SL_067
“Hyung-nim! Sekarang setelah kita selesai, bagaimana dengan
makan malam untuk perayaan? ”
Dalam perjalanan pulang, Yoo Jin Ho dengan hati-hati
menyakan hal itu.
“Makan malam perayaan? Hanya kita berdua?”
Setelah Raid terakhir, party raid mereka telah dibubarkan. Han
Songyi telah memberi tahu mereka, jika dia harus pergi ke suatu tempat. Jadi,
hanya ada Jin Woo dan Jin Ho di dalam mobil sekarang.
Dengan malu-malu Jin Ho melanjutkan,
“Yah… Aku baru saja
mendapatkan bantuan darimu dalam banyak hal. Aku pikir, aku akan mentraktirmu
hari ini.”
‘Kenapa dia begitu
malu hanya untuk meminta makan bersama?’
Jin Woo tersenyum.
Pria muda itu menawarkan diri untuk mentraktir, jadi dia tak
punya alasan untuk menolaknya.
“Baiklah.”
Ketika Jin Woo dengan santai menyetujui, wajah Jin Ho tampak
cerah.
“Hyung-nim! Ada
restoran kelas atas di hotel yang aku tahu, bagaimana? Steak mereka sangatlah
enak.”
“Nah, tak ada yang seperti itu.”
Jin Woo ingin makan bersama Jin Ho di suatu tempat yang
nyaman. Sebuah restoran yang cocok terlihat saat mengemudi.
Tap
Jin Woo mengetuk jendela mobil dengan jarinya.
“Bagaimana kalau di
sana?”
“Ah, apa kamu mau daging sapi hanwoo?”
“Tidak, itu yang di sebelahnya.”
Mata Jin Ho menyipit.
Di sebelahnya… Hanya ada satu restoran lain.
[Hari Flower
Samgyupsal - spesialisasi irisan tipis]
“Apakah kamu membicarakan tentang tempat samgyupsal yang
diiris tipis, hyung-nim?”
“Apa kamu tak suka samgyupsal?”
Jin Ho tersenyum cerah,
“Tidak, hyung-nim. Aku
juga menyukainya.”
Setelah memarkir van, keduanya memasuki restoran, hanya
untuk mengetahui jika itu ramai. Saat itu jam 7 malam, hampir waktunya sebagian
besar restoran penuh.
“Selamat datang.”
Seorang pelayan menyambut mereka dengan senyum.
“Berapa banyak?”
“Dua.”
“Tolong, lewat sini.”
Pelayan membawa mereka ke suatu tempat di sudut.
Tiba-tiba,
“Tunggu.”
Melihat sekeliling restoran, Jin Ho menunjuk ke tempat
kosong di dekat jendela,
“Bisakah kita duduk di sana?”
“Ah, maafkan aku. Meja-meja itu disediakan untuk … ”
Tampaknya sekelompok besar telah memesan bagian dari
restoran. Jin Ho memandangi meja-meja yang terbuka lebar dengan kecewa, lalu
menggelengkan kepalanya.
Kemudian, kedua pria itu akhirnya duduk di sudut jauh ke
dalam restoran. Jin Ho menunduk,
“Maafkan aku, hyung-nim.”
“Hmm? Apa yang membuatmu harus meminta maaf, aku adalah
orang yang ingin datang ke sini.”
“Tapi, tetap saja, aku harus mentraktirmu di tempat yang
lebih baik.”
Jin Woo tersenyum dan menepuk pundak Jin Ho,
“Jangan khawatirkan tentang itu, dan hanya nikmati saja
makanannya, ya.”
Faktanya, Jin Woo khawatir jika pendirian murah ini mungkin
tak sesuai dengan selera mahal milik Jin Ho.
“Dan aku tak ingin menyebutkannya, tapi …”
Jin Woo melihat sekeliling. Restoran itu penuh sesak dengan
orang. Karena dia sering menghabiskan waktu dalam kesunyian di rumah, suasana
yang hidup seperti ini tidaklah terlalu buruk.
“Ini tiga porsi samgyupsal dan dua botol soju.”
Pesanan mereka telah tiba.
Sizzle..
Daging yang dimasak dengan baik di atas wajan pemanas. Kedua
Hunter itu-pun mulai memakannya. Satu demi satu, potongan daging menghilang
dari wajan.
‘Untungnya, sepertinya
tuan muda chaebol ini menyukai makanan seperti ini.’
“Aku sering makan
samgyupsal dengan teman-temanku, hyung-nim”
“Oh ya? Teman kuliah? ”
“Ya. Dibandingkan dengan anak-anak kaya dari sekolah mahal
dan bergengsi, aku lebih suka bergaul dengan teman-temanku dari perguruan
tinggi yang normal.”
