Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_029

SL_029

Bab 29


Sulit untuk terus menghindar dengan tubuhnya yang terasa sangat sakit. Tapi Jin Woo tak bisa mengabaikan langkah yang harus ia ambil selanjutnya.
Jika dia kehilangan kesadaran sekarang, semuanya akan berakhir.
 ‘… 178,179,180!’
Setelah menunggu timer 3 menit pada buff Cerberus, Jin Woo mengaktifkan kartu truf yang telah disiapkannya sebelum pertarungan.
 ‘Gunakan Hadiah 1!’
Dia sengaja berpegang pada hadiah pertama dari tugas hariannya, khususnya untuk acara seperti ini.
 [Hadiah 1
Pemulihan Status telah diterima]
Wooosh!
Cahaya biru menutupi tubuhnya dan memulihkan tubuhnya sepenuhnya.
[Health : 3,602 / 3,602]
Bahu dan lengannya yang terluka juga sembuh.
 “Ini kesempatanku!”
Pada jarak yang cukup dekat, keduanya saling bertahan. Bahkan Cerberus dengan segala kelincahannya, tak bisa menghindari serangan Jin Woo.
Setelah memulihkan semua kekuatan dan staminanya, Jin Woo dengan tangkas bermanuver di sekitar kepala Cerberus. Meletakkannya di kuncian dengan lengan kirinya. Itu adalah maneuver yang sama yang digunakannya saat melawan Casaka.
Dengan lengan kanannya, Jin Woo mulai tanpa ampun menusuk bagian tengah leher binatang buas itu berulang kali.
Stab! Stab! Stab!
Setelah mengakhiri keadaannya yang penuh amarah, Cerberus merasakan sakit dan meronta-ronta, mencoba melepaskan Jin Woo dari punggungnya.
Yelp! Whimper! Whimper!
Sama seperti sebelumnya, Jin Woo bertahan dengan semua kekuatannya. Ketika Cerberus itu bergerak maju mundur, dia mengencangkan cengkeraman di lehernya dan terus menusuk.
Stab! Stab! Stab!
Binatang itu terus merintih kesakitan dan berusaha mati-matian untuk menggigit Jin Woo, tapi pertarungan berakhir pada saat ini.
Stab! Stab! Stab!
Casaka’s Poisoned Fang bergerak melewati tenggorokan binatang buas dan menuju ke jantungnya.
Stab! Stab! Stab!
Cahaya perjuangan di mata Cerberus mulai memudar.
Whimper…
Akhirnya, kepala binatang itu menjadi lemas.
*Ding!*
[Anda telah mengalahkan Gatekeeper of Hell, Cerberus]
 [Anda naik level!]
 [Anda naik level!]
 [Anda naik level!]
 [Anda naik level!]
Jin Woo naik level empat kali dalam sekali jalan. Itu adalah pertarungan yang sulit. Jin Woo memastikan, jika kehidupan binatang buas itu benar-benar telah mati, sebelum melepaskan lehernya.
Tubuh Cerberus merosot ke tanah tanpa kehidupan.
Thud…
Jin Woo membungkuk dengan kedua tangannya.
 “Hah …”
Dia menghela nafas lega. Berpikir jika dia akan menghadapi monster yang bisa menggunakan skill. Jika bukan karena kartu truf yang telah ia persiapkan. Dia akan menjadi orang yang ada di tanah saat ini.
Memikirkan hal ini membuat Jin Woo bergidik merinding.
‘Ah … item …’
Item macam apa yang akan ia dapatkan, setelah semua pekerjaan ini?
Jin Woo menghela nafas sekali lagi, dan mengulurkan tangannya ke arah mayat itu.
*Ding!*
 [Anda telah menemukan “Kalung Gatekeeper”
Apakah Anda ingin menyimpannya?]
[Anda telah menemukan “Kunci Gerbang Istana”
Apakah Anda ingin menyimpannya?]
[Anda telah menemukan “Cerberus’ Molar “x3
Apakah Anda ingin menyimpannya?]
‘Ambil semuanya.’
[Kalung Gatekeeper
Rarity: A-Rank
Jenis: Kalung
Agility +20
Sense +20]
[Cerberus’ Molar
Rarity: Tidak ada
Jenis: Sampah]
 [Kunci Gerbang Kastil
Rarity: A-Rank
Jenis: Kunci
Ini adalah kunci menuju gerbang Kastil Iblis. Diperoleh setelah membunuh Gatekeeper]
 “Whoa.”
Jin Woo sangat gembira.
‘Meningkatkan  dua puluh poin stats Agility dan Sense?’
Statistik kalung itu luar biasa, cocok untuk sebuah item A-Rank. Itu adalah equipment tingkat tertinggi, yang ia lihat sejauh ini.
“Masuk akal jika ini didapatkan ini, setelah pertarungan seperti itu …”
Dia akan marah jika tingkat Rarity-nya rendah. Tapi, melihat lebih dekat pada kalung itu, Jin Woo ragu-ragu. Sebuah gelang emas bundar dengan paku berujung lembut yang menjulur di sekitarnya. Itu jelas kerah anjing.
 “Hmm…”
Setelah merenungkannya dengan mata tertutup,Jin Woo menyerah dan mendekatkannya ke lehernya.
Sebuah pesan muncul sebagai tanggapan.
