SL_138

SL 138
Park Jongsoo berdiri dengan tatapan penuh tekad.
Sebagian besar kerusakan di setiap Dungeon disebabkan oleh
monster tingkat bos. Dan sebagai cara meminimalkan kerusakan yang disebabkan
oleh serangan itu, Park Jongsoo meminta uluran tangan dari Jin Woo untuk
merawat bos Dungeon.
‘Jika itu Hunter Sung Jin
Woo dengan kekuatannya. Dia seharusnya bisa menangani bos.’
Park Jongsoo menunggu dengan mulut tertutup, untuk jawaban
Jin Woo. Dia sangat takut akan ditolak.
Berbeda dengan wajah Park Jongsoo, yang menjadi lebih kaku
dan lebih keras, saat keheningan bertambah.
‘Huff … ‘
Jin Woo mengangkat tangannya ke bawah dagunya, untuk
menyembunyikan senyumnya. Dia berniat untuk terlihat terlihat khawatir sebanyak
mungkin. Dan itu adalah langkah yang sukses.
Entah sudah berapa lama, Park Jongsoo terus menunggu
keputusan Jin Woo. Dan pada akhirnya, Jin Woo mendesah seolah dia tak punya
pilihan lagi.
“Baiklah.”
Dia lalu melanjutkan.
“Akan aku lakukan.”
Park Jongsoo yang mendengar jawaban itu, segera mengepalkan
tangannya di bawah meja.
‘Akhirnya! ‘
Begitu Jin Woo memberikan persetujuannya, semua kekhawatiran
dan kecemasan Park Jongsoo menghilang begitu saja.
‘Mengapa aku begitu
khawatir tentang ini?’
Pikir Park Jong-soo.
Sejak awal, dia sudah melakukannya dengan benar. Wajah Park
Jongsoo yang kaku sejak meninggalkan Busan, akhirnya dihiasi senyuman untuk
pertama kalinya.
Yang tersisa hanyalah menghubungi Asosiasi untuk mendapatkan
izin Raid.
Karena Jin Woo sudah memutuskan untuk bergabung dengan tim.
Dia pikir tak perlu menunggu lama lagi.
“Sudah lama sejak Gate muncul. Jadi, kita membersihkannya
paling lambat besok.”
“Sampai ketemu besok.”
“Tunggu.”
Park Jongsoo berkata dengan cepat, sambil merapikan
barangnya.
“Aku pikir akan lebih baik, jika kamu pergi bersama kami.”
‘Jika kita harus
bertemu lagi besok, bukankah lebih baik, jika kita tetap bersama daripada membuat
janji bertemu?’
Dan karena itulah, Park Jongsoo mengundang Jin Woo untuk
pergi bersamanya.
“Kami akan membawamu ke hotel mewah, dan membayar semua
biaya akomodasimu.”
Tapi, Jin Woo tak perlu menempuh perjalanan yang panjang
itu. Yang dia perlu lakukan hanyalah menempatkan Shadow Army, pada Park Jongsoo
dan itu sudah berakhir.
Ini adalah cara Jin Woo pergi, yang mana ini juga menghemat
waktu. Jin Woo melihat bayangan melingkar di tanah dan lalu menggangguk puas.
“Aku ada beberapa hal yang harus dilakukan malam ini. Jadi
aku tak bisa ikut denganmu.”
“Ah, begitu!”
“Jangan khawatir, aku akan datang tepat waktu.”
‘Kecuali jika Guildmaster
itu sendiri datang terlambat.’
Pikir Jin Woo yang menyembunyikan senyumnya.
Kemudian,
Wakil Guildmaster Jung Yoontae yang hendak meninggalkan
ruang rapat, berteriak saat dia berjalan.
“Yang ampun, Tuan!”
Park Jong-soo yang malu, berdiri dan berbalik.
“Ada apa?”
“Bayanganmu baru saja bergerak! Itu lihatlah.”
Park Jongsoo berhenti sejenak dan kemudian segera menatap
Jung Yoontae.
