SL_072

SL 072
“Bagaimana kalau kita mulai?”
Shadow Army muncul di belakang punggung Jin Woo. Pasukannya
terdiri dari Infantry, Mage, Beast, dan dua Knight. Di depan mereka, ada Jin
Woo.
Kedua Knight melangkah maju dan menunduk di sisi Jin Woo. Ygritte
di sebelah kanannya, Iron di sebelah kirinya.
Melihat pasangan itu, Jin Woo tersenyum bangga.
“Mereka sedikit bisa diandalkan.”
Bahkan jika itu adalah Skill-nya, mereka merasa seperti
kawan yang melindungi punggungnya. Itu memberi Jin Woo rasa aman.
Tapi,
‘Menghadapi hal itu secara langsung, itu
sedikit …’
‘Berbahaya.’
Terutama karena tongkat kayu raksasa yang dipegang Volkhan.
“Luar biasa, ada pohon yang cukup besar untuk membuat benda
itu.”
Dengan memperhitungkan tubuh raksasa Volkhan dan ukuran
tongkat kayunya. Satu sapuan saja akan menghapus seluruh pasukannya.
“Ya,dihapus juga tak apa-apa.”
Masalahnya adalah jumlah Mana terbatas yang ia miliki, untuk
meregenerasi seluruh pasukannya. Jin Woo tahu Mana-nya akan jatuh ke nol, jika
dia dengan bodohnya berlari ke arah Demon itu.
Hanya tersisa satu opsi,
“Otot itu milikku.”
Pasukannya akan mengurus gerombolan sampah di sekitar
Volkhan. Sementara Jin Woo akan melawan Demon raksasa sendiri.
Dia merasa, jika itu adalah cara terbaik untuk pertarungan
ini.
“Aku hanya harus tak terserang itu.”
Tak seperti tentaranya, Jin Woo yakin akan kemampuannya
menghindari serangan Volkhan. Jin Woo memerintahkan Shadow Mage untuk menembak
tembakan pembukaan.
‘Serangan jarak jauh akan mengambil perhatian
dari gerombolan sampah. Ketika lalat yang terlihat lambat itu meninggalkannya
sendiri ,aku akan bertarung satu lawan satu.’
Itu taktik lurus ke depan.
‘Sekarang.’
Ketika dia memberi sinyal, bola api keluar dari tangan para
Shadow Mage.
Wooosh…
Woooosh…
Bang!
Bola api meledak di dekat kumpulan di sekitar Volkhan dan
menandai dimulainya pertempuran.
*Ding !*
[‘Overlord of the Lower Floors,Volkhan of Avarice’ telah
memperhatikan seorang penyusup!]
[Pengawal Volkhan telah memperhatikan …]
[Pengawal Volkhan telah memperhatikan …]
*Ding !* *Ding !*
*Ding !*
Nada peringatan datang satu demi satu, berulang kali. Dengan
peringatan itu, Volkhan dan para pengawalnya mengalihkan pandangan mereka ke
arah Jin Woo.
‘Baiklah…’
Mereka berhasil menarik perhatian musuh. Jin Woo mengaktifkan
‘Stealth’. Rencananya adalah mengapit gerombolan sampah itu, dan pergi menuju
Volkhan.
Shooo…
Semuanya sesuai dengan yang direncanakan. Atau begitulah
pikirnya.
Boom boom boom boom
boom boom!
‘… !!!’
Bertolak belakang dengan harapan Jin Woo, Volkhan adalah
yang pertama berlari menuju Shadow Army. Jika bukan karena fakta jika mereka
akan terlibat dalam pertempuran yang sulit. Itu akan menjadi pemandangan yang
lucu.
Alih-alih berjalan lamban, Demon raksasa itu berlari dengan
kecepatan penuh ke arah mereka, hampir seperti,
‘Apa-apaan ini?! Ada apa dengan gerakannya ?!
Ini seperti seseorang yang menekan tombol percepat pada pemutar video! ‘
Memang, Volkhan telah mencapai mereka dalam sekejap mata!
Meninggalkan pengawalnya, Demon raksasa itu berhenti di
hadapan Shadow Army.
“Aku salah!”
Mata Jin Woo terbuka lebar. Tubuh Demon yang seperti gunung
menunjukkan kecepatan yang mengkhianati semua logika.
“Mm!”
