SL_261

SL 261
Dalam telur.
Sebelum dia dilahirkan, dia dikelilingi oleh cangkang tebal,
dan ‘Ber’ mendengar suara Ratu Semut.
“Untuk kerajaan.”
“Untuk kerajaan.”
“Tetap maju dan buat musuh kita gemetar ketakutan.”
“Maju dan buat semua musuh gemetar ketakutan.”
Kamu harus menjadi kuat.
Kamu harus menjadi kuat.
Itu adalah misi pertama ‘Ber’ yang tertidur dalam janin
embrionik. Dan komitmen Ratu semut untuk mengembangkan kerajaan. Akhirnya,
menciptakan monster yang mengerikan.
-Kieeeeeeee
Semut-semut tempur muda yang memecahkan cangkang telurnya,
meraung liar.
Ini membuat sang Ratu semut senang, karena telah membuat
sebuah karya yang hebat.
“Dan jika ini
laki-laki. Bisa dikatakan, jika kekuatannya lebih tinggi daripada yang dimiliki
oleh manusia…“
Tepat sebelum Ratu memberikan perintah pertamanya kepada
prajurit terkuat, yang baru saja memecahkan telur. ‘Ber’ yang merasa lapar,
melakukan apa yang ia inginkan.
Whoosh !
Salah satu monster semut yang membantu penetasan ditangkap
oleh ‘Ber’.
“….?”
Bahkan sebelum pekerja itu menyadari apa yang telah terjadi,
‘Ber’ sudah mengunyahnya dari bagian atas kepalanya.
“Wow, Wow.”
“…!”
Bahkan sang Ratu terkejut dengan ini, dia kewalahan oleh
kekuatan yang ditunjukkan ‘Ber’. Dan dalam sekejap, ‘Ber’ telah berdiri di
depan Ratu.
Cairan darah bangsanya sendiri masih menetes dari mulut ‘Ber’
yang cukup aneh.
Itu pasti akan menanamkan rasa takut yang intens pada musuh.
Tapi, objek dari rasa takut yang kuat, juga akan memberikan rasa takut kepada
semua pasukannya sendiri.
Sang Ratu yang menyadari itu terlambat, melihat
sekelilingnya. Dan dia melihat para prajurit kerajaannya yang pemberani, sedang
gemetar ketakutan.
Perasaan yang mereka rasakan tersampaikan kepada Ratu, yang
merupakan pemimpinnya.
Walau ini sebuah mahakarya, ini juga sebuah bencana.
Prajurit terkuat yang dimilikinya adalah sebuah pedang
bermata dua.
Tapi…
“Kamu sangat kuat.”
Ratu semut tetap bertindak seperti pemimpin. Dia lalu
memberi ‘Ber’ instruksi, untuk menaklukkan tanah manusia.
“Tak ada yang bisa menghentikanmu.”
***
‘Ber’ menghabiskan semua makanan yang ada di pulau. Ketika tak
ada makanan yang cukup, dia bahkan tak ragu untuk memakan orang-orangnya
sendiri.
Dari cacing tanah, larva, hingga makhluk kecil yang
menggeliat di atas tanah, ikan raksasa, dan bahkan mamalia di dalam laut. Dan ‘Ber’
menyadari sesuatu setelah memakan banyak jenis kehidupan.
Ada makhluk dengan racun mematikan, makhluk dengan ukuran
berat. Walau semuanya ketakutan, ketika bertemu dengan ‘Ber’.
Kelangsungan hidup adalah tujuan minimum dan maksimum dari
semua kehidupan.
Kehidupan itu semuanya serupa, di depan makhluk absolut yang
bisa mengguncang pondasi tujuan mahluk hidup.
“…..”
‘Ber’ yang telah menyimpulkan, jika dia berada di puncak
rantai makanan. Dia merasa diyakinkan berkali-kali, setelah menjalani hidupnya.
‘Aku …’
‘Dari awal aku
dilahirkan, hanya untuk menjadi yang terkuat.’
Kemudian,
‘Ber’ yang telah tenggelam di laut, mengeluarkan wajahnya
dari dalam air.
Jauh di ujung laut itu, dia bisa melihat daratan. Ada dunia
luas lain yang berbeda dari laut.
Dia lalu penasaran. Seberapa besar kekuatan dari orang-orang
kuat yang diwaspadai oleh ibu itu?
‘Ber’ berharap mendapatkan sesuatu.
