SL_239

SL 239
“Bangkitlah.”
Begitu perintah Jin Woo keluar.
Kieeee !
Cacing yang baru saja Jin Woo bunuh, berubah menjadi Shadow Army.
Dia menggabungkannya dengan tentara miliknya.
Orang-orang ini akan sama seperti Shadow Army lainnya. Tak
seperti di masa lalu, di mana Shadow Army yang dibuat hanya terbatas, karena
pengaruh Sistem yang menekan kekuatannya.
Sekarang, setelah dia menjadi Monarch of Shadow itu sendiri.
Jin Woo mampu membuat Shadow Army sesuka hatinya.
Keeck !
Saat asap gelap membakar keluar tubuh Shadow Army, monster
yang mati tadi menjadi lebih kuat, dari saat ia hidup.
Semakin kuat prajurit sebelum dia terbunuh, maka akan
semakin kuat prajurit yang muncul dari bayangan mereka.
Kekuatan perkasa yang telah menghancurkan dunia sampa saat
ini, telah terkekang oleh kebodohannya sendiri.
Jin Woo memberikan perintah pertamanya, kepada rekrutan
baru.
“Serang mereka.”
Pada perintah Jin Woo!
Shadow Army yang berbentuk cacing, berlari dengan ganas ke
arah tentara musuh. Jin Woo juga ikut berlari bersamanya.
Jin Woo yang telah memiliki penglihatan milik Shadow Army
bertipe serangga, bergegas menuju garis depan yang dipenuhi oleh Orc.
“Kieek!”
Orc yang berjauhan kini berkumpul. Tapi, pergerakan itu tak
dianggap oleh Jin Woo.
Ketika Jin Woo yang dengan ringan menghindari serangan yang
datang dari segala arah. Dia mengayunkan Dagger-nya, para Orc seolah-olah
ditelan oleh ledakan.
Setiap kali Dagger bergerak, aura hitam yang gila darinya
akan menghancurkan Orc, serta tanah yang mereka injak.
Itu seperti badai.
Karena itu, jumlah mereka mulai menyusut jauh lebih cepat,
daripada kecepatan teriakan yang keluar dari mulut para Orc.
Kemudian..
Bayangan panjang muncul di atas kepala Jin Woo.
Jin Woo lalu mengangkat kepalanya.
‘Hmmm.’
Saat dia melihat ke atas, bayangan itu menatapnya kembali.
Dia lalu mengangkat tangan yang sama besarnya dengan pilar batu.
Entah sudah berapa banyak dia memakan manusia, karena mulutnya
penuh dengan noda darah.
Mata Jin Woo berkedut.
Sebelum mahluk itu menjatuhkan tangannya, Jin Woo bergerak
lebih dulu. Dalam sekejap, Jin Woo mendekati bagian bawah kaki raksasa itu. Dan
kemudian, dia mengayunkan Karmish’s Wrath di tangannya.
Slash !
Dengan ujung Dagger yang dibalut oleh aura hitam, kaki tebal
raksasa itu terpotong dengan sangat mudah.
‘Ini hebat!’
Raksasa yang kehilangan salah satu kakinya, menjerit. Dan
akhirnya, dia kehilangan keseimbangan. Tubuhnya yang besar condong ke belakang,
dan jatuh dengan kuat.
Boom !
Banyak monster di belakang raksasa yang tak sempat melarikan
diri, tertindih dan berteriak.
Sekarang, Shadow Army baru mulai bergerak. Dan mereka mulai
memanjat raksasa yang bernafas dengan terengah-engah.
Sasa Sasak..
Raksasa itu berjuang untuk menahan monster cacing yang telah
menjadi Shadow Army. Tapi, itu tak berguna, cacing itu langsung mencapai wajah
raksasa.
Tak lama kemudian, cacing itu memakannya dengan sangat
rakus.
Aaaargh !
Setelah beberapa kali berkedut, raksasa yang berteriak itu
mati. Tapi itu bukan akhir baginya.
Sekali lagi, Jin Woo membangunkan raksasa itu dalam wujud
bayangan.
“Bangkitlah.”
Sa sasa..
“Uh.”
Bayangan seukuran raksasa muncul di sebelah tubuh raksasa yang
wajahnya hampir menghilang, karena diserang monster cacing. Di bawah tubuh
raksasa itu, satu dan dua Shadow Army lain ikut merangkak keluar.
