Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SL_232

gambar


SL 232

Wajah Yoo Myunghan terlihat jelas mata Jin Woo.  Tak peduli apa yang dia katakan, itu pasti bukan kebetulan.
Jin Woo yang sadar akan ibu dan saudara perempuannya, memandang ke sekitar sejenak, dan kemudian pindah ke Ketua Yoo lagi.
“…..”
Ketua Yoo menunggu dengan cemas jawaban Jin Woo. Mulut Jin Woo akhirnya terbuka setelah waktu yang lama.
“Baiklah …”
Ketua Yoo yang memiliki ekspresi wajah cerah, tersenyum dengan hati yang tulus.
“Aku akan membawamu ke tempat yang sepi. Tolong ikut denganku.”
Jin Woo yang masuk untuk berbicara kepada ibunya sebentar, kembali dan pergi bersama Ketua Yoo.
Seperti yang diharapkan, wartawan sudah menunggu Jin Woo di pintu masuk apartemen.
‘Apa tiga pemuda kuat yang dibawa oleh Ketua Yoo Myunghan, untuk menghancurkan dinding wartawan itu?’
Para wartawan berkumpul dan mendesak, sedangkan para Hunter terus menjaga pintu masuk dan mengangkat suara.
 “Tidak, ini perintah Ketua Yoo, kalian tak bisa masuk.”
“Seseorang mengunjungi Hunter Sung Jin Woo? Tapi, kenapa reporter tak bisa menjadi tamu? Kami juga tamu sekarang, tamu!”
“Oh, ya? Para pendukung Asosiasi Hunter baik-baik saja, dan wartawan tidak?”
Para wartawan ini, jika bukan para Hunter yang ada di depan mereka, mereka mungkin sudah lewat dengan paksa sedari tadi.
“Mundur!”
Para staf Asosiasi yang menghalangi wartawan terlihat sangat menyedihkan.
“Kamu mengatakan jika Hunter Sung Jin Woo menolak semua artikel dan wawancara!”
“Kembali ke sana!”
“Jika kamu ingin mengunjungi rumah Hunter, tolong beri tahu Asosiasi dan dapatkan izinmu lebih dulu!”
Karena lawan adalah orang biasa, mereka mendorong dengan paksa. Dan Jin Woo yang mengawasi staf Asosias berkeringat, akhirnya membantu.
 “Uh, huh?”
Tubuh para wartawan mulai melayang.
“Yak, tolong ….!”
Kali ini, bukannya 10 sentimeter, para wartawan melayang di udara sejauh 10 meter.
 “Hunter Sung Jin Woo!”
“Hunter!”
Tak seperti para Hunter yang tak terkejut karena mereka sudah terbiasa. Ketua Yoo dan para pengawalnya membuka mata lebar-lebar saat melihat itu.
“Y-Ya Tuhan …”
Tatapan Ketua Yoo tertuju pada wartawan yang melayang di udara. Melihat kulit para wartawan yang terlihat lelah. Ketua Yoo merasa menyesal untuk pertama kalinya, walau itu untuk wartawan tercela.
Dia tersenyum pada mulutnya, sementara wajahnya terlihat sulit, saat ia mendekati Jin Woo.
“Hunter … ini akan membuat kita kesulitan.”
“Sebaiknya mereka tetap diam.”
“Ha ha ha.”
Para wartawan berteriak keras pada apa yang mereka katakan, tapi ada sesuatu yang tak terlihat menghalangi mereka.
Staf yang memandang mereka sebentar bertanya kepada temannya.
“Berapa banyak yang akan kamu pasang kali ini?”
“Aku akan menebak lima menit.”
Staf Asosiasi menertawakan pembaruan catatan melayang terbaik para wartawan.
“Wahaha…”
“Sst! Sst!”
Staf lain lalu berkata kepada Jin Woo.
“Tolong jangan menyakiti para wartawan.”
“Jangan khawatir.”
Sekarang, Power of Rulers sudah sangat dikuasai oleh Jin Woo. Dan hasilnya, dia bisa melakukan banyak hal menggunakannya. Seolah menggunakan tangannya sendiri.
