OL_V01C01P02.2
OL_V01C01P02
1. The End and The Beginning - Akhir dan Awal
Part 2.2
"Ooh..."
Bahkan, Momonga merasa takjub dengan ruangan ini. Dia yakin,
jika skala kemegahannya adalah nomer satu, di seluruh Yggdrasil.
Ruangan ini sangat sempurna, hingga akhir.
Momonga melangkah ke dalam aula. Ruangan itu sangat luas, sampai bisa menelan setiap suara dari langkah kakinya. Lalu, dia berputar dan memandang NPC wanita, yang berdiri di samping tahta.
Dibungkus pakaian berwarna putih murni, dia adalah wanita
cantik dengan wajah dewi. Sangat berlawanan dengan pakaiannya, dia mempunyai
rambut hitam kelam yang menggoda, yang mengalir ke bawah hingga pinggangnya.
Meskipun matanya yang berwarna keemasan terlihat aneh, dia
tak terbantahkan cantik. Tangannya yang ramping, sedang memegang benda yang
terlihat seperti tongkat. Dengan panjang 45cm dan di pucuknya ada bola hitam, tongkat
itu melayang di udara.
Momonga tak lupa namanya.
Namanya adalah Albedo, Overseer (Pengawas)
dari seluruh Guardian Floor dari Great Underground Tomb of Nazarick. Dia
adalah NPC yang mengepalai 7 Guardian Floor. Dan artinya, dia berada di tingkat
teratas dari seluruh NPC di sini. Karena alasan itu, dia diperbolehkan tetap
berada di rang tahta.
Momonga melihat Albedo dengan mata tajam, dan
bertanya-tanya:
"Aku tahu, dia punya item World-class. Tapi, bagaimana
dia bisa punya dua sekarang?"
Di seluruh Yggdrasil, hanya ada 200 item World-class.
Masing-masing item mempunyai kemampuan yang unik. Dan
beberapa di antaranya, mampu menghancurkan keseimbangan game. Tentu saja, tak
semua item World-class punya kemampuan yang menghancurkan game.
Namun, jika seorang player berhasil mendapatkan item World-class,
reputasi player itu akan naik hingga ke level tertinggi.
Ainz Ooal Gown punya 11 item World-class. Dan guild itu juga
termasuk salah satu guild dengan item legendary terbayak. Dibanding guild
lainnya, ada gap yang mencolok. Karena, guild yang mengincarnya, hanya ada 3
guild.
Dengan persetujuan dari anggota guild-nya, Momonga memilik
salah satu dari item terkuat ini. Yang lainnya tersebar di dalam Nazarick. Kebanyakan
dari itu tersimpan di dalam ruangan harta, di bawah pengawasan para avatar.
Hanya ada satu penjelasan, bagaimana Albedo bisa memiliki
harta yang rahasia itu, tanpa diketahui Momonga. Itu pasti diberikan oleh
anggota guild yang menciptakanya.
Ainz Ooal Gown adalah guild yang mengambil suara terbanyak.
Sangat terlarang, bagi satu orang saja untuk memindahkan harta-harta yang
dikumpulkan oleh setiap anggota.
Dengan muka sedikit tak enak, Momonga berpikir untuk
mengembalikannya.
Tapi, hari ini adalah hari terakhir. Dan setelah berpikir
panjang, bagaimana Albedo sangat disayangi oleh temannya. Dia memutuskan untuk
membiarkannya.
"Berhenti di sana."
Setelah sampai di tangga beberapa langkah, dia meyadari
langkah-langkah kaki yang mengikutinya. Momonga tersenyum pahit. Tapi, ekspresi
di tengkorak-nya tak berubah sama sekali.
NPC tak mengerti perintah apapun, di luar dari yang
diprogramkan sebelumnya. Kamu harus memberikan kalimat yang spesifik, untuk
memerintahkan mereka agar menerima perintah.
Karena lupa, Momonga sadar, jika sudah lama dia tak
memberikan perintah pada NPC di sini.
"…Standby."
Langkah kaki itu pun berhenti.
Setelah Momonga memberikan perintah langsung, dia naik
hingga ada di depan kursi tahta.
Momonga menatap terang-terangan pada Albedo, yang berdiri di
sampingnya. Dia jarang berkunjung ke ruangan ini di masa lalu. Jadi, dia tak
pernah memperhatikannya sebelum ini.
"Aku penasaran, apa pengaturannya."
