Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_119

gambar


SL 119

Kameramen merasakan perkataan Baek Yoonho.
‘Apa itu?‘
‘Apa yang akan terjadi?’
Udara dingin menyapu terowongan yang dalam, di mana tak ada angin yang bisa lewat.
 ‘Lalu…’
Ketika dia penasaran mengapa lingkungan sekitarnya terlalu tenang.
-Kieeeee !
Jeritan berat bergema dan tangan hitam muncul dari lantai.
Tok!
Tok!
Tangan yang memegang lantai mengangkat tubuh mereka.
“Ugh!”
Kameramen mengerang, melihat kejadian itu dan tak bisa menenangkan diri. Napas dan matanya yang terbuka setengah lingkaran, menjadi liar.
Sulit dipercaya, adalah apa dirasakan oleh Hunter A-Rank itu. Lalu, bagaimana dengan perasaan penonton yang sedang menonton ini?
Sementara kameramen menjadi kagum, pemilik tangan hitam itu muncul sepenuhnya dari lantai.
“A-apa?”
Pada pandangan pertama, mereka tampak dalam bentuk semut. Tapi mereka selalu tertutupi asap hitam.
Mereka adalah monster yang sulit untuk bisa dikatakan, apa berupa bentuk solid atau gas.
Itu sama, seperti ketika seseorang membuat sebauh patung menggunakan balok es kering. Dan ada ratusan dari mahkluk seperti itu yang muncul dari lantai.
Kameraman semakin terkejut dan mulai kesulitan bernapas.
Baek Yoonho yang melihat adegan itu, juga terpana. Walau dia lebih tenang daripada kameramen, dia tetap tak bisa menutup mulutnya.
“Itu… Itu Summoner?”
Berbeda dengan dua Hunter yang kehilangan Mana mereka. Jin Woo tampak bahagia, ketika melihat Shadow Army yang baru ditambahkan.
‘Baiklah.’
Sekarang, Shadow Army mulai membanjiri monster semut.
“Jika ini berjalan baik, aku tak perlu turun tangan.”
Jin Woo mengirim Devil King’s Dagger kembali ke Inventory-nya. Kemudian prajurit baru diberi perintah yang sama.
‘Pergi… Jangan biarkan satu pun dari mereka hidup!’
-Kiehieh!
Seperti halnya semut, ketika mereka pertama kali masuk. Kali ini terjadi kembali gelombang yang sama. Yang berbeda, hanya karena ini disebabkan oleh Shadow Army milik Jin Woo saja.
Kumpulan monster semut yang seakan tak memiliki ujung, langsung disapu oleh gelombang hitam.
***

 “Wow!”
Ada sorakan nyaring dari ruang situasi stasiun.
Direktur berdiri dan bertepuk tangan.
“Tidak! Tak mungkin!”
Ketika dia melihat kumpulan semut itu disapu, dia merasa seakan lubang besar di perutnya tertutup. Dan saat ini, dia bertingkah seperti bocah 10 tahun yang sedang sangat bahagia.
Jika dia tak memiliki mata untuk melihat, dia mungkin akan memberitahu Sutradara, untuk merombak adegan yang dilihatnya ini secara terpisah.
Direktur merasa, jika dia bisa menghilangkan stress dengan menonton adegan ini selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun.
Berita kematian Min Byunggu jelas menyedihkan. Ketika dia melihat satu-satunya Healer di tim dibunuh monster, langit tampak akan menangis.
Tapi bagaimana jika dengan bantuan Hunter itu, yang dia tak tahu siapa itu.
Tim Korea bisa keluar dari sarang semut dengan aman?
Tak ada yang bisa lebih baik dari itu!
Tim Korea telah mencapai tujuan awalnya dengan mengalahkan Ratu. Tak mengherankan, jika semut yang tersesat untuk berkembang biak, segera menghilang dari pulau itu.
‘Tim jepang...’
‘Bagaimana dengan tim Jepang?’
Wajar jika dia tak harus melakukan apapun. Karena walau bagaimanapun juga, pihak Jepang pergi dari operasi. Dan mereka tak tahu jika ini terus berlanjut. Jadi, Direktur merasa dia tak perlu bertanggung jawab dalam hal apapun.
Tentu saja, bonus juga ketika video Raid itu dijual seperti manisan.
Wajah direktur bersinar.
‘Kabar apa yang bisa aku dapatkan dari lubang ini?’
Dia melihat layar yang menunjukkan Jin Woo.
Kemudian,
Seorang karyawan berlari lagi.
“Direktur!”
Direktur melompat dari kursinya dengan heran.
 “Apa lagi?”
Wajah direktur mengeras.
Dia penasaran apakah itu hanya mimpi bahagianya saja. Dan kemudian, dia menjadi lebih penasaran dengan apa yang akan terjadi nanti?
Jantungnya sudah berdetak kencang.
Sekarang semuanya telah sampai pada titik ini, bahkan staf pelapor tampaknya membencinya.
Jika itu bisa menjadi bencana dengan menutup mulut karyawan, dia lebih suka melakukannya.
“Aku mulai gila…”
Staf mengatakan dengan muka memerah, karena tak tahu apa yang sedang dirasakan oleh bosnya.
“Kita sekarang tahu siapa dia!”
Direktur membuka matanya lebar-lebar.
“Apa?!”
***