*Ding !*
 [Apakah Anda ingin menggunakan “Gatekeeper Necklace”?]
Dia ragu-ragu lagi.
 “Ya.”
Lalu kalung itu perlahan menghilang dari tangannya.
 [“Gatekeeper Necklace” telah dipakai]
 “Hah?”
Jin Woo dengan cepat membuka layar stats-nya.
[Statistik
Strength: 60
Vitality: 39
Agility: 80
Intelligence: 37
Sense: 67
(Poin yang tersedia: 0)
Pengurangan Kerusakan Fisik: 20%]
 “Oh,tunggu!”
Stat Agility dan Sense-nya meningkat sebesar 20 poin. Statistik kalung itu telah diterapkan padanya. Dia merasa di lehernya,tidak ada tanda-tanda kalung di sana.
Sepertinya, memakai barang-barang melalui Sistem tak harus menempatkannya secara fisik. Dia lega jika tak perlu berjalan-jalan sambil mengenakan kerah anjing.
 “Selanjutnya, molar.”
Jin Woo membuka toko.
Masing-masing molar itu dijual seharga 150 ribu gold. Setelah menjual 3 molar, Jin Woo telah mendapatkan 450 ribu gold.
 [Saat Ini: 562.362 Gold]
 “Barang sampah seperti ini ternyata mahal.”
Pertarungan pertamanya telah memberinya gambaran tentang kesulitan Dungeon ini. Kastil Iblis tak akan menjadi mudah. Tapi ini bukan berita buruk bagi Jin Woo. Hanya dengan menjatuhkan satu monster, dia sudah mendapatkan empat kali jumlah gold yang ia dapatkan di Instant Dungeon pertamanya.
Pada tingkat ini, dia pasti akan mampu membeli beberapa item tingkat atas dari System.
“Sepanjang aku bisa membersihkan tempat ini …”
Jin Woo menatap menara yang terbakar.
Flare!
Bagian atas menara dikaburkan oleh kabut aneh. Satu-satunya cara untuk melihat apa yang ada di atas adalah memanjat menara dari dalam.
Jin Woo menggelengkan kepalanya pada pikiran itu.
‘Tidak. Ini terlalu awal untukku.’
Lagipula, dia baru saja berhasil mengalahkan Gatekeeper, dan itu karena efek Gelar dan menggunakan hadiah Quest harian.
Tak ada yang tahu, apa yang menunggu dibalik pintu itu.
Untuk saat ini, sudah waktunya untuk mundur.  Tapi, satu hal yang pasti.
Kunci Kastil Iblis memang sesuatu yang ia inginkan. Deskripsi Mystery Box untuk berbahagia, tidaklah salah.
Naik level, item, dan bahkan gold. Semua yang ia inginkan dapat ditemukan di tempat ini. Begitu dia memiliki kekuatan, dia akan bisa mendapatkan semuanya.
Tap tidak hari ini.
Dengan menyesal, Jin Woo menyimpan kunci itu kembali ke penyimpanannya.
 ‘Aku akan kembali.’
Itu adalah janji yang akan ia pertahankan. Jin Woo berbalik dengan senyum di wajahnya.
Beberapa hari berikutnya berlalu tanpa insiden.
Yoo Jin Ho terus memanggilnya setiap hari untuk memeriksa statusnya.
 “Hyung-nim! Ini aku,Yoo Jin Ho”
“Buat itu singkat.”
“Ya, hyung-nim.”
Pria muda itu memberi tahu, jika dia dengan rajin bekerja untuk mengumpulkan sebauh tim. Party Raid akan selesai segera. Jadi, dia berulang kali meminta Jin Woo untuk menunggu sedikit lebih lama.
 “Dia pasti takut aku akan mundur.”
Tapi tak mungkin Jin Woo akan menunggu dengan malas, sementara Yoo Jin Ho menyelesaikan tugasnya.
Jadi hari ini, seperti beberapa hari terakhir, Jin Woo mengunjungi situs web Hunter.
Dia terus menerus memeriksa papan pekerjaan. Tapi seperti yang diharapkan, tak ada Raid pribadi yang menerima Hunter E-Rank.
Perjalanannya dengan Hwang Dongseok adalah keberuntungan. Bahkan jika bajingan itu memiliki rencana jahat dalam pikirannya, tapi tetap saja Jin Woo bisa melakukan Raid pribadi.
 “Untungnya, aku bisa mendapatkan uang, naik level, dan bahkan mendapatkan Skill baru.”
‘Tunggu, apakah aku benar-benar berterima kasih kepada Hwang Dongseok?’
Jin Woo mengerang. Bahkan, jika itu dengan lebih banyak kadal, dia ingin kembali ke Dungeon. Tak dapat melakukan Raid pribadi, tak ada panggilan dari Asosiasi, dan tak ada kunci Instant Dungeon dari Quest harian.
Jin Woo benci membuang-buang waktu seperti ini.
 Growl…
 “Apakah sudah waktunya makan?”
Jin Woo menjauh dari melihat-lihat papan pekerjaan dan pergi ke dapur. Kulkas itu kosong.
 “..…”
Dia telah terganggu oleh begitu banyak hal belakangan ini dan lupa untuk pergi berbelanja.
“Aku rasa akan melakukannya hari ini.”
Dia menutup kulkas sambil menguap.
***

