Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_102

gambar


SL 102

“Aku adalah Ehsil, putri tertua dari keluarga Ladir.”
“Bukan itu.”
Jin Woo memotong kata-kata Ehsil. Yang ingin dia ketahui bukanlah detail keluarganya, tapi pertanyaan mengapa monster dan Dungeon itu ada.
‘Bagaimana caraku meminta jawaban dari mulutnya?’
Tidak, bukan jawaban.  Akan lebih baik, jika dia bisa mendapatkan petunjuk. Dulu, Jin Woo telah mencoba hal yang sama dengan Baruka.
Tapi, satu-satunya hal yang ia katakan adalah, jika mereka terus-menerus diberitahu untuk ‘membunuh manusia’ dalam pikirannya.
‘Apa dia juga mendapatkan perintah yang sama?’
Jin Woo menyederhanakan pertanyaannya, agar ia bisa berkomunikasi dengan baik.
“Apa kamu mendengar suara di kepalamu, yang menyuruhmu membunuh manusia sepanjang waktu?”
“Apa?”
Eshil mendongak, dan bingung pada pertanyaan Jin Woo.
Jin Woo tak punya pilihan lain selain menatapnya juga. Walau itu tak nyaman baginya.
‘Sialan.’
Jin Woo mendecakkan lidahnya dengan ringan, dan mengangkat Eshil seperti anak kecil. Lalu menatapnya lagi.
Jin Woo bisa tahu, jika Eshil ketakutan dengan pertemuan yang tiba-tiba, dan detak jantungnya saat ini semakin cepat berdetak.
Jin Woo bertanya lagi.
“Seseorang di kepalamu terus menerus menyuruhmu untuk membunuh manusia.”
“Ah…”
Eshil yang khawatir, dengan ragu-ragu membuka mulutnya.
“Tidak. Tapi aku bisa mendengar suara yang lain.”
“Apa itu?”
“Jaga tempat yang kamu tinggali…”
Eshil berbicara dengan hati-hati dan membalas tatapan Jin Woo.
“Iblis ini memiliki perintah yang berbeda dengan yang lain.”
Eshil disuruh untuk menjaga dungeon, sedang kan monster disuruh membunuh manusia. Keduanya memiliki perintah yang berbeda.
‘Tunggu…’
‘Jadi, apakah kalian yang dilihat sebagai monster, juga menganggap manusia sebagai monster? ‘
Jin Woo sedikit merasa bersalah, setelah melihat wajah pucat Eshil yang terkena Skill ‘Bloodlust’-nya.
Sedikit saja.
“Sejak kapan kamu mendengar suara itu?”
“Sejak aku membuka mataku di sini.”
“Kapan kamu terbangun di sini?”
‘Apakah benar Eshil tinggal di tempat yang berbeda?’
Apakah itu ingatan nyata atau palsu, yang tertanam dalam kepala mereka. Itu mungkin petunjuk tentang Sistem.
Jin Woo meneruskan pertanyaannya.
 “Jadi, berada di mana kamu sebelum muncul di sini?”
“Itu dunia iblis. Dan kemudian aku tiba-tiba ada di sini.”
“Apa yang kamu lakukan di dunia iblis?”
“Aku sedang… bersiap untuk perang.”
“Perang?”
“Ya.”
‘Apakah dia ingat ingatan sebelumnya?’
Jin Woo merasa beruntung, karena bertemu dengan Eshil yang memohon ampun di hadapannya.
“Ada pertempuran mengerikan dengan musuh yang begitu mengerikan. Dan itu, membuat iblis-iblis yang tersebar di sekitar dunia iblis berkumpul, untuk mengalahkannya.”
Kemudian, kata-kata Ehsil terputus.
“….”
Tidak,tepatnya Eshil terus berbicara. Jin Woo bisa melihat bibirnya terus bergerak. Tapi suaranya tak terdengar.
Sebaliknya, Jin Woo malah mendengar suara mekanis yang dikeluarkan oleh Sistem.
[Percakapan Anda diblokir, karena telah melampaui ambang informasi yang diizinkan]
[Percakapan Anda diblokir, karena telah melampaui ambang informasi yang diizinkan]
[Batas informasi yang diizinkan …]
Pesan yang sama diulang, sampai jawaban Eshil selesai.
Mata Jin Woo bersinar terang.
‘Aku tak akan mengetahui ini, jika aku membunuhnya,’
Penjelasan Eshil mungkin sudah melebihi informasi yang seharusnya dikatakan oleh monster.
Bahkan Level-up, Dungeon, Quest, hadiah, dan Zona penalti.
Saat game dimainkan, tak heran jika monsternya juga akan memiliki pengaturan yang sesuai. Tapi begitu sebuah pasukan dimobilisasi oleh sistem, Jin Woo menjadi yakin.
‘Percakapan ini bisa menjadi petunjuk untukku,’
Ini adalah celah sistem yang sangat jelas.
‘Aku… kesalahan apa yang aku lakukan?’
Saat ekspresi Jin Woo menjadi serius, ekspresi Eshil menjadi gelap.
‘Apakah sistem ingin bersembunyi dari iblis, atau apakah itu karena hasil dari pertarungan?’
Jin Woo mempersempit pertanyaannya untuk mencari tahu.
‘Apa ada musuh yang sangat kuat seperti itu?’
Tapi pada saat itu.
Eshil menjadi kaku, seperti mainan yang baterainya sudah habis. Tapi kemudian setelah beberapa saat.
“Ah…”
Eshil yang kaku, jatuh pingsan. Jin Woo dengan cepat menangkap dan meletakkannya di tanah. Sepertinya tak ada masalah besar, karena Jin Woo bisa melihat Eshil sedang bernafas.
Jin Woo merasa frustrasi, karena suatu hal dan mengerutkan keningnya.
‘Tampaknya Eshil kesulitan bernapas.’
Jin Woo melepas armor Eshil dengan tangan kosong agar Eshil bisa bernafas.
Creack..
Armor-nya dengan mudah dilepas. Kemudian, Jin Woo memotong jubah di bagian belakang armor dan menggulungnya menjadi bantal.
Itu mungkin sia-sia untuk monster lain, tapi itu tak terlalu bermasalah untuk Jin Woo saat ini.
Jin Woo mendapatkan petunjuk. Dan karena itu, dia ingin berterima kasih pada Eshil,
“Perang Iblis …”
Sistem bereaksi secara sensitif, terhadap identitas musuh.
“Mungkinkah itu sesuatu yang penting bagi mereka?”
‘Jika mereka memiliki kekuatan hebat, dan mereka memengaruhi Bumi atau aku, untuk bebrapa alasan…’
Jin Woo membuka ‘Shop’.
Jin Woo mencoba membangunkan Eshil dengan Potion, tapi tak terjadi apapun.
“Apa aku harus menunggu?”
Slap…
Jin Woo duduk di sebelah Eshil. Dan sampai Eshil membuka matanya, Jin Woo mencoba menyatukan potongan-potong petunjuk yang ia sudah dapatkan.
***