“Yoontae, apa kamu sudah minum pagi-pagi seperti ini?”
“…..”
Merasakan sesuatu, Jung Yoon-tae terdiam, saat dia menggosok
hidungnya karena malu.
“Apa kamu mabuk?”
“Aku minum dua kaleng bir di tempat perhentian, Tuan.”
“Bukankah aku sudah memberitahumu, untuk berhati-hati saat
melakukan bisnis?”
“Aku minta maaf Tuan.”
Jung Yoontae membungkuk ke Park Jongsoo, dan kemudian
membungkuk ke Jin Woo.
“Maaf, Tuan Sung Jin Woo.”
Park Jongsoo menekan kepala Jung Yoontae ke bawah, untuk
membuatnya membungkuk.
“Dia sebenarnya pria
yang baik. Tapi, dia sering mengatakan omong kosong ketika dia minum. Aku minta
maaf atas ketidak-sopanannya.”
“Tidak, tak apa-apa. Kadang-kadang, aku rasa bayangan memang
bisa bergerak.”
Pembicaraan itu berakhir dalam suasana yang bersahabat. Lalu,
ponsel Jin Woo yang tergeletak di atas meja berdering.
Beep… beep… beep…
‘Siapa ini?’
Jin Woo melihat ponselnya, tapi dia belum pernah melihat
nomor itu sebelumnya.
“Aku akan mengangkat
telepon ini sebentar.”
“Ya ya.”
Jin Woo dengan ramah meminta izin untuk meninggalkan ruang
rapat. Jung Yoontae yang menyebabkan kegemparan, dan Park Jongsoo mendesah lega
pada saat yang sama.
Kemudian Jung Yoontae menunduk dan bergumam.
“Oh, bayangan itu bergerak lagi …”
“Hentikan!”
Park Jongsoo menatapnya dengan marah, lalu Jung Yoontae
segera menutup mulutnya.
Setelah beberapa saat. Jung Yoontae yang penasaran dengan
hasil negosiasi, membuka mulutnya lebih dulu.
“Tuan, bagaimana hasilnya?”
“Bagaimana hasilnya? Kita sepakat untuk bekerja sama.”
“Itu hebat.”
Wajah tegang Jung Yoontae menjadi cerah mendengar itu. Dan
sambil tersenyum, dia bertanya lagi.
“Tapi, apakah kamu juga mengundangnya untuk bergabung dengan
Guild kita?”
“Jangan konyol, dia mau membuat Guildnya sendiri.”
Seperti yang dilakukan Jin Woo sebelumnya, Park Jongsoo menunjukkan
kepada Wakilnya file [Daftar Calon Anggota Pendiri Guild].
Jung Yoontae terkekeh setelahnya.
“Dengan semua Guild yang ada saat ini, aku tak tahu betapa sulitnya
membuat Guild sekarang? Dan kita akan memperlakukannya seperti Raja, jika dia
bergabung dengan kita. Dia pasti akan kesulitan menemukan jalan yang nyaman
nanti.”
“Aku rasa begitu.”
Park Jongsoo yang telah menunggu lama, mencoba mengembalikan
file itu ke tempatnya, tapi sebuah aplikasi keluar.
Wajahnya mengeras, saat dia bergegas mengambil aplikasi itu.
“Apa ?”
Di sana, ada foto seorang wanita yang sudah dikenalnya
terlampir pada formulir aplikasi.
“Persetan!”
Wajah Jung Yoontae juga menegang.
“Tunggu, bukankah dia
…”
Park Jongsoo mengangguk pada Jung Yoontae, yang tak percaya.
“Eh, benar. Ini wakil Guildmaster Hunters.”
Jung Yoontae yang terdiam menatap foto Cha Haein, kemudian
menatap Park Jongsoo.
“Tuan, apakah kamu pikir itu perpindahan atau akuisisi?”
Pada saat itu, alis Park Jongsoo berkerut.
