Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_110

gambar


SL 110

“Apa?”
Lee Sungchul, direktur Rumah Sakit Seoul Ilshin, mendengar berita mengejutkan itu. Salah satu pasien yang terkena ‘Eternal Sleep’ terbangun.
“Benarkah itu?”
“Ya,Tuan. Aku sudah memeriksanya sendiri.”
Bahkan walau terjadi di rumah sakit umum, ini adalah situasi yang menarik perhatian dunia medis. Dan itu terjadi di rumah sakit ini.
“Aku tak pernah menyangka, keberuntungan akan datang seperti ini!”
Otak Lee Sungchul mulai membuat perhitungan.
“Bukankah ini belum pernah terjadi sebelumnya, di dunia?”
“Ya, Tuan.”
Dokter dihapannya mengangguk.
Lee Sungchul tersenyum dengan sangat lebar, seakan itu menyentuh telinganya.
“Kerja bagus, Dr. Choi!”
“Ya? Tuan, aku belum melakukan apa-apa … “
“Ah, kamu ini!”
Lee Sungchul melirik cepat ke dokter itu.
“Terlepas dari prosesnya, dokter pasti akan selalu dipuji, setelah pasiennya sembuh!”
Dan begitu juga dengan rumah sakit, tempat di mana dokter itu bekerja!
“Oh,ya … terima kasih, Tuan.”
Dokter dengan enggan menundukkan kepalanya kepada direktur. Tapi, dia tak tahu, jika senyum segera meninggalkan wajah Lee Sungchul. Orang yang secara tak terduga menerima tanggapan seperti itu, dari orang yang bertaggung jawab dengan pasiennya.
Jika kamu melakukannya dengan baik, seluruh dunia dapat fokus pada rumah sakit ini!
Tak ada salahnya diperdebatkan karena perbuatan baik.
Baiklah. tak ada yang salah dengan itu. Jika berita itu menyebar, wartawan dari seluruh dunia akan bergegas ke rumah sakit, untuk meminta informasi lebih lanjut.
Ini adalah kesempatan bagus untuk duduk dan mempromosikan rumah sakit, tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
“Meskipun para wartawan ingin tahu obatnya …”
Hanya tempatkan saja pasien di depan mereka, dan semuanya akan teratasi. Tak ada yang salah dengan itu. Dia pikir juga begitu.
Seolah dokter itu malu, dia berkata.
“Wali pasien meminta untuk segera dipulangkan.”
“Apa?”
‘Tidak tidak!’
Akankah wartawan berbondong-bondong ke rumah sakit tanpa pasien?
Tidak, wartawan pasti akan menahan pasien, untuk mencari tahu penyebab kesembuhannya.
Alis Lee Sung-chul berkedut.
 “Bagaimana kondisi pasien?”
“Semuanya baik.”
“Apa maksudmu ? Dia sudah tertidur selama empat tahun dan dia baik-baik saja?”
“Mungkin itu karena peralatan pendukung kehidupan?”
“Yah…”
Ini mungkin karena kinerja alat yang terlalu bagus.
“Cobalah untuk memberitahunya, jika kita perlu melihat perkembangannya, dan menundanya selama mungkin.”
“Aku mengatakan itu kepada walinya, tapi itu tak berguna.”
“Aku tak bisa memaksanya, untuk tetap di sini tanpa alasan …”
Hanya ada satu cara. Pasien akan diinformasikan, sebelum dia keluar.
“Aku akan menarik wartawan, ketika dia masih di rumah sakitku.”
Dokter menggelengkan kepalanya.
“Itu… akan sulit, Tuan.”
“Kenapa?”
“Kita tak bisa mengekspos identitas pasien, Tuan. Dan semauanya akan menjadi masalah besar, jika kita melakukan kesalahan saat ini.”
Lee Sungchul tampak marah pada kata-kata itu. Mata dokter membuatnya berpikir. Sikap Lee Sungchul menjadi berhati-hati.
“Apakah pasien itu begitu hebat?”
“Wali pasien, bukan pasiennya. Dia yang telah mengajukan permohonan perlindungan informasi.”
Berbicara tentang itu, Dr. Choi telah menyebut walinya tadi.
“Ada apa denganmu?”
Siapa orang yang meminta identitas keluarganya dilindungi? Dan Dr. Choi juga secara alami tak ingin berususan dengannya.
“Apakah kamu tahu siapa Tuan Sung Jin Woo?”
“Sung Jin Woo?”
‘Apakah dia seorang politisi yang kuat atau pemimpin bisnis besar?’
Itu adalah nama yang pernah ia dengar. Tapi sepertinya, dia tak ingat akan wajahnya. Lee Sungchul menggelengkan kepalanya.
Seolah dia sudah menduganya, dokter menjelaskan dengan cepat.
 “Dia seorang Hunter yang baru-baru ini menjadi S-Rank.”
“S-Rank?!”
Dr. Choi benar untuk berhati-hati karena alasan ini. Wali pasien adalah Hunter S-Rank.
‘Semua akan berakhir, jika aku gegabah dan mengacaukannya.’
Pengaruh sosial Hunter S-Rank itu sendiri sangat besar, tapi jika Hunter itu tak bisa mengkontrol emosinya karena marah…
Begitu nama tak terduga itu muncul, Lee Sungchul menelan ludahnya.
“Aku hampir membuat kesalahan besar.”
Dia tampak tegas, dan tiba-tiba tersenyum sedikit.
“Mulai prosedur pemulangannya sekarang.”
“Apa aku yang harus melakukannya?”
“Yah, seharusnya begitu.”
Senyum yang terlihat bagus telah mencul di wajah Lee Sungchul.
‘Tentu saja kamu harus…’
‘Apa kamu berani melakukan sesuatu dibelakang Hunter S-Rank?’
Lee Sungchul mengatakan semua itu, setelah melakukan pemikiran yang mendalam.
“Kamu tak dapat menahan pasien yang sehat di rumah sakit.”
“Ya, Tuan.”
Dokter segera berdiri. Dan saat dia keluar.
“Hugh..”
Lee Sungchul menatap pintu kantor direktur yang tertutup dan menghela nafas lega.
***

