Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_088

gambar


SL 088

Ketua Tim Bae terkejut,
 “Apakah… apakah sesuatu terjadi? Haruskah aku memanggil bala bantuan dari Guild?”
“Tidak, tak ada yang seperti itu. Itu untuk alasan pribadi. Aku hanya punya sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan pria itu. Jadi kamu tak perlu khawatir.”
“Oh baiklah.”
Cha Haein berbalik ke arah Gate. Tiba-tiba, dia merasakan kehampaan di sisinya.
 “Ah… senjataku.”
Menepuk pinggulnya di sana-sini tanpa melihat, dia menyadari jika dia telah meninggalkan pedangnya di rumah.
Yah, itu tak seperti dia berencana pergi ke Dungeon hari ini. Dahi cantiknya berkerut lembut.
‘Aku tahu Ketua Raid kali ini adalah Gihoon-ssi, dia orang yang dapat diandalkan. Dan tentu saja semua anggota tim adalah Hunter yang mampu. Tapi … ‘
 Memasuki Dungeon tanpa senjata adalah hal yang tak terpikirkan. Setelah beberapa saat perenungan, Cha Haein berbalik ke Ketua Tim Bae.
 “Apakah ada hal lain?”
“Ketua Tim, bisakah aku meminjam senjata?”
“Maaf?”
Setelah ragu-ragu, pemimpin tim menunjuk ke penambang yang lewat,
 “Hei, Suk-ssi, bawa salah satu peralatan ke sini.”
“Ya pak.”
Apa yang dibawa Suk-ssi dalam sekejap adalah… pickaxe tim pertambang.
“..…”
Ekspresi Cha Haein mengeras,
“Apakah… ada yang lain?”
“Ketika kamu mengatakan hal lain…”
“Seperti pedang atau mungkin tombak.”
“Wakil Ketua, jika kamu meminta sesuatu seperti itu dari kami …”
“..…”
Cha Haein dengan ringan menghela nafas,
 “Baiklah.”
Dia dengan hormat menolak pickaxe yang Ketua Tim Bae pegang dan lalu menuju ke Gate. Pemimpin tim memandangnya dengan khawatir lalu bertanya,
“Hunter Cha-nim, apa kamu yakin akan baik-baik saja dengan tangan kosong?”
Flinch.
Cha Haein membeku di tempatnya dan memikirkannya. Dia dengan cepat berbalik dan mengambil pickaxe dari ketua tim.
Pria itu terkekeh,
 “Pemikiran yang bagus. Tak peduli apa pun, pergi ke Dungeon dengan tangan kosong itu berbahaya.”
“Terima kasih…”
Saat dia berbalik dan pergi, ketua tim tak menyadari betapa merah telinganya.
***

Tampilan tekad yang kuat memenuhi wajah seluruh party. Masing-masing dari mereka menerima takdir mereka dan berjalan dengan tekad. Sementara itu, Healer wanita mendekati Jin Woo dan melihat tas di punggungnya.
Jin Woo menoleh dan bertanya,
 “Apa yang sedang kamu lakukan?”
“Tunggu.”
Apa yang dia ambil adalah tas tangan wanita.
“Dari dulu sekali, aku merasa khawatir ketika tasku jauh dari diriku. Jadi, aku membawanya saat melakukan Raid.”
Dia benar-benar suka menjawab pertanyaan yang tak ditanyakan.
Dia mengeluarkan notepad kecil dan pena dari tas. Si Healer mulai menulis sesuatu di notepad. Karena dia tak melihat ke mana ia berjalan, dia terus membenturkan kepalanya ke bahu Jin Woo.
Segera, dia selesai dan menutup notepad kecilnya.
Dia meletakkan tas kecilnya kembali ke tas Jin Woo, tapi dia memegangi buku catatan itu. Karena penasaran dengan apa yang akan ia lakukan selanjutnya, wanita itu tiba-tiba mengulurkan notepad ke Jin Woo.
“…?”
Jin Woo mengambil buku catatan dengan kepala miring, dan wanita itu berbicara dengan air mata di matanya,
“Aku hanya menulis beberapa hal yang ingin aku katakan kepada keluargaku. Ketika kamu sampai di luar, pastikan itu sampai ke tangan mereka.”
Jika dia tertawa sekarang, dia akan benar-benar terluka.
Untuk kesekian kalinya di depan wanita ini, Jin Woo menekan tawanya dan memasukkan notepad ke dalam sakunya.
