LMS_V25E02P06
2. Grapass (6)
"Aku akan menjadi kuat dengan berburu secara rajin di
sini. Jadi master, kenapa tak pergi sendiri saja?"
Bingryong berbicara sambil mengedipkan matanya dengan polos.
Tapi hal itu tak berguna terhadap Weed.
"Kita harus pergi bersama-sama. Kamu tak boleh
melewatkan perjalanan yang menyenangkan ini."
"Ada banyak monster di sini. Menurutku, aku harus
melindungi tanah yang baru diperoleh master. Aku, Bingryong, akan melindungi
tanah ini dari para monster dengan segenap jiwa."
"Kamu tak perlu melakukan itu. Para monster juga butuh
makan dan hidup. Mereka melakukan ini untuk bertahan hidup. Jadi, jangan
pandang rendah mereka."
Kebajikan yang tiba-tiba terhadap monster muncul.
"Morata dilindungi dengan baik oleh Black Imoogi dan
King Hydra. Jadi, aku akan memanggil para patung hidup yang lain ke tempat
ini."
Black Imoogi dan King Hydra diukir di masa lalu, untuk
bertarung melawan Aliansi Utara. Setelah itu, mereka membersihkan monster di dekat
Morata, dan secara diam-diam berkontribusi pada keamanan publik.
Mereka dengan tenang meningkatkan level mereka dan menjadi
kaya.
Black Imoogi memiliki sifat licik dan cerdik. Silver Bird
membocorkan segala sesuatu, tentang bagaimana Black Imoogi menggunakan statusnya
sebagai seekor monster langka. Dia mengambil alih sebuah gua dan mulai menumpuk
harta miliknya sendiri.
"Dia adalah seekor ular hitam bersayap yang murni
jahat. Kalau saja dia kecil, aku akan menelannya bulat-bulat layaknya seekor
cacing. Cheep cheep! Aku berpikir aku akan gemuk. Jadi, aku menghentikan diriku
sendiri. Ketika aku memintanya untuk memberiku beberapa dari daging premium
miliknya, dia tak mau. Ketika aku berusaha membuat sebuah sarang di gua
miliknya, dia tak membiarkanku masuk. Menurutku dia menyembunyikan
sesuatu."
"Benar, benar. Golden Bird bagaimana?"
"Aku tak benar-benar memperhatikan. Tapi, dia
memperlakukanku dengan sangat baik. Menurutku dia memburu monster. Dan juga, aku
pikir Yellowy menjadi malas."
"Biarkan aku tetap muncul di kegiatan temanmu."
Untuk mencegah keamanan publik menjadi memburuk, akan bagus
untuk menyuruh para patung hidup melindungi Benteng Vargo. Dan tak diperlukan
untuk membuat yang baru, karena dia bisa menyerahkan tugas itu pada para patung
hidup yang dibawa dari Las Phalanx.
Itu bisa diizinkan bagi mereka, untuk bergabung dengan
penduduk guna mempertahankan dinding benteng. Daripada membiarkan mereka
bersembunyi di hutan-hutan yang terisolasi, atau mencari dan menghancurkan
habitat-habitat monster.
Weed menatap Benteng Vargo.
Dinding benteng itu perlahan-lahan menjadi semakin kokoh dan
semakin tebal, dengan lebih banyak fasilitas-fasilitas militer yang dibangun
untuk melindunginya dari penyerbuan. Para prajurit dilatih untuk melindungi
benteng dan mengusir monster. Bukannya mengembangkan ekonomi, keamanan adalah
prioritas utama untuk sekarang ini.
Para player juga menerima quest-quest berburu, sehingga
monster yang berkumpul di area sekitar akan sedikit berkurang. Mereka akan naik
level, dan mulai mengumpulkan item drop dari petualangan mereka. Dan saat
pasukan mempersiapkan kekuatan mereka, tanah tandus dan tambang-tambang bisa
ditaklukkan dan dikembangkan.
Kemudian Wah3 menggerutu menunjukkan penentangan. Itu
dilakukan secara sengaja, agar Weed bisa mendengarnya.
"Kami memiliki keinginan untuk hidup secara bebas.
Seberapa lama lagi kami harus mengikuti master?"
Wah3 mengatakan harapannya tentang menginginkan kebebasan
sempurna.