Presiden Asosiasi Hunter
Sfx!
Go Gunhee buru-buru menarik tangannya dari sandaran sofa. Dokter di samping memandang kembali ke Go Gunhee.
“Presiden asosiasi.”
“Aku sedikit bersemangat.”
Dia secara tak sengaja memberikan kekuatan pada tangannya, dan itulah yang terjadi.
Tapi, bagaimana mungkin Go Gunhee tak bersemangat, setelah melihat adegan itu?
Ketika dia menonton kemunculan Jin Woo di layar televisinya. Tanpa ia sadari, hatinya terasa terbakar.
Dan dia merasa ingin pergi bersama dengan tim Korea, jika semua orang mengizinkannya.
“Terlalu bersemangat tak baik untuk kesehatanmu.”
Go Gunhee mengangguk pada perkataan Dokoter.
Hanya ada satu alasan, mengapa dia tak pergi ke kantor Komando Operasi. Dan itu adalah, karena jantungnya yang lemah bisa terbebani oleh keberhasilan atau kegagalan Raid.
Dan karena akan cukup berbahaya juga, walau hanya menontonnya dari TV, dokter selalu berada di sisinya untuk memantau keadaannya.
‘Apakah tak masalah, jika aku membuatnya berhenti menonton ini?’
Dokter takut akan penilaiannya sejenak, tapi menggelengkan kepalanya di hadapan Presiden Asosiasi.
Sejak Sung Jin Woo muncul, Presiden asosiasi tak tahu, bagaimana caranya harus menahan senyum.
“Dia Sung Jin Woo!”
Pada saat krisis, suara Presiden asosiasi berubah dari keputusasaan menjadi sebuah sorak-sorai, yang terdengar jelas diteling dokter itu.
Dan saat ini Go Gunhee tertawa lepas.
“Aku tak bisa mempercayainya.”
Kemudian, dia  dengan hati-hati memegang sandaran tangan sofa lagi. Jika dia tak memegang apa pun, dia akan merasa gatal dan sulit untuk menahan kegembiraannya.
“Bagaimana Hunter Sung Jin Woo bisa ada di sana?”
Pada awalnya, Go Gunhee sangat ingin tahu. Tentang bagaimana Hunter yang ia selalu perhatikan, bisa muncul di Pulau yang dipenuhi semut itu?
Tapi sekarang, itu tak penting.
Yang penting adalah jika Hunter S-Rank, Sung Jin Woo ada di sana.
Berkat dia, ada harapan untuk para Hunter kembali dengan selamat.
Kemudian,
Mata Go Gunhee melebar, ketika dia melihat Jin Woo membuat prajurit bayangan dari tubuh monster semut.
“Sial, dia berbohong padaku.”
Apanya yang dia bilang seratus summon?
Itu terlihat lebih dari tiga ratus, bahkan jika kamu melihatnya sekilas.
Tapi, ekspresi Go Gunhee bukanlah wajah seorang pria yang tertipu. Itu lebih ke ekspresi bahagia dan sangat puas.
 “Dia bilang ingin terus bertarung dengan monster, saat itu.”
Dan saat ini, dia bisa menegrti, mengapa Jin Woo mengatakan itu sekarang.
Kekuatan macam apa yang tak takut dengan kekuatan seperti itu?
Pertarungan Jin Woo melawan monster sangatlah menarik, itu hingga ke titik di mana orang yang menonton menjadi bersemangat.
Ngomong-ngomong,
‘Kenapa Hunter Sung Jin-woo menolak tawaranku untuk bergabung dengan tim Korea sebelumnya?’
‘Sepertinya, saat itu ada sesuatu yang lebih penting untuknya.’
Go Gunhee mengangguk.
Kalau tidak, bagaimana bisa seorang pria yang bisa menghadapi monster seperti itu, dikecualikan dari tim Raid yang penting.
Tapi Go Gunhee masih terus penasaran, dengan alasan penolakan Jin Woo sebelumnya.
***

