LMS_V25E08P03
8. Diary Ratu Evane (3)
Mata Weed menjadi suram dan untuk pertama kalinya, saat dia
melihat sekelilingnya. Mengamati para Sculptor lain, yang semuanya membuat
patung-patung rubah dan sebagainya. Ini adalah para domba pengorbanan yang
sangat malang, yang menirukan metode perkembangannya.
Sejujurnya, patung-patung dijual sebagai suvenir di Benteng
Serabourg, sehingga keadaan finansial para Sculptor menjadi lebih baik. Tapi
dibandingkan dengan para Sculptor, para seniman tetap dalam keadaan pas-pasan,
karena mereka harus terus membeli cat.
"Karena publik tak akan memahaminya, memahat adalah
jalur yang jauh lebih sulit daripada yang mereka bayangkan."
Weed mengangguk. Hanya terus-menerus membuat rusa dan rubah
benar-benar tak memiliki dasar dan akhir, itu seperti berjalan di tempat yang
sama secara terus-menerus.
"Kebanyakan orang menyerah, setelah hanya beberapa hari
saja. Tapi untuk menjadi seperti Weed-nim, ini adalah sebuah fase yang harus
dilewati."
"Jadi setelah kamu membuat patung-patung dasar di kota,
apa yang terjadi selanjutnya?"
"Setelah kami mengumpulkan 1.000 Sculptor, kami
berencana untuk membuat sebuah piramida dan sphinx."
Jalan yang salah dari penderitaan dan kesulitan yang Weed
buang, sekarang ini ditapaki dan diperluas tanpa perubahan sedikitpun, oleh
generasi selanjutnya.
* * *
Park Jin Suk bertemu dengan presiden Jeong Deuk Soo.
"Aku tak berpikir, Seoyoon akan memperhatikanku. Dia
begitu acuh tak acuh, hingga sulit untuk berbicara dengannya. Apakah ada metode
yang bagus yang bisa aku coba?"
Ketika dia pulang dari kampus, dia tak keluar lagi dari
rumah. Tak ada alasan bagi Seoyoon untuk menerima usulannya untuk berkencan, untuk
perhatian yang tiba-tiba seperti itu. Dia harus berusaha dan memahami Seoyoon
secara bertahap. Tapi, Seoyoon tak menunjukkan celah. Lebih tepatnya, Park Jin
Suk menjadi semakin bawel.
"Kalau begitu, bagaimana kalau bermain Royal
Road?"
"Royal Road?"
"Putriku menghabiskan banyak waktu di Royal Road. Bertemu
dia di sana, mungkin akan lebih nyaman. Mungkinkah kamu belum bermain Royal
Road?"
"Aku sudah memainkannya. Sekarang ini tak ada orang,
yang tak bermain Royal Road."
Park Jin Suk berpikir ini adalah sebuah ide yang brilian.
Kelasnya di Royal Road adalah seorang Hunter. Meskipun para Hunter tak bisa
memakai armor berat, mereka bisa menggunakan berbagai senjata, menembakkan
panah, dan memasang, serta membongkar jebakan. Itu adalah sebuah kelas
multiguna, dengan Strength dan Vitality yang cukup besar.
"Setidaknya, kamu bisa pergi berburu bersama
putriku."
"Maka kami bisa dengan mudah untuk menjadi lebih
dekat."
Royal Road adalah sebuah game yang menghasilkan dan
memutuskan banyak pasangan. Dalam kasus Park Jin Suk, yang dia harapkan
hanyalah berbicara dengan Seoyoon.
"Tapi, ada seseorang yang sering bersama dengan
putriku."
"Aku dengar dia bersama seorang pria. Tapi dari
pemahamanku, mereka tak berada dalam hubungan yang mendalam. Aku bisa mengerti jika
dengan kecantikan Seoyoon, banyak pria yang akan mengikutinya."
"Begitukah? Tapi, dia sering bermain Royal Road bersama
pria itu."