 Jin Ah yang dipanggil Jin Woo, berlari ke rumah sakit. Dia meninggalkan semua kegiatannya. Jin Woo yang duduk di kursi di sebelah tempat tidur ibunya, merasakan keberadaan adiknya dan berdiri.
Creack!
Pintu kamar terbuka.
“Bu? Ibu? “
Sebelum masuk, wajah Jin Ah sudah tertutup air mata.
 “Putriku, kamu sudah tumbuh dewasa.”
Terakhir kali Park Kyunghye melihat putrinya, adalah saat Jin Ah masih seorang murid di SMP. Dia menatap putrinya, yang telah tumbuh lebih tinggi darinya. Setelah itu, dia membuat senyum hangat dan membuka tangannya lebar-lebar ke arah Jin Ah.
Lalu.
“Ibu!”
Jin Ah memeluknya. Jin Woo melihat mereka dengan perasaan senang. Itu adalah tindakan yang seharusnya tak dilakukan pada pasien yang sadar kembali setelah empat tahun. Tapi dia tak bisa mengatakannya, saat melihat adiknya yang menangis di pangkuan ibunya.
“Ibu…”
Dia berpura-pura menjadi dewasa, tapi Jin Ah tetaplah masih anak-anak. Jin Ah saat ini tumpang tindih dengan Jin Ah yang biasanya pemberani dan jenius. Saat ini, ujung hidungnya sangat merah karena menangis.
 “Sekarang..”
Ketika Jin Woo mencoba membawanya pergi, Park Kyunghye meletakkan jari telunjuknya di bibirnya dan menggelengkan kepalanya. Dan tangan lainnya masih menepuk punggung Jin Ah.
Jin Woo menghela napas melihat itu, dan melangkah mundur.
Dia tersenyum tanpa sadar pada ekspresi lembut adik perempuan dan ibunya.
“Upayaku tak sia-sia.”
Upayanya selama ini sudah dihargai. Jin Woo merasa, seolah ada sesuatu yang meleleh dan mengalir turun dari dadanya.
‘Sepertinya, aku harus meninggalkan mereka sedikit lebih lama.’
Mungkin sampai adikku bisa mengendalikan emosinya. Dia gadis yang cerdas, dan dia akan tahu jika dia seharusnya tak melakukan itu.
Hanya butuh sedikit waktu.
Jin Woo tersenyum dan melihat ke luar jendela. Itu adalah hari yang cerah, seolah-olah mereka sedang merayakan reuni keluarga. Saat menatap keluar jendela, Jin Woo mengeluarkan ponselnya.
‘….’
Ada begitu banyak pesan, hingga dia tak bisa mengirim balasannya satu per satu. Jin Woo yang telah berusaha membalas panggilan yang tak diterima dan daftar pesan, menutup jendela itu.
‘Jika itu mendesak, mereka akan menghubungiku lagi.’
Jin Woo menyerah dengan pesan dan panggilan, dan mulai berseluncur di internet.
Tapi…
‘Sial!’
Jin Woo yang memasuki portal berita secara tak sengaja, meletakkan tangan di dahinya.
[Iblis muncul di pusat kota Seoul?]
[Ke mana tujuan makhluk terbang itu?]
[Asosiasi Hunter yang tak Responsif, bagaimana dengan keselamatan warga Negara ini?]
Berita internet semuanya menunjukkan gambar Kaiser.
Dari rumah ke rumah sakit. Itu jarak yang jauh, tapi Jin Woo pikir itu akan terbang dalam sekejap dan tak terlihat.
‘Ini diambil dalam waktu singkat itu.’
Satu hal yang baik adalah, jika Jin Woo sendiri tak terlihat dalam foto Kaiser. Ketika dia memanggil Kaiser kemarin, dia tak peduli dengan pandangan orang lain. Tapi dia merasa aneh, ketika melihat itu berubah menjadi topic hangat.
