SL_247

SL 247
Sepatah kata yang keluar dari mulut seorang peramal membuat
seluruh negara menggila.
“Dewa Kematian akan segera ada di bumi ini!”
Ramalan ini, yang sepertinya akan sangat cocok jika ditampilkan
di sampul buku komik. Tak akan menarik, jika orang biasa yang mengatakannya.
Tapi itu akan berubah menjadi masalah besar jika yang
mengatakannya Norma Selner.
‘Siapa dia?’
Bisa-bisanya dia memberikan sebuah pesan yang seakan
menyiratkan akhir bagi dunia. Orang yang tak mengenalnya mungkin akan berbicara
seperti itu.
Tapi….
Wanita ini sangat dikenal, semua karena dia selalu saja
berada di tengah-tengah banyak kontroversi, dimulai dari memukul banyak haters
dengan berita kematian seorang pemimpin Korea Utara. Teroris yang melakukan
pembajakan pesawat, dan jatuhnya pasar saham. Karena jatuhnya harga di dalam
negara.
Nama lain untuk Madam Norma Selner adalah ‘Prophet’.
Media yang memberinya nama seperti itu, akan malu untuk
meminta wawancara. Dan Madam ini diam-diam memanggil seorang reporter yang memiliki
hubungan dengannya secara pribadi, dan mengatakan ini.
“Dewa Kematian akan muncul di bumi ini, dengan tentara
kematian yang tak terhitung jumlahnya. Dan tak ada cara untuk melarikan diri
dari Dewa Kematian, karena kita tak dapat melarikan diri dari kematian itu.”
Dan keesokan harinya.
Ketika sebuah lubang hitam besar diciptakan di atas langit
di atas kota Seoul, ramalannya menghiasi berita utama semua surat kabar di
seluruh dunia.
***
Di dalam Gate.
Jin Woo sangat terkejut ketika dia melihat ke bawah, tepat
pada kerumunan yang terdiri dari berbagai macam orang.
“Oh…”
‘Seperti apa rasanya,
jika semua orang ini datang untuk menyambutku?’
Tapi Jin Woo yang tahu lebih baik dari orang lain, jika dia
sudah dilupakan. Hanya bisa tertawa getir menatap kerumunan.
Gate sedang dalam proses pembukaan.
Bagi kerumunan, Gate ini adalah subjek ketakutan. Tapi ini
hanyalah sarana untuk pulang ke rumah bagi Jin Woo.
‘Rumah.’
Jantung Jin Woo berdebar, saat dia memikirkan bisa kembali
ke rumah, setelah Gate terbuka.
Bagian luar Gate transparan jika dilihat dari bagian dalam.
Dan inilah kenapa Jin Woo bisa melihat kerumunan yang berada di bawah kakinya.
“Ini pertama kalinya, aku melihat dari dalam Gate.”
Jin Woo berdiri, dan meletakkan tangannya ke dinding Gate
yang memisahkan dunia dan celah dimensi.
Di masa lalu, Jin Woo harus bekerja keras untuk memecahkan
dinding ini hingga berakhir melawan para Monarch.
‘Tapi sekarang …’
Jin Woo memberi sedikit kekuatan pada tangannya, setelah
sedikit memberi dorongan pada dinding Gate. Itu hancur berkeping-keping.
‘Jika aku memberi
sedikit lebih banyak kekuatan ke bagian ini, tirai ini akan pecah dan kering tanpa
daya.’
‘Tunggu sebentar.’
Jin Woo yang khawatir karena terlah merusak itu, tertawa dan
menggelengkan kepalanya.
‘Tidak.’
‘Aku tak perlu
menakuti mereka.’
‘Aku sudah menunggu
momen ini selama hampir 30 tahun, tak ada alasan bagiku untuk menundanya lagi.’
Jin Woo yang perlahan-lahan menarik tangannya, menyadari
sesuatu.
“Tunggu, dari mana tangan tua ini berasal?”
Dia menyadari jika tangannya telah banyak berubah.
Jin Woo yang menghabiskan 27 tahun di celah dimensi, sudah
menjadi pria paruh baya. Waktu yang dihabiskan oleh tubuhnya, bahkan sudah
melampaui usia ayahnya.
Tapi periode ketika dia menghilang di luar, hanya terhitung
selama dua tahun.