"Apa kamu tahu siapa dia?"
"Katanya nama karakternya adalah Weed."
"Weed? Itu benar-benar nama yang umum."
Weed adalah sebuah nama yang tersebar luas, dan digunakan
begitu umum di Royal Road, hal itu tak banyak membantu bagi Park Jin suk.
Sejujurnya, Park Jin Suk adalah seorang fans setia dari Weed. Tapi dia sedikit
kecewa, mengetahui jika saingan ini adalah salinan untuk karakternya.
"Aku rasa, dia disebut God of War di Royal Road."
"Apa?"
"Dia menjadi cukup terkenal, setelah mengalahkan
beberapa monster."
Presiden Jeong Deuk Soo tak berpikir itu adalah hal yang penting,
dan berbicara secara biasa-biasa saja. Tapi, Park Jin Suk adalah seorang fans
bera,t yang sangat menyukai semua petualangan Weed, hingga dia mengingat
semuanya. Nama yang disoroti di stasiun-stasiun siaran Royal Road puluhan kali
per hari adalah Weed, Orc Karichwi, Immortal Legion, dan Morata.
* * *
Park Jin Suk menunggu Seoyoon di pintu depannya,
memperkirakan waktu dia pulang dari kampus. Seoyoon mendekat dari kejauhan. Dan
ketika dia mencapai pintunya dan berusaha masuk, Park Jin Suk berbicara.
"Maaf, aku punya permintaan."
"..."
Seoyoon tak mengabaikannya, tapi juga tak masuk melalui
pintu depannya. Seoyoon bahkan tak berpaling untuk menghadap padanya. Itu
karena, dia sudah tahu alasan kenapa Park Jin Suk mendekatinya.
"Um, aku dengar jika kamu berburu bersama Weed-nim di
Royal Road. Apa bisa aku bertemu dengan Weed-nim setidaknya sekali?"
Persaingan tetaplah persaingan, tapi Park Jin Suk sebagai
seorang fans di Royal Road, ingin bertemu Weed setidaknya sekali. Tapi, Seoyoon
menggeleng dengan cara negatif. Hal ini bisa menyebabkannya tak nyaman, karena
akan mengekspose Weed pada publik.
"Aku benar-benar ingin tahu orang seperti apa dia itu. Aku
hanya ingin bertemu dengannya sebentar saja, dan berbicara dengannya."
"...."
"Dengan level karakterku, aku sudah pasti akan kalah. Tapi,
aku ingin meminta duel dengan Weed-nim dan juga mempelajari beberapa trik
darinya."
Park Jin Suk secara tulus juga ingin berkencan dengan
Seoyoon. Melalui ini, dia berpikir bisa membangun hubungan dengan Seoyoon.
Meskipun awalnya akan sangat sulit, setelah itu dia dia akan memiliki peluang
untuk menjadi lebih dekat dengan Seoyoon. Itu adalah sebuah usulan yang
diperhitungkan dengan rencana hingga tahap yang jauh.
Ketika Seoyoon mendengar itu adalah untuk duel, dia
mengangguk ringan.
"Kerajaan Rosenheim."
"Aku harus pergi ke Kerajaan Rosenheim?"
Mendengar suara indah milik Seoyoon, kebahagiaan Park Jin
Suk menjulang tinggi.
"Datanglah ke pegunungan di belakang Benteng
Serabourg."
"Aku saat ini bersama beberapa teman di Kerajaan Brent.
Itu tak terlalu jauh dari tempatku berada. Aku akan ke sana secepat yang aku
bisa."
* * *
"Robin, apa itu benar?"
"Sudah aku katakan, kita akan bertemu God of War Weed
sekarang."
Robin si Hunter. Dia membawa banyak teman ke pegunungan di belakang
Benteng Serabourg. Dipenuhi kegembiraan pada kesempatan untuk bertemu God of
War Weed!