Volkhan mengangkat tongkatnya dan menurunkannya. Saat
tongkat jatuh ke arah Shadow Mage yang terekspos, Iron muncul entah dari mana dan
mengangkat perisai hitam pekatnya untuk menghalangi serangan itu.
Smash!
Crack!
Itu adalah upaya yang gagah berani… Sementara Knight raksasa
itu berhasil memblokir serangan itu, dua lengan Iron benar-benar hancur.
Shadow Kngith dengan pertahanan tertinggi, dianggap tak
berguna setelah serangan tunggal.
Thud
Potongan dua lengan Iron yang patah jatuh ke tanah.
“Mm? Mm? ”
Seolah kecewa dengan serangan terakhirnya, Volkhan
memiringkan kepalanya dan memicingkan matanya ke tongkatnya. Kebingungan Demon
itu hanya berlangsung selama sepersekian detik.
Tongkat kayu dijatuhkan sekali lagi.
“Mm!”
Crack!
Dengan tak ada cara untuk bertahan lagi, Iron dan Shadow
Mage di belakangnya dihancurkan tanpa perlawanan.
Snap..
Menonton adegan ini, ada sesuatu yang menyentak di dalam Jin
Woo.
“Kau sialan …”
Jin Woo menggigit bibir bawahnya. Tubuhnya bergerak, sebelum
pikirannya dapat memberikan perintah.
Jump!
Sebelum dia sadar, Jin Woo sudah ada di udara, terbang
menuju Volkhan.
Targetnya jelas. Dibandingkan dengan tubuhnya yang seperti
gunung, kepala Demon itu lebih kecil. Jin Woo memutar pinggulnya di udara, menarik
lengan kanannya ke belakang.
Otot-otot di lengan kanan dan bahu Jin Woo tertekuk. Saat
dia memfokuskan setiap ons kekuatannya, ke dalam kepalan tangannya.’Stealth’
dilepaskan.
“Mm?”
Volkhan menyadari Jin Woo terlambat. Jin Woo tak akan
melewatkan kesempatan ini.
Woosh!
Tinju pria itu melesat keluar seperti peluru ke sisi wajah
Volkhan.
Bam!
Tubuh Demon raksasa terlempar ke belakang. Demon itu
berguling di tanah selama beberapa waktu, dan akhirnya berhenti ketika menabrak
sebuah bangunan rusak.
Drop!
Bangunan itu runtuh, ketika Demon raksasa menabraknya.
Step..
Jin Woo dengan gesit mendarat di tanah, tapi terkejut.
“Kenapa dia terbang sejauh itu?”
Dia menatap tinjunya dengan tak percaya. Tak ada goresan di
kepalan tangan yang menerbangkan Demon raksasa. Kemudian dia menyadarinya,
‘Oh benar …’
Jin Woo mendongak.
Layar stats muncul di atasnya.
Statistik:
|
|||
Strength
|
150
|
Vitality
|
109
|
Agility
|
139
|
Intelligence
|
109
|
Sense
|
111
|
|
|
Poin yang tersedia: 0
|
|||
|
|||
Efek:
Physical Damage Reduction: 46%
|
‘Aku lupa.’
Karena dia sebagian besar menerima Skill Class Assassins dan
memperoleh Class Mage sebagai Classnya. Jin Woo lupa tentang sesuatu,
[Strength: 150]
‘..…’
Meskipun dia telah menginvestasikan setiap poin ke dalam
Intelligence akhir-akhir ini, Strength-nya masih hampir 50% lebih tinggi dari Intelligence.
“Aku benar-benar
menginvestasikan sejumlah poin bodoh, ke dalam itu, ya.”
Selain itu, dia secara eksplosif menaikkan levelnya dalam
beberapa hari terakhir. Melihat statistik, dia bisa merasakan pertumbuhannya.
Dan hasil dari pertumbuhan itu adalah… itu.
Jin Woo memandangi tubuh Volkhan di reruntuhan bangunan tak
percaya. Sulit untuk melihat, saat dia bertarung melawan Demon Low dan
Mid-Level. Tapi, menggunakan kekuatannya melawan monster tingkat bos memberinya
jaminan,
“Aku… menjadi kuat”
Clench..
Kekuatan mengisi kepalan Jin Woo dan menyebar ke seluruh
tubuhnya. Tiba-tiba, suara mekanis yang akrab terdengar,
*Ding!*
‘Apa itu?’
Jin Woo mengangkat kepalanya.