“Aku akan menjaganya. Tapi aku tak berpikir, aku akan memiliki kesempatan untuk mengirimkannya.”
“Tak masalah.”
Healer itu mengangguk.
‘Tentu saja, semua prajurit High Orc mengawasi. Akan sulit baginya untuk meninggalkan tempat ini hidup-hidup.’
‘Lagi pula, porter-ssi hanyalah seorang E-Rank.’
Wanita itu kemudian akan segera menyadari, apa arti sebenarnya dari perkataan Jin Woo.
***

Segera, ruangan bos mulai terlihat.
Kegugupan para Hunter mencapai puncaknya.
Ruangan itu sangat besar.
‘..…’
Jin Woo melihat sekeliling ruang bos. Itu lebih besar dari ruangan yang dimiliki monster tipe raksasa kemarin. Tak seperti kemarin, ruangan itu besar namun tak terasa besar juga.
Itu karena, gerombolan High Orc yang mengambil bagian di seluruh ruangan. High Orc dengan jumlah dua kali lipat dari jumlah kelompok yang datang untuk mengambil party raid menunggu di ruangan.
 “Sekitar seratus dari mereka… mungkin sedikit lebih banyak?”
Alih-alih bertebaran di seluruh bagian Dungeon, semua monster malah berkumpul di ruang bos. Melihat ke arah gerombolan High Orc, wajah Son Gihoon menjadi pucat.
 ‘Jika High Orc sebanyak ini meninggalkan Gate…’
‘Pada saat para Hunter rank tertinggi tiba, sebuah kota kecil mungkin sudah dihancurkan.’
 Punggung Tanker menjadi basah karena keringat.
“Paling tidak, kita harus membunuh bosnya.”
Dia menekankan tekad itu jauh di dalam hatinya.
Para High Orc di ruangan itu berpisah untuk membuat jalan.
“Ah shaku.”
Kapten High Orc memberi isyarat ke party Raid lagi. Mengikuti High Orc yang membimbing, party berjalan menuju altar di ujung ruang bos.
“Di sana!”
Seorang Hunter menunjuk ke atas altar. Di atas, ada seorang Mage High Orc bertopeng. Mage itu mengenakan kalung dan anting-anting yang terbuat dari tulang. Dan ditutupi dari ujung rambut sampai ujung kaki, dengan berbagai perhiasan dan ornamen.
 “Jadi, itu bosnya …”
Ekspresi Son Gihoon mengeras. Dia menyadari jika kekuatan sihir mengerikan yang memenuhi Dungeon sebagian besar berasal darinya.
Bos itu dikelilingi oleh empat pengawal yang juga memberikan hawa kehadiran berbahaya.
‘Ini tak bagus.’
Bisakah mereka menyergap Mage itu saat pengawalnya masih di sekitar?
Semua anggota party memiliki pemikiran ini.
Party Raid berhenti di depan Mage. Kegugupan aneh memenuhi para High Orc yang menyaksikan prosesi dari kejauhan di ruang bos.
“Hue rona.”
Tapi, Mage itu mengabaikan ketidak-nyamanan yang dirasakan dan ditertawakan antek-anteknya, yang mengungkapkan mulut mereka yang mengerikan.
“Selamat datang, manusia.”
Mage itu berbicara dengan sombongnya.
“Sekali Son hyung memberi sinyal.”
“Kita semua akan menyerang sekaligus.”
“Fokus saja pada Mage itu.”
Mereka mencari kesempatan untuk menyerang. Tiba-tiba, udara di sekitar mereka menjadi sangat dingin. Semua Hunter mengangkat kepala mereka bersamaan ke arah hawa dingin berasal.
Itu adalah Mage-nya. Bos High Orc telah melepas topeng yang ia kenakan. Dan dengan itu, kekuatan sihir yang ia sembunyikan terlepas sepenuhnya.
Wooosh…
Gelombang kekuatan sihir yang mengerikan melesat dari Mage ke segala arah. Menyapu seluruh Dungeon.
Seperti mangsa yang membeku di depan predator, para Hunter menjadi seperti patung.
 “T-Tuhan …”
“Bagaimana mungkin jumlah kekuatan sihir ini?”
“K-kita harus bertarung dengan benda ini?”
Frustrasi, Ratapan, Kekesalan, Penyesalan.
Pada berbagai bentuk keputusasaan yang ditunjukkan Hunter,  Mage itu membuat senyum jelek dengan mulutnya lagi.
“Apakah kalian takut padaku, manusia?”