Tang tang.
Jin Ah yang sedang belajar di kamarnya, mendengar suara itu dan keluar ke ruang tamu.
“Bu?”
“Maafkan aku. Apakah itu terlalu keras?”
Jin Ah menggelengkan kepalanya. Dia tak ingin memberi tekanan lebih pada ibunya, yang sudah menonton TV dengan suara sangat rendah, hingga dia hampir tak bisa mendengarkan apapun. Hanya karena, agar dia tak mengganggu putrinya yang sedang belajar.
“Tidak, tak apa-apa. Ada apa? Apa TV-nya rusak?”
“Aku tak bisa menemukan dia.”
“Siapa? Oppa Jin Woo?”
“Ya, aku tak bisa menemukannya.”
Ibu berbalik dan terkejut.
 “Oh, di mana dia? Dia tadi ada di sini.”
Jin Ah memiringkan kepalanya, saat dia mulai mencari Jin Woo.
“Oppa?!”
Dia bahkan tak di kamar mandi.
Jin Ah yang telah mencari di setiap sudut rumah, menoleh ke ibunya dan bertanya.
“Apa yang sedang Ibu tonton bersama dengan Oppa?”
“Raid Pulau Jeju.”
“….”
Tiba-tiba, perasaan gelisah menyapu tulang punggungnya. Kalau dipikir-pikir, seluruh kompleks apartemen sepertinya berisik.
‘Itu tak mungkin, kan…’
Jin Ah bergegas ke kamarnya dan menyalakan ponselnya.
‘Ayolah.’
“Waaaaaaa!”
Di lantai atas dan bawah, sorakan intens meledak. Dan pada saat yang sama, tangan Jin Ah yang sedang menggunakan ponselnya terguncang.
“Oppa?!”
***