Bahkan walau Jin Woo pergi, Mana yang sudah diatur olehnya akan menurunkan para wartawan dengan aman setelahnya.
‘Yah ini menyenangkan, tapi … ‘
‘Aku sudah bilang untuk tak datang ke rumahku.’
Kieeeet!
 Segera, sedan besar milik Ketua Yoo telah tiba dan Jin Woo dan Yoo Myunghan langsung masuk ke dalamnya, dari masing-masing sisi.
Mobil kemudian langsung bergerak ke rumah Yoo Myunghan.
* * *
Ketua Yoo membimbing Jin Woo ke ruang tamunya, yang mana sangat tenang. Keduanya lalu duduk saling berhadapan.
“Aku ingin melakukan percakapan yang tenang dengan Hunter Sung.”
“Tentu.”
Ketika Ketua Yoo mengirim semua orang pergi, Jin Woo berkata lebih dulu.
 “Bagaimana kamu tahu?”
Jin Woo yakin, jika dia tak meninggalkan bukti, saat membantu Ketua Yoo.
‘Jadi, darimana dia tahu?’
Ketua Yoo kemudian mengatakan yang sebenarnya kepada Jin Woo.
 “Pada hari itu, putriku melihat Hunter keluar dari rumah sakit.”
‘Jika dia adalah putri Ketua Yoo …’
“Ah.”
Jin Woo teringat dengan saudara perempuan Yoo Jin Ho yang ia temui di kantor guild. Sebelumnya, dia merasa pernah melihatnya. Dan ternyata, dia adalah orang yang sama dengan wanita yang masuk ke rumah sakit, tempat Ketua Yoo Myunghan dirawat sebelumnya.
Jin Woo menertawakan fakta, jika persiapannya yang menyeluruh telah dihancurkan, karena kecelakaan kecil.
Ketua yang terkenal yang menyaksikan ekspresi Jin Woo berubah, bersyukur diam-diam.
‘Terima kasih Tuhan.’
Bahkan jika itu benar, Ketua Yoo masih takut akan kemarahan Jin Woo, karena sudah mengungkapkan apa yang Jin Woo coba sembunyikan. Dan jika dia melukai perasaannya, Ketua Yoo tak akan memiliki wajah lagi, setelahnya.
Tapi tak seperti apa yang dia khawatirkan, Jin Woo tak terlihat marah. Dan itulah kenapa Ketua Yoo bersyukur.
 “Apa itu kamu,Hunter Sung?”
“Ya.”
Jin Woo tak menutupi apapun.
Pada saat jawaban keluar dari mulutnya, mata Ketua Yoo yang menatap Jin Woo, bergetar. Sampai sekarang, ada banyak orang yang bersedia memberikan banyak hal untuk mendapatkan sesuatu bagi diri mereka sendiri.
Ada juga beberapa orang yang selalu membuka tangan mereka untuk mengeluarkan sesuatu. Bahkan tanpa banyak keinginan.
‘Tapi bagaimana dengan pemuda di depanku ini?’
‘Kehidupan seseorang.’
‘Tidak,dia sudah menyelamatkan nyawa Ketua yang memimpin perusahaan terbaik di Korea.’
Jika putrinya datang tanpa melihat Jin Woo, Ketua Yoo pasti akan hidup tanpa tahu dengan pasti, bagaimana dia sembuh dari penyakitnya.
Wajah ketua Yoo Myunghan yang dikenal sebagai ‘poker face’ dipenuhi dengan emosi saat ini.
“Kenapa…”
Dia berusaha menekan perasaannya.
“Kenapa kamu membantuku?”
Ketika dia meminta bantuan sebelumnya, Jin Woo menolak dengan mengatakan jika dia tak memiliki kekuatan seperti itu.
‘Tapi, apa yang meembuatnya berubah pikiran?’
Untuk mendapatkan jawaban ini, adalah alasan mengapa Yoo Myunghan membawa JIn Woo ke rumahnya.
 Ba bump ba bump ba bump!