Jin Woo tersenyum dan mengangguk, ketika Jin Ho berbicara. Itu
agak cocok dengan pria muda yang ia kenal.
“Ini, hyung-nim.”
Jin Ho menuangkan Jin Woo soju.
“Kamu juga”
Jin Woo membalas gerakan itu.
Gulp
Mereka saling mengisi gelas masing-masing, bersulang dan
lalu minum sekali lagi.
“Kyaaaah…”
Tapi, dibandingkan dengan Jin Ho yang membuat ekspresi yang
puas, wajah Jin Woo mengerut karena kesal.
“Hah? Hyung-nim, bukankah itu kesukaanmu? ”
“Tidak. Bukan itu…”
Jin Woo menatap gelasnya yang kosong. Di tengah jadwal sibuk
yang ia pertahankan, dia lupa tentang ini.
*Ding!*
[Zat berbahaya telah terdeteksi]
[Efek dari buff ‘Detoxification’ akan diaktifkan]
[3, 2, 1 … Detoksifikasi selesai]
‘Benar juga. Aku tak akan pernah mabuk lagi.’
Tak peduli berapa banyak dia minum, hasilnya akan tetap
sama.
*Ding!* *Ding!* *Ding!*
Dengan buff ‘Longevity’ berlaku, semua efek berbahaya telah
dihapus dari tubuh Jin Woo. Soju yang diminumnya tak lebih dari sekedar air
pahit.
Jin Woo mengutuknya secara internal,
“Persetan.”
Daripada minum cairan pahit yang tak berguna ini, dia lebih
baik minum soda.
“Permisi,”
Jin Woo memanggil pelayan,
“Bisakah kita mendapatkan
dua porsi samgyupsal dan sebotol soda lagi?”
“Tentu saja.”
Ketika pelayan berjalan pergi, Jin Ho memiringkan kepalanya,
“Hyung-nim, kamu tak
akan minum lagi?”
“Aku tak sebagus itu dengan alkohol.”
Jin Woo menjawab dengan wajah tanpa ekspresi, tapi seperti
biasa. Jin Ho tak menerima maksud dibaliknya itu.
Wajahnya menjadi merah karena mabuk, dan pemuda itu
tersenyum secara moral,
“Tak aku sangka,
bahkan hyung-nim memiliki sisi manusia seperti ini …”
Jin Ho mengirim pandangan aneh pada Jin Woo, tapi pria itu
mengabaikannya.
“Tak seperti ini, satu-satunya saat anak itu menjadi aneh.”
Ada sesuatu yang Jin Woo ingin tahu tentang dia,
“Jadi, apa rencanamu
mulai dari sekarang?”
Ketika sebuah pertanyaan serius muncul, Jin Ho tiba-tiba
duduk tegak seperti orang yang sedang diwawancarai pada wawancara kerja
pertamanya,
“Setelah tes tertulis sederhana di Asosiasi, aku akan
mendapatkan lisensi Guildmaster, hyung-nim. Dengan itu, aku akan pergi dan
mencoba membuat kesepakatan dengan ayahku.”
Mata pemuda itu dipenuh dengan tekad. Dia telah
menginvestasikan sedikit uangnya sendiri ke dalam rencana ini. Tak ada ruang
untuk mundur sekarang.
“Dan aku juga punya janji dengan hyung-nim.”
Bangunan itu, dia janjikan kepada Jin Woo. Dia hanya akan
bisa menepati janji itu, jika dia bisa meyakinkan ayahnya untuk menyerahkan posisi
Guildmaster.
Sementara itu, Jin Woo agak riang tentang banyak hal.
“Sangat menyenangkan mendapatkan gedung senilai 30 miliar
won itu,tapi…”
Itu hanya puncak gunung es. Tujuan sebenarnya adalah naik
level. Dan dengan 20 Dungeon C-Rank
yang telah dia taklukkan bersama Jin Ho, dia berhasil memenuhi tujuan itu
berkali-kali.
Hasil naik level itu?
Kim Cheol adalah seorang A-Rank dengan biaya kontrak mungkin
mencapai miliaran, dan Jin Woo mengalahkannya hanya dengan satu pukulan.
“Itu berarti setidaknya, aku akan bisa mendapatkan lebih
dari omong kosong itu.”
Penghasilan besar secara alami akan mengikuti kemampuan yang
hebat. Jin Woo tak perlu khawatir tentang uang. Karena itu, wajah Jin Woo
dipenuhi dengan ekspresi riang.
Saat Jin Woo mengenang beberapa hari terakhirnya sambil
tersenyum, Jin Ho mengajukan pertanyaan,
“Bagaimana denganmu, hyung-nim? Apa rencanamu sekarang? ”
“Aku?”
