BAE_047
BAE_047
Chapter 47: Perhatian
Mau tak mau, aku menepuk pundak Elijah. Karena tampaknya,
jiwanya akan segera keluar dari mulutnya. Ada bayangan di bawah matanya yang
tak bernyawa, dan pipinya yang cekung membuatnya tampak seperti tengkorak.
“Sudahlah, sudahlah…”
Aku menghela nafas. Bahkan Sylvie mengasihaninya, saat dia
melompat dari kepalaku dan mendarat di atas kepala Elijah, menggigit kepalanya
untuk memaksanya bangun.
Matanya yang mengerikan lalu menatapku, saat dia memutar
kepalanya.
“…Tidak adil,” gumamnya.
“Apa?”
Aku membungkuk lebih dekat, untuk mendengarkan lebih baik
apa yang ia bisikkan.
Dia bersandar lebih dekat padaku, bibirnya hampir menyentuh
telingaku.
“TIDAK ADIL, SIALAN!”
“AHH!”
Aku melompat kaget, ketika telingaku mulai berdering.
“Sialan! Jangan teriak di telingaku!”
Aku mengatakan itu sambil menusukkan kelingkingku ke dalam
saluran telingaku, untuk menghilangkan ludah yang telah diluncurkan oleh teman
sialanku.
“Tampan, berbakat, dan bahkan beruntung dengan para gadis! Mengapa
kamu memiliki segalanya?”
Dia meletakkan kedua tangannya di lenganku, ekspresi pahit
bisa di lihat di wajahnya.
Bingung dengan tindakan yang tampaknya acak ini, aku
bertanya,
“Apa yang kamu lakukan?”
“…Mencoba melihat, apakah aku bisa menyerap beberapa
keberuntungan-mu,” gumamnya, masih berkonsentrasi.
“Apa kamu bodoh?”
Aku menggelengkan kepalaku, mengibaskan tangannya.
Dalam perjalanan kami ke ruang makan yang agak jauh dari
asrama, aku kemudian menjelaskan secara singkat kepada Elijah bagaimana aku
bisa bertemu Tess di dalam Hutan Elshire.
Dia benar-benar membenci bagaimana caraku memanggilnya.
Dan sepanjang waktu aku menceritakan kisahnya, dari saat di mana
aku tinggal di dalam Kastil Elenoir bersama Tess, hingga mempelajari manipulasi
mana dari Kakeknya. Aku hampir bisa melihat kata-kataku mampu menarik kekuatan
hidup Elijah.
Dia perlahan-lahan mengering saat ini.
“Apa kamu tahu, betapa arti menarik menurut para Dwarf, Art?”
Dia bersandar agak terlalu dekat untuk membuat dirinya
nyaman, sementara kami berdua terus berjalan.
“S-Seperti apa?”
Aku menjauhkan kepalaku dari teman yang terlalu emosional.
“TIDAK. ADA,” katanya tanpa basa-basi.
“Rasa keindahan yang dimiliki para Dwarf adalah kebalikan
dari manusia, Art! Aku mungkin telah dibesarkan di kerajaan mereka. Tapi, tidak
akan pernah datang suatu hari, ketika aku bisa berempati dengan definisi
‘menarik’ mereka.”
Aku tertawa, tidak mampu membangyangkan seperti apa rupa
perempuan yang menarik bagi para Dwarf. Tapi, aku tetap bertanya.
“Haha! Katakan padaku seberapa rumitnya hidupmu.”
“Ketika aku berusia delapan tahun, kakek-ku, orang tua yang
merawatku, memperkenalkanku kepada orang yang ia harap akan menjadi calon
istriku. Di sepanjang minggu sebelumnya, dia terus dan terus berkata tentang
betapa cantik dan elegannya dia.
Tapi, ketika dia muncul, aku bersumpah jika aku pikir aku
sedang melihat seorang pria, Art.”
Tubuhnya menggigil, saat memikirkan mimpi buruk masa
lalunya.
“Namanya Helgarth, dan aku bersumpah, dia membuat kesucianku
takut. Rahangnya yang persegi,h idungnya panjang dan tebal yang seperti
belalai… Dia memiliki janggut di bibir atasnya, Art. Dia punya RAMBUT WAJAH
pada usia sembilan tahun, Art!”
Elijah mengguncangku pada saat ini, karena aku tidak bisa berhenti
tertawa.
“Oke, oke, aku mengerti! Kamu adalah anak laki-laki yang
sangat malang, yang mulai mengalami pubertas terlalu dini untuk usianya.”
Aku mengangkat bahu dengan kedua telapak tanganku ke atas,
sembari mencoba menenangkan tawaku.
