SCG_327

SCG_327

Bab 327. Kebangkitan, Pertahanan Terakhir (1)

“Uhahaha! Ya! Itu dia! Itulah wajah yang ingin aku lihat!”

Unicorn yang berada di ambang kematian, tertawa terbahak-bahak. Seperti keledai di kulit singa, dia meminjam kekuatan Commander sejati, untuk mengangkat kepalanya tinggi-tinggi.

Namun, tawa si Unicorn tidak bertahan lama.

Untuk alasan sederhana.

“Bagus! Twisted Kindness! Ajari serangga kurang ajar ini…”

Thwack.

Itu dikirim terbang di tengah caciannya, dan dibuat jatuh di tanah dengan cara yang tidak sedap dipandang. Tidak dilakukan oleh siapa pun dari tim ekspedisi, tapi oleh sesama Army Commander, Twisted Kindness.

“Dia menyerangnya?”

Seol Jihu meragukan matanya.

Raging Temperance tersentak dari linglung, dan juga menatap dengan tercengang.

“Apa artinya ini!?”

“Diam.”

Suara dingin memotongnya. Ketika Twisted Kindness menunduk dengan tatapan dingin, Unicorn itu dengan cepat menyusut kembali.

“Orang lemah sepertimu berani memerintahkanku?”

“…Sialan! Aku tidak memerintahkanmu! Aku sedang berbicara sebagai sesama sekutu, yang juga melayani Ratu!”

“Sekutu?”

Twisted Kindness mengangkat matanya. Dia tampak seperti baru saja mendengar lelucon paling lucu abad ini.

“Kamu…”

Menatap Raging Temperance, dia tertawa.

“…Sepertinya kamu tidak tahu, mengapa Ratu melemparmu ke sini.”

“Apa?”

“Sungguh konyol! Kamu benar-benar memiliki keberanian untuk mengatakan itu, dalam keadaan menyedihkanmu? Tindakanmu penuh dengan kebenaran diri sendiri dan egoisme. Jadi, bagaimana kamu bisa tanpa malu-malu menyebut dirimu sekutu?”

“Kamu kadal terkutuk…! Aku datang ke sini untuk menaklukkan kerajaan ini, di bawah perintah Ratu!”

“Fufu, aku tidak peduli jika kamu melukai mulutmu, tapi bicaralah dengan benar. Akulah yang menyerbu dan menaklukkan Alam Spirit, bukan kamu. Apakah kamu menyadari, betapa menggelikannya kata-kata itu, ketika semua yang kamu lakukan hanya membersihkan sisa-sisa musuh?”

“Keuk!”

Unicorn menutup mulutnya. Wajahnya berubah ungu karena marah. Tapi, dia tidak bisa menemukan kata-kata untuk membalas.

“Bukan itu saja. Jika kamu mengakui batasmu dan membentuk pasukan yang tepat seperti yang disarankan Ratu, aku akan mengakuimu sebagai sekutu. Tapi…”

Twisted Kindness berhenti sejenak, memandang bolak-balik antara tim ekspedisi dan Unicorn, lalu mendengus.

“Kamu mencoba meniruku, dan akhirnya merobek selangkanganmu. Itulah sebabnya, kamu berada dalam kondisi yang menyedihkan, wahai makhluk yang tidak penting dari Dimensi Spiritual.”

“….”

“Dengan kelemahan yang jelas, tidakkah kamu merasa malu untuk menyebut dirimu seorang Army Commander?”

Twisted Kindness mendecakkan lidahnya, dan menggelengkan kepalanya.

“Ratu menjagamu di sisinya, hanya karena dia sangat memikirkan pikiran eksperimentalmu. Kalau tidak, dia akan menggantikanmu sejak lama. Sayang sekali.”

Unicorn menundukkan kepalanya, karena rentetan kritik. Alih-alih menyetujui dan merefleksikan diri pada mereka, itu sangat jelas ditempa dalam rasa inferioritas.

Twisted Kindness menggelengkan kepalanya, seolah-olah dia tidak punya harapan sejak awal.