Butuh 10 menit agar Jin Woo menjawab.
Jin Woo lalu berkata.
“Karena aku pikir kamu adalah seseorang yang bisa akupercaya,”
“…!”
Mata Ketua Yoo membesar karena jawaban yang ia tak terduga.
“Yah… apa?”
“Jika kamu yang ingin melakukan apa yang ingin kamu lakukan, aku tak akan mengambil risiko untukmu.”
“Maksudmu … karena aku tak ingin menggunakan Jin Ho?”
“Ya.”
Jin Woo mengangguk.
Sebagai Ketua perusahaan global, ketua Yoo Myunghan segera mengerti, apa yang harus ia lakukan sebelumnya.
Ada kartu yang bisa membuat Jin Woo membantunya. Dan itu adalah Yoo Jin Ho, putranya dan juga Wakil Guildmaster Guild Ahjin.
Tapi, setelah dia ditolak oleh Jin Woo, dia tak menggunakan kartu itu.
Kenapa?
Itu karena Ketua percaya, jika Jin Woo akan tetap mengatakan ‘tak mungkin’ untuknya.
Mata untuk mata, itulah maksud Jin Woo.
Jin Woo yang menganut prinsip-prinsipnya sendiri, berusaha menaruh kepercayaan besar pada Ketua Yoo. Dan untuk melakukan itu, butuh beberapa saat untuk mengujinya.
“Keputusanku tak salah.”
Jin Woo tersenyum.
Pada waktu bersamaan.
Drop..
Air mata mengalir dari satu mata Yoo Myunghan.
“Aku tak tahu, bagaimana harus mengucapkan terima kasih.”
Yoo Myunghan yang mengusap air mata, dengan telapak tangannya gemetar.
“Tolong izinkan aku untuk membayarmu. Setidaknya, setengah dari bantuan yang telah aku terima. Tolong izinkan aku melakukan itu.”
Semua ini hanya agar Ketua Yoo sedikit lega. Lalu Yoo Myunghan berkata.
“Apakah kamu memiliki sesuatu yang kamu inginkan, Hunter?”
“Aku tak mau. Tapi …”
Yoo Myunghan terkejut.
Jika Hunter Sung Jin Woo menginginkan uang, dia memberinya sebanyak apapun itu. Tapi, jawaban Jin Woo sedikit berbeda dari apa yang dipikirkan Yoo Myunghan.
“Jika sesuatu terjadi padaku … bisakah kamu menjaga ibu dan saudara perempuanku?”
Jawaban Jin Woo yang sedikit ragu-ragu sebelumnya, kemudian dilanjutkan. Jin Woo meminta Ketua Yoo untuk merawat keluarganya, jika hal yang buruk terjadi padanya.
Dia memang telah mengumpulkan banyak uang, hingga ke tingkat tak akan pernah kekurangan. Tapi, ada sesuatu yang Jin Woo tak bisa bantu hanya dengan uang.
Pada saat itu, Ketua Yoo Myunghan segera membulatkan tekadnya dan bertanya.
“Apakah itu benar-benar cukup,Tuan Hunter?”
“Ya, itu cukup.”
Sulit membayangkan apa yang akan terjadi pada Hunter Sung Jin Woo. Tapi, Ketua Yoo Myunghan yang bersedia menerima keinginan Jin Woo, mengangguk langsung tanpa menunjukkan tanda-tanda kecemasan.
Dia lalu berkata.
“Aku berjanji.”
Pembicaraan panjang selesai.
“Lalu…”
Jin Woo berusaha berdiri.
Yoo Myunghan saat ini sangat menyesal, saat dia mengabaikan anaknya, yang sangat mengagumi pemuda bernama Sung Jin Woo ini.
‘Seandainya saja dia bisa menjadi bagian dari keluargaku …’
Ketua Yoo bahkan tak pernah berpikir akan menggunakan putri kesayangannya untuk alat pernikahan.
Tapi..
“Apa kamu sedang berhubungan dengan seseorang saat ini?”
Walau Jin Woo tak memberitahu Jin Ho tentang ini.