Shadow Army yang dibuat dari mayat para Orc, yang kini telah
menggunakan senjata, memandangi mantan rekan mereka.
Tiba-tiba, para prajurit meraung.
-Kieeee
-Arraraa
Ketika Shadow Army raksasa mulai bergerak, musuh kembali
muncul.
Prajurit raksasa yang membungkuk tubuhnya, lalu
membentangkan jari-jarinya, dan mengambil pilar batu dengan tangannya. Sekarang,
pilar batu menjadi senjata prajurit raksasa.
Thud.. Boom!
Beberapa kotoran yang berada di atas pilar batu jatuh ke
tanah. Prajurit raksasa lalu mempersiapkan pukulan, dengan menarik pilar batu
ke belakang bahunya. Seolah-olah, dia mencoba melakukan pukulan ‘home-run’.
Lalu..
Para monster yang menyerang, menyadari kekuatan yang
dimiliki lawan mereka. Mereka yang menikmati perang mulai takut dan bergegas
mundur, karena Jin Woo.
Ketakutan yang mereka rasakan dengan jelas, disampaikan oleh
Jin Woo. Jin Woo lalu berbicara dalam bahasa Monarch.
“Apa yang kalian takutkan?”
‘Serangan balik baru
saja dimulai.’
‘Masih terlalu dini
untuk merasa ketakutan.’
Di mata Jin Woo, kemarahan yang menakutkan bersinar.
Kemudian.
Whoosh !
Prajurit raksasa mengayunkan pilar batu sekuat yang ia bisa.
Dan menyapu musuh seperti mainan.
-Aaargh!
Bang ! Bang !
* * *
Tepat setelah Jin Woo muncul di medan perang.
Monarch of Dragon yang selalu waspada akan sekitarnya, merasakan
kehadiran Monarch of Shadow.
‘Timur.’
Di ujung timur seseorang dengan kekuatan yang kuat telah
muncul. Monarch of Shadow sudah muncul.
Sedikit lebih lambat dari Monarch of Dragon, salah satu naga
kuno dan Monarch lainnya, merasakan pergerakan Monarch of Shadow.
King of the Wonders, Monarch of Race, berbicara kepada Monarch
of Dragon.
“Lakukan serangan sekarang …”
Tapi, Monarch of Dragon mengangkat tangannya dan memotong
kata-katanya. Dia juga menunjukkan wajah yang aneh.
Orang yang menunggu kemunculan Monarch of Shadow daripada
siapa pun, adalah ia sendiri.
Tapi..
Dia masih tak bergerak, bahkan ketika dia tahu, jika Monarch
of Shadow mulai menjadi masalah di awal perang. Pada saat ini, para prajuritnya
juga dengan cepat menjadi Shadow Army.
Dalam kegugupannya, Monarch of Dragon berubah menjadi
manusia, dengan wujud pria setengah baya kecil. Lalu, dia membuka mulutnya
lagi.
“Shadow Army … Di mana mereka?”
Monarch of Dragon itu tak merasakan pasukan asli Monarch of
Shadow.
‘Tak mungkin…’
Monarch di sisinya dengan cepat menutup matanya. Dan segera
di ujung timur, seekor monster bayangan yang ia kenal muncul. Mata sihirnya
memandang semua medan perang.
“….!”
Monarch of Dragon benar. Shadow Army yang berkeliaran di
tengah-tengah medan perang, hanyalah prajurit baru.
Dan Shadow Army lama, yang seharusnya ada dalam bayangan Monarch
of Shadow, tak terdeteksi sama sekali.
Monarch itu membuka matanya, dan menatap pria yang menyerang
di sebelah kanannya. Di mata Monarch of
Dragon, pria itu miliki kemarahan dan keraguan yang bercampur menjadi satu.
‘Mengapa…’
‘Apa alasan Monarch of
Shadow tak membawa pasukannya ke medan perang?’
Sekilas, ini adalah peluang terbaik untuk membunuhnya.
Tapi, Monarch of Dragon tak mau menggerakkan seluruh
pasukannya, sebelum dia bisa menebak niat musuh. Dan mungkin saja, pergerakkan
itu adalah tujuan sebenarnya musuh.
Kecemasan seperti kabut, menutupi bidang penglihatan Monarch
of Dragon.
Lalu..
Salah satu naga kuno dengan cemas mendekat.