 Jin Woo yang menangani semua semut di ruangan Ratu, menempatkan para Shadow Army kembali ke bayangannya.
Tapi, masih banyak semut yang masih tersebar di seluruh pulau, yang akan kembali ke sarangnya.
Sebelum bertemu dengan mereka, Jin Woo pikir sangat penting, untuk mengirim para Hunter ke tempat yang lebih aman.
‘Ada beberapa yang terluka.’
Jin Woo mendekati para Hunter.
Selain Baek Yoonho dan kameramen, semua orang dalam kondisi yang buruk. Cha Haein masih belum sadar, dan sisa dari ketiganya tampaknya terluka parah.
Jin Woo bertanya.
 “Di mana Min Byunggu?”
Baek Yunho menggelengkan kepalanya dengan wajah kaku.
“…..”
Jin Woo mengambil Heal Potion dari Inventory-nya, dan menyembuhkan para Hunter secara bergantian.
Dia memberikannya kepada setiap orang dengan tangannya sendiri. Itu semua karena, jika ramuan meninggalkan tangannya, semuanya akan menjadi tak berguna.
“Hmm …”
Para Hunter yang meminum Potion itu mulai merasakan sesuatu satu per satu.
 “Apa?”
Lim Taegyu yang mengangkat bagian atas tubuhnya, menggerakkan tubuhnya dan berbicara.
“Tak mungkin…”
Choi Jongin dan Ma Dongwook juga pulih.
 “Hebat.”
“Keren.”
Choi Jongin tak tahu apa yang terjadi. Jadi, dia membuka matanya ketika melihat Jin Woo.
“Bagaimana kamu bisa ada di sini?”
“Kita harus keluar dari sini dulu, sebelum kita membicarakan ini.”
“Ah…”
Choi Jongin kemudian melihat sekeliling dan mengangguk. Ini adalah bagian terdalam dari sarang gua. Ini bukan tempat yang cocok untuk mengobrol.
“Hunter-nim.”
Ma Dongwook yang mendapatkan kembali penglihatannya, memegang tangan Jin Woo.
 “Kamu melawan semut-semut itu, bukan? Terima kasih, terima kasih banyak!”
Jin Woo memberikan jawaban yang sama kepada Ma Dong-wook.
“Kita harus keluar dari sini dulu, sebelum kita membicarakan ini.”
“Aku mengerti.”
Terakhir, tapi bukan yang akhir.
Saat Jin Woo melihat Cha Haein, dia mengerutkan keningnya.
 “Ini aneh… Dia terlalu lemah.”
Merasakan perasaan tak menyenangkan, Jin Woo menuangkan Heal Potion ke mulut Cha Haein lagi.
‘Tentu saja.’
Lalu pesan kemudian keluar.
*Ding!*
 [Jika HP yang tersisa kurang dari 10%, tidak mungkin untuk mengembalikannya dengan Heal Potion]
Alis Jin Woo berkerut.
Ketika dia menarik tangan yang menopang kepalanya, darah keluar dengan cepat.
‘…..’
‘Semut Mutasi.’
Di antara para Hunter Korea, Cha Haein adalah satu-satunya yang menderita luka fatal.
Itu bukan karena yang lainnya kuat, sehingga mereka selamat. Tapi, itu karena Semut Mutasi hanya bermain-main saja, dengan para Hunter lainnya.
Wajah Jin Woo mengeras mengingat itu.
‘Tapi sebelum itu…’
Luka Cha Haein sangat parah.
Jika lukanya tak bisa disembuhkan dengan Potion, Jin Woo harus meninggalkan Pulau Jeju dan mencari seorang Healer.
 “Ayolah.”
Jin Woo mengangkat Cha Haein.
Para Hunter lainnya juga ikut berdiri.
Semua orang bergegas keluar dari ruangan Ratu, dan Jin Woo yang berjalan di depan, menghela nafas dalam-dalam.
‘….’
Baek Yoonho bisa menebak, kenapa dia seperti itu. Kemudian, Jin Woo meninggalkan Cha Haein ke Baek Yoonho.
Baek Yoonho yang menggendong Cha Haein, bertanya dengan tatapan bingung.
“Apa aku bisa membantumu?”
Jin Woo melihat para Hunter termasuk Baek Yoonho, dan dengan keras memperingatkan.
“Jangan pernah mendekat, mereka terlalu kuat.”
“Sung Jin, itu…”
Ma Dongwook menggelengkan kepalanya, ketika dia mencoba mengatakan sesuatu tentang situasinya.
‘Aku tak melihatnya di mataku. Tapi dengan sedih, aku bisa merasakan bagaimana Jin Woo membunuh para semut dari awal hingga akhir.’
Tapi kemudian Baek Yoonho mendekat.
 “Sung Jin Woo!”
Jin Woo berbalik.
 “Aku tahu kamu kuat. Dan aku tak terlalu yakin tentang ini.Tapi…”
Baek Yoonho memiliki ekspresi serius di wajahnya.
 “Bukankah kamu membuat terlalu banyak summon?”
‘Apa masalahnya?’
Ketika Jin Woo tampak curiga, Baek Yoonho menambahkan penjelasannya.
“Kamu pasti sudah menggunakan banyak Mana. Apa yang akan kamu lakukan, jika kamu kehabisan Mana?”
‘Oh, itu yang dia maksud.’
Baek Yoonho mengatakan itu, karena para Hunter Summoner lain harus menggunakan banyak kekuatan sihir, untuk membuat pemanggilan.
‘Aku tak perlu memberitahu kan, jika Shadow Army tak memerlukan Mana, saat dipanggil bukan?’
‘Tapi itu pasti akan menjadi masalah untukku..’
Jadi, Jin Woo sedikit mengubah ekspresinya dan menjawab.
 “Skill summon-ku tak memakan banyak Mana. Jadi, kamu tak perlu khawatir.”
“Apa?”
Baek Yoonho dan kameramen berpikir pada saat yang sama.
‘Berapa banyak Mana yang ia perlukan, untuk memanggil sesuatu seperti ini?’
‘Jadi, apa kelemahannya?’
‘……’
Jin Woo hanya berbalik kembali ke sarang begitu saja, karena dia pikir penjelasannya akan membutuhkan waktu yang lebih lama.
Dan para semut datang, pada waktu yang tepat.
‘Itu banyak.’
‘Ada yang terluka parah di sini. Aku harus cepat.’
Lalu, Jin Woo menunjukkan skill ‘Domain of the Monarch’ untuk efisiensi terbaik. Bagian bawah kakinya menjadi berwarna sangat hitam.
Pada saat para Shadow Army siap dipanggil, angin sepoi-sepoi bertiup melintasi gua.
‘….?’
Jin Woo berbalik ke arah, di mana energi suram itu mengalir keluar. Itu berasal dari salah satu monster semut. Tapi, ada hal yang berbeda dari individu baru itu.
‘Itu dia.’
Sepintas, Jin Woo mengenali Semut Mutasi. Dan Semut Mutasi juga mengenali Jin Woo.
Semut Mutasi berjalan perlahan menuju Jin Woo, tanpa tergesa-gesa.
“Manusia… Perasaan yang cukup tajam.”
Semut itu meniru nada Goto.
Di sisi lain, Jin Woo menatapnya dengan tenang. Semut Mutasi berdiri di depan Jin Woo.
“Apa kau Raja manusia?”
“Ada cacing yang berbicara.”
Ketika Jin Woo mengatakan itu dengan wajah lembut, ekspresi Semut Mutasi itu berubah. Dan tiba-tiba, Semut Mutasi mengingat Kekuatan yang ia warisi dari sang Ratu. Dan mengeluarkan semua kekuatan itu.
Segera, setelah semua kekuatan sihir dilepaskan, Semut Mutasi menjadi lebih besar. Sekarang, dia lebih tinggi beberapa inci dari Jin Woo.
Lalu Semut Mutasi mengeluarkan raungan sekeras yang ia bisa di depan Jin Woo.
-Kieeeeeeee!
Jin Woo yang tak terkejut, bahkan tak berkedip dan tertawa,
“Itu berubah menjadi serangga besar sekarang,”
Lalu, dia memanggil Shadow Army.



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_119"