Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

SCG_479

gambar

The Second Coming of Gluttony

SCG_479

Bab 479. Finis Belli (3)

 

Lalu.

Tak ada suara. Tak ada gerakan.

Itu terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan apapun.

“…!”

Agnes melihat pisau datang ke wajahnya.

Melawan dari pertanyaan pada otaknya saat ini. Hal terbaik yang bisa ia lakukan adalah menghindar. Bahkan, sebelum dia bisa mulai memahami apa yang terjadi.

Agnes dengan cepat mengerakkan dirinya ke belakang, dan melihat sekeliling.

Sekali lagi, dia terkejut. Tapi kali ini, untuk alasan yang sama sekali berbeda.

Bukan hanya dia.

Semua orang mengelak seperti yang ia lakukan, atau mengangkat lengan untuk melindungi diri sendiri.

‘Apa yang baru saja terjadi…?’

Saat Agnes bergumam dalam kebingungan, Twisted Kindness yang sepertinya hampir siap untuk melemparkan dirinya lagi pada Agnes, tiba-tiba menyebar ke udara tipis.

Dan segera…

“Aaaak!”

Teriakan terdengar di suatu tempat, di antara kerumunan.

Agnes berbalik ke arah suara itu, dan melihat darah muncrat ke udara.

“Uaaargh!”

Bahkan sebelum darah mencapai tanah, teriakan lain keluar. Kali ini, dari arah yang berlawanan.

Ekspresi kebingungan melintas di wajah Agnes, saat dia melihat ke kiri, lalu ke kanan.

Tapi, dia tidak bisa hanya berdiri di sana.

Agnes dengan cepat memfokuskan perhatiannya pada energi musuh, dan menembakkan untaian benang sutra, pada prediksi ke arah jalur yang musuh.

Prediksinya terbukti akurat.

Jepret!

Satu-satunya masalah adalah benang itu segera putus menjadi dua, alih-alih mengganggu gerakan musuh.

Ada lagi jeritan mengerikan.

Setiap kali Twisted Kindness muncul sebentar, orang lain jatuh ke tanah, dan darah mengalir dari mulut mereka.

Rasanya, seperti melihat Sung Shihyun menggunakan Ethereal Shift tanpa henti.

“Aku harus menghentikan gerakannya.”

Jika ada satu hal yang ia pelajari dari melihat Roselle melawan Vulgar Chastity. Itu adalah jika dia harus terlebih dahulu membuat celah, dan kemudian membombardir musuh dengan beberapa serangan kuat sekaligus.

Dan untuk menciptakan celah, dia harus terus-menerus memanfaatkan kelemahan Twisted Kindness.

Mengacaukan aliran gerakannya, hanyalah langkah pertama.

Berpikir begitu, Agnes hendak berangkat…

“Jangan pergi sendiri!”

Tapi, suara Chohong menghentikannya.

“…Setidaknya, empat High Ranker!”

Wajah Agnes meredup.

Kalimat itu sangat tidak lengkap. Tapi, dia segera mengerti apa artinya.

Chohong mencoba mengatakan jika sebuah tim yang terdiri dari setidaknya empat High Ranker harus bergerak serempak, dengan mempertaruhkan nyawa mereka… untuk memengaruhi Twisted Kindness dengan cara apa pun, betapapun kecilnya itu.

Saat itulah Agnes akhirnya ingat jika Twisted Kindness tidak seperti Army Commander lainnya.

Dia adalah lambang kesempurnaan. Tidak mungkin dia memiliki kelemahan.

“Aaak!”

“Kyaaak!”

‘Sudah berapa kali ini?’

Bergerak dengan kecepatan cahaya, Twisted Kindness menebas jauh ke punggung Teresa, yang baru saja tiba di medan perang dan memimpin pasukannya.

“Haaaak!”

Bahkan ketika Army Commander hendak menghabisi Teresa, saat sang putri turun dari pelana… sesuatu bergegas ke arahnya.

Para Valkyrie yang masing-masing dengan tombak, entah bagaimana telah meramalkan gerakan Twisted Kindness dan mendekati Teresa.

Tapi, ekspresi Twisted Kindness tetap apatis.

Dia mengarahkan pedang di tangan kirinya ke depan, dan mengayunkan pedang di tangan kanannya dengan ringan, membentuk lingkaran.

Itu tindakan yang sederhana. Tapi, efeknya tidak sesederhana itu.