‘Yah..’
Siapa pun yang melihat iblis di langit, jantung mereka pasti akan bergetar. Jin Woo melihat artikel dengan penuh kecemasan, dan berpikir jika dia harus berhati-hati di masa depan.
“Aku tak perlu menakuti orang dengan sengaja.”
Alasan mengapa dia enggan menjadi Necromancer di tempat pertama, adalah karena
sulit untuk menjauhi penglihatan orang lain, saat dia menggunakan Skill-nya.
‘Tapi, jika aku ingin berita yang lebih bagus dari Drake ini, kemunculan ‘Tusk’ mungkin akan sangat layak untuk dilihat.’
Ketika dia memikirkannya.
Ring ring ring
Ponselnya mulai bergetar.
‘Siapa ini?’
Itu nomor yang tak dikenal, Jin Woo meninggalkan ruangan dan menerimanya.
“Halo?”
“Hunter Sung Jin Woo?”
Itu suara lelaki tua. Seketika, Jin Woo ingat pemilik suara itu.
“Presiden?”
“Ya, aku Go Gunhee dari Aosiasi Hunter.”
“Presiden memanggilku?”
‘Untuk apa Presiden Asosiasi Hunter memanggilku?’
Jin Woo yang melihat banyak orang-orang datang dan pergi di koridor rumah sakit, mencari tempat yang tenang dan bertanya.
“Apa yang sedang terjadi?”
“Kamu sudah mendengar dari berita, kan?”
‘Berita?’
Jin Woo memiringkan kepalanya, merasa tak percaya dia bertanya lagi.
“Berita apa yang kamu bicarakan?”
“Kamu melihat beritanya, kan?”
‘Wow, itu cuma berita singkat.’
Jin Woo mengakuinya dengan kesombongan yang hangat.
“Aku minta maaf tentang itu, dan aku akan berhati-hati di masa depan.”
“Ya?”
Dalam suara bingung Go Gunhee,Jin Woo menyadari jika dia telah salah akan sesuatu.
“Bukankah itu tentang Kaiser?”
Apa yang ingin dia tanyakan …
Double Dungeon, Red Gate, Pembersihan Gate A-Rank, Marble of Greed’s, dan sebagainya.
Terlalu banyak.
“Ada apa?”
“Kamu sepertinya benar-benar belum mendengar apa pun.”
“Aku berada di tempat yang sulit sinyal, untuk beberapa saat sebelumnya.”
Ini bukan kebohongan.
Suara Go Gunhee yang terkejut, sedikit lebih rendah dari biasanya.
“Tuan Hunter!”
Secara empiris, cerita yang akan dikatakan sekarang adalah poin utamanya.
“Bolehkah aku datang dan memberitahumu?”
Kejutan Jin Woo lebih besar, daripada ketika dia pertama kali menerima panggilannya.
‘Panggilan langsung tak cukup? Mengapa ketua ingin datang dan berbicara langsung denganku?’
‘Seberapa pentingkah, kita harus bertemu secara pribadi dalam masalah ini?’
‘Tapi…’
Jin Woo memandang ke arah kamar ibunya.
“Presiden tak bisa datang ke sini.”
‘Karena aku mungkin harus mengarang cerita, tentang bangunnya ibuku.’
“Aku yang akan pergi.”
“Bisakah kamu melakukan itu?”
“Ya.”
‘Ini lebih nyaman. ‘
Jin Woo yang membuat janji dengan cepat, menyapa ibunya dan mengatakan jika dia akan pergi ke suatu tempat untuk sementara waktu, dan meninggalkan rumah sakit.
Dia melihat ke langit. Langit di Demon Castle tak memiliki matahari. Jadi, ketika dia melihat matahari, matanya terasa gatal.
Jin Woo mengerutkan kening.
‘Ini menyebalkan kan?’
Jin Woo yang khawatir sejenak, memanggil taksi dengan senyum di wajahnya.



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_110"