Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V26E04P05

gambar


4. Banjir dan Sphinx (5)




Akan memerlukan waktu cukup lama bagi pasukan Embinyu untuk membenahi kekuatannya, lantas mengejar para pengungsi. Sejumlah besar Cultist and Demon terhempas ke hilir Sungai Arud. Bahkan, jika tak banyak dari mereka yang binasa, aliran air cukuplah deras. Sehingga, mereka akan mengalami kesulitan untuk kembali ke hulu.

Dalam peperangan antara Kerajaan, Great Disaster Nature Sculpting akan menyebabkan kerusakan yang tak terbayangkan. Satu-satunya efek samping "sepele" dari skill tersebut adalah tak membedakan antara kawan maupun lawan.
"Sphinx, waktunya untuk pergi."
"Aku ingin terus bertarung."
"Para musuh sedang membenahi kekuatan mereka. Kita harus melarikan diri sekarang, sebelum mustahil bagi kita untuk melarikan diri."
High Priest Belloni, pasukan pribadinya, dan Demon raksasa kocar-kacir oleh banjir. Saat bencana berakhir, mereka akan pulih dan datang dengan kekuatan penuh. Keputusan terbaik adalah bergegas pergi dari tempat mereka berada, karena musuh yang lebih menyusahkan akan segera datang.
"Aku tak ingin pergi dari tempat ini."
"Kenapa?"
"Aku harus melindungi tempat ini. Aku akan melindungi makam Raja Theoddaren sampai akhir."
"..."
Sphinx lebih memilih Pyramid daripada nyawanya.
Itu adalah efek samping dari pemberian kehidupan pada patung!
Ketika dia masih berwujud patung, dia ditugasi untuk melindungi Pyramid. Itu adalah simbol keagungan raja. Setelah diberikan kehidupan, patung hidup tak lupa akan tugasnya yang semula, dan dia telah berencana untuk melawan pasukan Embinyu sampai menghembuskan nafas terakhir.
"Kamu akan mati, jika tetap tinggal di sini. Bukankah nyawa yang baru saja kamu dapatkan tak untuk dibuang dengan sia-sia?"
"Ada makna dibalik melindungi apa yang harus kamu lindungi."
"Meskipun begitu, pergilah denganku. Jika kamu patuh, aku akan mempersiapkan daging untukmu setiap hari, dan memberikan dua hari libur setiap tahun."
Tapi tentu saja, tak ada yang bisa menjamin janji seorang Weed!
"Aku telah memilih takdirku. Pergilah, aku tetap akan melindungi tempat ini."
Setelah mendengarkan pernyataan kesetiaan dari Sphinx, mata Weed menjadi keriput dan basah.
'Untunglah hujan masih belum berhenti sepenuhnya. Sehingga, aku dapat menyembunyikan air mataku.'
Air mata Weed tak bercucuran karena kata-kata Sphinx yang menyentuh, melainkan karena Statistik Art dan level-nya yang terbuang percuma!
Weed telah menginvestasikan exp miliknya yang berharga, untuk memberikan kehidupan pada Sphinx. Tapi, karena makhluk itu yang amat sangat keras kepala, dia berencana untuk mati dalam pertempuran.
"Harusnya aku mempertimbangkan ini, sebelum memberikan kehidupan. Harusnya aku memberikan kehidupan di kala aku memiliki waktu luang cukup banyak. Sehingga, aku punya kesempatan untuk menjejalkan pelajaran padanya."
Sekarang sudah terlambat untuk menyesal. Berdiam di sini lebih lama lagi untuk meyakinkan Sphinx, hanya akan menempatkan dirinya dan Seoyoon dalam bahaya.
"Wah3!"
Weed mengaktifkan Lion's Roar. Dan beberapa saat kemudian, Wah3 bisa terlihat terbang dari kejauhan. Wah3 terbangun di kala fajar, tanpa mencuci wajahnya. Sehingga, dia bisa tiba tepat waktu.
Ketika Weed dan Seoyoon naik Wah3, arus banjir semakin reda. Pasukan Embinyu yang tersapu banjir mulai bisa menyentuh tanah. Tanah di bawah tampak kacau, dengan adanya para Demon dan Cultist yang setengah tenggelam.
Para Mage dan Priest Embinyu mulai menyiapkan serangan mereka, tapi Sphinx melindungi Weed dengan tubuhnya sendiri.
"Pergilah sekarang!"
Weed dan Seoyoon melarikan diri dengan menaiki punggung Wah3, dan Tori terbang menjauh dari medan perang dengan kekuatannya sendiri. Terlihat dari jauh, Sphinx bertempur dengan gagah berani. Tapi tak lama kemudian, dia segera dikepung oleh pasukan Embinyu dan akan menjalani pertarungan yang berat.
"Sepertinya dia tak akan berhasil."
Mencoba melarikan diri dengan Sphinx yang tak bisa terbang mungkin adalah hal yang mustahil. Tapi \ berkat Sphinx, Weed bisa melarikan diri tanpa masalah.
"Wah3, jangan terbang kearah pengungsi. Sebaliknya, terbanglah ke sekitarnya dan ambilah jalan memutar yang panjang."
"Dimengerti, Master."
Untuk mencegah kejaran pasukan lawan, Weed memerintahkan si Wyvern untuk mengambil jalan memutar, sebelum menuju para pengungsi.
Melewati bukit-bukit dan lereng adalah rute yang tak ada habisnya bagi para pengungsi!
Melihat Weed dan Wah3 di atas, para pengungsi bersorak dan melambaikan tangan mereka.
'Tak tampak, seperti pasukan Embinyu melakukan pengejaran besar-besaran.'
Ada beberapa serangan oleh monster yang berkeliaran. Tapi itu bisa ditangani oleh para player dan para prajurit.
Setelah Weed menjadi umpan untuk menarik perhatian Order of Embinyu, banyak player yang sudah log out. Tapi tetap saja, sejumlah player masih tinggal di belakang, untuk memutuskan hubungan dengan daerah lainnya.
Weed terus mengikuti para pengungsi sembari menunggangi punggung Wah3.
"Sini, aku punya beberapa perban. Putar sedikit lenganmu."
Weed melilitkan perban pada lengan Seoyoon yang menderita, akibat skill Berserker miliknya sendiri. Dia masih kesakitan, bahkan setelah pertempuran berakhir.
Waktu demi waktu berlalu, dan matahari pun terbit, para pengungsi di garis depan akhirnya bertemu dengan pasukan Kerajaan Rosenheim. Mereka adalah pasukan yang dikirim ke Benteng Serabourg, setelah mendeteksi adanya sinyal api.
'Aku akhirnya bisa tenang sekarang.'
Setelah merasa sedikit lelah, Weed log out.



< Prev  I  Index  I  Next >