Dia adalah sosok yang lebih sulit untuk ditemui secara
langsung, daripada pemimpin guild terkenal.
Setelah mendengar jika mereka bisa bertemu ddengannya secara
langsung, Robin yang ingin melihat Morata, dan teman-temannya menghentikan
perburuan mereka di dungeon. Dan datang dengan segera. Ketika mereka sampai,
selain Seoyoon yang berdiri mengenakan armor penuh, Weed tak terlihat di mana-mana.
Robin dan teman-temannya menyeringai, saat mereka
mendekatinya.
"Weed-nim masih belum sampai?"
Mereka memaklumi keterlambatan Weed, karena mereka tak
mengatur waktu yang tepat. Dan kalau mereka bisa berbicara pada Seoyoon sembari
menunggu Weed, itu bahkan akan lebih baik.
Tapi, Seoyoon bahkan tak memberitahu Weed, kalau seseorang
datang untuk menemuinya. Sewajarnya, seseorang harus berpikir secara mendalam,
tentang alasan untuk sebuah pertemuan di pegunungan!
*Shiiiiiiiiiing*
Seoyoon si Berserker menghunus pedangnya.
* * *
Weed sedang menunggu Seoyoon di pintu masuk Star Palace.
"Dia sedikit terlambat hari ini."
Seoyoon adalah seseorang yang selalu tepat waktu pada sebuah
pertemuan. Sehingga, dia mulai membuat patung dengang santai, percaya kalau
Seoyoon tak akan terlalu terlambat. Weed membuat patung di tengah malam, tapi
dia tak merasakan ketakutan apapun. Karena kalau ada hantu yang muncul, dia
bisa memburunya dalam sekejap!
*Sagak Sagak*
Dia mengangkat kepalanya, karena mendengar langkah kaki dari
Seoyoon yang mendekat.
"Kamu sedikit terlambat."
Dan ketika dia melihat Seoyoon, jantungnya berdetak kencang
dalam keterkejutan. Nama Seoyoon menyala merah. Itu artinya dia adalah seorang
pembunuh.
"Apa kamu pergi ke suatu tempat untuk membunuh
orang?"
*Angguk, angguk*
"Berapa banyak?"
"8 orang."
Dengan satu serangan, Seoyoon membunuh Robin dan
teman-temannya.
"Wow, kamu membunuh banyak orang. Bagaimana bisa
pertarungannya dimulai?"
"Kami memiliki pendapat yang berbeda."
"Apakah itu adalah masalah yang tak bisa diselesaikan
dengan membicarakannya?"
"Ah..."
Seoyoon berseru dalam suara yang tenang, seolah-olah dia
menyadari sesuatu.
"Kamu belum mencobanya, kan?"
"..."
Efek samping kecil tetap tersisa, meskipun mereka
membicarakannya!
Ketika sebuah konflik pendapat muncul antara Seoyoon dan
seseorang selain Weed, bukannya membujuk, dia malah kembali ke kebiasaannya
yang sebelumnya. Jika Geomchi ada di sini, dia pasti akan memuji Seoyoon untuk
perilaku semacam itu.
"Kalau kamu mau menghilangkan status pembunuh, kamu
harus mengerjakan quest, memberi donasi, atau memburu banyak monster tipe
iblis. Kalau kamu membunuh 8 orang, tak akan mudah untuk menghilangkan status
pembunuh itu."
Dengan status pembunuh, dia bisa diserang oleh player lain.
Mereka hanya bisa ditangani dengan hati-hati, karena pinalti kematiannya
menjadi semakin serius.
"Yah, kita pikirkan tentang bagaimana caranya
menghilangkan status pembunuh milikmu, sambil berburu."
Karena player lain tak datang ke Star Palace, dia mencoba
masuk dan mulai berburu. Tapi di saat yang bersamaan, sesuatu yang menggegerkan
tengah terjadi di Kerajaan Rosenheim.