"Mari kita semua hidup bahagia bersama-sama. Berburu
dan melakukan perjalanan seperti ini. Itu akan menjadi kebahagiaan seumur
hidup. Dan tidakkah kamu berpikir, kita harus pergi ke salah satu dari 10
wilayah terlarang setidaknya sekali?"
"..."
Weed menyemangati para patung hidup untuk menyamarkan
tipuannya.
* * *
"Aku dengar, Weed-nim ada di sini belakangan ini."
"Aku harus memintanya untuk membuatkan sebuah pedang...
Para Blacksmith lain di Morata bisa melakukannya. Tapi, jika Weed-nim yang
membuatnya, hasilnya akan lebih bagus."
Para player secara sengaja datang dari Morata ke Benteng
Vargo, untuk meningkatkan equipment mereka. Equipment yang Weed buat memiliki
sensasi tambahan estetika yang halus. Dengan menggunakan skill Sculpting,
pedang, armor, dan sepatu yang dibuat Weed diukir dengan pola khusus.
Tentu saja, biaya perkerjaannya lebih mahal daripada
Blacksmith lain. Dengan skill Handicraft level 8 tahap Advanced, tak ada
kecacatan dan daya tahannya tinggi. Mereka juga bisa memamerkan jika equipment
mereka dibuat oleh Weed, sehingga mereka tak keberatan datang ke sini.
Ketika para Blacksmith dan Tailor memiliki skill dasar dan
menjadi terkenal, mereka tak perlu khawatir tentang mendapatkan pekerjaan
tambahan setelah itu. Tapi karena ini adalah pekerjaan membosankan, yang
memiliki peluang menjadi muak dengannya yang tinggi.
"Apa? Weed-nim sudah pergi?"
"Kami datang jauh-jauh dari Morata. Apa dia pergi untuk
mengerjakan quest di Red Reed Forest?"
Weed telah menghilang dari Benteng Vargo. Tapi menurut para
Builder, pekerjaan perbaikan masih berlanjut. Dan para Paladin, Priest, Geomchi,
dan para player baru sibuk mengerjakan quest atau berburu bersama-sama.
Bagi penduduk yang datang dari Morata, kebutuhan mereka
sangat sederhana, yaitu bertemu dengan para Merchant. Tapi dengan seringnya
para Elf, Barbarian, Dwarf, dan Fairy mengunjungi Benteng Vargo, ada berbagai
quest yang tercipta. Dan saat para petualang menyelesaikan banyak pertempuran,
para Merchant mulai mendirikan toko umum, toko senjata, toko perlengkapan, toko
obat, dan toko perhiasan.
"Ini adalah wilayah Weed-nim, kita harus menyebarkan
keyakinan pada para penduduk yang bermigrasi dari Morata."
Order of Freya mulai membangun kuil baru. Para player tak
memiliki informasi pasti tentang Weed, sehingga mereka hanya bisa berspekulasi.
"Menurutku, dia pergi mengerjakan quest di Red Reed
Forest."
"Dia sama sekali tak takut terhadap Guild Hermes."
"Weed-nim benar-benar berbeda."
Rumor ini menyebar, dan para pemburu hadiah menunggu dalam
ketegangan yang lebih besar. Guild Hermes yang mempersiapkan segala macam
situasi, juga mengirimkan pasukan penyerang ke Red Reed Forest. Mereka berpikir
jika kekalahan yang ketiga kalinya, adalah hal yang mustahil.
* * *
Seoyoon sedang berburu dan berkeliaran di kedalaman wilayah
utara. Dia merasa kekuatannya masih kurang saat dia mengikuti Weed di Las
Phalanx.
'Aku harus menjadi
lebih kuat.'
Dia mengalami kesulitan saat berburu sendirian, sambil
menjelajahi dungeon-dungeon. Sebagai seorang Berserker, dia selalu sendirian di
kebanyakan waktu. Jadi, tak ada yang aneh tentang hal itu. Jatuh ke dalam
perangkap, diserang monster, dan teracuni. Kelas Berserker harus melampaui rasa
takut akan kematian, melawan monster yang lebih kuat untuk berkembang.
Seoyoon pergi ke tempat-tempat yang penuh dengan monster,
melawan mereka, dan keluar hidup-hidup.
'Aku harus kembali.'