Bilah yang tak terhitung jumlahnya, menyapu melewati para Valkyrie, seperti hembusan angin.

Chwaaak!

Sekitar selusin Valkyrie terbunuh pada saat yang bersamaan.

Menyaksikan para Valkyrie dipotong-potong di udara, Cinzia merasakan hawa dingin menjalar di punggungnya.

Bagian belakang lehernya terasa dingin.

‘Tidak mungkin.’

Ketika dia melihat ke bawah, pedang kiri Twisted Kindness sudah mengenai lehernya dari belakang.

Cinzia pada dasarnya memberi Twisted Kindness izin untuk menyerangnya, ketika dia membiarkan musuh menusukkan pedang di tangan kirinya.

Dentang!

Seandainya bukan karena tombak hijau yang datang dengan cepat, kepalanya pasti sudah melayang di udara sekarang.

Twisted Kindness mendengus, saat dia melihat Baek Haeju menyerang ke arahnya, dan memancarkan Reinforced Sword Qi.

“Datang.”

Zwooong!

Lingkaran sihir merah tua muncul, di mana Twisted Kindness menunjuk.

“Enam Domain Alam Willpower!”

Baut petir berwarna darah, jatuh dari lingkaran yang berputar.

Wajah Baek Haeju berkerut, saat dia tersentak ke belakang, nyaris tak lolos dari petir.

Inilah tepatnya yang ditakuti Chohong.

Sebagai imbalan atas satu gangguan dalam aliran Twisted Kindness…

Teresa dan selusin lainnya terbunuh atau terluka parah. Dan salah satu Executor dari Seven Sins dan Level 9, hampir kehilangan nyawanya.

Valhalla sejauh ini pernah mengalami banyak situasi sulit seperti ini. Yang mana, semuanya mengakibatkan pengorbanan rekan-rekan mereka.

Dan bahkan sekarang, Twisted Kindness tidak lengah sedikit pun. Dia hanya mencoba mengubah pola serangannya. Karena, dia bisa melihat jika lawan-lawannya sudah terbiasa dengan polanya yang lama.

Tidak masalah baginya jika mereka menghentikan alirannya. Dia baru saja akan memulai yang baru.

Sesederhana itu.

Twisted Kindness melebarkan sayapnya lebar-lebar, dan bersiap untuk terbang.

Lalu.

Tiba-tiba, seekor naga api membubung di belakang Twisted Kindness dan menyerbu ke arahnya.

Meskipun mana naga sangat kuat, sehingga melebihi kapasitas yang diperbolehkan untuk manusia…

“Hmm.”

Twisted Kindness berputar sekali di udara, dan naga api itu menghilang dalam pusaran kabut.

“Aku lupa kamu ada di sini.”

Saat dia berkata demikian, dia sudah berdiri di belakang Ifrit (naga api).

“Kalian agak merepotkan…”

KWANG!

Tiba-tiba, Twisted Kindness menghantam bumi.

Sebuah kaki ramping menekan tubuhnya.

Burung phoenix yang telah menunggu dengan sabar kesempatan untuk menyerang, meramalkan jika musuh akan mendekati Ifrit, dan meluncur ke arahnya pada saat yang tepat.

[KWAAAAA!]

Api yang menyembur dari paruh burung phoenix, yang membakar Twisted Kindness, yang tertancap di tanah.

Tapi, Army Commander itu menekan tangannya ke tanah, dan menarik dirinya ke atas. Tampaknya, dia tidak terpengaruh oleh api yang mengelilinginya.

[Eng…!]

Meskipun phoenix menekan dengan sekuat tenaga, kakinya perlahan terangkat.

[MAATTIII!]

[Semuanya, tangkap dia![

Semua orang menyerbu musuh, mengira ini adalah kesempatan mereka.

Earthling menuangkan mana mereka, yang lain menyodorkan senjata mereka, dan pasukan roh pendendam menempel pada musuh.

Pada akhirnya, mereka menjadi satu gumpalan besar, yang mengelilingi Twisted Kindness.

Tapi, itu saja.

Tiba-tiba, benjolan itu mulai bergetar dan retak.

Ini bergetar sekitar dua kali lagi, dan kemudian…

KWANG!

Hanya dengan tindakan sederhana berdiri dan meregangkan tubuh, Twisted Kindness menghempaskan semua orang. Dan semua yang telah menelannya, termasuk burung phoenix, dalam sekejap mata terhempas menjauh.