Menggigit bibirnya, Son Gihoon maju melangkah dengan susah payah dan bertanya,
“Kenapa kamu membawa kami sampai ke sini? Para prajurit itu seharusnya lebih dari cukup untuk membunuh kami semua.”
Mage itu tersenyum lebar. Hanya dengan melihat senyumnya saja, sudah membuat para Hunter merinding.
“Untuk kesenangan.”
“Apa?”
Son Gihoon tercengang.
Itulah alasan mengapa mereka dibawa ke sini? Untuk kesenangan?
Mage itu melanjutkan,
 “Setelah ini, kalian masing-masing akan mati satu per satu untuk menghibur prajuritku!”
“Uwaaaaaah!”
Prajurit High Orc meraung kegirangan.
Pada tekanan menindas yang mereka berikan, para Hunter berjuang untuk bernapas. Beberapa dari mereka bahkan menangis.
 “Tapi…”
Mage itu ragu-ragu.
Bos melihat para Hunter lalu berhenti di Jin Woo.
“Ada sesuatu yang menarik di antara manusia ini.”
Dalam sekejap, mata Son Gihoon menyala.
 ‘Mage itu terganggu! Sekarang saatnya!’
Uratnya muncul di tenggorokan Ketua Raid,
“Sekarang!”
Dengan raungan, Son Gihoon mengambil pedangnya dan berlari ke depan. Tapi… tak ada suara yang datang dari belakangnya.
‘Apa…?’
Sambil berlari, dia dengan cepat melihat ke belakang. Rekan satu timnya tak menunjukkan indikasi jika mereka akan bergerak.
Semangat bertarung mereka telah dihancurkan oleh tampilan kekuatan yang menindas. Tubuh mereka membeku ketakutan.
Jantung Son Gihoon jatuh hingga ke perutnya.
‘Ah…’
Tapi, dia masih memiliki pekerjaan. Dia tak bisa berhenti di sini. Ketua Raid itu melihat ke depan lagi.
Mage itu masih tertawa, dan para pengawalnya belum bereaksi.
‘Ini dia.’
Kesempatan pertamanya dan satu-satunya.
‘Tak apa-apa, jika itu keberuntungan.’
‘Tak apa-apa, jika itu kebetulan.’
‘Pedang ini hanya perlu mencapainya …’
Step, step, step!
Dengan sekuat tenaga, Son Gihoon membawa pedangnya maju.
 “Uwaaaah!”
Tapi, dia tak mendapatkan kesempatan untuk mengayunkan pedangnya. Sebaliknya, dia menabrak sesuatu dan terlempar kembali.
Bang!
Itu adalah sihir perisai.
“Cough!”
Terpukul mundur oleh penghalang, Son Gihoon berguling di tanah.
“Jadi, kita memiliki sukarelawan pertama kita.”
Dengan kata-kata mengejek mage itu, tubuh Son Gihoon melayang ke udara.
Wooong…
“Reverse gravity.”
 “..…”
Bibir mage itu bergerak terus menerus membaca mantra. Setelah mengangkat Tanker setinggi bangunan dua lantai, mage itu mengucapkan mantra yang berbeda.
 “..…”
“Gravity acceleration.”
Slam!
Son Gihoon terbanting ke tanah.
“Cough!”
Bahkan, sebelum dia bisa merasakan kesakitannya, dia diangkat ke udara lagi.
“Reverse gravity.”
Kik kik kik
Seiring dengan apa yang dilakukan mage itu, para High Orc mengungkapkan taring mereka dan tertawa.
Slam!
 “Cough!”
Woooong..
Slam!
 “Cough!”
Mage itu berulang kali mengangkat dan membanting Son Gihoon seperti boneka. Kali keempat pria itu terbanting ke tanah, Son Gihoon memuntahkan darah.
Menyaksikan penyiksaan pemimpin mereka, wajah para Hunter menjadi semakin pucat. Tapi, tak satu pun dari mereka yang bisa mengumpulkan keberanian untuk melangkah maju.
 “G-Gihoon hyung …”
Yang bisa mereka lakukan hanyalah menonton sambil gemetaran, ketika Son Gihoon sedang hancur berantakan.
Drop..
Healer perempuan akhirnya kehilangan kekuatan, untuk tetap berdiri dan jatuh. Sementara itu, mage itu mengangkat Son Gihoon untuk kelima kalinya.
 “Kamu benar-benar kuat.”
“Groan…”
Pria itu mengerang kesakitan di udara. Tapi, tangannya memegang pedangnya dengan erat. Tak berniat untuk menyerah sampai akhir yang pahit.