Yang hanya diingat oleh Momonga adalah, peran Albedo adalah Overseer
seluruh Guardian Floor, dan dia adalah NPC dengan peringkat tertinggi di Great
Underground Tomb of Nazarick.
Karena penasaran, Momonga mengoperasikan console, dan
menggunakan pengaturan detail dari Albedo.
Sebuah teks yang banyak dan rapat, membanjiri
penglihatannya. Panjangnya tak sama dengan puisi epik.
Kelihatannya, dengan membaca semuanya saja, bisa membuatnya
terlewat saat waktu server dimatikan.
Dengan perasaan seperti menginjak jebakan, wajah Momonga
yang tidak bergerak, mulai bergetar.
Jauh di dalam hatinya, dia ingin memarahi dirinya sendiri. Karena
dia lupa, kalau anggota yang merancang Albedo, adalah orang yang sangat teliti.
Karena dia sudah mulai membaca, dia memutuskan untuk
melihatnya hingga akhir. Tanpa memperdulikan isi detailnya, dia melewati ‘dinding
teks’ itu dengan cepat.
Setelah melewati semua teks yang panjang, Momonga akhirnya
mencapai bagian akhir dari pengaturannya. Tapi, setelah membaca apa yang
tertulis di sina, pikirannya langsung berhenti.
[Dia juga seorang nympho.]
Dia kehabisan kata-kata.
"...Huh? Apa-apaan ini?"
Momonga tak bisa menahan kekagetannya. Karena ragu, dia
membacanya berulang kali, tapi tetap sama. Bahkan, setelah beberapa saat
memikirkannya, dia tak bisa mendapatkan jawaban lain.
"Seorang nympho... artinya, hasrat seksualnya sangat
besar?"
Setiap 41 anggota yang bertugas untuk pengaturan, setidaknya
pada satu NPC. Apa mungkin, salah satu dari mereka, memutuskan pengaturan
seperti ini, pada karakter mereka sendiri?
Momonga bertanya-tanya.
Mungkin, dia bisa mendapatkan arti lain dibalik itu, setelah
membaca seluruh teks.
Tapi di antara anggota guild, memang ada orang yang akan
muncul dengan pengaturan yang berbeda dan aneh seperti itu. Salah satu dari
orang itu adalah 'Tabula Smaragdina', yang menciptakan Albedo.
"Ah, dia memang gila, dengan kejanggalan dari sebuah
karakter, kan? Meskipun begitu..."
Bukankah itu sudah agak keterlaluan?
Setiap NPC yang dibuat oleh anggota, adalah salah satu dari
warisan guild. Momonga merasa tak enak dengan Albedo, yang termasuk peringkat teratas
di antara para NPC, memiliki pengaturan seperti itu.
"Hmm…"
Apa boleh, dirinya merubah NPC yang dibuat oleh anggota
guild?
Setelah memikirkan sejenak, Momonga akhirnya memutuskan.
"Ayo kita rubah."
Sekarang, senjata guild berada dalam genggamannya, dia benar-benar
seperti seorang guildmaster. Seharusnya tak apa-apa, jika dia ingin menggunakan
hak prerogratifnya. Keraguan Momonga hilang, dengan alasan logis, jika dia
seharusnya memperbaiki ‘kerusakan’ dari anggota guild-nya.
Momonga menggerakkan tangan yang memegang staff. Biasanya,
dia butuh tool editing untuk merubah pengaturan. Tapi, karena saat ini dia
sedang menggunakan hak istimewa sebagai guildmaster, dia bisa mengaksesnya
langsung.
Mengoperasikan console-nya, dia langsung menghapus sebuah
kalimat.
"Ini jadi lebih bagus sekarang."
Ketika melihat ruang kosong di pengaturan Albedo, Momonga
berpikir sejenak.
‘Mungkin seharusnya, aku meletakkan sesuatu di dalamnya.’
"Tidak, itu adalah hal yang bodoh."
Menertawakan rencana yang terbesit di otaknya, dia
mengetikkan sesuatu pada keypad console. Sebuah kalimat tunggal:
[Dia juga jatuh cinta pada Momonga]
"Wow, ini benar-benar memalukan."
Dengan menutup tangan pada wajahnya, Momonga merasa sangat
mal,u terhadap tingkahnya. Itu seperti memprogram kekasih ideal impiannya,
dengan plot cinta.
