Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

ARK_V01E08P04

gambar


8. Balas Dendam (4)



'Jadi ada quest-nya juga!'
Siapa yang menyangka jika keinginannya untuk mendapat Tool Box gratis akan berujung pada quest.
'Ini adalah quest yang didapatkan orang yang memesan lebih dari 100 Tool Box. Berarti, tak banyak Player yang mendapatkan quest ini sebelumnya.'
Seperti sebelumnya ketika di desa Harun, sekarang Ark juga mendapat quest rahasia.
Tingkat kesulitannya juga cuma F, berarti dia bisa dengan mudah melakukannya.
Ark menyetujui quest tersebut tanpa ragu. Jika dia berhasil menyelesaikan quest ini, dia bisa mendapat diskon 8%, atau 16 Tool Box secara cuma-cuma.
Jika dihitung, dia bisa mendapat untung sebesar 200 Gold, jadi tak ada alasan untuk menolak quest ini.
Ark menandai lokasi di petanya, menyiapkan bekal dan juga mendapat 2 Deluxe Tool, setelah beralasan pada Norton. Setelah persiapannya cukup, dia lalu berjalan menuju goa di Gran Swamp.
***

"Bat, masuk ke dalam goa itu dan periksa sekitarnya."
"Siap Boss!"
Mendengar perintah Ark, Bat lalu terbang masuk ke dalam goa.
Saat ini level Ark adalah 32.
Gran Swamp terletak satu hari perjalanan dari kota Jackson, dan dihuni oleh monster-monster tipe rawa. Walaupun tak sulit bagi Ark untuk menghajar monster di daerah ini, namun monster jenis Slime merupakan lawan yang tangguh.
Tubuhnya terdiri dari lendir beracun, tiap kali dia melawannya, Durability Equipment-nya turun, karena terkorosi oleh racun itu. Jika dia tak memiliki Tool Box, mungkin dia sudah beberapa kali kembali ke kota Jackson.
'Sial, padahal Tool Box ini harganya mahal...'
Ketika bertarung dengan Slime, dia lebih mengkhawatirkan biaya Repair Equipment-nya daripada nyawanya.
'Hmm, ternyata aku bukan orang pertama yang menemukan dungeon ini.'
Ark sedikit kecewa.
Penjelasan mengenai dungeon ini terlihat, namun bonus yang menyertai penemu pertama tak didapatkannya.
Walaupun monster dan Boss di dalam dungeon telah dihabisi oleh orang lain, monster-monster tersebut akan respawn/muncul kembali, setelah beberapa waktu. Tapi, kamu tak akan mendapat item eksklusif yang didapatkan oleh seseorang yang pertama kali menyelesaikan dungeon. Namun, Ark untuk saat ini tak peduli hal itu. Tujuannya kemari adalah untuk menyelesaikan quest yang diberikan.
'Karena nanti, aku bisa mendapat keuntungan hingga 200 Gold.'
Pikirnya sambil mengangguk-angguk.
Tak lama, Bat keluar dari dungeon dan memberikan laporannya.
"Bos, di dalam ada satu orang."
"Seseorang? Maksudmu orang asing (Player)?"
"Ya. Dia sedang berjalan keluar menuju kemari."
Ark mulai sedikit waspada.
Seorang Player harus lebih berhati-hati terhadap Player lain daripada terhadap monster. Ada istilah jika musuh alami manusia adalah manusia lain, dan itu tak hanya berlaku di dunia nyata. Hal ini bahkan lebih terlihat di tempat terpencil semacam ini.
Di kala seseorang jauh dari peradaban dan keramaian, sehingga tak ada bantuan yang bisa ia dapat. Jika dia bertemu dengan Player lain dengan level yang lebih tinggi, orang tersebut kemungkinan akan dihabisi (PK).
Ark menunggu dengan tegang dan kemudian terlihat orang berjalan keluar dari dalam goa. Ketika Ark melihat wajah orang tadi, matanya melebar.
"K-kamu?"
Orang tersebut juga kaget, sehingga tanpa sadar dia mundur satu langkah. Seorang Player dengan job Warrior yang memakai armor dari baja, itu adalah Andel.
Orang yang membuat Ark menjerit kesal hingga tak terhitung lagi.
Andel sudah pasti mengenal Ark, karena itu, dia kaget melihatnya. Lalu, seakan sedang memikirkan sesuatu, matanya bergerak-gerak. Kelihatannya dia sedang memikirkan apa yang harus dikatakan kepada Ark.
Setelah beberapa waktu, akhirnya Andel memutuskan sesuatu dan lalu menyapa Ark.
"Ah, bukankah kamu Ark. Kamu pernah satu Party denganku kan?"
Ark meganggukkan kepalanya.