“Mm? Mm? ”
[Volkhan menggunakan tongkatnya sebagai pendukung dan
bangkit dari tanah.]
“Apakah ini memperingatkanku, jika monster itu sedang
mencoba bangun?”
‘Apakah Sistem pernah
seramah ini sebelumnya?’
Dengan kepala miring, Jin Woo menyadari arti sebenarnya dari
nada peringatan Sistem.
[The Overlord of the Lower Floors, Volkhan of Avarice telah
menggunakan ‘Rage’.]
‘Hah?’
*Ding!* *Ding!*
*Ding!*
Nada peringatan berlanjut.
[‘Rage’ secara permanen akan memasuki keadaan marah.
Semua statistik Volkhan meningkat 50%.
Volkhan tidak akan merasakan sakit.]
“Skill itu?”
Bahkan sebelum Jin Woo bisa mengingat tentang Cerberus, Volkhan
menatapnya dengan mata merah darah.
Boom boom boom boom
boom boom-!
Tanah bergetar dengan setiap langkah kaki yang memekakkan
telinga. Jin Woo melirik sekilas ke belakang, Shadow Army dan anak buah Volkhan
sedang dalam pertempuran sengit.
“Guoooo!”
“Kiiek!”
Di tengah pertempuran yang kacau, Jin Woo menemukan Iron. Sebagai
bukti kekuatan destruktif Volkhan, Knight raksasa itu masih berada di tengah tahap
regenerasi.
“Iron!”
Jin Woo berteriak.
Knight-nya segera memahami perintah tuan-nya. Iron
melemparkan perisainya dengan kekuatan ke arah Jin Woo. Jin Woo dengan cepat
menyambarnya dari udara.
Ketika dia mengalihkan pandangannya ke depan lagi, Volkhan
sudah di depannya.
“Jika aku menghindar, tentaraku akan dipukul.”
Mustahil untuk menjatuhkan Volkhan dan anak buahnya tanpa
pasukannya. Maka, Jin Woo memilih metode terbaik untuk melindungi pasukannya.
Dia mengangkat perisainya dan memfokuskan kekuatan di
lengannya.
“Mm!”
Tongkat Volkhan jatuh.
Bang!
Bang!
Bang!
Serangan brutal yang membuat bumi menangis tanpa ampun
menyerang Jin Woo. Tapi Jin Woo menahannya.
Itu hanya mungkin terjadi, karena statistik pengurangan
kerusakan fisik dan Vitality yang tinggi.
“Mm? Mm? ”
Marah karena serangannya tak efektif, Volkhan mulai
mengayunkan tongkatnya dengan marah.
Bang! Bang! Bang!
Bang!
Tapi, lutut Jin Woo tak lemas.
‘Tetap saja…’
Hanya memblokir seperti ini tak akan pernah mengalahkan
raksasa itu. Alis Jin Woo mengerut.
Tak seperti Cerberus,’Rage’ milik Volkhan tidak memiliki
batas waktu dan kurang efektif daripada skill milik anjingnya.
Dia tak bisa menunggu sampai waktu habis, seperti terakhir
kali.
Bang! Bang!
Jin Woo menggertakkan giginya.
“Lagipula bukan gayaku untuk menjadi Tanker …”
Bang!
Saat tongkat Volkhan ditarik kembali untuk pukulan
berikutnya, Jin Woo melompat ke arah kepala Demon itu lagi. Tapi, Jin Woo bukan
satu-satunya yang melihat kesempatan itu.
“Mm!”
Saat mengatur pergerakannya, Volkhan mundur ketika Jin Woo
terbang ke arahnya.
‘Apa?’
Jin Woo melihat ke tongkat yang berayun ke arahnya secara
horizontal.
‘Dia menjebakku.’
Jika dia berada di tanah, itu akan menjadi cerita yang
berbeda. Tapi tak ada cara untuk menghindar di udara. Bahkan jika itu ditahan, dia
masih akan menabrak sesuatu.
Wooooosh!
Dalam dunia dengan waktu yang lambat, Jin Woo melihat
tongkat berjalan ke arahnya dengan gerakan lambat.
“Apakah ada yang bisa aku lakukan ?!”
Kalau saja dia bisa menggerakkan tubuhnya entah bagaimana. Tiba-tiba,
sebuah pikiran melintas di benaknya,
“Jika aku hanya bisa
menggerakkan tubuhku?”