Dia juga berharap akan ada musuh yang cukup kuat, hingga
membuatnya merasa menjadi begitu rendah. Dan dia juga penasaran dengan seberapa
besar kekuatannya, akan berguna pada mereka.
‘Ber’ lalu melihat kembali ke tanah itu beberapa kali.
“Masih terlalu dini.”
Suara tegas sang Ratu
yang muncul di dalam pikiran ‘Ber’, menghentikannya.
Walau ‘Ber’ tak bisa menahannya, dia menyerah.
Tatapan ‘Ber’ yang telah menatap daratan, dialihkan kembali
ke lautan.
‘Ya, aku akan
mendapatkan semua jawaban itu, ketika saatnya sudah tiba.’
“…..”
Atas perintah Ratu, ‘Ber’ akhirnya menunggu dengan sabar, untuk
kedatangan saat-saat itu.
Dan akhirnya.
Mereka menginjakkan kaki di tanah ini.
Untuk pertama kalinya, ‘Ber’ memiliki kesempatan untuk
menguji kekuatan aslinya.
‘Ini…’
“Siapa kau?”
“Aaaaaaaaaaa.”
Itu mengecewakan.
Itu bukan perkelahian.
Ini hanya perburuan sepihak.
Rutinitas yang akrab baginya.
‘Ber’ tak bisa menyembunyikan kekecewaannya, ketika dia
menemukan ketakutan yang muncul dari mata para Hunter yang sekarat.
‘Untuk melawan hal-hal
ini…’
‘Buat apa aku menunggu
begitu lama?’
Aroma ketakutan ekstrim yang mengalir dari seluruh tubuh
mangsanya. Hanya menegaskan sekali lagi, jika ‘Ber’ adalah seseorang yang
berada di puncak rantai makanan.
Itu juga momen, di mana ‘Ber’ sudah menetapkan, jika manusia
berada di bawah kakinya.
Lalu…
Untuk pertama kalinya, seorang pria yang tak takut pada
dirinya, muncul di hadapannya.
Jantungnya mulai berdebar karena situasi yang belum pernah
ia alami sebelumnya.
‘Apa dia tak takut
padaku?’
‘Sayang sekali, aku
harus menggorok lehernya sekaligus.’
Jadi ‘Ber’ berkata,
“Apa kamu Raja manusia?”
Lalu pria itu menjawab.
“Cacing ini berbicara.”
***
Mungkin ini pertama kalinya sejak itu.
Makhluk hidup lain memandang dirinya dengan tatapan tanpa
rasa takut.
“Wow.”
“…..”
‘Ber’』 memperhatikan Tuan kecil yang memberikan tampilan takjub
untuk dirinya, dan ‘Ber’ berkeringat dingin.
Walau pun dia mencoba menjauh dari atmosfer yang
memberatkan.
“Gami! Gyami! “
Walau pun ‘Ber’ tak tahan dan mencoba melarikan diri.
“Gami! Gyami!”
Ketika ‘Ber’ melihat ke belakang, Tuan kecil sudah berdiri
di sana.
“….”
Tentu saja, jika dia melarikan diri, ‘Ber’ akan kehilangan
tuan kecil. Itu memang bukan masalahnya.
‘Tapi, bukankah bayi
itu putra Tuan?’
‘Jika aku mencoba
melarikan diri dari Tuan kecil. Dan jika Tuan kecil terluka, ‘
‘Apa yang akan Tuan
lakukan padaku?’
“Gami!”
Pada akhirnya, ‘Ber’ salah satu dari tiga General Commander
Shadow Army, secara alami membantu ibu Suho, Cha Haein. Dan dia merawat Suho.
“…..”
‘Ber’ yang mengkonfirmasi jika Suho sedang tidur, diam-diam
kembali ke daerah bayangan. Ketika dia menyelinap pergi ke bayangan, dunia kegelapan
yang tak terbatas muncul di hadapannya.
Beberapa akan mengatakan itu menakutkan. Tapi, ‘Ber’ merasa
nyaman di sini, di dalam kuasa Tuan-nya.
Saat dia menuju kediaman Legion semut, ‘Ber’ terus
memikirkan banyak hal.
‘Mengapa Tuan kecil
selalu berhasil menemukanku?’
‘Aku tak tahu.’
Dia selalu menjadi subjek ketakutan sebelumnya. Tapi itu tak
bekerja pada Tuan kecil.
Ketika pertanyaan tiba-tiba terhenti, ‘Ber’ berbalik.
‘Adakah yang bisa
membantuku, untuk mengetahui pikiran manusia?’