“Kamu menghabiskan masa kanak-kanakmu diisi dengan wanita
maskulin, yang berkeliling memamerkan lengan mereka yang menonjol. Aku mulai
mengerti, mengapa kamu menjadi gila saat melihat melihat gadis normal.”
Dia menggelengkan kepalanya, kembali ke jiwanya yang tak
bernyawa.
“Yah… Kamu berada di sekolah paling bergengsi sebagai siswa battle
mage. Dan kau mungkin setidaknya satu tahap lebih maju dari siapa pun di kelas
kita. Jadi, pamerkan keahlianmu. Kamu pasti akan mendapatkan seseorang, entah
bagaimana caranya.”
Aku berkata dengan optimis.
“Simpatimu benar-benar menyakitiku.”
Dia menghela nafas, itu membuat kami berdua tertawa.
“Aku pribadi lebih suka seragam barumu,” kata Elijah
tiba-tiba.
“Itu membuatmu terlihat lebih kuat dan tidak bisa didekati.”
Dia lalu mengangguk setuju, pada pernyataannya sendiri.
Seragam baru yang aku terima dari Direktur Cynthia tidak
terlalu berbeda, dalam hal penampilan dari seragamku sebelumnya.
Itu terdiri dari kemeja putih dengan garis hitam tunggal di
tengah lengan di atas siku, dan rompi abu-abu muda.
Baik rompi baru dan celana abu-abu gelap dibuat dari bahan
yang berbeda, dengan ukiran khusus di bagian dalam yang membuatku curiga jika
rompi itu memiliki kualitas yang hebat.
Dan sebagai ganti arloji di saku dada, ada tali yang melintang
di dada dan melingkar di bahu, menahan pisau perakku yang tersembuyi.
Tali emas menggantikan tali merah yang telah aku ikat di
bawah kerah, memberikan pakaianku kesan tampilan yang lebih royal.
Aku lalu melihat ke bawah dan menghela nafas. Aku harus
mengakui, jika seragam ini memang terlihat bagus. Tapi, aku tidak suka pakaian
yang mencolok seperti ini.
Ada juga pakaian luar yang seharusnya aku terima nanti.
“Jadi, apa yang akan kamu lakukan dengan Komite Disipliner?”
Elijah bertanya kepadaku, sedikit lebih serius.
Aku memiringkan kepalaku, tidak tahu apa yang ia maksudkan.
“Apa maksudmu?”
Sambil mengangkat bahu, dia memandang ke depan, menyadari
kami hampir berada di ruang makan.
“Maksudku, aku tahu kamu sudah menjadi bagian dari komite
baru ini atau apapun itu. Tapi, apa kamu benar-benar akan menganggapnya serius?
Kedengarannya, seperti kamu akan mendapatkan banyak pekerjaan.”
Benar. Direktur ingin aku menjadi bagian dari komite baru
ini, tapi tidak benar-benar menentukan apa yang harus aku lakukan.
“Aku akan mencoba yang terbaik. Aku mungkin akan memberikan
segalanya, karena aku sudah memutuskan untuk menyelesaikannya, kan? Selain itu,
Ellie akan menghadiri akademi ini dalam beberapa tahun lagi.
Aku perlu melakukan yang terbaik untuk membuka jalan baginya
ketika dia datang. Itu akan membuatnya menjadi tenang.”
Aku lalu membuka pintu, dan disambut oleh percakapan siswa
dan aroma daging, serta rempah-rempah yang lezat.
Ketika kami berdua melangkah masuk, aula menjadi sunyi. Dan
aku bisa merasakan tatapan para siswa, ketika mereka mengamati kami. Mengabaikan
tatapan mata dan pandangan ingin tahu itu, kami berjalan ke belakang antrian
dan mendapatkan makanan kami. Lalu, menempatkan diri di sudut belakang.
“Sepertinya kamu sudah populer, Art.”
Elijah menyeringai, ketika dia mengambil sepotong daging
panggang dengan garpunya.
“Mau bagaimana lagi?”
Aku menyisir rambut dengan arogan, saat kami berdua mulai
tertawa.
“Ah! Jangan lupa, jika kita harus bersiap-siap untuk klub
besok pagi!” kata Elijah, mulutnya penuh dengan daging.
Aku menghela nafas dalam hal ini.
“Oh ya… aku harus pergi ke auditorium besok pagi. Komite
Disiplinerer secara resmi diumumkan, sebelum klub dimulai besok.”
Aku bermain-main sedikit dengan sayuranku, sebelum mencoba memberikannya
kepada Sylvie, yang mana segera menolaknya.