“Uh?”
Eshil mengangkat bagian atas tubuhnya.
Dia mendongak dan melihat sekeliling, dan disisinya dia melihat Jin Woo sedang duduk dalam diam.
“Itu bukan mimpi.”
Perlahan Eshil mulai sadar dan melihat sekeliling. Ada banyak tubuh High-Demon di sekitarnya. Eshil membuka matanya yang bulat.
Demon tanpa kecerdasan tak bisa dianggap sama, dengan Iblis yang memiliki kecerdasan. Dan dia yang pingsan, merupakan mangsa yang empuk.
Ngomong-ngomong. Fakta jika dia masih hidup itu …
“Apakah kamu menjagaku?”
Jin Woo mengangkat tubuhnya, alih-alih menjawabnya. Kemudian dia mengangkat tangan Eshil. Eshil berdiri secara perlahan, sambil memegang tangan Jin Woo dengan malu.
 “Terima kasih.”
“Berapa lama untuk mendapatkan Entry Permit itu?”
“Itu di dekat sini. Aku akan memandumu.”
Eshil berdiri dan menarik tangannya dari Jin Woo.
“…?”
“…?”
Baik Jin Woo dan Eshil saling menatap dengan heran satu sama lain. Eshil yang frustrasi berkata pertama kali.
“Aku seorang tahanan, jadi kamu harus mengikat tanganku.”
“Tak perlu.”
Jin Woo cukup percaya diri untuk menahan serangan atau upaya pelariannya. Sudah terlambat untuk melakukan sesuatu yang tak perlu.
Jin Woo membalikkan Eshil dan menepuk punggungnya. Dia bisa merasakan jika Eshil masih takut, tapi Jin Woo tak mempedulikannya.
Tatapan Jin Woo beralih ke kuda yang Eshil gunakan.
“Kuda?”
“Bawa itu.”
Eshil membawa tiga kuda dengan wajah yang malu. Dan Jin Woo diam-diam mengikutinya.
***