Ketua Yoo Myunghan malah menjadi orang pertama yang mengetahui rahasia Jin Woo ini.
Jin Woo kemudian tertawa.
 “Ada seseorang yang aku suka.”
“Ah…”
Wajah Ketua Yoo Myunghan yang menyadari, betapa memalukannya pertanyaannya itu memerah.
‘Jin Woo adalah pria muda yang baik.’
‘Namun, dia bukan tipe orang yang meributkan, apa yang tak akan ia miliki.’
Ketua Yoo mengangkat kepalanya dan menyambutnya dengan senyum.
“Aku harap, kita tak harus menepati janji kita hari ini,”
Jin Woo juga bangkit dari tempat duduknya, dan dia tersenyum lalu berkata.
“Aku akan melakukan yang terbaik untuk itu.”
* * *

Sekarang, semua statistik telah mencapai puncaknya, satu-satunya hal yang masih bisa tumbuh adalah kemampuan mereka untuk bertempur.
Jin Woo kini telah kembali ke area terbatas di Jepang, untuk persiapan akhir. Ke tempat yang sangat luas tanpa ada satupun manusia di dalamnya.
Seperti yang diinstruksikan, General Commander Bellion, telah memecah Shadow Army menjadi tiga Legion. Yang mana memungkinkan untuk Bellion sendiri, Ygritte, dan ‘Ber’ untuk memerintahkan ketiga pasukan itu secara pribadi.
Jin Woo mengangguk, melihat tentara sudah terbagi menjadi tiga di bawah bukit. Jin Woo juga merasakan keseimbangan kekuasaan dari ketiga pasukan itu.
Bellion yang matanya bertemu dengan Jin Woo, menundukkan kepalanya. Dia juga sepertinya tipe yang sama seperti Ygritte.
Di samping itu.
‘Anak ini … ‘
Jin Woo berbalik dan melihat ‘pondok kecil’ yang dibangun di atas bukit.
 “Ber, ini ?”
Siiiet !
Dari bawah lereng bukit, ‘Ber’ naik dan kemudian berlutut di samping Jin Woo.
 “Tuan!”
“Ini….”
Bahkan sebelum kata-kata Jin Woo berakhir, ‘Ber’ menundukkan kepalanya.
Suara Jin Woo meningkat, saat ia bertanya kembali.
“Apakah ini tempat kecil untuk bersantai? Bagaimana dengan ukuran hotel yang kamu sebutkan?”
-Kieeg.
 ‘Ber’ menjawab dengan suara raungan.
Lalu..
“Jika untuk Tuan, setidaknya ini masih …”
“…..”
Jin Woo mengusap dahinya.
Apa yang ada dihadapannya adalah bangunan dengan ukuran yang sama, seperti sarang semut. Jika itu diperbesar.
‘Ini benar-benar gila.’
Jin Woo bahkan kewalahan dengan apa yang ia lihat saat ini.
Sebuah benteng besar yang dibangun dari batu-batu putih, dihubungkan dari ujung bumi ke ujung bumi yang lain. Yang mana itu seakan seperti salju mengapung.
Tingginya juga membuat Jin Woo merasakan sakit leher, karena harus mendongak.
‘Yah, lagipula ini hasil dari semangat semut yang selalu melakukan pekerjaan yang lebih keras dari kemampuan mereka sendiri.’
Jin Woo yang hendak masuk ke dalam benteng, menghela nafas. Dan dia bertanya, saat melihat sesuatu di ujung benteng.
“Bendera hitam yang berkibar di ujung itu … Apa itu?”
Kemudian Bellion datang dengan cepat, dan menundukkan kepalanya di sebelah ‘Ber’.
Thud !
Jin Woo kehilangan kata-katanya saat memandang ‘Ber’ dan Bellion.
Dia kemudian langsung berbalik ke para prajurit dan berkata.
“Semua prajurit, mulai pelatihan!”
Kemudian, teriakan seperti guntur dari para Shadow Army mengguncang bumi.
“Wow ah ah ah ah ah ah ah ah!”



< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SL_232"