Direktur Cynthia memberiku catatan dengan beberapa instruksi,
bersama dengan seragam baru sebelumnya.
“Itu berarti, kamu akan bertemu dengan anggota Komite
Disipliner! Sungguh mengasyikkan! Bangunkan aku, sebelum kamu pergi.”
“Akan aku lakukan.”
Aku mengambil sepotong daging panggang untuk diriku sendiri,
tapi Sylvie mencurinya sebelum itu sampai ke mulutku.
Kami kemudian berbincang tentang klub yang harus diikuti
Elijah dan kelas yang kami miliki. Dan ternyata, Komite Disipliner memiliki
jadwal pertemuan setiap pagi, yang mana itu membuatku jengkel.
Sepertinya, aku akan menghentikan kebiasaan tidurku yang
buruk.
Selain itu, jadwal kelas harianku terdiri dari: Dasar-dasar
Teori Mana, Manipulasi Mana Praktis, dan Dasar-dasar Artificing.
Setelah makan siang adalah ketika kelas divisi atasku akan
dimulai. Kelas-kelas itu adalah Deviant Magic Theory I, Team Fighting Mechanics
I, dan Formation Eell I.
Selama semester musim gugur, ada lebih banyak kelas divisi
atas untuk siswa battle mage, sedangkan kelas semester musim semi terdiri dari variasi
yang lebih luas untuk siswa sholar mage.
Sebagian besar siswa hanya mengambil 3-4 kelas per semester.
Tapi pada dasarnya, aku mendapatkan dua kali lipat kelas, dan kelas terakhirku
akan berakhir pukul 7 malam. Itu tidak memberiku waktu untuk masuk ke sebuah
klub.
Adapun Elijah, kami hanya akan bertemu disaat kelas
Dasar-dasar Teori Mana; kelasnya yang lain terdiri dari Basic Chain-Casting dan
Mana Utilization I.
Klub-klub yang diarahkan kepada siswa-siswa divisi atas akan
berlangsung sebelum makan siang. Karena, kelas mereka semuanya pada malam hari,
dan sebaliknya untuk kelas bawah.
“Mungkin, aku harus bergabung dengan klub pertarungan
hand-to-hand. Aku dengar, jika semakin banyak conjurers berusaha menjadi,
setidaknya sedikit mahir dalam pertempuran jarak dekat, untuk berjaga-jaga,”
Elijah merenung, sambil mendorong sepotong daging ke dalam
mulutnya.
“Mmm ya, aku juga mendengar itu dari ayahku. Dia sudah
memberi-tahuku, jika ada beberapa mage ahli yang ingin direkrut untuk belajar
pertempuran jarak dekat, meskipun aku tidak tahu persis bagaimana itu akan
bekerja.”
Aku penasaran dengan fakta, jika aku tidak merasa kenyang
bahkan ketika piringku sudah kosong. Tapi kemudian, aku menyadari jika aku
hampir tidak bisa makan daging yang aku ambil berkat Sylvie, yang sekarang
bersuara ‘kyu’ dengan puas di atas kepalaku.
Selama makan, dapat dikatakan jika orang-orang membicarakan
tentang kami. Itu terlihat dari pandangan yang mereka berikana dari waktu ke
waktu secara acak. Namun, tidak ada dari mereka yang benar-benar menghampiri
kami sampai sekarang.
Hingga kemudian, sekelompok siswa yang semuanya mengenakan
seragam battle mage, berjalan ke meja kami, dan sepenuhnya mengabaikan
keberadaanku. Pemimpin kelompok itu, seorang lelaki jangkung dengan rambut
coklat bergelombang yang terbelah di tengah, dia lalu mengulurkan tangannya
kepada Elijah.
“Namaku Charles Ravenpor II, lahir dari House Ravenpor yang
terkenal. Aku yakin kamu pernah mendengarnya, kan? Aku tidak bisa tidak
melihatmu menghabiskan waktu dengan seseorang di bawahmu. Aku sangat sopan hari
ini, karena akan membiarkanmu berada di grup kami.”
Dagunya mencuat, yakin jika Elijah akan menerima tangannya.
“Kamu harus merasa terhormat, menjadi bagian dari Grup
Ravenpor,”
Salah satu anggota grup berkata di belakang.
“House Ravenpoop? Aku tidak pernah mendengar ada keluarga
yang dinamai seperti kotoran burung. Benarkan, Art?”
Elijah menatapku dengan tatapan yang tidak mengerti,
membuatku tertawa.
“Tidak, tapi aku akan sangat malu berada di keluarga seperti
Ravenpoop. Bahkan, jika aku tahu tentang mereka.”