Tak ada waktu untuk berpikir. Jin Woo dengan cepat
menggunakan ‘Ruler’s Hand’ untuk mencoba dan mendorong Volkhan.
“Mm?”
Tentu saja, menggerakkan tubuh raksasa itu dengan tingkat
kemahirannya saat ini tak mungkin untuk melakukannya.
Tapi, kekuatan rebound mendorong tubuh Jin Woo kembali.
Wooosh!
Ujung tongkat terlintas di depan matanya.
“Terima kasih, Newton
ahjussi!”
Karena gerakan yang tak menentu, Jin Woo kehilangan keseimbangan
dan berguling-guling sebentar. Tapi itu tak seberapa dibandingkan dengan kerusakan
yang akan ia terima, jika dia terkena serangan itu.
“Fiuh!”
Jin Woo menenangkan dirinya dan menghela nafas lega.
“Mm?”
Di sisi lain, wajah Volkhan mengerut karena marah. Kehilangan
serangan yang direncanakan membuat setiap inci tubuhnya bergetar dalam amarah.
“Mm, Mm!”
Melihat wajah Demon yang memerah, Jin Woo menggaruk sisi
kepalanya.
‘Sekarang apa?’
Dia hanya menampilkan kemampuan untuk menghindar, ketika dia
melompat di kepalanya. Selain itu, itu tak terasa seperti Jin Woo dapat
melakukan banyak kerusakan pada seluruh tubuhnya, mengingat ukurannya.
“Apa aku masih ada yang bisa menghindari itu?”
Jin Woo memikirkan sebuah ide. Sudut mulutnya naik. Jin Woo
berbalik dan berlari.
Mengira Jin Woo sedang berusaha melarikan diri, Volkhan
dengan cepat mengejarnya.
Boom boom boom!
Jin Woo mengendalikan langkahnya, sehingga Volkhan bisa mengikuti
tepat di belakangnya. Matanya berbinar, ketika dia menemukan sebuah bangunan
yang cocok.
“Itu seharusnya
bekerja.”
Sementara itu,
“Mm!”
Saat jarak antara Volkhan dan Jin Woo ditutup, Demon raksasa
itu mengayunkan tongkatnya.
‘Keberadaan serangga
ini!’
Kesempatan untuk menghancurkan gangguan ini ada di sini. Senyum
menjijikkan muncul di wajah Volkhan. Tapi ketika tongkatnya jatuh ke tanah, serangga
itu tiba-tiba melesat dan berlari ke sisi bangunan yang runtuh.
“Mm?”
Sesuatu terasa aneh, tapi sudah terlambat untuk melambat.
“Mm, mm?”
Serangga di gedung itu mencapai setinggi mata Demon, lalu
menendang bangunan dengan sekuat tenaga.
Crack!
Dinding yang dia tendang retak seperti jaring laba-laba. Dan
sesuatu terbang ke arah wajah Volkhan, lebih cepat daripada reaksinya.
‘Serangga itu.’
“Mm!”
Mata Volkhan melebar. Jin Woo menatap matanya dengan senyum.
Memegang Tanto di tangan kanannya, Jin Woo memotong arteri yang menggembung di
leher Demon.
Slash!
Sesuai dengan tubuhnya yang besar, darah tumpah seperti air
mancur dari lukanya.
Splash!
“Mm? Mm! ”
Volkhan membuang tongkatnya dan dengan cepat menutupi luka
itu.
“Mm!”
Tapi, itu tak cukup untuk menghentikan pendarahan. Mata
Demon raksasa itu mulai bergetar.
“M-mm?”
Jin Woo sudah naik ke belakangnya dan menggunakan dua Dagger
untuk menusuk leher Demon.
“Apa sekali tak
cukup?”
Dengan kepala miring, Jin Woo menggunakan skill itu lagi.
‘Vital Stab!’
Kedua Dagger menggali leher Volkhan lagi.
Stab!
Stab!
Dan akhirnya, pesan kemenangan muncul.
*Ding!*
[Anda telah
mengalahkan Overlord of the Lower Floors, Volkhan of Avarice
Anda telah memperoleh 150.000 poin Exp
Volkhan telah mengeluarkan Demon Soul dari perutnya]
[Anda mendapat 72 Demon Soul]
[Anda naik level!]
[Anda naik level!]
Post a Comment for "SL_072"
comment guys. haha