“Tuan, Tuan …”
Saat Monarch of Dragon menatapnya, naga kuno itu menundukkan
kepalanya. Monarch of Dragon yang menutup mulutnya dan mengeluarkan intimidasi
yang kuat. Dia memandang ke timur, ke tempat di mana Jin Woo sedang mengamuk.
Prajurit yang ia kirim ke sana, dengan cepat menyusut. Dan sebaliknya,
jumlah Shadow Army meningkat.
‘Aku harus membuat
keputusan.’
Itu sangat cepat.
Namun, dalam pergerakan perang yang tak terduga, menyebar ke
arah yang sama sekali berbeda dari yang diharapkan. Monarch of Dragon tak bisa
membuat keputusan dengan mudah.
Dahi Monarch of Dragon berkerut.
“Monarch of Shadow… apa tujuanmu? “
* * *
Setelah mendapatkan cukup banyak prajurit baru. Jin Woo
berpikir dan berhenti memenggal musuh.
‘Jumlah musuh terlalu
banyak.’
Walau prajuritnya terus meningkat dengan cepat. Tapi,
melihat jumlah musuh yang mendekat, membuat JIn Woo merasa, jika ini tidaklah
berarti.
“Hah..”
Setelah bernafas dengan kasar.
Jin Woo tak memikirkan kesalahan lagi, dan dia mengutamakan
akal sehatnya. Kemudian, seperti mesin penyembelih, gerakan refleks yang jauh
melampaui batas tubuh manusia diulang berkali-kali olehnya.
Dalam satu serangan, ratusan monster terkoyak.
“Bangkitlah.”
Dan ratusan Shadow Army baru bangkit. Sama seperti tsunami
besar yang menerjang untuk melahap segalanya, Shadow Army secara bertahap mulai
mengisi medan perang dengan warna hitam.
Setiap kali Jin Woo bergerak, gelombang hitam muncul.
“Tidakkk!”
Monster yang ada dihadapan Jin Woo berteriak, sebelum terbunuh.
Ketika teriakan yang bisa menghancurkan gendang telinga berakhir, para monster
mati. Dan Shadow Army lain muncul kembali.
Jeritan monster yang menggema di seluruh tempat, memenuhi
medan perang.
‘Sudah berapa lama?’
Jin Woo merasakan pergerakan baru dari jauh.
‘Ayo kita lihat.’
Jin Woo bisa melihat ratusan monster terbang di atas langit,
mereka bergerak mendekat.
“Apa Legion of
Destruction sudah mulai bergerak?”
Tapi, tak ada hawa keberadaan dari Monarch of Dragon.
‘Tidak.’
‘Aku tak perlu kecewa.’
‘Masih ada banyak
waktu yang tersisa.’
‘Jika aku ragu, aku tak
akan melakukan semua ini sejak awal.’
-Kieeee!
Di garis depan, ketika Shadow Army mulai bertempur, monster
lain juga semakin mendekat, untuk menyerang Jin Woo. Tapi, kekuatan Jin Woo
sudah meningkat. Dan dia hanya penasaran dengan satu hal.
‘Kenapa mereka harus
bergerak sekarang?’
Setelah menggelengkan kepalanya untuk melupakan itu. Jin Woo
mengulurkan tangannya ke arah depan.
‘Power of Rulers.’
Dan ketika dia meremas langit, dia memberi kekuatan pada
kedua tangannya, dan menarik sesuatu yang tak terlihat.
Mana di atmosfer merespon kehendak Monarch of Shadow.
Ratusan monster yang berbondong-bondong datang seperti lebah,
ditangkap oleh tangan yang tak terlihat, dan terjebak di tanah tanpa terkecuali.
-Kwaaaa !
-Kieeeee..
Gempa bumi yang hebat muncul. Kekuatan hantaman itu sangat
kuat. Dan Naga kuno kagum pada kemampuan Monarch of Shadow.
Tapi, tak ada ruang untuknya terkejut.
Naga kuno yang sebelumnya bersembunyi di antara para
monster, menunjukkan dirinya. Dan Jin Woo bisa melihat, jika energi mulai
berkumpul di mulut Naga kuno itu.
“……!”
Dan seperti yang diharapkan. Napas api dikeluarkan, dari Naga
kuno yang muncul.
-Quaaaaaaa
Naga kuno yang telah memuntahkan nafas api, terbang ke
ketinggian lagi. Dia tak bisa merasakan keberadaan Jin Woo.