“Pria ini benar-benar …”
* * *
Setelah meninggalkan ruangan, Jin Woo menekan tombol jawab
pada ponselnya. Dan segera, suara wanita yang dikenalnya terdengar dari
ponselnya.
“Nak.”
Setelah mendengar suaranya, Jin Woo merasakan hal yang
bertentangan. Dia lega dan juga sedikit sedih.
“Apa Ibu membeli HP?”
“Ya. Aku menelepon untuk mendengar suaramu, segera setelah
aku mendapatkan HP baru. Apa kamu sedang sibuk?”
Jin Woo memandangi ruangan, tempat dua orang penting Guild
Knight menunggunya, dan kemudian tertawa.
“Tidak terlalu.”
“Terima kasih Tuhan. Aku tak tahu, apakah ini HP yang bagus
atau tidak. Aku tak terbiasa dengan hal semacam ini.”
“Apa Ibu pergi berbelanja sendirian? Apa Jin Ah tak
bersamamu?”
“Dia sedang sibuk belajar.”
Terkadang, Jin Woo berharap ibunya memikirkan dirinya
sendiri, lebih dari anak-anaknya. Jin Woo selesai berbicara dengan ibunya dan
mendesah pelan.
Tapi,
‘Kenapa aku merasa
kecewa, saat tahu jika itu Ibu?’
‘Apa yang sebenarnya aku
harapkan?’
Jin Woo meletakkan ponselnya di sakunya, sambil tersenyum
lalu mendongak. Matanya tersenyum.
Berkat Guild Knight hari ini, besok dia bisa merasakan
suasana Dungeon lagi.
‘Gate A-Rank yang
hampir sekuat S-Rank.’
Sudah begitu lama, sejak Jin Woo terakhir kali bertempur.
‘Apakah sudah sekitar
seminggu sejak aku kembali dari Raid Pulau Jeju?’
Dan sebelum Pulau Jeju, Jin Woo hanya pernah masuk ke dalam
Red Gate B-Rank, dan belum melakukan Raid lainnya.
Ba dum ba dum!
Jin Woo sangat senang dengan Raid besok, dan jantungnya
berdetak sangat kencang.
* * *
Para Hunter Guild Knights berkumpul.
Mereka dipenuhi dengan antisipasi dan kegembiraan yang aneh.
Tentu saja mereka seperti itu. Karena, Raid kali ini bisa menjadi Raid yang
membutuhkan nyawa mereka, sebagai bayarannya.
Terutama, jika itu berubah menjadi Red Gate. Jika seperti
itu, kematian sudah bisa dipastikan. Tapi, setelah Hunter Sung Jin Woo
mengatakan jika dia akan bergabung dengan Raid itu.
“Wow.”
Jeong Yerim berseru dengan gembira, ketika dia mendengar
berita partisipasi dari Sung Jin Woo. Para Hunter lainnya juga sama senangnya,
saat mendengar jika mereka mendapatkan seorang bantuan yang kuat.
Dan hanya satu orang di sini yang gugup. Itu adalah Guildmaster
Park Jongsoo yang saat ini masih menunggu kedatangan Jin Woo.
‘Ugh, seharusnya aku berusaha lebih keras,
untuk membawanya ke sini kemarin.’
Park Jongsoo memeriksa jam tangannya.
‘Lima menit lagi.’
Jika menurut dijadwalkan, Raid baru akan dimulai dalam lima
menit. Tapi, orang yang mengatakan akan segera datang belum terlihat. Hatinya
terasa seperti terbakar.
Tanpa Jin Woo, Park Jongsoo bahkan tak bisa memulai Raid.
Tapi begitu Hunter Sung Jin Woo mengumumkan, jika dia telah
bergabung dengan tim. Asosiasi segera memberikan izin yang mereka
tunggu-tunggu. Nama Sung Jin Woo sendiri memiliki kekuatan yang hebat.
‘Apakah kita harus
memulai Raid tanpa dia?’
Park memandang sekeliling ke wajah party Raid-nya.
