Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V26E05P04

gambar


5. Order of Lugh (4)



Di Red Reed Forest, para pemburu hadiah berkumpul untuk membunuh Weed. Mereka berburu sendirian

"Sialan, apakah Weed benar-benar akan datang?"
"Rupanya, selagi kita menunggu, dia pergi ke Kerajaan Rosenheim. Kita hanya buang-buang waktu dengan menunggunya di sini."
Para pemburu hadiah yang berkumpul terdiri dari para Warrior dan Mage. Karena tak ada Priest di antara mereka, mereka pun mengalami berbagai penderitaan, ketika berada di Red Reed Forest. para Assassin dari Guild Hermes juga menghabiskan waktu mereka dengan bertarung melawan monster. Bahkan, bala bantuan tambahan yang dikirim oleh Guild sedang mengalami kesulitan, karena kepungan monster di hutan.
"Kita hanya perlu bersabar sedikit lebih lama. Weed menyelesaikan urusannya di Kerajaan Rosenheim. Jadi, dia harusnya segera datang ke sini."
"Tak ada tempat lain yang akan didatangi Weed, kecuali di sini. Jika kita menunggu di sini, kita pasti akan menangkapnya."
Guild Hermes tak tahu kapan Weed akan datang. Tapi, mereka menyebar di berbagai tempat untuk mempersiapkan penyergapan. Mereka memasang perangkap luas, dan menunggu dengan sabar untuk membunuh Weed.
Para Mercenary, Hunter, dan Assassin terus memenuhi Red Reed Forest. Jumlah mereka begitu banyak. Sehingga, hutan pun penuh sesak.
Bahkan sampai sekarang Mercenary, Hunter, dan Assassin terus berdatangan menuju Red Reed Forest.
* * *