Salah satu dari sedikit manfaat dari apartemennya yang usang, adalah apartemen itu dekat dengan toko swalayan besar.
Jin Woo memakai sesuatu yang nyaman dan pergi keluar.
Butuh 10 menit berjalan kaki untuk mencapai toko. Interior toko yang besar menyambutnya ketika dia berjalan masuk. Karena tak ada penjualan, jumlah orang di sekitarnya lebih sedikit daripada biasanya.
Jin Woo mengambil keranjang dan mulai berjalan menyusuri lorong.
Menjadi lelaki satu-satunya di rumah, setelah ibunya jatuh sakit. Pergi berbelanja adalah pengalaman rutin bagi Jin Woo.
 “Tak ada hal yang benar-benar menarik perhatianku.”
Dia menatap bahan makanan sambil berpikir tentang makan malam.
 “Anak muda, apakah tubuhmu merasa lebih baik?”
Jin Woo berbalik ke arah suara ramah itu.
‘Siapa?’
Karena status Sense-nya yang tinggi, dia tahu jika ada Hunter lain di dekatnya. Tapi karena toko ini adalah tempat di mana banyak orang, termasuk para Hunter yang akan berbelanja, dia tak terlalu peduli.
Dia tak berharap Hunter benar-benar berbicara dengannya. Tapi itu adalah seseorang yang ia kenal.
 “Song-ssi ahjussi?”
Jin Woo menyambutnya dengan selamat datang.
Song-ssi ahjussi, alias Song Chiyeol.
Dia memandang Jin Woo dengan campuran kejutan dan kebahagiaan.
 “Aku telah mendengar jika  kamu baik-baik saja. Tapi melihatmu sekarang, aku tak bisa mempercayainya.”
Song Chiyeol terpesona oleh seberapa cepat Jin Woo pulih. Malu pada pria yang menatapnya, Jin Woo menggaruk pelipisnya.
Song Chiyeol melanjutkan,
 “Aku seharusnya pergi menemuimu sendiri. Tapi para bajingan di Asosiasi itu, aku tak tahu apa yang mereka pikirkan,menaruh moratorium pada insiden itu. Dan aku tak punya cara untuk menghubungimu. Aku percaya Nona Ju Hee juga ingin sekali mendengar tentangmu.”
“Ju Hee-ssi?”
“Ya. Dia bilang dia akan pension. Tapi, dia masih pergi ke Raid minggu lalu untuk melihatmu sekilas.”
“Minggu lalu…?”
Mendengar penjelasan ahjussi Song-ssi, Jin Woo mengetahui jika hari saat dia melakukan Raid dengan tim Hwang Dongseok juga merupakan hari di mana Raid dari Asosiasi terjadi.
 “Tak heran, tak adak lagi Raid dari Asosiasi.”
Bukan karena mereka tak menghubunginya. Tapi, karena dia telah melewatkan itu. Sebuah misteri kecil sudah terpecahkan oleh Jin Woo.
Song Chiyeol terus mengamati sosok Jin Woo dengan ekspresi kagum.
 ‘Apakah Sung-ssi selalu sebesar ini? Kakinya seharusnya… ‘
Pandangan Song Chiyeol jatuh ke bagian bawah Jin Woo. Matanya melebar.
 “Anak muda… apakah kakimu ?”



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_029"