Woooong!
Slam!
Woooong!
Slam!
Woooong!
Akhir yang pahit nyaris menemui sang Tanker. Saat dia diangkat ke udara lagi, dia tak bisa memegang pedang lagi.
Itu jatuh ke tanah.
Clang,
Dengan itu, tubuh Son Gihoon jatuh untuk terakhir kalinya. Atau begitulah yang semua orang pikirkan.
“Hmm?”
Mata mage itu melebar. Tanker yang jatuh ke tanah tiba-tiba menghilang.
Orang itu seharusnya hancur berkeping-keping, kemana dia pergi?
Mage menggerakkan matanya untuk mencari keberadaan pria itu.
‘Di sana?’
Dalam jarak agak jauh, Son Gihoon sedang berbaring di tanah. Pada saat yang sama, mage itu menemukan seorang pria di sebelah Son Gihoon.
Itu adalah Jin Woo.
Setelah membaringkan pria itu dengan lembut, Jin Woo bertanya pada Ketua Raid itu sambil menatap mage itu,
“Ketua-ssi, aku akan menanyakan satu hal padamu.”
“…?”
Sampai saat itu, Son Gihoon tak tahu apa yang terjadi padanya.
“Apa tak apa-apa, jika aku membunuh semua monster di sini?”
“Kamu… apa yang… katakan?”
Sementara itu, mage itu mengangkat dagunya ke Jin Woo sambil mengerutkan alisnya. Salah satu pengawalnya berbalik dan menyerang Jin Woo.
Melihat itu berlari ke arahnya, mata Jin Woo berkilau dengan cahaya. Jin Woo mengulurkan tangan ke arah High Orc yang mendekat.
‘Ruler’s Hand.’
Dengan itu, pengawal High Orc melayang ke udara seolah-olah diraih oleh tangan raksasa yang tak terlihat.
 “Keu, krah?”
Itu menarik kakinya di udara.
‘Apa?’
Mata mage itu menjadi lebar. Jin Woo memindahkan ujung tangannya ke tanah.
Slam!
Pengawal itu terbanting ke tanah. Kekuatan yang besar jantuh ke lantai. Tapi, Jin Woo tidak berhenti di situ.
Seperti yang dilakukan mage terhadap Son Gihoon, Jin Woo mengangkat pengawal itu ke udara lagi.
Slam!
Slam!
Slam!
High Orc itu berteriak, ketika terpental di antara atap dan lantai, seperti bola basket. Kemudian dia dibungkam, ketika kepalanya dipaku ke langit-langit.
Crack!
Scatter
Potongan-potongan atap jatuh ke tanah. Melihat tubuh High Orc yang bergoyang menempel di langit-langit, baik High Orc dan Hunter tak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka.
Son Gihoon gemetar ketika dia bertanya,
“Kamu … siapa kamu ?”
“Aku akan bertanya lagi.”
Ini adalah tempat berburu Guild Hunters. Dan hanya ada satu orang di sini yang bisa bertindak sebagai perwakilan dari Guild Hunters.
Jin Woo bertanya untuk yang terakhir kalinya,
“Monster di ruangan ini… Bisakah aku mengambil semuanya?”
‘Perasaan apa ini?’
Son Gihoon tak lagi peduli dengan identitas porter. Dia hanya marah. Marah pada kenyataan, jika dia dimainkan seperti mainan oleh monster.
Garis-garis air mata jatuh dari mata Ketua Raid, saat dia menjawab,
“Tolong… Tolong bantu kami.”
Done.
Saat Jin Woo berdiri, para High Orc mendekatinya. Di belakang mereka ada mage. Bos High Orc tertawa mengejek,
“Untuk seorang manusia, kamu punya trik yang menarik.”
Mage itu memberi isyarat, dan para High Orc mengelilingi Jin Woo.
“Seberapa jauh trik itu akan membawamu, aku penasaran?”
Ekspresi Jin Woo berubah menjadi sangat dingin.
Lelaki itu tak pernah menyukai monster. Tapi ini adalah pertama kalinya, dia menemukan seekor monster yang ingin ia bunuh, sebanyak ini.
 “Kamu…Kamu akan menjadi yang terakhir.”
Jika bisa merasakan kegembiraan, tentu bisa merasakan ketakutan. Jika tidak, kamu harus belajar.
Jin Woo berbicara dengan suara rendah,
 “Shadows,”
Dua Dagger muncul di tangannya,
“Bangkitlah.”



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_088"