Itu benar-benar pertunjukan kekuatan yang menakutkan.

“K-Kelilingi dia lagi…!”

Para prajurit gemetar ketakutan melihat pemandangan itu. Tapi, mereka dengan cepat berkumpul lagi.

“Tidak, hentikan! Kalian seharusnya…!”

Chohong berteriak, tapi dia sudah terlambat.

KWANG!

Twisted Kindness memancarkan divinity-nya.

Gelombang besar menyebar ke seluruh medan perang.

Tubuh dan jiwa rapuh yang disentuhnya, hancur berkeping-keping.

Bahkan para High Ranker yang tetap waspada dan berjaga-jaga, terjatuh saat mereka mundur.

“Berapa lama kamu berencana untuk bersembunyi seperti tikus, dan menunggu aku melakukan kesalahan?”

Suara Twisted Kindness bergema di udara, saat potongan daging menghujani medan perang.

“Kamu tidak lagi membutuhkan sihir teleportasi. Jadi, kenapa kamu tidak keluar?”

Dia sedang berbicara dengan Baek Haeju dan burung phoenix.

“Yah, aku rasa itu tidak masalah. Aku selalu bisa menyeretmu keluar dengan paksa.”

Selusin atau lebih lingkaran sihir naik ke udara, masing-masing memancarkan sihir dengan warna berbeda.

Pada saat yang sama, tubuh Twisted Kindness terbelah menjadi dua, empat, delapan, lalu dua belas. Seolah-olah, dia sedang mengkloning dirinya sendiri.

Dua belas Twisted Kindnesses membuka mulut mereka lebar-lebar. Dan dua belas sinar yang berbeda, ditembakkan dari tenggorokan mereka.

Kemudian, naga itu mulai berputar-putar di udara, dengan tangan terbuka lebar.

Boom, boom, boom, boom, boom, boom.

Cahaya meledak dua belas kali, diikuti dengan pemboman yang mengertikan.

Neraka turun di sini.

Jeritan kesakitan dan teror naik ke udara. Seolah-olah, menyaksikan benteng bersenjata lengkap yang memusnahkan sekelompok zombie tak berdaya.

Itu pemandangan yang aneh.

Dalam pertarungan antara mayoritas dan minoritas, yang terakhir selalu dirugikan.

Tapi saat ini, pasukan sekutu hampir tidak bisa bertahan untuk melawan satu musuh pun.

Mereka bahkan tidak bisa bermimpi untuk membalas. Upaya terbaik mereka hanya mampu untuk menunda gerakan Twisted Kindness, satu milidetik.

‘Tidak mungkin…!’

Hal ini membuat kaget Agnes dan Cinzia, yang jarang menunjukkan emosi. Kedatangan mereka tidak mengubah situasi.

Mereka agak mengira ini akan terjadi. Tapi, hanya mengharapkan sesuatu dan benar-benar mengalaminya, adalah dua hal yang sama sekali berbeda.

Twisted Kindness tidak menggertak, ketika dia mengatakan jika dia akan mengurangi setengah dari kekuatan sekutu.

Penambahan beberapa orang lagi, tak akan mempengaruhinya sama sekali.

Pasukan tambahan dengan cepat tiba di tempat kejadian. Tapi, lawannya bukanlah seseorang yang bisa dikalahkan dengan jumlah.

‘Jika ini masalahnya, kita harus…!’

Sekalipun mereka memiliki seember penuh air, jika mereka memercikkannya dalam jumlah kecil, itu tidak akan membantu untuk mematikan api.

Mereka akan memiliki kesempatan yang lebih baik, jika mereka mengambil seember air, dan mengosongkan semuanya sekaligus.

Dengan kata lain…

Jika mereka membiarkan hal ini terus berlanjut, mereka hanya akan membuang-buang sumber daya.

Mereka lebih efisien, ketika jumlah orang lebih sedikit.

Masalahnya adalah mereka tidak dapat melihat bagaimana hal itu akan membantu mereka sekarang, jika yang lainnya diperintahkan untuk mundur.

Jam terus berdetak.

Mereka harus mengalahkan Twisted Kindness secepat mungkin, dan membantu Seol Jihu.

‘Bagaimana kita bisa…’

Meskipun situasinya menguntungkan bagi mereka, pasukan sekutu merasa putus asa untuk pertama kalinya.