Apakah itu sesuatu yang seharusnya tak dia tanyakan?
Jin Ho panik sesaat tapi santai, ketika Jin Woo melembutkan
ekspresinya.
“Aku akan menghilang untuk sementara waktu. Ada tempat yang
harus aku kunjungi.”
Dengan kalimat itu, kerutan terlihat di wajah Jin Ho. Pria
muda itu tampak seperti anak anjing yang ditinggalkan di jalan dan dia langsung
menghabiskan gelasnya.
Tap
Jin Ho meletakkan
gelasnya dengan keras di atas meja. Dengan bantuan dari keberanian alkohol, pria
muda itu membuka mulutnya,
“Hyung-nim, jika aku hanya merepotkanmu, tolong beri tahuku.
Aku tak akan mengganggumu lagi.”
“Bocah ini…”
Tampaknya Jinho telah salah mengartikan kata-katanya tentang
‘menghilang’ untuk sesuatu yang lain.
Jin Woo menggaruk pelipisnya dan berbicara,
“Jin Ho.”
“Ya, hyung-nim.”
“Apa sebenarnya aku bagimu?”
“Untukku…”
Tak dapat menjawab dengan segera, mata pemuda itu melihat ke
langit-langit.
“Aku punya kakak
laki-laki, yang 10 tahun lebih tua dariku, hyung-nim.”
Jin Woo telah mendengarnya. Itu anak sulung Yoo Myunghan, Yoo
Jinsung.
“Hyung-ku tak terlalu
menyukaiku. Sejujurnya, aku mungkin menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu
dalam beberapa hari terakhir, dibandingkan seluruh hidupku dengan hyung-ku.
Dibandingkan dengan kakak laki-laki itu, hyung-nim menyelamatkan
hidupku, membantuku dengan rencanaku … ”
Jin Ho memandang Jin Woo dengan mata polos,
“Bagiku, hyung-nim
lebih terasa seperti kakak laki-lakiku daripada kakak asliku.”
Yah, dia masih takut pada Jin Woo dari waktu ke waktu. Tapi
tetap saja, kenangan yang ia buat dengan Jin Woo di hari-hari mereka bersama
adalah sesuatu yang tak pernah bisa ia lupakan.
Rasa hormat Jin Ho untuk hyung-nimnya jauh lebih besar
daripada rasa takutnya.
“Jika kamu
menganggapku sebagai kakak laki-lakimu,”
Jin Woo berbicara sambil tersenyum,
“Aku akan menganggapmu sebagai adikku.”
“H-hyung-nim …”
Dengan hidungnya yang memerah, Jin Ho mulai menangis.
Yah, Jin Woo bisa mentolerir jika dia hanya menangis. Tapi
pemuda itu tiba-tiba mendorong dirinya ke arah Jin Woo,
“Hyung-nim! Aku ingin
memelukmu! ”
“Hei, hei! Kamu mabuk, sialan! ”
“Tidak, hyung-nim! Kepalaku tak pernah menjadi lebih jelas
daripada sekarang! ”
“Setidaknya buka matamu saat berbicara!”
“Waaaah!”
Apakah dia benar-benar tersentuh atau hanya mabuk, Jin Ho
meletakkan kepalanya di atas meja dan mulai menangis dengan keras. Jin Woo dengan
lembut menepuk bahu pemuda itu.
Segera, Jin Ho tertidur.
“Huh… Dia benar-benar sesuatu yang lain.”
Jin Woo bersandar di kursinya dan menggigit lidahnya.
Jin Ho.
Dalam banyak hal, dia jengkel. Tapi Jin Woo tak membencinya.
[…Dan inilah laporan
selanjutnya.]
Jin Woo menoleh ke arah TV.
TV di restoran dialihkan ke saluran berita.
“Sudah jam 9?”
Jin Woo tanpa sadar menatap layar, ketika wajah yang
dikenalnya muncul.
“Oh?”
Mata Jin Woo melebar.
Meninggalkan markas Guildnya, Baek Yoonho diserang dengan rentetan
pertanyaan dari wartawan di sekitarnya.
[Kami sudah menerima laporan yang mengatakan ada kecelakaan
besar dengan pelatihan perekrutan baru, apakah itu benar?]
[Kami telah mendengar, jika semua Hunter ranker tinggi
meninggal dan hanya Hunter berperingkat rendah yang hidup. Apakah Anda punya
komentar?]
[Ada laporan jika penolong tak dikenal menyelamatkan yang
selamat itu, apa pendapatmu tentang ini?]
