para Skeleton
tewas. Tapi, yang lainnya sampai di sudut sempit yang mengarah pada benteng.
"Kiyauuuu!"
"Maju!"
Para undead berlari mendaki bukit.
Panah-panah milik Furgol difokuskan pada jalur sempit dan
bebatuan besar menggelinding, menghancurkan undead yang ada di jalurnya. Sambil
mencoba menghindari batu-batu itu, beberapa undead jatuh ke bawah tebing.
Mereka menderita korban yang besar sembari tak satupun dari
mereka yang berhasil mencapai benteng.
"Lupakan jalur itu, daki tebingnya!"
Jeanne berteriak.
Dengan Leadership miliknya saat ini, itu mustahil untuk
mengkomando seluruh pasukan undead. Tapi para Necromancer lain memberikan
perintah yang sama, dan para undead mulai mendaki tebing dengan kedua tangan
dan kedua kaki mereka.