Aku mencoba menyembunyikan senyumku, ketika aku ikut
bermain-main dalam pertukaran yang bodoh ini.
Beberapa siswa di sekitar yang mendengarkan percakapan kami,
mulai tertawa.
“K-Kamu… Beraninya kamu mengejek keluarga bergengsi seperti House
RavenPOR?”
Charles membanting tinjunya di meja kami, menekankan nama House-nya,
yang membuat semua orang semakin tertawa.
“Aku adalah siswa kelas dua yang harus dihormati! Aku
mengulurkan tangan kepadamu, seorang pemula. Karena aku tidak ingin seorang
siswa battle mage menurunkan harga dirinya dengan menjadi seorang siswa sampah scholar.
Tapi, kamu malah meludahi wajahku seperti ini?”
Tangannya sudah bergerak-gerak, untuk meraih tongkat yang
diikat ke kaki kanannya.
Elijah menatapnya tajam dan membantah,
“Pertama-tama,i ni adalah siswa scholar MAGE. Arthur sama
seperti seorang siswa mage lain.
Kedua, mengapa aku harus pergi dengan seseorang yang dengan
terang-terangan memandang rendah sahabatku? Dan teman sekamarku?
Ketiga, jelas kamu tidak di sini karena kebaikan terhadapku.
Tapi, di sini karena permusuhanmu terhadap Arthur. Jadi, hentikan pertunjukan
kekanak-kanakanmu dan pergilah dari sini.”
Aku harus mengakui jika ketika temanku menunjukkan ekspresi
serius, ditambah dengan fitur-fiturnya yang tajam secara alami. Dia memang
terlihat sangat menakutkan.
Walau memulai duel di dalam fasilitas yang tidak dimaksudkan
untuk pertempuran dilarang, jadi menggunakan sihir di dalam ruang makan akan
menghasilkan hukuman yang cukup besar. Tapi, itu sepertinya tidak menghentikan Tuan
Ravenpor itu.
Angin lalu berkumpul di sekelilingnya, saat dia berjuang
untuk mengendalikan amarahnya.
“Jack!”
Dia meraung, angin bertiup di sekelilingnya saat dia
memanggil salah satu anak buah-nya.
Seorang anak laki-laki yang memiliki wajah yang terlihat
berumur 13, tapi dengan tubuh yang tampak terlalu besar untuk usianya, melangkah
dari belakang.
“Tunjukkan pada bocah-bocah ini bagaimana aturan di sini,”
geramnya, sambil melangkah mundur.
Jack tampak agak ragu-ragu, tapi Charles mengancam jika dia
akan mendapat ganti rugi yang layak. Itu membuat Jack mengungkapkan seringai
jahat, ketika dia memasang sarung tangan cakar di atas tinjunya.
“Kasihan sekali kalian.”
Dia menyeringai, dan mematahkan lehernya, sebelum membelah
meja menjadi dua.
Ruang makan menjadi ribut saat semua siswa di sekitar mulai
berkumpul. Beberapa bahkan berdiri di atas meja, untuk mendapatkan pandangan
yang lebih baik.
Elijah melindungi wajahnya dengan terkejut, ketika meja
terpecah menjadi beberapa bagian. Tapi, aku tetap tidak terpengaruh. Kakiku
bersilang, ketika aku menyesap cangkir air yang aku pegang, sementara Sylvie
tertidur.
“Apa kamu gila?! Ini adalah fasilitas ruang makan!”
Elijah berteriak, ketika dia berdiri untuk menghadapi Jack, yang
mengepalkan tinju dengan cakarnya.
“Tidak masalah. Lagipula Boss akan mengurus semuanya. Tetap
jaga gigimu saja saat ini.”
Jack menyeringai, ketika tangan kanannya bercahaya dengan
mana yang tidak memiliki atribut.
Dia juga siswa kelas dua yang ditandai dengan dua garis di
dasi hitamnya. Tapi walau tanpa atribut, intinya sudah dark orange, yang untuk
usianya, itu cukup bagus.
Tangan kanan Elijah lalu bersinar, dan kedua cincinnya
berwarna kuning redup ketika dia menyiapkan mantra. Tapi aku sudah
memperhatikan, jika niat membunuh Jack yang menyedihkan, diarahkan ke arahku, bukan
temanku.
Aku bahkan tidak peduli dan bersiap untuk menyelesaikan ini
dengan cepat. Tapi sekali lagi, sebelum aku mendapat kesempatan untuk melakukan
apa pun, tanaman merambat keluar dari tanah dan membungkus Jack dengan erat.
Post a Comment for "BAE_047"
comment guys. haha