LMS_V36E06P03

6. Keagungan Van Hawk (3)
Kerajaan Mapon dan Beiner mencoba untuk mundur, dan
menderita kekalahan telak!
Sisa-sisanya telah mundur ke Benteng Dulmore, yang memiliki
beberapa lapisan sihir pertahanan. Ada sebuah sungai yang bercampur dengan
perak, yang mengalir melewati benteng. Properti suci perak berarti jika undead
tak bisa menyerang ke dalam.
Tapi, hanya setengah dari pasukan yang berhasil mencapai
benteng dengan hidup. Kerajaan Beiner dan Mapon telah diperintahkan mundur,
karena mereka takut terhadap Weed. Dia telah menyebabkan kerusakan besar dan
kewalahan dengan kekuatannya.
"Aku masih lapar meskipun menang, jadi itu menyakitkan."
Weed memimpin pasukan untuk mengejar mereka, dan mengambil
tahanan dari kota terdekat.
Warga sipil dan tentara diamankan. Para prajurit tak banyak
membantu dalam perang, tapi mereka dapat digunakan untuk mempertahankan
besarnya pasukan undead.
Kerajaan Mapon dan Beiner memiliki kebijakan tegas tentang militer.
Benteng Dulmore adalah pintu gerbang menuju ibukota. Kaum Barbar selatan dan
undead tak bisa dibiarkan melewatinya.
Pada akhirnya, Kerajaan Mapon dan Beiner meninggalkan
setengah kota-kota mereka. Militer harus mempersiapkan diri untuk pertempuran
berikutnya.
Kerajaan di masa perang ini, hanya permulaan awal!
Tantangan yang sebenarnya adalah menghadapi Order Of
Embinyu. Perang terbesar dalam era ini belumlah terjadi lagi!
Sebuah perang dengan Order Of Embinyu, bahkan tak ada dalam
buku-buku sejarah. Weed memberi perintah kepada Warrior1.
"Siapkan Armor dan senjata untuk para tahanan."
Jumlah tahanan saat ini mencapai 100.000 orang. Para tentara
yang mencoba melarikan diri akhirnya menyerah.
"Bagaimana ini?"
Warga biasa berbeda, dengan tentara yang terlatih. Tak ada
kesempatan bagi mereka untuk memberontak. Mereka menyadari jika mereka harus
menghadapi Order Of Embinyu untuk bertahan hidup.
Order Of Embinyu memimpin pasukan besar, yang melampaui
imajinasi. Bahkan, jika para prajurit terbaik menyerah, akan menjadi sulit
untuk bertahan hidup.
***
Universitas Korea.
Lee Hayan sangat terkenal, karena kakaknya. ‘Dia adiknya
Weed!’ Orang menatapnya dari jauh.
"Aku tak percaya. Apakah dia benar-benar adik Orc
Karichwi?"
"Kamu memang maniac Orc yang aneh. Tapi dia memang
benar adik Weed."
"Bagaimana bisa, penampilan kakak dan adik begitu
berbeda?"
Lee Hayan dikenal di sekitar kampus, karena imut dan cantik.
Para senior naksir terhadapnya. Bahkan, ketika dia hanya mengenakan celana
jeans biru dan t-shirt sederhana.
"Halo, Hayan. Apakah kamu punya waktu?"
"Maafkan aku. Sunbae-nim. Aku punya tugas di perpustakaan."
"Apa itu? Jika aku dapat membantu..."
"Aku harus melakukannya sendiri, sehingga kemampuanku
meningkat. sampai ketemu lagi."
Dia menghabiskan banyak waktu di perpustakaan. Dia terus
menghadiri kuliah di kampus, memperoleh nilai A di sebagian besar kelas, dan
menerima berbagai beasiswa.
Ketika dia tiba di kantin sekolah, dia hanya perlu
melihat-lihat sekali.
"Sunbae-nim!"
"Hayan, apakah kamu ingin beberapa nasi ini?"
"Ya!"
"Apakah kamu ingin makan bersama?"
"Ya, sunbae-nim!"
Pesonanya disebarkan, saat datang ke kantin sekolah!
"Sunbae-nim, kamu belajar studi asing dan diplomatik
tahun lalu. Aku tak ingat bukunya... Di mana aku bisa membelinya?"
