Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V30E09P02

gambar


9. Monster-Monster Antarosa (2)



Kastil Edgar!
Itu adalah tempat yang penuh sesak dengan Merchant dan Traveller, karena merupakan area milik Kerajaan Britten Alliance. Para pemula yang memilih tempat ini untuk memulai game bisa mendapatkan semua jenis item dengan harga murah.
Ada banyak Merchant dengan pengawal atau permintaan untuk memusnahkan monster, sehingga begitu banyak profesi petarung juga berada di sini. Meskipun begitu, sejumlah besar player telah pergi ke utara. Mereka iri pada perekonomian Kerajaan Arpen yang dinamis.
"Mencari party untuk berburu serigala merah. Aku adalah seorang Warrior. Levelku adalah 156, dan memakai armor baja dengan daya tahan sebesar 53!"
Jer berteriak penuh semangat di alun-alun. Setelah level tertentu tercapai, akan sulit untuk berburu, kecuali mereka pergi berburu bersama party. Dalam kasus Jer, dia berburu lebih bersemangat daripada orang lain dan meningkatkan levelnya.
"Shaman mencari party untuk berburu serigala merah. Aku level 174, dan memiliki skill yang sangat diperlukan, untuk membantu perkembangan orang lain."
Seorang Shaman perempuan bernama Sullia muncul di depan Jer. Serigala merah baru-baru ini menjadi spesies buruan yang populer, sehingga orang yang memburunya akan mudah mendapatkan party. Serigala merah berlevel 200, tapi kulit mereka bisa dijual dengan harga mahal, sehingga banyak orang memburu mereka.
Suatu party tersusun dari beberapa profesi sebelum mereka pergi berburu. Jer mengawasi mereka dengan mata iri. Jika seorang Warrior tak memiliki kemampuan, maka party-nya akan berada dalam resiko yang tinggi.
Ketika party berantakan karena serangan monster, dia memiliki kewajiban untuk tinggal di lahan berburu sampai akhir, dan bahkan sampai mati. Itulah sebabnya, biasanya seorang Warrior ditunjuk sebagai pemimpin party, tapi tak banyak orang mengenal jer.
Para player yang pernah berburu bersamanya, meningkatkan level lebih cepat daripada Jer. Sehingga, mereka pergi ke daerah lain untuk mencari tantangan baru. Cukup banyak orang pergi ke utara.
Biasanya pemimpin party adalah seorang Warrior, dan mereka tak ingin ada 2 Warrior dalam satu party, sehingga kesempatan Jer sangat tipis untuk mendapatkan party. Mereka lebih memilih Knight yang dilengkapi dengan armor dan familiar terhadap lahan perburuan.
Kemudian, seorang pemandu berlevel 200 bernama Scott, dengan Fame yang cukup tinggi, tiba di Kastil Edgar.
"Nah, tak perlu basa-basi, jadi... apakah kamu mau berburu bersama kami? Aku memiliki seorang Priest, Mage, dan Thief. Semuanya siap."
"Ya, aku mau."
Jer dengan cepat menerima tawaran itu, karena kesempatan ini tak akan datang dua kali. Party berburu Scott cukup terkenal, karena kinerjanya yang efisien. Jadi dia pikir, dia bisa mengikuti dan meningkatkan levelnya.
"Apakah kamu seorang Shaman?"
"Ya."
"Ayo pergi bersama."
"Terima kasih banyak."
Dan mereka pun mulai berburu di Pegunungan Rondis yang terdapat habitat serigala merah. Kemudian, Jer dan Sullia mengalami perlakuan kasar.
"Belum jelas bagimu? Bawakan monsternya padaku. Ah, kamu begitu lambat."
"Kenapa kamu mencoba untuk mengambil item-nya? Party kami memiliki aturan jika hanya orang-orang yang berburu pertama kali yang boleh mengambil item-nya. Kamu tak paham?"
"Nanti kalau perburuan berakhir, kamu tak perlu khawatir tentang biaya perbaikan. Party ini akan berburu sepanjang hari, jadi persiapkan semangatmu."
Jer bertugas untuk menarik perhatian monster dan bertahan. Para player lain pada party tersebut hanya mempertahankan posisi mereka, dan menyerang. Si Priest kadang-kadang merawatnya, jika terluka. Tapi, penyembuhannya sangat lambat. Sehingga, dia tak bisa menahan perasaan cemas. Sebagai Shaman, Sullia harus menyerang, memberi blessing, dan menyembuhkan, sehingga dia sangat sibuk.
Meskipun mereka mendapat perlakuan kasar, mereka tak bisa meninggalkan party, karena Scott cukup terkenal. Jadi, jika dia menyebarkan desas-desus tentang perlakuan buruk, mereka akan lebih sulit untuk menemukan party baru lainnya.
