LMS_V27E02P07

2. Pengrajin Keramik (7)
Weed memotong perkataannya dengan dingin. Weed
memperlakukannya berbeda, karena tujuan Hwaryeong hanyalah untuk koleksi. Sedangkan
Mapan, jelas-jelas dia akan menggunakannya pada delapan tempat perdagangan
miliknya.
"Oh, aku rasa bisa mendapatkan popularitas besar
darimu."
Mapan yang sedang melihat-lihat tembikar tersebut tak
menyembunyikan kekagumannya. Di Benua Versailles, keramik adalah karya seni
berharga. Hanya bangsawan kaya dan keluarga kerajaan yang bisa menggunakan
benda seperti itu.
Keramik merupakan karya seni berkualitas tinggi, dan dia
masih bisa menjual barang mewah tersebut.
[Gudang Dwarf
Anda adalah penemu pertama Dungeon Gudang Dwarf
Hadiah:
-Fame meningkat sebesar 680
-Dobel exp dan item drop rate selama 2 minggu
-Monster pertama yang dibunuh akan menjatuhkan item kualitas
terbaik.]
Seperti yang sudah diduga, mereka menemukan sebuah dungeon!
Itu adalah dungeon di mana para Dwarf menyimpan
barang-barang mereka.
"Seperti yang sudah aku duga."
Seoyoon yang tinggal di Morata juga bergabung dengan mereka
melalui skill milik Yurin. Efisiensi Party itu telah mencapai level yang
mengerikan.
"Van Hawk, pimpin di depan."
"Baik Master."
Weed bersama dengan si Death Knight menjelajahi dungeon yang
sudah diduga keberadaannya sejak awal.
Dia menghunus dan menggenggam Koldeurim Daemon Sword, sambil
memasuki dungeon tersebut. Dia terus menjaga Seoyoon, agar tetap berada di
sebelah kanannya, sambil gadis itu mengamati keadaan sekitar.
Pale dan Maylon memegang busur mereka, sedangkan Zephyr,
Hwaryeong, Surka, Bellotte, Irene, Romuna, dan Yurin mengikuti di belakang,
mereka merupakan skuad elit. Mapan datang sambil menyeret sebuah gerobak untuk
mengemas japtem atau item jarahan.
"Kami tak akan pernah memberikan harta padamu. Itu
adalah milik kami!"
"Kiee, pencuri! Ada pencuri! "
Ada para Graverobber yang berkeliaran dan sering muncul di
dungeon.
Tak peduli apakah itu adalah racun, sihir, pedang, atau anak
panah, sangatlah sulit untuk menggunakan serangan-serangan tersebut pada para
Graverobber yang datang tanpa henti. Perangkap yang dipasang oleh para Dwarf di
dalam Dungeon ini juga sangat rumit.
"Graverobber yang berkeliaran berlevel pertengahan 300-an."
Weed sedikit kecewa. Seoyoon dan teman-temannya sudah berada
pada level 400, sehingga menjelajah dungeon pada level ini sedikit tak masuk
akal.
Tempat ini memiliki nilai sejarah yang mendalam, itulah
sebabnya dia sudah menduga tingkat kesulitan dungeon ini. Jika memang demikian,
maka harta di sini sepertinya memiliki nilai yang relatif kecil.
Jika dibandingkan dengan monster lain, para Graverobber
memiliki HP yang lebih tinggi. Dengan demikian, mereka memberikan lebih banyak
exp. Kecepatan mereka relatif rendah, sehingga mereka bisa diburu dengan
lancar.
"Moonlight Sculpting Blade!"
Dia menggunakan pedang brilian bebas, dan sangat luar biasa.
Ini terjadi saat penguasaan skill berkembang, kemudian dapat digunakan dengan
baik setelahnya!
[Anda telah memperoleh sebuah gergaji dari Graverobber.]
[Anda telah memperoleh kunci dari Graverobber.]
[Anda telah memperoleh tas yang berisi benda-benda kecil.]
Graverobber menjatuhkan item hasil curian yang berbeda-beda,
yang jumlahnya cukup banyak. Weed bersama dengan Tori, Van Hawk, dan Zephyr
bertahan sejak awal. Sedangkan, anggota lain di bagian belakang dan samping
memberikan dukungan.