‘Ada kebutuhan untuk
mengubah fisikku, sesuai dengan waktu yang aku habiskan di dunia luar. ‘
‘Jika aku tak
melakukan itu, orang-orang yang ada di luar mungkin tak akan mengenaliku lagi.’
‘Aku seharusnya
terlihat sangat muda… bukan?’
Bagaimanapun juga..
“Aku tak bisa
menahannya.”
Jin Woo yang menatap tubuhnya dengan seringai, mulai
menggunakan kekuatannya. Mengubah wujud, bukanlah masalah besar bagi Jin Woo
yang mampu sepenuhnya menggunakan kekuatan Monarch of Shadow.
Segera, tubuh Jin Woo berubah menjadi tubuh anak laki-laki
tingkat SMP.
Srreuk..
Wajah seorang pria paruh baya yang memiliki janggut, dengan
cepat berubah menjadi anak laki-laki berwajah cerah.
Asap hitam yang telah melilit untuk sementara waktu tersebar.
Dan pakaian yang ia kenakan, juga berubah menjadi seragam yang ia kenakan,
sebelum meninggalkan rumah.
‘Apa ini cukup?’
Jin Woo tersenyum, seolah-olah dia puas dengan
penampilannya. Yang mana sekarang terlihat seperti seorang siswa.
Baik tubuh dan pikirannya.
‘Aku harus pulang ke
rumah. Dan untuk itu, aku harus bersiap bertemu keluargaku.’
Yang tersisa adalah menunggu.
‘Dua hari.’
Saat ini, menunggu pintu Gate terbuka adalah kesenangan bagi
Jin Woo yang sudah mencapai akhir perjalanan panjangnya.
***
“Uh huh? Hei, itu terbuka! ”
“Lubangnya terbuka!”
Orang-orang berteriak, saat Gate di langit mulai terbuka.
“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!”
“Aah!”
Tapi, tak ada apapun yang keluar darinya. Itu hanya seperti
lubang kosong yang seakan terhubung dengan suatu tempat yang jauh.
“…?”
“Apa itu?”
“Itu saja?”
Kerumunan dari seluruh dunia yang melihat Gate dengan
bingung. Dan mereka terus menatapnya untuk mencari tahu banyak hal.
Sementara itu, Jin Woo diam-diam melarikan diri di antara
orang-orang, dan kemudian melepaskan skill ‘Stealth’ di jalanan yang sepi.
Orang-orang tak tertarik pada siswa SMA yang tiba-tiba
muncul di jalanan, karena mereka berkonsentrasi pada Gate yang secara perlahan
mulai menghilang.
Dan ketika Jin Woo berbalik dan mencoba pulang.
Dia bisa melihat seorang pria muda berdiri di depannya
dengan buket bunga mahal.
Pria itu lalu tertawa.
“Selamat datang kembali dengan selamat, Tuan Sung Jin Woo. Atau
haruskah aku memanggilmu Monarch of Shadow?”
Pria ini adalah wajah pertama yang Jin Woo lihat setelah
keluar Gate. Tapi, perasaan yang dia rasakan darinya tidaklah berbahaya.
“Aku tak peduli bagaimana kamu memanggilku.”
Jin Woo kemudian mengambil buket yang diserahkan oleh pria
itu, dengan satu tangan dan tertawa.
“Tak buruk, saat ada seseorang yang menyambutku.”
Jin Woo yang terdiam sebentar, lalu mendongak.
Pria dihadapannya kemudian berkata dengan terkejut.
“Aku tak pernah mengira, kamu akan mengatasi mereka
sendirian. Tapi sekarang, kamu memiliki sepuluh juta prajurit di bawah kakimu.”
Shadow Pasukan para Monarch. Dan seluruh prajurit itu, sudah
berada di bawah pimpinan Monarch of Shadow saat ini.
Jin Woo yang kini telah menjadi kekuatan terbesar, selain
Monarch dan Rulers. Dia merentangkan buket yang ia pegang.
“Aku tak berpikir,
kamu datang ke sini untuk memberiku buket bunga… apa yang diinginkan perliharaan
Rulers dengan menemuiku?”
Berbanding terbalik dengan nada yang tampaknya tinggi,
ekspresi Jin Woo penuh dengan kesenangan.
‘Karena, Singa tak
takut pada domba.’
