LMS_V23E07P01 Lagu dari Death Knight
7. Lagu dari Death Knight (1)
Marey adalah seorang yang suka berceloteh, riang, dan tak
bisa berhenti berbicara.
"Berbaur dengan para undead dan berburu... ah, ini bau!
Tapi jika aku menceritakan pengalaman ini di sebuah bar nanti, aku bisa menjadi
benar-benar populer. Apa kamu pernah ke kastil Vannosa?"
Meskipun Weed tak menjawab, Marey berbicara sendiri.
"Di kastil Vannosa, ada banyak restoran dengan
makanan-makanan lezat. Jika Weed-nim mencobanya, kamu akan terpikat olehnya.
Ngomong-ngomong, itu bukanlah sebuah poin penting, tapi aku bertemu seorang
nona bernama Cedrian di sana dan kami menjadi dekat... Dia memberitahuku banyak
informasi berguna. Sayangnya, tagihan barku meningkat. Jadi, aku tak bisa
kembali ke sana sekarang."
Marey tak berhenti menceritakan cerita-cerita tentang
tempat-tempat yang ia datangi di benua. Weed berpikir itu adalah informasi yang
penting dan berusaha mengingatnya, tapi itu mustahil saat kara-kata Marey
keluar dari mulutnya, layaknya banjir bandang.
"Karena perang saat ini, Benua Tengah dalam keadaan
kacau. Bahkan di antara para Bard, persaingannya sangat sengit. Mereka sedang menyaksikan
peperangan ini dan berusaha membuat lagu dari itu. Tapi aku berbeda, daripada
peperangan yang membosankan ini, lebih baik untuk membuat sendiri petualanganku.
Untuk menjadi bagian dari petualangan menggairakan di Utara, seberapa
menggembirakannya hal itu?"
Mengingat dia tak bisa membiarkan Marey terus berbicara sendiri,
Weed menjawab dengan sopan.
"Ya."
"Aku yakin jika akan ada banyak orang yang cemburu,
jika aku menceritakan kisahnya nanti. Tentang bagaimana aku pergi berpetualang
bersama Weed-nim. Juga quest yang sedang berlangsung yang berkaitan dengan
Immortal Legion yang sudah sangat terkenal."
"Ya."
Para player Necromancer melaporkan pada jaringan penyiaran,
dan mengunggah video di internet. Sehingga, itu menjadi sebuah topik yang
besar. Bahkan, berita jika Marey dan Weed berburu bersama dalam sebuah party terungkap,
itu akan menjadi suatu situasi besar yang lain.
Tak semua orang yang bermain Royal Road mengetahui Marey, tapi
dia adalah salah satu dari nama-nama yang seringkali muncul. Lagu-lagu yang
disusun Marey, koleksi dari pertunjukkannya, dan petualangan-petualangan yang
ia kerjakan, disatukan dalam sebuah video yang sangat populer.
Marey si Bard yang bepergian dengan bebas, sudah memiliki
kualifikasi untuk mengunggah video miliknya di Hall of Fame Royal Road. Dan
merupakan sosok yang sering disewa sebagai penyiar berita.
"Oh, wanita seperti apa yang kamu sukai?"
"Ya."
"Apa spesialisasi dari seorang Death Knight?"
"Ya."
"Order of Embinyu seringkali muncul di benua dan
menyebabkan kekacauan. Apa kamu tahu itu?"
"Ya."
"Kegembiraan memburu seekor King Hydra pasti sangat
ekstrim, kan?"
"Ya."
Menjawab menjadi semakin melelahkan, setelah sepuluh kali.
Meskipun Weed tak memperhatikan saat dia menjawab. Marey hanya tertawa,
seolah-olah itu menyenangkan dan terus berbicara.
Marey Stanbard orang yang positif, antusias, dan naif.
Mendengarkan perkataan Marey, Weed memimpin unit undead
miliknya ke arah para monster. Mereka berburu di lembah, tapi itu adalah
pertama kalinya mengkoordinasi pertempuran bersama dengan Marey.
Weed dengan enggan menonton video-video dari para player
dengan kelas-kelas tempur. Tapi, dia tak pernah melihat adegan apapun dari
Marey yang bertarung.