‘Apa dia meleleh
karena napasku?’
Naga kuno yang mengira dia telah aman, menatap tanah kembali
untuk mengkonfirmasi keadaan Monarch of Shadow.
Setelah api dan asap menghilang.
Tak ada jejak dari Monarch of Shadow, di mana pun ia
melihat.
‘Di mana dia?’
Kemudian..
Dia merasakan sesuatu di atas kepalanya. Tapi itu sudah
terlambat, sensasi merayap melintas di belakang lehernya.
“Kau!”
Sebelum naga itu bisa bereaksi, Jin Woo sudah menikamkan
‘Karmish’s Wrath’ kepadanya.
Creack!
Aura tajam ditembakkan dari ujung Dagger, dan menembus
kepala, hingga ke bawah dagunya. Dan tentu saja.
Naga yang kepalanya hancur, jatuh setelah kehilangan
kemampuannya untuk terbang.
Begitu itu jatuh dengan cepat, tanah menangkapnya dengan
getaran yang gila.
Boom ! Bang!
Jin Woo melompat dari kepala Naga kuno, dan berjalan ke
musuh yang lain tanpa melihat ke belakang.
“Bangkitlah.”
Kemudian Naga kuno dan ratusan monster lain, perlahan
mengangkat tubuh mereka dari belakang mayat mereka.
* * *
Monarch of Dragon
merasakan kematian Naga kuno itu.
Walau pasukannya tak bisa dibandingkan dengan pasukan
lainnya. Sebagian pasukannya telah dibunuh oleh Monarch of Shadow.
Sekarang, tak peduli apa yang ingin JIn Woo rencakan, dia
harus mulai bergerak.
‘Legion of Destroyer
harus dicegah agar tak dibunuh oleh Monarch of Shadow.’
“Kalahkan dia.”
Monarch of Dragon memerintahkan para Naga kuno yang sedang
menunggu di belakangnya.
“Ikuti aku!”
Dan setelah siap, Monarch of Dragon memberi perintah lain
kepada Monarch di sisinya.
“Kalian tinggal di sini, dan bersiap untuk serangan kejutan
Shadow Army. Aku akan melakukan itu.”
Lalu..
Ratusan Gate yang terhubung ke medan perang timur, muncul di
hadapan Monarch of Dragon dan Naga kuno.
Mereka lalu masuk ke dalamnya.
Pergelangan tangan Monarch of Dragon yang terbungkus amarah,
kemudian menghilang ke dalam Gate. Naga-naga kuno juga melompat masuk ke dalam
Gate.
Legion of Destruction yang menyusut secara terus menerus
akibat serangan Monarch of Shadow, mulai bergerak.
* * *
Tak seperti timur, di
mana dua kekuatan terus bertempuran. Di medan perang di ujung barat, kini telah
berakhir.
Para prajurit Amerika yang berada di garis pertahanan terakhir,
terkoyak oleh gigi dan kuku para monstert. Hal terakhir yang mereka harapkan
adalah senjata para Hunter. Tapi, senjata para Hunter yang dibuat untuk Raid
tak dapat ditangani dengan baik oleh masyarakat biasa.
“Ah Ah Ah Ah!”
Pasukan monster di barat juga dipenuhi oleh monster cacing
yang lincah. Dan karenanya, monster Cacing
bisa mendekati tentara dengan mudah.
Doo Doo Doo Doo Doo!
Monster Cacing-cacing itu yang terus bergerak sambil
mengabaikan peluru, mulai menggigit para prajurit.
“Ah! Ah! Ah!”
Pasukan mundur dan menembakkan pistol mereka, tapi itu tak
berpengaruh. Dan lebih tak terbayangkan untuk mengayunkan pedang terhadap
monster seperti itu.
Tak ada yang bisa melakukannya.
Creack ! Aaah !
Monster Cacing yang memakan para prajurit menoleh ke arah
mangsa berikutnya. Itu adalah giliran orang-orang yang selamat dari serangan
sebelumnya.
Kapten regu lalu memandang tentara di sebelahnya, dengan
wajah tegas. Dan para prajurit mengangguk.
Mereka sudah siap ketika menyadari, jika mereka dimobilisasi
untuk operasi memberi waktu evakuasi warga sipil.
Pemimpin pasukan itu kemudian mengeluarkan granat.