Mata mereka dipenuhi dengan antisipasi. Bahkan tanpa
persetujuan Asosiasi, mungkin mustahil untuk memulai Raid ini. Karena ditentang
oleh anggota guild.
‘Tiga menit lagi.’
Park Jongsoo yang dengan gugup mengeluarkan ponselnya lagi,
meletakkannya dengan kesabaran super.
Adalah hal yang buruk, untuk menelepon kembali ke orang yang
sama dalam interval 10 menit. Padahal, dia mengatakan akan segera tiba.
Tapi tak ada tanda-tanda siapa pun dengan aura kuat mendekat,
dan Jin Woo sendiri tak menghubunginya.
Park Jongsoo lalu meminta sebatang rokok sambil mencari
korek api.
‘Di mana kamu, Sung
Jin Woo!’
***
Pada waktu itu.
Jin Woo meninggalkan apartemennya. Dia mengenakan pakaian
dan sepatu kets ringan, pakaian yang memudahkan gerakannya.
Dia melihat jamnya, itu satu menit lagi sampai jam sebelas
pas. Dia melangkah keluar lalu memandang ke atas ke arah langit.
‘Jin Ah harus membawa
payungnya...’
Dia menyimpan pikiran itu untuk nanti.
‘Ayo pergi.’
Dia mengenakan tudungnya dan tersenyum.
‘Stealth’.
Dan…
‘Shadown Exchange’.
Jin Woo segera bertukar dengan Shadow Army.
* * *
Sekolah Jin Ah.
Wajah ketiga bocah lelaki yang sedang mengerjakan tugas dari
guru seni, penuh dengan keluhan.
“Bukankah ini eksploitasi tenaga kerja yang sebenarnya?”
“Ya, itu benar.”
“Mengapa kamu ingin kami melakukan pekerjaanmu?”
Anak-anak membuka kunci ruang kelas seni kedua sambil
merancu. Tempat yang sekarang digunakan sebagai tempat penyimpanan.
“Oh, sangat berdebu.”
“…..”
Debu yang telah menumpuk, karena ruangan ini tak digunakan
untuk waktu yang lama menyambut mereka. Di sana,ada alat-alat seni tua, lukisan
yang ditinggalkan, dan patung-patung yang digunakan untuk mempelajari sketsa.
“Berapa banyak kantong gypsum yang ia minta, untuk kita
bawa?”
“Enam, aku kira itu enam.”
“Oh, kamu harus datang sekali lagi untuk yang terakhir.”
“Lalu kamu bisa membawa empat.”
Lalu, mereka menyingsingkan lengan baju mereka, untuk
memindahkan patung gypsum.
Tapi, seorang bocah lelaki yang mencoba mengambil patung
gypsum di sudut menemukan sesuatu di dalamnya.
“Oh?”
Dua lainnya datang ke sisi bocah yang bersuara itu.
“Eh, ini?”
Ada lubang hitam besar di dinding. Itu adalah sebuah Gate
kecil yang tinggi. Lalu anak laki-laki terbesar memandang Gate dan tertawa.
“Maafkan aku.”
Bocah itu meletakkan tangannya di permukaan Gate dan
berkata,
“Lubang ini aman, dan tak mungkin mereka bisa masuk atau
keluar dari Gate, kecuali untuk para Hunter.”
Kemudian,
Creack ..
Permukaan Gate itu terbelah. Dan sebuah tangan yang muncul
dari Gate, meraih kepala bocah itu.
“Oh?”
Bocah itu berjuang pergi. Tapi tangan itu memegangi
kepalanya, dan dia tak bisa bergerak.
Dan…
Boom!
Suara ledakan keras bergema, dan darah memercik ke seluruh
ruangan.
“Aaah!”
“Jun Seok… aaah!”
Anak-anak lelaki yang berlumuran darah temannya, menjerit.
Tirai hitam yang telah menghalangi Gate hancur seperti
jendela, dan monster-monster di dalamnya mengalir keluar.
Post a Comment for "SL_138"
comment guys. haha