[Nah… Aku tidak mengerti, bagaimana mereka akan berhasil.]

Bahkan Roselle yang telah menonton pertempuran dari dalam Seol Jihu, mendecakkan lidahnya dan menggelengkan kepala.

Pertarungan jarak dekat dan sihir. Twisted Kindness unggul di kedua bidang itu.

Kehadiran Roselle tak akan banyak mengubah situasi, karena musuh begitu ‘sempurna’.

Saat pasukan sekutu berjuang, untuk mempertahankan posisi mereka…

Twisted Kindness juga merasa gelisah.

Dia hanya tidak menunjukkannya di luar.

‘Cepat…!’

Twisted Kindness tanpa sadar melirik ke arah musuh.

Dia mengerti, mengapa Ratu Parasit tidak bisa datang membantunya. Dia harus memenuhi harapan ratu-nya, apapun yang terjadi.

Sekarang, hampir 100 lingkaran sihir berputar di belakang Twisted Kindness.

Tiba-tiba, lingkaran sihir baru mulai terbentuk di tengah itu semua.

Itu adalah lingkaran sihir teleportasi.

Ini adalah tujuannya sejak awal. Twisted Kindness sengaja membuat kekacauan, agar dia bisa berpindah tempat.

Dia mengira, musuh-musuhnya akan menginterupsi dia sekarang juga… tapi, mereka sepertinya terlalu sibuk dengan apa yang ada di depan mereka, untuk mengendalikan diri.

Saat lingkaran sihir hampir selesai, Twisted Kindness tersenyum dalam hati.

‘Bagus.’

Lalu.

“Kkeuuk!”

Sebuah jeritan keluar dari tenggorokan Twisted Kindness.

Penglihatan Army Commander itu bergetar hebat, dari kiri ke kanan.

Kemudian, tubuhnya yang berputar, tiba-tiba berhenti.

Ketika Twisted Kindness sadar, tubuhnya telah direduksi menjadi hanya satu.

Lingkaran teleportasi juga telah menghilang.

Tak ada peringatan awal apapun. Tak ada yang muncul di radarnya.

Tapi, divinity yang sangat besar yang muncul entah dari mana, mencoba untuk mengganggu pikiran dan tubuhnya, dan berusaha mengendalikan aliran energinya.

Efeknya masih berlangsung.

“Apa…!”

Seluruh tubuh Twisted Kindness bergetar.

Ditekan oleh energi yang tidak diketahui, dia nyaris tidak menggerakkan kepalanya. Dia gemetar.

Mata Twisted Kindness membelalak keheranan, ketika dia akhirnya melihat apa yang ada di bawah.

Warna bumi telah berubah.

Apa yang seharusnya abu-abu, sekarang menjadi coklat terang.

Bahkan, tanah yang terbakar oleh serangan sebelumnya, perlahan-lahan mendapatkan kembali warna aslinya.

Tapi, warna itu bukan satu-satunya hal yang berbeda.

Bunga-bunga bermekaran di atas tanah yang rusak.

Biji dan bunga bertunas. Rumput serta pohon mulai tumbuh.

Abu-abu menjadi cokelat, dan cokelat menjadi hijau. Itu menyebar jauh dan luas, melampaui Twisted Kindness dan melampaui Kekaisaran.

Akhirnya, seluruh medan perang diwarnai dengan warna hijau segar.

Akhirnya, tanah yang rusak itu dimurnikan sepenuhnya, dan dikembalikan ke bentuk aslinya.

Tak lama kemudian, kunang-kunang mulai bermunculan dari area hijau ini.

Tatapan Twisted Kindness mengikuti kunang-kunang itu, dan kemudian tiba-tiba berhenti.

‘Tunggu sebentar.’

Matanya membelalak, begitu dia melihat ke depan.

Itu memantulkan bayangan World Tree, yang telah tumbuh cukup tinggi, untuk menyentuh langit.

‘Sudah…!’

Migrasi World Tree akhirnya selesai.

Tidak, itu lebih dari sekedar migrasi.

World Tree menghidupkan kembali tanah mati.

Pada saat inilah, pasukan sekutu lolos dari pengaruh tanah yang rusak untuk selamanya. Dan, Twisted Kindness terpaksa meninggalkan rencana aslinya.




< Prev  I  Index  I  Next >

Post a Comment for "SCG_479"