 Tak lama setelah itu, Eshil menunjuk sebuah bangunan yang sepertinya ada Entry Permit di dalamnya.
Itu adalah benteng yang sangat besar.
 ‘Iblis…’
Jika Instant Dungeon ini memiliki nama yang jahat seperti Demon Castle, walau memiliki penampilan sebuah menara. Benteng di depan benar-benar merupakan kastil dari abad pertengahan.
Tentara yang menjaga gerbang, menjadi gelisah saat melihat Jin Woo.
Tapi.
“Tamu.”
Ketika Eshil berbicara, para prajurit dengan cepat membuka gerbang. Segera sekelompok Knight keluar dari dalam kastil.
“Beliau sedang menunggumu, Eshil.”
“Ayahku?”
“Beliau ada ruang pertemuan.”
“Aku mengerti.”
Ketika Knight itu melihat Jin Woo, dia bertanya.
“Eshil… Bagaimana dengan pria di belakangmu?”
“Dia tamu penting, bersikap sopanlah kepadanya.”
Dengan ucapan Eshil, para Knight membuka jalan menundukkan kepala mereka.
Jin Woo mengikuti Eshil menuju bagian dalam kastil.
Setelah berjalan melewati koridor, Jin Woo bisa tahu jika ruangan dihadapannya memiliki luas yang sama, dengan ruangan Boss di dalam Dungeon.
“Apakah ini nyata?”
Jin Woo melihat sekeliling. Ruangannya kosong dengan langit-langit yang tinggi. Ini seperti tempat yang dibuat khusus untuk bertarung.
 “Jika aku datang untuk bertarung, itu pasti akan dimulai dari sini.”
Di ujung aula, ada seorang bangsawan iblis yang sedang duduk di kursi besar. Jin Woo dan Eshil berhenti di depan bangsawan iblis itu.
Bangsawan iblis itu yang pertama kali berbicara.
 “Eshil.”
“Ayah, ini …”
Sebelum Eshil menjelaskan, bangsawan iblis yang berhadapan dengan Jin Woo, membuka matanya.
Mata bangsawan iblis itu bergetar.
 “Kamu, kamu! Siapa yang kamu bawa?”
“Ayah, dia seorang tamu.”
Eshil menjelaskan dengan perlahan, tak mudah untuk menenangkannya.
 “Tamu? Tamu macam apa yang membawa pasukannya ke dalam rumah orang lain?”
“Apa?”
Eshil menoleh ke Jin Woo.
‘Apakah ada pasukan di sini?’
Bangsawan iblis itu membuat suara gemetar, tanpa mengalihkan pandangannya dari Jin Woo.
“Apa kamu tak bisa melihatnya di matamu? Ada banyak prajurit yang bersembunyi di bayangan pria itu.”
Mata Jin Woo menyipit.
Eshil melangkah mundur, karena terkejut dengan perubahan suasana yang tiba-tiba itu. Jin Woo juga terkejut.
“Apakah dia pria yang baik?”
‘Sepertinya, dia bisa melihat tentara dalam bayanganku.’
 “Sesuatu yang baik atau tidak?”
Untuk bersiap dalam pertempuran yang akan terjadi, Shadow Army yang tersebar di berbagai tempat, kembali pada bayangan Jin Woo.
“Beraninya kau membawa prajurit ke rumahku?”
Ketika bangsawan iblis itu meninggikan suaranya, para Knight masuk.
 “Ayah!”
Eshil memanggil bangsawan iblis itu dengan suara keras.
Bangsawan iblis itu bangkit dari kursinya dan menatap dengan marah. Jin Woo yang menmperhatikan situasi dengan diam-diam, membuka mulutnya.

 “Aku berjanji.”
Alis bangsawan iblis itu menggeliat, ketika dia tak bisa menemukan tanda kegugupan dari Jin Woo.
“Apa yang kamu djianjikan?”
“Entry Permit.”
Jin Woo melangkah maju.
“Jika kamu memberiku Entry Permit, aku akan pergi dengan tenang.”
Gulp…
Bangsawan iblis itumenelan ludahnya.
‘Apakah dia orang yang datang dengan kecepatan gila yang menakutkan itu?’
Ketika bangsawan iblis itu mendengar berita jika Volkan dan Metus,yang ia percayai telah menderita, matanya menjadi gelap.
Bahkan jika itu adalah keluarga bangsawan, Ladir adalah salah satu yang paling lemah di peringkat Iblis. Mereka berada di peringkat ke-20.
Jika lawan bisa dengan mudah mengalahkan Volkan dan Metus, Ladir harus bersiap mengahadapi, kerusakan yang sangat besar. Tapi musuh yang menakutkan ini mau pergi begitu saja.
“Bisakah aku mempercayaimu …”
Bangsawan iblis itu bertanya dengan ragu.
“Apakah itu satu-satunya persyaratannya?”
Kata Jin Woo yang menunggu.
“Kemudian…”
***

‘Baiklah kalau begitu.’
Rambut bangsawan iblis berkerut, karena permintaan orang kuat itu masih ada.
Bangsawan iblis itu sudah takut, sebelum mendengar apa yang akan dikatakan Jin Woo. Dia tak mau memprovokasi Jin Woo dan Shadow Army-nya.
Ini sudah cukup.
Pria itu menyentuh bahu putrinya dan berkata.
“Aku ingin meminjam gadis ini.”
“Apa?”
Bangsawan iblis itu dan para Knight semuanya jatuh ke dalam kegelapan. Tatapan Jin Woo berputar.
‘Ummm?’
‘Eshil bilang dia juga tahu tempat Entry Permit di lantai atas.’
‘Aku hanya perlu meminjamnya sebentar untuk mengetahui lokasi Entry Permit itu.’
“Apa aku salah?”
Jin Woo memiringkan kepalanya dihadapan bangsawan iblis yang membeku, Knight yang trekejut, dan Eshil yang wajanya menjadi merah.



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_102"