“Intinya, Alam Spirit sekarang berada dalam yurisdiksiku. Jangan bertingkah tanpa seizinku. Tidak, mungkin itu tidak buruk, jika kamu melakukannya. Dengan begitu, aku akhirnya punya alasan untuk mengeksekusimu.”

Setelah mengancam Unicorn, Twisted Kindness melemparkan pandangannya ke samping.

Tim ekspedisi diam-diam mengawasi dua Army Commander itu.

Melarikan diri jelas tidak mungkin.

Mereka tidak mengatakan sepatah kata pun, lelah karena pertempuran singkat tapi sengit, baru-baru ini. Sekarang setelah Twisted Kindness membuat penampilannya, mereka tahu jika berkelahi, akan sama dengan memukul batu dengan telur.

Tapi mereka tidak punya niat untuk menyerah begitu saja.

Untuk memulihkan kekuatan untuk bertarung, setiap nafas sangat penting.

“Hmm.”

Ketika mata mereka bertemu musuh yang tangguh di depan mereka, ketegangan yang mereka rasakan berlipat ganda.

Namun, yang mengejutkan mereka, Twisted Kindness tidak segera bergerak. Dia menatap tim ekspedisi sambil memiringkan kepalanya…

“…Kalian semua tidak terlihat begitu baik.”

Kemudian, dia tiba-tiba turun dan duduk di tanah.

Apa yang ia lakukan? Duduk daripada berkelahi?

Semua orang menahan napas pada tindakan musuh yang tak terduga.

“Beristirahatlah.”

Sebuah bom meledak di saat berikutnya. Tidak, nadanya terlalu tenang untuk menyebutnya sebagai bom, tapi tentu saja mengguncang tim ekspedisi dengan kaget.

“A-Apa yang kamu katakan?”

Bahkan, Unicorn yang tutup mulut setelah intimidasi Twisted Kindness, berbicara dengan kaget.

“I-istirahat? Apakah kamu akhirnya gil… Aaaaack!”

Jeritan meledak, sebelum bahkan bisa selesai berbicara. Twisted Kindness telah melambaikan tangannya. Seolah-olah dia terlalu malas untuk menghadapinya, dan perut Unicorn meledak dan menumpahkan organ dalam.

“K-Kauuuuu!”

Unicorn menjerit kesal, tapi dengan cepat terdiam melihat tangan Twisted Kindness bergerak sedikit.

“…Sayang sekali. Kalau saja kamu mengucapkan sepatah kata lagi, aku bisa membunuhmu sekali dan untuk selamanya.”

Sepertinya dia tidak bercanda, ketika dia mengatakan akan mengeksekusi sekutunya.

Unicorn membanting kepalanya ke tanah, dan menggertakkan giginya dengan kejam. Walaupun ini biasanya akan menjadi adegan komedi yang akan membuat penontonnya tertawa terbahak-bahak. Tidak ada yang menganggapnya lucu, dengan Twisted Kindness sebagai pembawa acara.

Mereka bisa merasakan otoritas mutlak dari kata-katanya, jenis yang akan membiarkannya lolos dengan mengatakan atau melakukan apa pun yang diinginkannya.

Apakah ini keagungan makhluk absolut?

“Sekarang, aku memikirkannya…”

Twisted Kindness mengabaikan Unicorn yang mengeluh dan berkata sambil menatap tim ekspedisi.

“Kalian manusia adalah spesies rumit, yang membutuhkan berbagai makanan untuk hidup.”

“Tidak apa-apa. Istirahatlah. Selama waktu ini, kalian bisa makan atau bahkan tidur.”

Mengatakan demikian, Twisted Kindness mengangkat lutut kirinya, dan meletakkan tangannya di atasnya.

“Jangan khawatir. Selama kamu tidak mencoba untuk meninggalkan ‘pandangan’-ku, aku tidak akan menyentuh rambut di tubuhmu, sampai kamu sepenuhnya pulih. Aku bersumpah pada namaku dan kehormatan Dewa Naga.”