Tapi seseorang telah mengikuti Jer sejak dari Kastil Edgar. Dia adalah orang yang mengenakan pakaian pemula yang kotor!
Dia duduk di balik pohon dan mengukir patung, sambil menunggu berakhirnya perburuan. Beberapa kali, pria itu bergumam.
"Ada defisit pada asuransi kesehatan tahun ini."
Dia terkadang mendesah saat beristirahat.
"Inflasi terus meningkat... Hidup menjadi semakin sulit dengan perekonomian yang kian memburuk. Hidupku akan semakin melarat, kecuali aku dapat durian runtuh."
Dan dia masih memiliki mimpi bahagia.
"Aku harus berhemat dengan ketat, sehingga aku bisa tidur nyenyak."
Dia terus mengukir, sambil melihat Jer dianiaya oleh party-nya. Jer dan Sullia bekerja keras selama 3 jam sebelum akhirnya mereka dibuang.
"Apakah kamu menerima quest untuk memeriksa Pegunungan Bermer?"
"Ya. Itu sedang heboh. Quest tersebut tak akan berhasil, kecuali aku memiliki skill menebas batu."
"Kami sedang menuju ke sana. Jer dan Sullia bukan bagian dari party kami, sehingga tak mungkin untuk pergi ke sana, bersama-sama dengan mereka. Kalau begitu, sampai jumpa nanti."
Jer dan Sullia ditinggalkan di sana sendirian.
"Bagaimana kalau kita kembali ke kastil lagi?"
"Ini akan memakan banyak waktu. Mencari party lain di sekitar sini mungkin adalah pilihan yang lebih baik."
Party berburu lain juga menantang Pegunungan Rondis. Itu bukan tantangan dari dungeon yang berbahaya, sehingga orang-orang tak perlu tambahan Warrior atau seorang Shaman. Sementara mereka berpikir, si pria yang dari tadi memahat, akhirnya bangkit dari duduknya. Lantas menghampiri mereka berdua.
"Kamu adalah Warrior yang bernama Jer kan?"
"Ya, itu adalah aku."
Jer memiringkan kepalanya ke satu sisi, sembari melihat orang yang berbicara kepadanya.
'Eh. Aku pernah melihatnya di suatu tempat.'
Orang itu berpakaian seperti seorang pemula biasa, tapi perawakannya sangat familiar bagi Jer. Dia jelas-jelas seseorang yang penting.
'Apakah aku pernah berburu dengannya sebelumnya? Apakah dia pernah meminjamiku pedang yang murah sebelumnya?'
Ingatannya tak buruk, tapi dia tak bisa mengingat apapun. Tak peduli seberapa keras ia berpikir. Pria itu pun berkata.
"Apakah kamu ingin berburu denganku, jika kamu punya waktu?"
"Yah, dengan keadaan seperti ini, aku tak memiliki party, jadi aku pun bersedia."
Jer bersedia terus maju. Walaupun dia masih belum bisa mengingat siapakah si pria itu, dia tetap menganggapnya orang baik.
"Oh, tapi Sullia-nim..."
"Tak masalah. Kamu tak perlu khawatir padaku."
Akan tapi, pria tak misterius itu melamun sambil menatap Sullia.
'Equipment itu.'
Cinta pertamanya, Shaman Da’in pernah memakai jenis equipment yang sama.
"Kamu juga boleh ikut bergabung dengan kami."
"Sungguh? Terima kasih! Aku akan bekerja keras."
Dia adalah seorang Shaman, jadi dia lebih tertarik pada sihir daripada pertempuran fisik. Jer dan Sullia bergabung dengan party pria misterius itu.
Jer bertanya.
"Apakah rekan-rekanmu berada pada tempat yang jauh dari sini?"
"Anggota party-ku hanya kalian."
"Eh? Kalau begitu, kita perlu merekrut profesi lainnya."
Jer memandang party lain di dekatnya. Mereka terdiri dari berbagai profesi, sehingga tak mungkin untuk berburu hanya dengan mengandalkan Warrior dan Shaman.
"Kita saja sudah cukup."
Pria itu penuh dengan keyakinan!
Sullia tersenyum cerah dan bertanya.
"Apakah kamu memiliki pengalaman berburu serigala merah?"
"Aku belum pernah melakukannya. Meskipun begitu, aku pernah berburu makhluk yang sama."
"Serigala ini lebih kuat dari yang kamu pikirkan. Tak mungkin dengan memburunya hanya dengan kekuatan seperti ini."
Sementara Sullia mengatakan itu, serigala merah berjalan di belakang pria itu.
"Hati-hati!"
Serigala merah memiliki kebiasaan tiba-tiba menyerang, saat dia berada dekat dengan sesuatu. Si pria melihat ke belakang dan mengerutkan kening.
"Ssup!"
Kakang!
Kkang kkang!
Serigala merah menggunakan segenap upaya terakhirnya, untuk coba melarikan diri. Tapi akhirnya. dia mati!



< Prev  I  Index  I  Next >