Tuan benci menggunakan manusia sebagai Shadow Army, jadi
hanya ada sedikit dari Shadow manusia yang tersisa…
Untungnya, ada seorang prajurit manusia yang dikenal ‘Ber’ saat
ini.
Itu adalah komandan, Ygritte.
‘Ber’ lalu menjelaskan masalahnya kepada Ygritte. Dan
jawabannya dengan cepat keluar.
“Dia tak membencimu.”
“….?”
‘Ber’ mengangguk dan menambahkan dengan cepat,
“Semut yang lebih besar bisa berjalan dan bisa terbang. Apa
ada anak kecil yang tak menyukai hal seperti itu?”
“…….”
Itu adalah perspektif baru yang tak pernah ‘Ber’ pikirkan
sebelumnya.
‘Ber’ kembali ke tempat Legion semut, dan menelaah jawaban
yang didengarnya.
‘Tuan kecil menyukaiku,
karena aku lebih besar dari manusia, aku bisa terbang, dan berbicara.’
‘Jika kamu bisa
menyukai sesuatu karena alasan sederhana. Bukankah mudah membencinya, karena
alasan sederhana juga?’
‘Walau, aku mendengar jika
ada beberapa manusia yang menyukai cacing, sampai mereka menjadi dewasa.’
‘Aku merasa sedikit
kurang lega, ketika memikirkannya.’
‘Meskipun tatapan
jarak sudah akrab, itu menjadi sedikit pahit. Jika kau berpikir Tuan kecil akan
berubah nantinya.’
“…..”
‘Ber’ yang terbang diam-diam,berbalik lagi.
Kali ini adalah situs konstruksi.
Shadow Dwarf dan semut yang sedang membuat patung besar Monarch
di ‘wilayah sabatikal’. Mereka menundukkan kepala, bersamaan ketika mereka
melihat ‘Ber’.
Tetua yang bertanggung jawab atas pengawas lapangan, berlari
keluar dan menyapa ‘Ber’.
“Anda di sini, Komandan,”
Nod…
“Ada apa?”
Tanya Tetua kepada ‘Ber’, yang sedang melihat kemajuan
pekerjaan.
“Aku ingin mengubah rencanaku.”
“Ya?”
Tetua takut dan buru-buru bertanya. Dia tak ingin kerja keras
mereka sejauh ini menjadi sia-sia.
“Rencana untuk Hadiah Tuan ini dibuat berbulan-bulan yang
lalu oleh Komandan. Untuk memperingati ulang tahunmu yang ke-32.”
“Tidak, aku tak bermaksud menarik rencanaku. Tapi, bagian ini
seperti ini …”
Tetua yang telah mempertimbangkan penjelasan, mengangguk pada
‘Ber’.
“Tentu saja, aku pikir ini akan menjadi hasil yang jauh
lebih baik, orang tua.”
“B-bagus.”
Udara yang tampaknya membeku untuk sementara waktu, berubah
menjadi keceriaan.
“Kalau begitu
sekarang…”
Tetua yang lega, akan berbicara dengan suara bersemangat,
ketika ‘Ber’ meletakkan jari telunjuk di mulutnya.
“Aku akan membereskan sesuatu sebentar.”
***
“Hyung-nim, apa kamu yakin melakukan ini?”
“Apa kamu mulai takut sekarang?”
“Oh, tidak, hyung-nim.”
Lelaki yang menatap bawahannya, yang bertanya menatap kembali
ke rumah di hadapannya. Itu adalah rumah pribadi berlantai dua, yang dibangun
di tempat terpencil. Seolah-olah ingin menghindari orang dengan sengaja.
Dan itu adalah rumah Sung Jin Woo.
Atasan ini sudah memeriksa dan mengunjungi rumah ini
beberapa kali.
“Sung Jin Woo, salah satu bawahan orang itu, telah
menghancurkan organisasi kita. Dan jika kita mendapatkan itu, kita juga harus
memberikan sesuatu yang setara dengan itu. Bukankah itu yang disebut setimpal?”
“Ya, Hyung-nim.”
Ketiga pria lain menjawab dengan suara bergetar.
‘Baik.’
“Kita adalah perampok beranggotakan empat orang. Dan istri serta
anaknya akan dibunuh oleh perampokan yang datang ke rumah, di siang hari ini. Apa
kalian mengerti?”
“Ya, hyung-nim.”
Senyum kejam muncul di mulut pria yang dipanggil ‘hyung-nim’
itu.