Seol Jihu dan sisa anggota tim ekspedisi mengerutkan alis mereka.

Mungkin merasakan tatapan kolektif mereka, Twisted Kindness memiringkan kepalanya dengan tawa.

“Aku menyuruhmu makan, tidur, dan memulihkan diri dan bertarung denganku, ketika kamu benar-benar siap.”

Dengan itu, dia mengangkat tangannya ke luar dengan mengangkat bahu.

“Karena aku datang jauh-jauh ke sini, mengapa aku tidak bisa bersenang-senang? Dengan beberapa dari kalian tampak seperti berada di kekuatan terakhirmu. Aku tidak akan dapat menyombongkan diri bahkan jika aku memusnahkan kalian semua.”

Di satu sisi, keberaniannya ini menunjukkan keyakinannya, pada kemampuannya sendiri. Mungkin karena keanggunan seorang ahli yang tidak dapat menemukan tandingannya, untuk waktu yang lama.

Memikirkannya seperti ini, tindakannya tidak sepenuhnya tidak masuk akal. Hanya saja…

“Apa yang akan kamu lakukan? Aku tidak keberatan berkelahi denganmu sekarang, jika itu yang kamu inginkan.”

Seol Jihu hampir berakhir dengan anggukan.

Tawaran Twisted Kindness tanpa diragukan lagi bermanfaat bagi tim ekspedisi. Tapi, alasan dia ragu untuk menerimanya adalah, karena kegelisahan yang tak terlukiskan yang ia rasakan di dalam hati.

Seol Jihu yang memperhatikan situasi saat ini, merasakan ketidak-sesuaian dari kata-katanya. Meskipun dia bisa mengatakan jika musuh menunjukkan kebaikan…

Entah bagaimana, rasanya itu menyesatkan dan menyimpang.

Alih-alih melakukan sesuatu untuk mereka, sepertinya dia mengincar sesuatu yang lain.

‘…Aku tidak mengerti.’

Memutar otaknya dan ragu-ragu, mata Seol Jihu tiba-tiba menyipit.

‘Apa itu?’

Dia tidak bisa mengetahui niat sebenarnya Twisted Kindness, jika memang ada. Tapi melihat ekspektasi sembunyi-sembunyi di matanya yang ceria, dia memutuskan.

Untuk bertarung.

Dia tidak yakin apakah ini pilihan yang tepat. Bisa jadi Twisted Kindness benar-benar memberi mereka kesempatan.

Tapi dia punya perasaan kuat, jika sesuatu akan terlambat, setelah dia menerima tawaran Twisted Kindness. Perasaan tak menyenangkan ini memberi-tahunya. Bahkan, jika mereka mencapai tujuan mereka dan kembali ke Benteng Tigol, semuanya akan berakhir.

Jadi begitu dia mengambil keputusan, Seol Jihu mengencangkan cengkeramannya pada Spear of Purity yang dengan longgar di tangannya.

Mata Twisted Kindness menyala.

“…Semua orang.”

Mengetahui jika mereka memiliki sedikit peluang…

“…Bersiap untuk bertempur.”

Seol Jihu meremas suaranya, dan memberikan perintah.

Anggota ekspedisi tidak mengatakan apa-apa. Hanya suara senjata mereka yang diangkat yang terdengar.

“Huh…”

Mata Twisted Kindness melengkung. Dia tampak terkejut,etapi tidak banyak bicara dan mengangkat bahu sambil tersenyum.

“Baiklah…”

Berdiri, dia membersihkan pantatnya.

“…Ayo lihat.”

Sambil menyeringai, dia memberi isyarat.

“Datanglah.”

Saat dia melangkah maju…

Whish!

Angin kencang tiba-tiba bertiup ke depan.

 

Tampil di belakang Twisted Kindness seperti hantu, Oh Rahee menjatuhkan longsword berwarna darahnya. Mengkonsentrasikan seluruh energinya dalam gerakan ini, dia bertindak dengan kecepatan yang benar-benar mengerikan.