"Kamu mengambilnya di semester ini? Aku memiliki buku
pelajarannya."
"Wah, terima kasih banyak!"
Makanan, biaya kuliah, dan buku, semua gratis. Dia selalu
menyimpan catatan dari jadwalnya, di telepon.
"Kim Jin-sik sunbae mentraktirku dua hari yang lalu,
dan Ho-joon sunbae dua minggu lalu. Ini tak bisa dilewatkan."
Dia memiliki sistem khusus pada para senior, yang membelikan
makanannya. Tapi, dia tak pergi ke club atau party minum.
"Maafkan aku. Aku perlu belajar."
"Kamu bisa mengumpulkan beberapa orang untuk
mengerjakan tugas setelahnya. Hanya satu kali minum."
"Kakakku mengatakan kepadaku untuk tak minum dengan
laki-laki. Pria adalah hewan yang benar-benar tak bisa dipercaya."
Dia benar-benar menghindari minum. Dia telah mendengar
banyak cerita dari mahasiswa, jadi dia mewaspadai minum-minum. Tapi, dia juga
mendapatkan masalah.
"Kenapa kamu selalu menolak pergi dengan profesor kali
ini?"
Presiden asosiasi memaksanya.
"Hyu, kali ini sulit untuk menolak."
Lee Hayan mengikuti ajakannya, untuk bertemu di sebuah bar.
Tentang kehadirannya, telah menyebar begitu banyak. Jadi, junior dan senior
berada di sana.
"Sekarang, minumlah!"
Profesor menyerahkan bir.
Bahkan, minum sampai seseorang mabuk itu lebih umum, pada
generasi terdahulu. Saat ini, umumnya hanya perlu minum secukupnya, dan
menghabiskannya segera. Tentu saja, masih banyak cerita dan pengakuan saat minum-minum.
Lee Hayan meminum bir dan Soju. Dia mengisinya, saat
memegang gelas seperti seorang profesional.
"Berikan itu padaku, Sunbae tampaknya lemah terhadap
alkohol."
"Tidak. Aku akan minum."
"Dan dengan tenang meneguk langsung."
"Kyah, terasa nyaman."
"H-Hayan, Aku pikir kamu tak bisa minum alkohol."
Berturut-turut, gelas terus diisi alkohol dan diminumnya.
"Makanlah makanan ringan, sambil minum."
"Aku tak menyukai rasa wine."
Lee Hayan terjebak dalam minum-minum. Profesor juga
memperhatikan dirinya.
"Hayan, Apakah kamu pernah minum alkohol
sebelumnya?"
"Ya, aku gunakan untuk sedikit bermain-main ketika aku
masih muda."
"Haha, kamu mengunyah permen karet juga?"
"Tidak, Aku sering pergi minum-minum bersama
teman-temanku dan mengunyah pisau silet." (efek mabuk -_-)
"...."
Lee Hayan minum alkohol lagi, setelah waktu yang lama. Sehingga,
dia menjadi banyak bicara.
"Aku bertindak tanpa berpikir, ketika aku masih muda.
Aku minum sepanjang malam, dan berkelahi dengan abg-abg yang lewat.”
"Kamu bermain hal yang berbahaya. Pernahkah terjadi
kecelakaan?"
"Tak banyak juga. Suatu kali, temanku terkena insiden
kecelakaan sepeda motor, dan jatuh ke dalam koma. Ah, itu benar! Aku mendengar
dia bangun beberapa waktu lalu, dan aku sudah berencana untuk menghubunginya.
Aku harus meneleponnya sekarang.”
"..."
"Aku bermain dan ketahuan oleh kakakku."
"Apakah kakakmu marah besar?"
"Ya. Pertama kalinya, aku menderita patah kaki. Aku
punya pikiran, ketika berbaring di sebuah ruangan selama 3 bulan. Aku terjebak di
kamar dan anggota tubuhku patah. Aku tak bisa melakukan itu lagi, karena kakakku
... semangatku telah terbangun sejak saat itu."
Kakaknya adalah orang yang melegalkan kekerasan pemuda,
terhadap Lee Hayan.
"Minum, hal ini bukan karena aku tak bisa minum. Aku
hanya berpikir, itu mahal dan buang-buang uang."