LMS_V24E11P02
11. Permintaan Maid Tua (2)
Morata adalah sebuah kota besar yang bisa ia banggakan di
mana-mana. Meski dia tak melakukan apa-apa, kota itu meluas dan berkembang hari
demi hari.
Ketika para petualang di utara menggali item dan mendapati
itu adalah sebuah karya seni, mereka menaruhnya di Art Center. Mereka
memberikan item-item religius pada Cathedral dan memajang item-item yang lain
di Great Library. Melalui item-item yang dibawa oleh para petualang, wilayah
utara tengah tengah dilanda demam petualangan.
Pengaruh dari bangunan-bangunan besar sangatlah banyak,
serta dari kata-kata dari para player yang memulai di Morata, semakin dan
semakin banyak orang berkumpul setiap harinya. Dengan masuknya para player dan
penduduk, teknologi Morata berkembang setiap harinya, dengan persaingan yang
lebih besar dalam bisnis. Yang mengarah pada posisi finansial yang lebih kuat
dari kota itu.
Melihat dari atas, bangunan-bangunan menyebar luas, ada
patung dua dewi, Tower of Light, dan bangunan-bangunan besar yang menghasilkan
sebuah pamandangan yang luar biasa. Itu adalah sebuah perubahan yang tak
terbayangkan dibandingkan dengan Morata yang sebelumnya, penuh dengan
bangunan-bangunan reot di bawah bintang-bintang gelap dan Tower of Light.
* * *
Para Merchant yang melakukan bisnis di Morata datang ke
Benteng Vargo secara berbondong-bondong.
"Ini tempatku."
"Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku sudah
memberi garis dan duduk sebelum dirimu!"
Weed dan para player mendapatkan item drop dan japtem dalam
jumlah yang sangat banyak, melalui pertempuran mereka dengan Immortal Legion.
Item drop dari para Bone Dragon dan Vandal Knight bukanlah sesuatu yang bisa
diperoleh dengan mudah.
Para Merchant dari Morata berbondong-bondong datang ke sini
untuk membeli item-item itu.
"Aku Dapala, aku profesional dalam menjual barang
dagangan. Silahkan tambahkan Dapala pada daftar temanmu kapan saja, dan jangan
sungkan-sungkan untuk melihat-lihat daganganku."
"Pedagang senjata Cormac ada di sini. Dari perbaikan
sederhana sampai penilaian dan perdagangan. Datanglah ke sini, aku akan
memberimu harga yang bagus."
"Spesialis bahan-bahan, Hapote. Aku mengambil
bahan-bahan segar ini dari rumah tetangga, aku menjual bahan-bahan ini dengan
keuntungan terkecil. Masaklah sendiri makanan yang lezat!"
Sekitar 100 Merchant datang ke Benteng Vargo dan
mempersiapkan toko-toko mereka untuk berbisnis.
"Apa mereka membawa kereta mereka untuk datang ke sini?"
"Paling bagus, hanya ada sekitar 1.000 orang di sini...
terlalu banyak Merchant."
Meskipun itu nyaman untuk menggunakan pelayanan mereka, para
player merasa menyesal karena merepotkan seseorang yang tampak lebih buruk
daripada diri mereka sendiri. Mencoba untuk melakukan bisnis di sebuah tempat dengan
pelanggan yang sedikit, persaingannya pasti sangat keras. Mereka bahkan bisa
bertemu para Merchant yang terkenal di Morata.
Tetapi di siang hari di hari yang sama. Para player lain
berbondong-bondong ke Benteng Vargo!
"Kita sampai!"
"Tak ada jalan beraspal, jadi sangat sulit untuk datang
ke sini. Tapi tetap saja, mereka mengatakan ada begitu banyak tempat berburu di
sini."
"Aku dengar, kamu bisa bertemu para Elf. Ayo pergi dan
berbicara dengan mereka."
"Wow, tempat ini benar-benar hancur! Aku akan membangun
rumah baru dan tinggal di sini."
Segera, setelah para player yang berburu di Morata menerima
informasi tentang Weed mendapatkan sebuah wilayah baru, mereka semua
berbondong-bondong ke Benteng Vargo. Karena Weed adalah Lord, mereka
mengasumsikan jika Benteng Vargo akan menjadi kota yang selanjutnya, yang
mengalami pengembangan yang sangat cepat.
Dengan datang lebih awal dan menduduki tempat mereka,
hak-hak istimewa mereka nantinya akan lebih besar. Hanya dengan membangun rumah
tembok di dekat Benteng Vargo untuk ditinggali, mereka bisa menyombongkan
tentang hal itu pada teman-teman mereka. Itu adalah sebuah tempat dengan banyak
daratan untuk dirintis, dan banyak tempat-tempat berburu yang tak diketahui
yang tersebar.
"Aku akan melihat-lihat lahannya terlebih dahulu."
Para Farmer mencari-cari di sekitar sungai untuk mencari
tanah pengairan yang subur. Para Adventurer mengobrol dengan para Elf dan
Barbarian, mencari dungeon yang layak yang ada di sekitar sini. Ada banyak
Priest dan Paladin yang pergi ke dungeon.
Dan para Geomchi menikmati popularitas yang baru mereka
dapatkan. Mereka bertarung dengan baik dan bisa diandalkan, karena mereka
berusaha sepenuhnya melindungi para Priestess, semua orang menginginkan mereka
dalam party mereka.
Benteng tersebut dibangun dari bebatuan dan dipenuhi
retakan, tapi banyak orang sudah mengerumuninya. Para Merchant merasakan hal
ini dan bergegas datang ke sini. Sebelum matahari terbenam, gelombang kedua dan
bahkan gelombang ke tiga dari kelompok pendatang tiba.
Karena tak ada penerangan magic di Benteng Vargo seperti
yang ada di Morata, mereka menggunakan api unggun dan obor. Dan karena tak ada
penginapan ataupun restoran, mereka berbaring di batu reruntuhan di dekat api
untuk tidur sejenak. Itu adalah romansa dari memanggang daging sembari menatap
bintang-bintang!
"Hm! Bir yang mengeluarkan aroma nikmat!"
Para Dwarf tertarik oleh aroma bir.
"Silahkan duduk. Apa kamu mau minum?"
"Tentu."
Berbagi minuman mereka dengan para Dwarf, mereka menjadi
akrab. Dan karena Ratu Teneidon telah sembuh, para Fairy menjadi lebih aktif.
Di Morata dan di tempat-tempat lain, mereka kadang-kadang
bisa melihat sesaat bulan purnama. Tapi di sini, di Benteng Vargo, ada banyak
Fairy yang beterbangan di sekeliling, mengepakkan sayap perak misterius mereka.
Di sela-sela bisnis dan meminum bir mereka, jika mereka
berhenti sebentar, mereka bahkan bisa mendengar para Fairy berbicara.
- Itu daging, daging.
- Aromanya begitu lezat.
- Makan. Makan. Nyam Nyam Nyam.