Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V28E02P04

gambar


2. Bardray dan Royal Knight (4)



"Ada sebanyak ini?"
Mata Weed berbinar-binar, saat dia menatap safir dalam keranjang. Dia juga memperoleh sejumlah besar bijih besi kelas 2 dan 3. Mineral memiliki bobot yang cukup signifikan, tapi dia tak menyangka jika bobotnya akan seberat itu.
"Untuk menghasilkan uang di negeri ini... Perlu belajar skill Mining."
Itu adalah salah suatu skill yang bisa menghasilkan uang di Royal Road.
"Sekarang, aku harus menggali sedikit lebih dalam."
"Hyung, kita harus pergi secepat mungkin. Jangan lagi membuang-buang waktu di sini."
Hegel mengatakan itu dari samping. Dia marah sejak mengetahui jika Tambang Melbourne sedang diserang. Sementara itu, Guild Black Lion mengumpulkan para player di lantai 4. Hegel cemas dan ingin bergabung dengan mereka segera, tapi Weed melakukan sesuatu yang tak terduga.
'Level Hyung cukup tinggi. Walaupun aku hanya menyaksikan pertempurannya sebentar, aku bisa mengetakan jika kemampuan tempurnya tidaklah biasa. Dia bisa berguna untuk perang kali ini. Tapi, jika aku tak bisa memisahkannya dengan batu-batu safir ini...'
Weed telah benar-benar terhipnotis oleh sihir batu safir. Dia bisa mendapatkan banyak permata dan mineral, dengan mendengarkan perkataan para spirit. Jika dia mengombinasikan skill Sculpting dan Blacksmith pada suatu hari nanti, dia pasti bisa mengeruk uang sepuasnya.
"Sunbae-nim, cepat kemarilah."
"Kamu tak bisa melakukan itu di sini!"
Dine dan Alice tak bisa lagi menahan kata-kata mereka. Karisma Weed yang mereka lihat saat melawan para monster, kini telah sepenuhnya lenyap. Itu sangat menjengkelkan, karena Weed sedang sibuk.
"Kekekeke. Batu safir. Ini adalah barang kelas top, tanpa goresan sedikit pun."
Dia tak boleh menambang dengan sembarangan. Dia harus berhati-hati, setiap kali dia menemukan safir. Jika tidak, itu akan menyebabkan kerusakan pada permukaan batu permata, karena hantaman pickaxe-nya. Sehingga, harganya tak lagi tinggi.
* * *

Yurin bertemu banyak orang saat dia bepergian dengan bebas di benua.
"Wahai wanita pelukis yang cantik, bisakah aku meminta bantuan?"
Seorang pria mengenakan jubah penyihir mendekat.
"Cita rasa pewarnaanmu sangatlah baik. Aku ingin sebuah gambar... Aku bahkan akan membelikanmu minuman, sehingga kita bisa bicara lebih enak."
Seorang Knight juga mendekatinya.
"Dapatkah aku mempercayakan gambar yang aku gali ini padamu, Yurin-nim?"
Seorang Adventurer membawa sebuah gambar yang telah dilukis di masa lalu. Dia senang melukis gambar kota dan pemandangan, saat berbicara dengan seseorang. Para player dan warga kadang-kadang menceritakan kisah-kisah jalan tersembunyi, dan lembah yang dihiasi oleh bunga-bunga mekar.
"Tempat ini juga tersembunyi. Lukislah sesegera mungkin."
Sambil minum susu dengan roti gandum, dia melukis tak hanya pada kanvas, tapi juga pada pikirannya. Dia terhanyut di dalam pikirannya, sambil melukis gambar pemandangan yang indah dan menikmati waktu luang. Kemudian, memuaskannya sampai selesai. Dia juga berbicara dengan orang-orang, saat menggambar potret tersebut. Teman-temannya dan hubungan mereka tak dapat diabaikan.
Tapi Yurin adalah orang yang paling bahagia, saat berada di Morata dan Benteng Vargo. Dia pergi berburu bersama para player pemula, dan memberikan beberapa lukisan. Kemampuannya untuk melukis juga berkembang pesat.
"Apakah kamu ingin makan bersamaku? Aku kenal seorang Chef yang handal. Aku pikir kamu akan menyukainya."
Terkadang Yurin bertemu Hwaryeong yang tengah mengalami saat-saat yang sulit dalam perburuan bersama para Geomchi.
"Oke Unni."
Mereka berdua makan bersama dan melihat pertunjukan. Morata adalah kota seni dan pertunjukan, sehingga rasio player wanita lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya.
"Apakah Weed-nim tetap keren,bahkan ketika dia masih kecil?"
"Dia... Dia memastikan agar aku selalu memakai 2 lapis pakaian tebal. Bahkan, ketika berada di dalam rumah."
Kedua wanita ini sering membahas Weed. Yurin memiliki hubungan saudara yang baik dengan Weed, sementara Hwaryeong tertarik pada Weed.
"Tapi, bolehkan aku bertanya, apakah kalian berdua pernah bertengkar?"
"Ketika aku masih kecil, aku pernah salah paham terhadap tindakan Oppa. Tapi sekarang, dia adalah salah satu orang yang paling aku cintai di dunia ini."
"Betul. Mungkin, tak ada artinya saling bertengkar. Aku bertanya sesuatu yang tak perlu."
Yurin dan Weed memiliki hubungan yang positif, seperti yang Hwaryeong harapkan.
"Tidak, Unni. Aku juga pernah kesal pada Oppa... Meskipun itu terjadi pada beberapa waktu yang lalu."
"Iya kah?"
"Itu terjadi di musim dingin yang lalu."
Hanya berpikir tentang hal itu saja, sudah membuat mata Yurin basah.
"Ada sepasang sepatu boot yang benar-benar ingin aku beli...."
Gadis itu menyukai mengenakan sepatu boot di musim dingin, karena betuknya yang keren dan imut. Tapi alasan sesungguhnya adalah karena sepatu itu hangat dan besar, sehingga begitu nyaman dipakai. Yurin ingin memakai sepatu itu saat belajar di perpustakaan.
"Aku meminta Oppa untuk membelikan aku sepatu boot itu."
"Begitukah?"
Mata Hwaryeong berkilat, setelah dia menyadari jika itu adalah cerita tentang sepatu.
"Apakah dia membelikanmu sepatu boot yang cantik?"
Biasanya, laki-laki tak begitu memperdulikan sepatu atau tas wanita. Khususnya, ada banyak orang yang tidak suka sepatu boot.
"Dia tak membelikannya. Tapi, dia tahu jika kakiku kedinginan, lantas dia membelikanku kaus kaki..."
"Keeek!"
"Tapi itu adalah kaus kaki tebal yang tak bisa dengan mudah dikenakan dengan sepatu. Dia menganggap jika semua sepatu identik. Bahkan, ketika menjelaskan tentang sepatu boot... Hiks hiks hiks."
Hwaryeong menepuk bahu Yurin yang malang. Itu adalah cerita yang paling menyedihkan, yang dia dengar baru-baru ini.



< Prev  I  Index  I  Next >