Meskipun dia ingin menulis ulang lagi. Dia memutuskan
membiarkannya saja.
Hari ini, game ini akan berakhir. Dan, perasaan malu ini
akan segera hilang. Pada akhirnya, bagian yang dia hapus dan ditambahkan,
panjangnya sama. Jika ada bagian ruang kosong yang tersisa, Momonga akan merasa
tak enak dengan hal itu.
Duduk di singgasana, Momonga melihat sekeliling ruangan, dan
melihat Sebastian dan para maid berdiri tanpa bergerak, sama sekali. Meskipun
mereka berkumpul di tempat yang sama. Rasanya, dia seperti terisolasi.
‘Aku rasa, ada perintah seperti ini.’
Momonga teringat sebuah perintah yang tak pernah ia gunakan
di masa lalu. Dia menggenggam tangannya, dan menarik kebawah.
"Berlutut."
Albedo, Sebastian, dan para Pleiades berlutut
berturut-turut.
‘Semuanya sudah siap.’
Momonga mengangkat tangan kirinya, untuk melihat jam
hologramnya.
23:55:48
Tepat di saat terakhir.
Mungkin, GM sudah mulai menyebarkan berita, dan menyalakan
kembang api di luar. Tapi, dia di dalam sini merenung, benar-benar terisolasi
dari dunia luar, Momonga tak tahu itu.
Momonga menyandarkan punggungnya ke singgasana, dan melihat
ke atap dengan perlahan.
Dengan pertimbangan, jika ini adalah markas legendaris yang
menghancurkan pasukan ekspedisi besar di masa lalu. Momonga mengira, mungkin
saja, ada beberapa player yang mungkin mencoba untuk menginvasi Nazarick, di
hari akhir.
Dia sedang menunggu. Menerima tantangan terakhir, sebaga
seorang guildmaster.
Meskipun dia mengirimkan email kepada teman-teman lamanya,
hampir tak ada satupun yang muncul.
Dia menunggu. Untuk menyambut teman-teman lamanya sekali
lagi, sebagai seorang guildmaster.
‘Sekarang, kita adalah sisa-sisa dari masa lalu...’
Momonga memikirkannya dalam hati.
Guild ini sekarang seperti kerang yang kosong. Namun, dia
masih gembira.
Matanya melihat bendera besar yang menggantung di atap.
Jumlahnya adalah 41.
Satu bendera untuk setiap anggota guild, masing-masing
memiliki desain sendiri. Momonga mengangkat jarinya yang kurus, dan mengarah
pada salah satu bendera.
"Aku."
Lalu, dia menggerakkan jari ke bendera selanjutnya. Itu
adalah milik salah satu dari Ainz Ooal Gown... bukan, salah satu dari player
terkuat Yggdrasil.
Pendiri guild yang dulu mengumpulkan ‘sembilan orang pertama’.
"Touch Me."
Selanjutnya, dia menunjuk bendera dari orang yang bekerja
sebagai profesor di universitas, di dunia nyata. Dan juga, orang tertua di Ainz
Ooal Gown.
"Shi-juuten Suzaku."
Jarinya bergerak lebih cepat dan semakin cepat, menunjuk
bendera milik salah satu dari 3 orang anggota wanita Ainz Ooal Gown.
"Azuki Mochi."
Momonga mengucapkan nama pemilik bendera itu dengan lembut.
"Meromero, Peroroncino, Simmering Teapot, Tabula Smaragdina,
Takemikazuchi, Variable Talisman."
Mengingat nama-nama dari 40 temannya, bukanlah perkara yang
sulit bagi Momonga.
Nama-nama temannya, sangat lekat di otaknya.
Momonga bersandar lagi.
"Yah, memang menyenangkan..."
Disamping biaya bulanan, Momonga menghabiskan hampir semua gaji
bulanannya untuk pembelian in-game. Memang pendapatannya tak tinggi. Hanya saja,
dia tak punya hobi lain. jadi, dia menghabiskan sebagian besar uangnya untuk
Yggdrasil.
Game ini memiliki sistem, di mana player bisa membayar
sebuah pembelian, untuk berpartisipasi pada sebuah lotre, untuk memenangkan
item rare. Dan, Momonga menghabiskan sebagian besar uangnya untuk ini.
Setelah beberapa kali pembelian, dia berhasil mendapatkan
banyak item rare. Tapi setelah mendengar salah satu anggota guild-nya berhasil
memenangkan lotre hanya dengan uang makan siangnya… Momonga merasa iri.