Karena memiliki kekuatan yang luar biasa, dipertajam oleh
perang yang panjang. Membuat pria ini bergetar di hadapan Jin Woo. Dan dia tahu,
jika tak perlu membuat masalah dengan Jin Woo.
Di depan martabat Monarch seperti itu, pria itu menundukkan
kepalanya dengan sopan.
“Ada pesan dari para
Rulers untuk Monarch of Shadow, dan kita mungkin bisa berbicara sambil bergerak.
Karena, mungkin butuh waktu yang cukup lama untuk menyampaikannya.”
“Baiklah.”
Jin Woo berjalan melewati pria itu sambil tersenyum.
“Aku sudah memikirkan, ke mana aku akan pergi.”
***
“….”
Pria yang menatap es krim di depannya memandang ke atas.
“Apa toko es krim yang ingin kamu datangi?”
Walau penampilannya berubah menjadi muda, kegemarannya
tidaklah berubah.
Dan.
“Ini selalu saja terasa enak.”
Jin Woo yang tertawa
dan menjawab, dan mulai makan es krim.
Dinginnya lidah. Dan rasa manisnya.
‘Aku sekarang yakin,
jika aku telah kembali ke rumahku yang sebenarnya.’
Jin Woo yang telah menghentikan pria yang mencoba berbicara
beberapa kali. Akhirnya membuka mulutnya, setelah membersihkan satu mangkuk es
krim.
“Apa yang dikatakan
para Rulers?”
Pria yang menatap Monarch of Shadow makan, tiba-tiba
tersadar dan berkata dengan tergesa-gesa.
“Oh, pertama-tama, aku ingin mengucapkan terima kasih banyak.”
“Hentikan omong kosongnya.”
Para Rulers yang sudah kehilangan pekerjaan mereka di dunia
ini. Jadi, kenapa mereka mengirim pria ini.
Jin Woo yang menganggap itu bukan hal yang normal, dia menolak
basa basi.
“Apa ada masalah?”
“Tidak, tak ada. Aku datang menemuimu, karena semua masalah
telah diselesaikan.”
‘Datang karena semua
masalah terpecahkan.’
Mata Jin Woo menyipit. Dan pria yang ditatap oleh mata itu,
menelan ludah keringnya. Tapi, dia tak bisa melupakan urusannya hanya karena
takut.
Pria itu kemudian berbicara dengan susah payah.
“Mereka khawatir
tentang dampak kekuatanmu pada dunia. Seperti yang kamu tahu, kekuatan yang
kamu miliki adalah tingkat kekuatan yang tak mampu dimiliki dunia ini.”
“Begitu?”
“Dunia tanpa Mana ini sangat lemah. Dan jika kamu baik-baik
saja, aku akan memindahkanmu ke dunia, di mana kamu bisa menggunakan kekuatanmu.”
“Kamu bisa memindahkankku?”
“Tentu saja.”
Bang!
Ketika Jin Woo dengan ringan memukul meja, pria yang berusaha
merespons dengan wajah cerah menjadi gugup.
Suara Jin Woo lalu keluar dengan tekanan yang kuat.
“Mereka akan menyingkirkanku sekarang, setelah aku melakukan
yang terbaik. Apa mereka takut pada kekuatan yang aku miliki?”
Jin Woo masih tertawa, tapi matanya begitu dingin. Sehingga,
dia tak bisa dibandingkan dengan dirinya yang sebelumnya.
Pria itu menjabat tangannya dengan tergesa-gesa, masih
terkejut.
“Tidak! Tak seperti itu!”
Pria itu lalu menyerahkan sebuah surat kabar yang telah ia
siapkan kepada Jin Woo. Jin Woo lalu membaca artikel yang menghiasi halaman
depan surat kabar. Dan di sana, ada salah satu wajah yang dikenalnya.
Itu adalah artikel tentang ramalan Madam Norma Selner, yang
memainkan peran aktif sebagai ‘Upgrading’ di waktu sebelumnya.
[Dewa Kematian akan
segera turun ke bumi ini!]
Alis Jin Woo bergerak saat membaca ‘Dewa kematian’.
“Dia bukan peramal yang luar biasa sebelumnya. Tapi karena
telah melakukan kontak dengan dunia kita, itu telah mengubah hidupnya.”