Lengan dan kaki mereka selalu terikat. Karena jika tidak,
mereka akan jatuh ke dalam bahaya. Kemudian, mereka menemukan kotak-kotak Dwarf
di antara para monster. Membuka kotak misterius seperti itu adalah hal yang
menyenangkan untuk dilakukan, sekaligus menghabiskan waktu.
[Anda telah memperoleh buku-buku lama dan Diary #2 dari
Dwarf]
[Anda telah menemukan sebilah pedang perunggu, Fame
meningkat sebesar 310]
[Anda telah menemukan sebuah pisau batu, Fame meningkat
sebesar 195]
[Anda telah memperoleh gelas minum Dwarf.]
Pada zaman itu, senjata dan armor Dwarf terlalu terbelakang,
itulah sebabnya kinerja mereka tak begitu baik.
Pedang perunggu dan kuningan tak dibuat dengan benar,
sehingga item tersebut paling cocok ditinggalkan sebagai barang antik!
"Tak masalah, jika aku membawanya ke Art Center, aku
masih bisa mendapatkan keuntungan."
Dia berpikir untuk berkontribusi barang antik pada Art
Center. Mereka menemukan butiran bijih besi, bijih perak, dan Mithril di dalam
kotak itu, dan mengharapkan jika mereka memperoleh pendapatan yang lebih besar.
Weed merasakan sesuatu, dan itu sudah cukup untuk membuat
sudut mulutnya naik dengan ekspresi menakutkan.
Weed berburu bersama-sama dengan teman-temannya, kecuali
saat dia mengeringkan hasil karyanya, atau saat dia memberikan lapisan pada
tembikar. dia juga mengumpulkan pengalaman, saat hasil karya keramiknya menjadi
semakin halus dan kilauannya membaik.
Meskipun tak ada Masterpiece atau Magnum Opus, masih ada
hasil karya seni lain yang muncul.
"Kkyaah! Ini sangat indah."
Ketika Weed membuat Keramik, Hwaryeong melihatnya dan
terus-menerus mengamati. Bahkan, salah satu alasannya menyukai Weed adalah
karena ekspresi menarik pada wajahnya, ketika dia sedang bekerja. Dia terpesona
saat ekspresi wajah Weed menjadi serius, ketika Weed membuat patung. Dia hanya
terfokus pada sosok Weed yang mempesona saat dia bekerja.
Ketika Weed memahat patung kayunya, dia diam-diam berpikir.
'Berapa banyak aku
bisa menjual barang ini, jika aku sukses nanti. Nilai materialnya tak begitu
besar. Oh, belakangan ini, nilai pohon sangat buruk. Aku pun belum membeli
pohon. Jika aku mengalihkan pilihanku pada batu-batu besar, aku bisa
menciptakan patung besar.
Menciptakan patung
adalah hal yang penting. Tapi, patung juga perlu kemasan. Dan di sana, akan ada
barisan orang kaya yang melihat-lihat....'
Weed sibuk dengan tanah liat untuk membuat tembikar, dan
tangannya ternodai dengan tanah. Seorang pria bertangan kotor, duduk di sana
sambil mengerjakan tembikar, itu adalah suatu pemandangan yang tidak buruk.
Pemandangan itu menciptakan suatu suasana lembut yang menarik para wanita.
Irene, Romuna, dan Hwayreong menatap kosong pada Weed, saat
dia bekerja.
"Aku ingin belajar membuat tembikar."
"Kalau begitu, aku akan membuat kerajinan tembikar
bersama dengan pacarku."
Seorang pria harus duduk dekat dengan tubuh seorang gadis,
dan menempatkan tangannya untuk membimbingnya membentuk tembikar. Itu adalah
suasana yang sangat lembut dan aneh!
Kemudian, Weed membentangkan tangannya, dan dengan lembut
menyentuh tembikar yang sudah dia bentuk.
"Kyaaa!"
"Whah!"
Wajah para wanita tersipu, dengan mata yang bersinar.
'Siapa sih.'
'Siapa sih itu?'
Weed memeriksa di belakangnya, tapi tak melihat seorang pun
di sana.
Salah satu skill memahat untuk profesinya adalah Mind Hand!
Dengan tangan dari seorang pengrajin dan Mind Hand, dia
mulai mengukir berbagai patung. Itu adalah pengalaman aneh, dan berbeda dari
apa yang telah ia harapkan.