Tapi yang lebih mengejutkan adalah jika Twisted Kindness menghindarinya, hanya dengan sedikit memiringkan kepalanya ke samping. Belum lagi, dia masih melihat sisa tim ekspedisi.

Pedang yang meleset dari sasarannya, kembali dengan kecepatan yang luar biasa. Tapi kali ini, itu terhalang oleh lengannya.

Alis Oh Rahee berkedut. Dia menggunakan sword qi, tapi bahkan tidak ada goresan muncul di lengan Twisted Kindness.

“Haaaaaaat!”

Namun, Oh Rahee tidak berhenti. Menilai jika serangan diam-diam adalah satu-satunya jawaban, dia dengan panik mengayunkan longsword -nya.

Longsword-nya melintas dengan kecepatan yang menakutkan.

Namun, Twisted Kindness tidak tergoyahkan. Dengan tenang berjalan maju, dia hanya menggerakkan lengannya untuk menangkis atau memblokir serangan Oh Rahee.

Oh Rahee terus mengejar Twisted Kindness sambil menyerangnya, tapi ekspresinya perlahan mengendur linglung. Dia tidak percaya apa yang dilihatnya.

“Enyah.”

Twisted Kindness mengusirnya, seolah ingin mengusir lalat.

Yang selanjutnya dilihat Oh Rahee adalah ekor yang panjang dan tebal, yang mengenai tulang rusuknya.

Puk!

Seiring dengan suara kulitnya yang meledak, tubuh Oh Rahee dikirim terbang ke kiri seperti peluru. Tubuhnya, melengkung seperti busur, memotong udara seperti sinar cahaya sebelum membanting ke tanah.

Pedangnya juga berputar di udara sebelum jatuh tanpa daya ke tanah.

Di saat selanjutnya…

“Uaaaaah!”

“Valhalla!!”

Anggota tim ekspedisi bergegas ke depan secara bersamaan. Di sisi lain, Twisted Kindness berjalan perlahan. Kontras jelas menunjukkan perbedaan antara kekuatan kedua belah pihak.

Pada saat itu, Twisted Kindness tiba-tiba menekuk lututnya dan menurunkan pusat gravitasinya. Kemudian, saat dia menendang tanah, Chohong yang berlari di depan, membelalakkan matanya.

Angin kencang tiba-tiba berhembus ke arahnya. Saat dia berteriak “Ah”, Twisted Kindness bergegas ada di depannya.

Pang!

Dia tidak meninju atau menabrak Chohong. Hanya tekanan angin dari Twisted Kindness yang diperlukan untuk mengirim Chohong terbang, sambil berteriak.

Pada saat itu, mata Twisted Kindness bergerak ke segala arah. Sebelum satu detik berlalu, dia merentangkan tangannya seperti dua baut kilat. Hoshino Urara dan Hugo yang akan menjatuhkan diri dengan senjata mereka, tidak bisa mengeluarkan satu tangisan pun, ketika mereka terjatuh.

Benang yang diperkuat dengan divinr power, terbang dengan cepat. Dan diam-diam menggunakan celah ini.

Tapi, Twisted Kindness menghindari serangan itu dengan mengangkat kakinya ke belakang, dengan gerakan besar.

Pada saat yang sama, dia buru-buru menggerakkan ekornya dan menyambar anak panah yang hendak menembus pelipisnya dari udara. Kemudian, dia melemparkannya kembali, menggunakan kekuatan hanya ekornya.

Terbang kembali lebih cepat dari yang semula terbang, panah dengan mudah menembus penghalang Seo Yuhui yang dibuat dengan cepat, dan menembus perut Agnes.

“Aaaack!”

Rasa sakit yang tajam meletus. Merasa perutnya terkoyak, Agnes menjerit sambil didorong mundur.

Saat itu.

Sementara perhatian Twisted Kindness diambil, Baek Haeju dan Phi Sora bergegas masuk dari sisi yang berlawanan.