“Tak ada sistem pencegahan kejahatan di rumah luas itu. Dan
pada titik ini, ini rasanya seperti kita akan melihat sesuatu seperti, ‘Tolong
makan aku’. Hampir dapat diterima, jika kita belum merampok. Haha.
Jangan bodoh. Jangan buat kesalahan.”
Pria itu menoleh ke arah anak buahnya, dan mereka
mengangguk.
“Ayo pergi,”
Tak, Tak, Tak, Tak.
Keempat pria itu dengan hati-hati menutup pintu belakang,
berjalan mengitari rumah, dan bergegas ke dinding.
Setelah beberapa latihan, mereka bisa berjalan tampa
mengeluarkan banyak suara.
Tapi…
Shin!
Ada empat kaki di lantai.
‘Lalu dua lainnya?’
Pria itu menatap bawahannya. Lalu menggelengkan kepala.
Ada empat orang yang memanjat tembok, tapi hanya ada dua
orang saja yang tersisa.
‘Apa mereka hantu?’
Ketika pria yang melihat ke depan dan belakang melihat ke
samping lagi, bawahannya sudah menghilang.
‘Bajingan ini
benar-benar !’
Tepat sebelum seorang pria yang marah melupakan situasinya
dan berteriak.
Tangan orang itu mendekat, dan pria itu berhenti.
“Sstt..”
‘Tuan kecil baru saja
tidur siang.’
‘Aku tak bisa membuat keributan,
saat menghalangi orang yang tak diundang.’
Untungnya, suara nafas
Tuan kecil dalam tidurnya masih terdengar di telingaku.’
‘Ber’ lalu menatapnya dengan puas.
Pria yang dipegang ditangannya gemetar, seperti pohon cemara
ditiup angin.
“Eup … ha..aa!”
Tampilan yang akrab.
Perasaan yang akrab.
‘Kepercayaan Tuan dan
kebaikan Tuan adalah baik… tapi ini juga tak buruk.’
Ini adalah ekspresi mangsa di depan predator.
-Kieeee
‘Ber’ yang menikmati ketakutan di mata pria itu, segera
menyeret pria itu pergi.
Dan jeritan mereda.
***
“Bagaimana?”
Tetua dengan bangga mempersembahkan Tuan yang selesai.
Patung dengan wajah Tuan mereka membumbung tinggi, hingga
membuat seseorang merasa sakit leher, ketika menatap bagian atasnya.
Untuk membuat ini, Dwarf serta tentara semut dimobilisasi,
untuk menyelesaikan dalam tenggang waktu yang singkat.
-Kieeeee
Saat dia memeriksa perubahan yang telah ditambahkannya. ‘Ber’
yang menatap Tuan-nya itu, dan meraung dengan rasa puas.
“Seperti yang kamu katakan, di bahu kirinya…”
Seperti yang dijelaskan Tetua, di bahu kiri Tuan-nya, diletakkan
Tuan kecil berwajah jernih.
‘Ayah dan anak.’
‘Tuan pasti senang
melihat patung yang luar biasa dan indah ini.’
‘ Dan…’
‘Jika Tuan dan Tuan
kecil bisa melangkah ke tempat ini nanti, itu pasti akan menjadi hadiah yang
bermakna.’
‘Ber’ tertawa dan merasa sangat yakin.
“Kihehehehehe!”
Dwarf dan tentara semut juga ikut tertawa bersamanya, mereka
merasa sangat senang.
“Wah ha ha ha!”
“Wa wa wa!”
Ketika sorak-sorai bayi mengalir keluar dari tawa itu.
“….?”
‘Ber’ melihat ke belakang dengan terkejut, saat dia
menemukan bayi berdiri di dekat punggungnya.
“Gami!”
‘Oh, ahh.’
‘Bagaimana dia bisa
masuk ke sini?’
Segera, setelah ‘Ber’ melihat Suho yang bisa memasuki ‘wilayah
sabatikal’.
Kepala petugas penitipan anak, ‘Ber’ memegagangi kepalanya
karena sangat bingung.
***
Memori ‘Ber’ #2
-Kieeee
Kiak!
Eck, Eck, Eck, Eck,
Eck.
Kaaak,
-Kiee,
Kick.
-Chieeee
-Kiehehehehe!
-Kieeeee
Carrerreuk!
Keyhak.
Kieeee…
Note Author: Karena banyak orang yang menginginkan cerita
tentang ‘Ber’. Jadi, aku membuat bagian tambahannya. Terima kasih!
Post a Comment for "SL_261"
comment guys. haha