Ark tak akan puas hanya dengan menghajar langsung jahanam itu sekarang. Dendamnya harus lebih kejam dari perlakuan Andel sebelumnya. Akan tetapi, saat ini Ark berusaha menahan kemarahannya.
Ark belum tahu sekuat apa Andel sekarang. Jika dia tanpa pikir panjang dan menyerang Andel, bisa jadi dia yang malah dihabisi. Dia juga penasaran, apa yang akan Andel lakukan.
"Kamu Andel kan?"
"Jadi kamu masih mengingatku."
'Dasar tengik, memang semudah itu kah, aku melupakan orang jelek sepertimu? '
Dia hampir hampir tak bisa menahan kutukannya.
"Baguslah, aku memang ingin berjumpa denganmu lagi."
"Huh?"
"Ya, soalnya sebelumnya aku berbuat salah padamu. Siapa sangka, stats seseorang akan turun, ketika dia mati. Setelah menyadarinya, aku pergi ke desa Harun untuk meminta maaf padamu. Tapi, kamu tak ada. Aku berpikir kamu telah menyerah memainkan game ini. Tapi, kamu ada di sini sekarang, berarti levelmu lumayan sekarang kan?"
'Kamu tak tahu? Minta maaf? Sebentar lagi kamu bahkan akan minta ampun bajingan!'
Saat ini, Andel juga penasaran pada kekuatan Ark. Jika tahu level Ark lebih rendah darinya, kemungkinan besar Andel akan langsung bersikap kasar. Ark tak mempedulikan pertanyaan itu.
"Yah, aku memang jengkel saat itu. Aku bahkan sempat berpikir untuk tak memainkan game ini lagi. Tapi, ada sesuatu yang membuatku tetap memainkan game ini. Jadi, yah… aku melakukan sebisaku."
"Kamu tak salah paham dan masih marah padaku kan?"
"Salah paham apa?"
Ark menjawab seolah tak paham dengan maksud Andel.
Andel lalu memeriksa baju dan senjata Ark dan menghembuskan napas lega.
Ark saat ini memakai Black Bear Mouse Leather Armor, Cat Paws, Helm, dan sepatu usang yang ia dapat dari Shadow Forest. Tak peduli sekuat apa dia sekarang, saat ini dia terlihat seperti gelandangan.
Benda yang terlihat menonjol dari Ark hanyalah Blood-Red Mantle yang ia pakai di punggungnya.
Ark jarang memakainya ketika berburu, namun setelah mendengar laporan Bat jika ada Player yang datang, dia langsung memakainya.
Sesungguhnya, level Ark sekarang masih lebih rendah dari rata-rata Player lain. Andel sepertinya memutuskan jika Ark lebih lemah darinya, dan memicingkan matanya.
"Ark-nim… jika kamu ada waktu, mungkin kamu mau berburu bersamaku di dungeon ini?"
"Dungeon?"
"Aku menemukan dungeon ini secara kebetulan. Tapi, agak sulit berburu sendirian di dungeon ini. jadi, tadi aku ingin mencari seseorang yang aku kenal di kota untuk berburu bersama. Tapi, ada dirimu di sini sekarang, jadi aku ingin mengajakmu. Bagaimana, mau tidak?"
"Hmm, aku pertimbangkan dulu."
Ketika Ark berpura-pura sedang menimbang keputusannya, Andel langsung melanjutkan.
"Jika ada Item yang muncul di Dungeon, itu semua akan menjadi milikmu."
"Jika kamu memberikan semuanya, aku menjadi tak enak sendiri."
"Tak apa-apa, sebagai rasa penyesalanku akan tindakanku sebelumnya. Aku akan memberikan semua item padamu."
"Yah, jika kamu berpikir demikian, maka..."
Ark mengangguk. Saat ini dia tak tahu apa yang Andel rencanakan. Tapi, Ark juga tak ingin melepaskan Andel dari pandangannya. Walaupun jika Ark nanti tak bisa menang, setidaknya dia ingin memberikan luka mendalam kepadanya.
Tapi, Ark juga tak bisa bergabung dalam Party dengannya, kondisi quest sebelumnya...
"Berburu dalam goa bersama juga baik. Tapi, aku tak mau satu Party denganmu."
"Yah, tak masalah."
Andel tak keberatan dengan kondisi itu.
Setelah negosiasi selesai, Ark segera beranjak dan mulai masuk ke dalam goa. Tapi, baru satu langkah dia menginjakkan kaki di dalam goa, muncul status Read (skill/item untuk membaca level dan kekuatan) di dirinya.
Ark menengok Andel dengan jengkel, Andel hanya menggaruk kepalanya.
"Ah, kamu kaget ya? Aku hanya ingin melihat statusmu sedikit. Karena kita akan berburu bersama, untuk mempermudah kerjasama, alangkah baiknya jika kita tahu kekuatan masing-masing."



< Prev  I  Index  I  Next >