Bagian dari artikel ini semua tentang Jin Woo. Tatapan Jin
Woo kemudian berhenti pada bagian di mana ada tulisan,
‘Tiba-tiba aku membuka
mataku dan aku melihat kematian.’
Dua tahun yang lalu.
Ini bukan hanya kebetulan, waktunya tepat seperti dua tahun
lalu, saat Jin Woo kembali menggunakan artefak Dewa.
“Maksudmu keberadaanku
dapat menyebabkan perubahan ini di masa depan?”
“Ya.”
Ketika Jin Woo tampaknya telah menenangkan amarahnya, pria
itu menghela nafas lega.
“Karena mereka khawatir, mereka akan menyiapkan tempat
bagimu, jika kamu mau.”
“….”
Jin Woo bersandar di kursinya. Masih belum ada kebencian
yang ia tunjukkan pada pria di hadapannya. Baik pria itu dan Rulers, mereka
mengatakan ini kepada Jin Woo dengan niat yang baik.
Tapi…
‘Kenapa aku harus
mendengar semua ini pada hari pertamaku kembali ke rumah?’
Jin Woo yang bersemangat untuk pulang, tak bisa menyembunyikan
perasaan pahit yang muncul di hatinya.
‘Aku tak ingin
membicarakan hal ini sekarang.’
Jin Woo lalu berkata tanpa menyembunyikan perasaannya.
“Apa kamu akan kembali lagi nanti?”
“Aku akan melakukan itu, Monarch.”
Pria itu bangkit dari tempat duduknya, dan berpamitan kepada
pahlawan terbaik yang telah mengakhiri perang antara Monarch dan Rulers dengan
memberikan kartu nama.
Dan hanya ada satu kartu nama yang dicat hitam di kedua
sisinya yang tertinggal setelah pria itu pergi.
‘Mungkin…’
‘Apa dia ingin aku
menghubunginya lagi nanti?’
Jin Woo yang melihat bagian depan dan belakang kartu nama,
tertawa dan meletakkan kartu namanya di seragam sekolahnya.
Harapan dan kegairahan untuk kembali hancur seperti
gelembung saat ini.
Banyak pikiran terlintas di benak Jin Woo.
“Jika semua kehidupan
memiliki tujuan. Maka …”
‘Aku yakin akan satu
hal.’
Sebagai Monarch of Shadow, dia memenuhi misinya dengan
mencegah invasi para Monarch.
‘Aku sudah mencapai
tujuanku.’
Jadi kekuatan besar yang telah digunakan adalah sesuatu yang
sulit untuk ditangani. Seperti bahan bakar nuklir yang telah digunakan sejak
lama.
Kemudian..
Tiba-tiba dia memiliki sebuah pertanyaan.
‘Apakah aku tak lagi
dibutuhkan di dunia ini?’
Gagasan lain membuntuti pertanyaan itu dengan gila.
Jin Woo lalu melihat seseorang melewati toko es krim.
Seolah-olah dia tertarik pada sesuatu, Jin Woo membuka pintu
tanpa sadar dan mengambil langkah keluar dari toko.
Akan ada saat-saat ketika Monarch of Shadow sendiri akan
memiliki pertanyaan, apakah dia bisa tinggal di sini atau tidak.
Tapi…
“Jika ada satu alasan untukku bisa terus tinggal di sini …”
Gadis itu yang berlari ringan di depan toko, berhenti dan
melihat ke belakang.
Ada bau yang sangat harum yang dia cium, dan bocah lelaki
yang belum pernah ia lihat, kini sedang memandanginya dari pintu toko es krim
yang terbuka.
‘Apa? Apa aku mencium es krim yang begitu enak?’
Gadis itu yang melihat ke belakang dengan kepala terkulai, segera
berlari lagi tanpa menyelesaikan keraguannya.
Jin Woo yang tersenyum untuk sementara waktu sambil melihat
pemandangan yang jauh.
‘Tidak.’
‘Ada orang yang aku cintai
di sini.’
‘Dan ada juga
orang-orang yang mencintaiku.’
‘Aku punya alasan kuat
untuk tinggal di sini.’
‘Jadi, ayo kita tetap
di sini dan mencari alasan lain untuk berada di sini,’
Jin Woo tertawa dan membulatkan tekadnya.
ceritanya kaya lompat lompat
ReplyDelete