Pada Benteng Vargo, monster-monster menyerang!
"Mereka datang."
"Sebarkan para Archer!"
Monster-monster kelaparan mendatangi mereka dari kejauhan, diikuti dengan kepulan debu. Tapi, pasukan Benteng Vargo sudah terlatih, dan memiliki pengalaman pertempuran yang sebenarnya. 1.500 Archer dikerahkan pada dinding benteng, dan menembakkan panah mereka ke arah kawanan monster.
Pu-shuuung!
Panah-panah hanya menyebabkan damage kecil pada monster. Jika dibandingkan level mereka dengan para monster, terlihat jika pasukan Benteng Vargo lemah. Sehingga, mustahil untuk menyebabkan damage besar pada para monster. Andaikan saja Weed ada di sini, dia pasti sudah menangis tersedu-sedu, karena panah-panah itu terbunag percuma.
"Bersiaplah untuk serangan berikutnya!"
Knight memerintahkan para Archer untuk melanjutkan rentetan serangan mereka, sambil menyebarkan Swordsmen di atas dinding.
Swordsmen mulai melawan setiap jenis monster yang berebut untuk menaiki dinding. Kavaleri disiapkan sebagai cadangan, sambil menunggu, jika dinding dijebol oleh para monster.
Para player juga bertarung di sebelah pasukan Benteng Vargo.
Para Mage segera menyiapkan serangan mantra, ketika mereka melihat awan debu yang disebabkan oleh hentakan kaki monster. Mereka menyiapkan mantra di tempat aman dengan waktu yang cukup. Sehingga, mereka bisa meningkatkan kekuatan dan peluang keberhasilan rapalan mantra. Mage menggunakan serangan sihir yang dioptimalkan untuk efek berskala luas.
'Ini adalah waktu untuk meningkatkan penguasaan dan mendapatkan lebih banyak exp. Aku belum tentu bisa mendapat kesempatan seperti ini lagi'
Kabar tentang para monster yang menyerang Benteng Vargo setiap hari sudah menyebar luas. sehingga, menyebabkan para Mage terus berduyun-duyun menuju benteng tersebut. Tak hanya kawanan monster yang pasti datang setiap hari, mereka juga bisa meningkatkan Fame dan Kontribusi pada Benteng Vargo.
Gyaao!
Tepat sebelum kawanan monster mencapai dinding, beberapa player abnormal melesat dengan kecepatan tinggi dan mencapainya terlebih dahulu. Tapi, monster tiba-tiba berhenti dan mulai memberikan geraman pada dinding.
Di dinding terdapat lukisan para Barbarian memegang tombak. Itu merupakan musuh alami mereka. Lukisan itu terkesan begitu nyata, sehingga para monster menatapnya dengan begitu serius.
Pemandangan seperti ini bisa dilihat sesekali di tempat lain. Terdapat juga lukisan daging barbeque dengan asap yang mengepul di tengah-tengah gurun. Sehingga, air liur para monster bercucuran. Lukisan-lukisan dinding ini menarik perhatian para monster.
Orang yang bertanggung jawab untuk semua lukisan dinding ini adalah Petrov. Namanya terkenal di seluruh Benteng Vargo, sebagai orang yang bisa melukis suatu karya. Karya itu bahkan membuat para monster tak bisa membedakan mana yang nyata dan mana yang palsu.
"Serang!"
Panah terus menghujani monster, sedangkan para Mage menggunakan mantra mereka untuk melenyapkan monster yang sedang binggung di tempatnya. Itu adalah kemenangan bagi prajurit dan player yang bertarung dengan gagah berani di balik dinding.
Ketika monster bergegas masuk, beberapa player bertahan membuat kesalahan, sehingga mereka berada dalam situasi yang berbahaya. Tapi, prajurit dan para player saling melindungi satu sama lain. Para player bisa mendapatkan banyak exp poin dan pengalaman, ini adalah situasi yang langka. Kesempatan ini begitu bagus, setiap player yang datang ke Benteng Vargo dituntut untuk berpartisipasi dalam bertahan dari serangan monster.
"Sekali lagi, kemenangan mudah diraih berkat lukisanku."
Petrov bisa mendapatkan sejumlah besar Kontribusi dalam Benteng Vargo. Tapi ini bukan satu-satunya hal yang Petrov lakukan.
Country Snake, Cerberus, Worm, dan patung-patung lain yang diberi kehidupan di Las Phalanx, kini berada di Benteng Vargo. Mereka datang karena perintah Weed, untuk melindungi benteng dan menghancurkan monster satu per satu. Death Worm bertindak sebagai penghubung dengan para Knight untuk mengalahkan monster. Petrov menjalin persahabatan dengan patung-patung hidup berukuran besar ini.
Itu terjadi pada suatu hari, ketika dia melukis sebuah lukisan baru. Death Worm yang Weed namai Worm, muncul dari tanah, mengamati, lantas pergi begitu saja. Sejak hari itu, beberapa patung hidup lain datang dan memperkenalkan dirinya.
"Kamu cukup ramah. Biarkan aku menggambar sesuatu untukmu."
Terkadang Petrov menggambar khusus untuk mereka, atau menunjukkan hasil kerja yang telah ia selesaikan sampai sekarang pada mereka. Semuanya itu untuk meningkatkan persahabatan. Karena patung hidup juga terlahir dari suatu karya seni, mereka sangat menyukai lukisan-lukisan tersebut.
"Betapa luar biasa bakatmu."
"Dia jauh lebih baik daripada Master kita."
"Kamu benar. Master kita memberi nama-nama aneh pada kita, dan menyalahgunakan kita. Aku mulai menyukai Painter ini."
Petrov berusaha bersahabat dengan 47 patung hidup, dan juga sering kali memberi mereka makanan.
"Makanlah. Aku akan membawa lebih banyak, jika ini tak cukup."
"Nyam-nyam. Lezat. Rasanya seperti madu."
"Bawakan beberapa daging besok. Dan juga, aku ingin minum jus anggur."
"Aku ingin mengunyah beberapa tulang."
Petrov memenuhi semua keinginan mereka.
'Tak lama lagi, mereka akan mencampakkan Weed kemudian mengikutiku.'
* * *

Dalam perjalanan ke Morata, Weed memberikan kunjungan mendadak ke tempat di mana King Hydra dan Black Imoogi berburu.
"Kalian!"
Sambil menggunakan 9 kepalanya secara bergantian, King Hydra melesat ke arahnya melewati hutan.
"Master."
"Lama tak jumpa."
Dengan ke-9 kepalanya yang tegak lurus, King Hydra mendekati Weed. Mulutnya yang menganga bisa menelan Weed bulat-bulat. King Hydra berhenti setelah berdiri di depan Weed.
"Pindahlah, aku berada di sini terlebih dahulu."
"Kepala no 4, kamu makan lebih banyak kemarin, ingat?"
"Aku! Master paling suka padaku!"
King Hydra adalah monster ganas dan kejam yang tak menghiraukan perintah. Itu sebabnya sulit bagi Weed untuk menangani Hydra. Dia memiliki tubuh besar, tak mendengarkan perintah, dan mereka bahkan saling menghasut di antara kepalanya sendiri. Jika seseorang meyakinkan salah satu kepala, maka kepala lainnya bisa menghancurkan keyakinan itu, dengan membisikkan hasutan.
Di sini berlaku suatu kebijakan, yaitu: 'pastikan untuk tak menemui teman yang salah'. Prinsip itu harus dipegang teguh karena King Hydra yang memiliki kepribadian yang tak tetap. Apa boleh dikata, memang seperti itulah seharusnya, karena semua kepala melekat pada satu tubuh.
Weed tak perlu mengatakan apa-apa, karena dia bisa melihat dengan jelas jika perut King Hydra membucit.
'Dia semakin rakus.'




< Prev  I  Index  I  Next >