Karena setiap anggota Ainz Ooal Gown adalah anggota aktif
dari sebuah organisasi, setiap orang menghabiskan uang untuk membelinya. Tapi,
Momonga berbeda jauh dengan yang lainnya.
Dia sangat kecanduan. Pergi berkelana memang menarik. Tapi,
berkelana bebas dengan teman-temannya, adalah hal yang paling menyenangkan.
Bagi Momonga yang tak punya teman atau anggota keluarga lagi
di dunia nyata. Ingatannya ketika dia menghabiskan waktu dengan temannya di
Ainz Ooal Gown, adalah hanya itu yang ia miliki.
Hari ini, guild itu akan hilang.
Dengan hati penuh penyesalan dan kacau, dia memegang staff
dengan erat. Momonga hanya lah orang biasa, dia tak punya kekuatan finansial
atau koneksi, yang bisa merubah kenyataan ini. Dia hanya bisa menunggu waktu
yang semakin habis, bagi semua player, di server Yggdrasil.
Jam Hologram itu menunjukkan waktu 23:57. Server akan
berakhir pada 00:00.
Waktu semakin habis.
Dunia virtual ini akan kembali ke dunia nyata.
Ini memang jelas. Manusia tak bisa hidup di dunia virtual. Jadi,
semuanya akan pergi suatu saat, cepat atau lambat.
‘Besok, aku akan bangun jam 4 pagi. Aku harus segera
tidur, setelah server dimatikan. Jadi, pekerjaanku tak akan terganggu besok.’
23:59:35.
36…
37...
Momonga menghitung setiap detik dengan pelan.
23:59:48.
49…
50...
Momonga memejamkan matanya.
23:59:58.
59….
Dengan jam yang menunjukkan detik-detik akhir, dia menunggu
akhir dari dunia fantasi ini.
Lalu, dia akan dipaksa logout...
0:00:00.
1…
2…
3...
"...Huh?"
Momonga membuka mata.
Dia tak kembali ke kamarnya. Dia masih duduk di ruang
singgasana di dalam Yggdrasil.
"Apa yang terjadi?"
Waktunya benar. Saat ini, dia seharusnya sudah dipaksa logout
dari server yang mati.
0:00:38
Waktu sudah lewat dari yang ditetapkan. Dan kelihatannya,
sistem tidak error. Jadi, tak mungkin ini salah.
Momonga melihat sekeliling dengan bingung, mencari sebuah
penjelasan.
"Apa mereka menunda shutdown-nya? Atau, mereka
memutuskan untuk tidak jadi mematikannya sekarang?"
Banyak penjelasan yang datang ke otaknya. Tapi, tak ada satu
pun yang kelihatannya benar. Penjelasan yang mungkin adalah, adanya penundaan
penghentian server, karena ada error pada sistem.
Jika itu masalahnya, GM seharusnya membuat statemen tersebut
saat ini. Momonga segera mencoba menemukan berita apapun tentang shutdown dari
channel chat... tapi tiba-tiba, dia berhenti.
Tak ada tampilan kontrol.
"Apa…?"
Meskipun Momonga merasa tak tenang dan bingung, dia juga
sedikit kaget. Dia mencoba semua fungsi yang digunakan di Game: Forced System
Access, Chat, Call GM, Log Out, dan lain-lain.
Tak ada yang berhasil. Kelihatannya, itu seperti dihapuskan
dari sistem.
"Apa yang terjadi di sini...?"
Kemarahannya keluar, dan menggema di Ruang Tahta, lalu
hilang.
Kejadian seperti ini terjadi di hari terakhir, di mana
semuanya seharusnya sudah berakhir...
Apakah para pengembang (GM) menipu semua orang?
Suara Momonga terdengar marah. Dan dia merasa frustasi ,karena
tak menerima akhir yang hebat.
Biasanya, tak ada respon dari kemarahannya itu.
Tapi...
"Apakah semuanya baik-baik saja, Tuan Momonga?"
Pertama kalinya, Momonga mendengar suara wanita yang manis
seperti itu.
Meskipun dia kaget, Momonga mulai mencari sumber suara itu.
Ketika dia menemukan siapa itu, dia pun terdiam tak bisa berkata apapun.
Suara itu berasal dari seorang NPC.
Dia adalah Albedo.
Post a Comment for "OL_V01C01P02.2"
comment guys. haha