‘Bahkan jika aku tak
dapat mengalahkan musuh dengan senjata modern kecil ini. ‘
‘Aku setidaknya bisa
menghindari menjadi mangsa musuh.’
Komandan menarik pin pengaman.
Kemudian cacing yang merasakan suasana misterius, bergegas
mendekati komandan itu.
Kiahuaaaaq !
Mata komandan melebar saat melihat monster cacing yang
mendekat.
Monster Cacing itu sangat cepat. Pada saat cacing berada di
hadapannya, itu membuka rahang mereka yang tajam.
Seseorang muncul di hadapan komandan, dan langsung menahan
serangan cacing.
Komandan lalu berkata, sambil menatap pria itu, yang lebih
tinggi darinya.
“T-Thomas Andre?”
Thomas menatap monster cacing itu, dan kemudian melemparkan
granat ke dalam mulutnya. Walau itu tak berguna, monster cacing tetap terkejut.
Karena, ada sesuatu yang aneh di perutnya.
Thomas yang tersenyum melihat itu, menggelengkan kepalanya
dan mengayunkan tinjunya.
Bang !
Tubuh monster cacing yang kepalanya menghilang jatuh ke atas
tanah.
“Oh … kamu tak terkejut dengan ini?”
Di belakang Thomas, sejumlah Hunter rank atas bergegas
menyerang.
Kieeee !
Boom !
Bang !
Raungan yang menyakitkan dari para monster mulai terdengar
di barat. Para prajurit yang selamat dengan cepat memahami, siapa yang datang
untuk membantu mereka. Dan mereka tersenyum bahagia karena itu.
“S-Scavengers!”
“Guild Scavengers!”
“Aaaah! Terima kasih Tuhan!”
Situasi menjadi jelas saat Guild yang terdiri dari Hunter rank
atas muncul. Tapi, tanpa memberi waktu bagi mereka untuk merasa lega, monster
lain datang mendekat.
Tatapan tajam Thomas lalu menyapu mereka.
Orc, Troll, Minotaurs, Cyclop, dan monster lainnya mendekat.
Semua adalah monster yang pernah ia lihat di dalam Dungeon. Bahkan jika kamu
membawa mereka keluar, itu bukan masalah untukku.
‘Tapi…’
Ada seorang pria yang sangat kuat bercampur di antara
monster itu. Dan Thomas merasa takut serta tak bisa bergerak karenanya.
Pria yang sepertinya mengamati situasi untuk sementara waktu,
lalu perlahan berjalan maju.
“Kau adalah pria itu. Wadah lemah Rulers yang melawan
Monarch of Beast tepat sebelum kematiannya.”
Monarch itu tersenyum muram.
Tak seperti Monarch of Beast yang pada dasarnya adalah
monster yang berorientasi untuk berburu. Meskipun, dia memiliki kekuatan
binatang buas, dia selalu melakukan serangan jarak dekat.
Oleh karena itu, pria yang percaya pada kekuatan Spirit yang
pantang menyerah, itu dianggap lucu oleh Monarch ini.
Monarch of Element memancarkan Mana-nya. Dan itu sama saja
dengan penindasan.
Dia juga menunjukkan ekspresi percaya diri dan yakin, jika
dia bisa membunuh lawan dihadapannya, tanpa perlu waktu yang lama.
Tapi..
“..…?”
Berbeda dengan para Hunter lain yang menjadi pucat, Thomas
hanya diam dan tetap tenang.
Ketika Monarch of Element memikirkan keanehan ini, Monarch
mendengar Thomas berkata sesuatu.
“Kamu bisa melakukan ini, kan?”
Thomas bergumam seolah-olah berbicara pada dirinya sendiri. Kemudian,
kegelapan mulai menyebar dari kakinya dengan cepat.
Alis Monarch of Element yang melihat ini ditekuk.
‘Bayangan?’
‘Itu adalah Skill Monarch
of Shadow. ‘
‘Tapi jika dia ada di
sini, aku tak mungkin akan memperhatikan sumber kekuatan yang kuat itu.’
Pada saat itu, suara yang familiar datang dari belakang
Thomas.
“Kita bertemu lagi setelah waktu yang lama, Monarch of
Element.”
Di belakang komandan Bellion yang menyapa dengan suara sopan
tapi mengancam. Tiga belas ribu Shadow Army yang telah menunggu dalam
keheningan di bawah bayangan Thomas, muncul secara bersamaan.
Post a Comment for "SL_239"
comment guys. haha