Namun, tombak dorong mereka yang tajam dan pedang yang diayunkan dengan kuat, dihentikan… sebelum mereka bisa mencapai target mereka.

Twisted Kindness telah berbalik seketika, dan meraih senjata mereka dengan tangannya. Kakinya masih terangkat di belakangnya, dari gerakan sebelumnya juga.

“Uuuuuu!”

“Keuk!”

Tidak peduli berapa banyak mereka memutar atau menarik senjata mereka… mereka tidak bergerak, seolah-olah mereka terjebak di dalam batu besar.

Twisted Kindness mendecakkan lidahnya.

“Kamu benar-benar kelelahan, Divine Queen.”

Dia kemudian mengangkat tangannya dalam sekejap. Baek Haeju dan Phi Sora ditarik ke samping di samping senjata mereka, saling berhadapan satu sama lain, di atas kepala Twisted Kindness.

Keduanya kemudian kehilangan kendali atas senjata mereka, dan jatuh ke tanah sambil meneteskan darah.

Baru saat itulah Twisted Kindness melepaskan napas dan melemparkan senjata di tangannya.

Saat dia perlahan menurunkan lengannya yang terentang, dengan kakinya yang masih terangkat ke atas seperti skater. Dia tampak cantik dan anggun, seperti dewi perang.

Seol Jihu membeku mengikuti instingnya, dan dengan heran menatap Twisted Kindness menurunkan kakinya.

Dia tidak punya pilihan lain. Setelah mencapai beberapa tingkat keberhasilan dalam teknik dan pengalaman bertarung. Dia tahu, betapa menakjubkan dan melumpuhkan gerakan itu.

Dia tidak bisa melihat satu gerakan berlebihan. Dia telah melawan beberapa orang hanya dengan menggunakan gerakan yang dibutuhkan. Bagi Seol Jihu, itu seperti melihat air dengan kejernihan 100 persen, tanpa pengotor dan kotoran.

“Bagaimana?”

Twisted Kindness memberikan senyum memikat.

“Apakah itu cukup untuk menunjukkan perbedaan yang jelas, dalam kemampuan kita?”

“….”

“Tapi aku akan mengakui, jika kamu baru saja melalui pertempuran sengit.”

Twisted Kindness menganggukkan kepalanya dan berbicara dengan suara lembut, yang tidak cocok untuknya.

“Jika kamu ingin istirahat, kamu bisa. Aku akan menunggu dengan sabar. Sebagai catatan, semua kawanmu hidup.”

Dia mengatakan, dia sengaja tidak membunuh mereka.

Wajah Seol Jihu berkerut.

Alasannya mengatakan kepadanya untuk menerima tawaran ini, tetapi nalurinya dengan keras menolaknya. Terlebih lagi, matanya mulai gelisah sejak beberapa waktu yang lalu. Tatapannya dipenuhi dengan harapan sembunyi-sembunyi, meskipun mampu membunuhnya pada saat itu juga.

Seolah-olah, ada sesuatu yang ingin dilihatnya.

Kemudian, rasa jijik yang tidak dapat dijelaskan naik dari dasar hatinya, dan Seol Jihu mengepalkan giginya dengan keras.

Saat dia menyalakan semangat juangnya, senyum lembut di wajah Twisted Kindness menjadi lebih tebal.

“Ahahaha. Aku mengerti. Aku pikir itu situasi yang sempurna untuk membuatnya bekerja. Tapi tampaknya, mengubah jalur itu tidak begitu mudah.”

Setelah menggumamkan kata-kata yang sulit dimengerti…

“…Bagus.”

Dia menurunkan posisinya lagi.

Dan dengan demikian…

“Jika itu jalan yang diminta oleh rasi bintangmu…”

Tirai diangkat…

“Buktikan padaku, jika kamu memiliki apa yang diperlukan!”

…Untuk pertempuran ketiga dari empat pertempuran paling brutal dan putus asa, dari kehidupan Seol Jihu di Paradise.

---

---

< Prev  I  Index  I  Next >