S-Rank itu melakukan yang terbaik, untuk mengabaikan para
wartawan. Tapi akhirnya dia menyerah,
[Insiden ini sudah
diselidiki oleh Asosiasi. Memang benar ada kecelakaan selama pelatihan. Tapi tak
ada yang namanya penolong. Anggota Baekho bekerja sama untuk membersihkan Dungeon.
Tapi banyak Hunter mati selama proses tersebut. Itu adalah kenyataannya.]
Seorang reporter bertanya,
[Lalu, mengapa kamu mencegah kami memwawancarai Hunter yang
selamat?]
[Mereka baru saja
melarikan diri dari rahang kematian. Aku tak akan membiarkan mereka dimintai
pertanyaan, setelah apa yang telah mereka alami. Itu saja.]
TV menunjukkan Baek Yoonho dengan cepat masuk ke mobil dan
pergi.
Mata Jin Woo terbuka lebar.
‘Bukankah mereka
membicarakanku?’
***
Beberapa waktu lalu.
Pesisir Timur, Amerika Serikat.
“Ahhhhh!”
James jatuh ke tanah. Dengan kekuatan di kakinya yang
hilang, pria itu merangkak di lantai untuk melarikan diri. Tapi dia menyadari, jika
dia telah menemui jalan buntu.
Semua harapan meninggalkan Amerika.
“Ya Tuhan!”
Dungeon kali ini adalah A-Rank. Sebuah party Raid dengan
tingkat kekuatan yang sesuai, disatukan untuk membersihkan Dungeon. Tapi
seluruh party dihancurkan. Tepatnya, mereka tersingkir.
‘Mustahil!’
Dengan punggung menempel ke dinding, James mengatur napas
dan menggelengkan kepalanya berulang kali.
Itu benar-benar kejadian yang mustahil. Ketika mereka
pertama kali memasuki Dungeon, mereka mendapati jika itu benar-benar kosong.
Tak ada satupun monster yang ditemukan.
“Dungeon tanpa monster?”
“Apakah itu mungkin?”
“Lalu, dari mana semua kekuatan sihir yang diukur di luar
berasal?”
Para Hunter bingung secara serempak. Tapi, melewati masalah
aneh ini, sesuatu yang bahkan lebih mengejutkan ditemukan di ruang bos. Mereka
menemukan satu-satunya monster di sana.
Seorang Bos yang tampak persis seperti manusia. Musuh
tunggal itu melumpuhkan seluruh party Raid. Kekuatan bahkan tak bisa
menggambarkan hal ini.
Hanya James yang nyaris lolos dari ruang bos.
“Tunggu, apakah semua kekuatan sihir yang diukur di luar,
berasal dari itu?”
Label A-Rank diberikan kepada Dungeon, setelah mengukur kekuatan
sihir yang merembes keluar dari bagian dalamnya.
Dalam situasi biasa, kekuatan sihir itu adalah jumlah gabungan
yang dikeluarkan oleh setiap monster di Dungeon. Tapi kali ini, hanya ada satu
entitas yang melepaskan kekuatan sihir tersebut.
‘Mustahil.’
Tapi…
“Sigh … Ayo.” (Dalam bahasa
Korea)
Monster itu telah muncul di kejauhan.
James berteriak,
“Ahhhhhh!”
“Ow, telingaku.” (Dalam bahasa Korea)
Monster.
Bukan, ini pria Asia dengan rambut dan bulu wajah yang
tumbuh terlalu banyak, sedang menggaruk kepalanya.
“Ah,ahh …”
Jeritan Jame berubah
menjadi erangan. Pria misterius itu berdiri di depan orang Amerika itu, dan
meletakkan tangannya di pinggulnya.
“Maksudku, mengapa kamu menyerangku seperti itu? Sudah aku bilang,
aku bukan monster.Aku manusia.”(Bahasa Korea)
James tak bisa mengerti bahasa pria itu. Wajahnya hanya
berubah menjadi lebih putih dan lebih putih lagi.
Pria Asia itu menatap orang Amerika yang panik,
bertanya-tanya apa yang harus ia lakukan. Dia menghela nafas dalam-dalam.
“Tak sepertimu, orang-orang yankee bahkan bisa mengertiku.”
Tetap saja, pria itu berusaha berkomunikasi. Dia berjongkok
untuk duduk sejajar dengan James, lalu mencoba untuk berbicara seramah mungkin,
“Hey,hey.”
Lelaki itu mencoba mengingat sedikit bahasa Inggris yang ia
tahu.
“Aim Coreaun.” [Aku
orang Korea]
Dia melakukan yang terbaik untuk berbicara sejelas mungkin,
“Ai wanteu to go hom.” [Aku ingin pulang]
Post a Comment for "SL_067"
comment guys. haha