Weed bertanya terlebih dahulu.
"Bagaimana caramu memasuki pertempuran?"
"Itu terasa, seperti kamu memiliki lebih banyak
pengalaman dalam memimpin undead daripada diriku. Dan juga karena Death Knight
memiliki kemampuan Leadership yang luar biasa, jadi aku akan menyerahkan hak
milikku dari mengkomando para undead padamu."
"Lalu, bagaimana dengan Marey-nim?"
"Aku akan memainkan pertunjukkan layaknya seorang
Bard?"
[Anda telah menerima hak untuk mengkomando unit undead milik
Marey]
Tak banyak undead yang berperingkat tinggi dalam pasukan
milik Marey. Ataupun ada undead elit atau penjaga. Tapi, jumlah dari para
undead setidaknya ada 200. Dibandingkan dengan Necromancer lain yang memasuki
lembah ini, jumlah ini sangat rendah.
"Ayo maju!"
Ketika Weed maju bersama para Skeleton, Death Knight, dan
Dullahan miliknya sembari memancarkan racun hitam, musik mulai dimainkan dari
belakang.
Itu adalah suara yang anggun dan berat dari sebuah biola.
[Sebuah nyanyian arwah sedang didengarkan
> Sembari mendengarkan musik tersebut, semua kemampuan
regenerasi meningkat sebesar 43%
> Kemampuan fisik meningkat sebesar 21%
> Bertahan dalam sebuah pertempuran dengan keadaan yang
nyaris gagal, Anda mendapatkan tambahan 7% exp dan Fame
> Moral dari unit undead meningkat
> Kemampuan Leadership milikmu meningkat
> Jika musik berhenti, moral akan menurun tajam dan semua
efek yang diterima akan menghilang
Dengan minatmu yang dalam terhadap seni, ketika
mengapresiasi musik, Anda menerima keuntungan tambahan sebesar 25% ]
Saat Marey memainkan biola, sebuah instrumen cahaya emas
yang cerah muncul. Seperti, ketika seorang bangsawan mengeluarkan mantra suci.
Marey memainkan biola tersebut dengan lihai.
Pergerakan brilian dari dari lengkungan dan gairah musik,
yang menanamkan gairah yang berkobar dalam hati!
Pertunjukan Marey jauh melampaui keunggulan, keajaiban, dan
kekaguman yang hendak dituangkan.
Dia membuktikan jika reputasinya sebagai Bard terbaik bukan
hanya sekedar opini publik, sebagai seorang player terkenal. Itu disayangkan karena
orang yang mendengarkan adalah Weed. Di manapun tempatnya, pertunjukkan Marey
sangatlah luar biasa .dan banyak orang memiliki ketertarikan yang besar dan
mengapresiasinya.
Meskipun, disayangkan jika Weed tidaklah seperti kebanyakan
orang.
'Berisik sekali.'
Itu adalah sebuah prasangka yang buruk jika mendengarkan
pertunjukan yang bagus akan membuat seseorang terlelap, dan
mengangguk-anggukkan kepala mereka karena rasa kantuk.
"Kyao!"
"Bunuh suara berisik itu terlebih dahulu!"
Weed bukanlah satu-satunya yang berpikiran seperti itu. Para
monster berlari mendekat dalam menanggapi suara itu. Setiap monster yang ada di
area sekitar, mendekat dengan menargetkan Marey. Selain pertunjukan itu memberi
efek yang besar pada unit sekutu, tampaknya instrumen itu sangat menyinggung
para monster.
Weed membuka matanya lebar-lebar.
"Para Skeleton, bersiap untuk serangan jarak jauh. Para
Death Knight dan Dullahan, menyebar dalam dua barisan. Jangan melangkah
mundur!"
Para Death Knight dan Dulahan memasuki barisan lurus, saling
berbenturan dengan para monster.
"Serang! Jangan mundur, maju!"
Weed memperlakukan para undead sebagai sesuatu yang bisa
dihabiskan. Sehingga, dia menekan mereka untuk bertarung tanpa mundur
selangkahpun.
"Tak peduli seberapa banyak monster yang datang, jangan
mundur. Bertarunglah di mana tempatmu berada dan bergerak maju!"