LMS_V02E01P05

1. Negeri Mitos (5)
Weed membiarkan salah satu lizardmen menyerangnya lagi. Dia
terkena damage jauh lebih sedikit, karena perlindungan suci dari Irene. Menunjukkan
bahwa Irene telah meningkatkan level skillnya selama ini.
҅Inilah yang aku sukai,
saat berburu sebagai sebuah party.҆pikir dia dengan puas.
Para Priest dan Priestess sangat dihormati dan dihargai dimanapun,
karena kemampuan mereka yang berbeda. Terlepas dari level skill mereka, party
manapun mau mengajak mereka.
Meskipun Irene sedikit rendah dalam levelnya, dia telah
mempertajam skill-skillnya, dan merupakan aset yang diperlukan dalam berburu
monster.
Skill First Aid/medis yang Weed pelajari, hanya berguna saat
ia tak dalam pertempuran. Meskipun itu masih tak bisa dibandingkan dengan
Healing Hand milik seorang Priestess.
Setelah menegur Weed, Irene memberi senyum kecil.
"Tetapi memang seperti itulah dirimu, Weed-nim. Langsung
menyerbu ke arah musuh."
Weed tak pernah memutar punggungnya pada monster yang datang
menyerangnya. Karena di dalam mereka, ada EXP tercinta! Kecuali untuk monster
yang ia anggap terlalu sulit untuk dihadapi pada levelnya saat ini, Weed
menikmati melompat ke dalam segerombolan monster dan membunuh mereka semua.
Sambil menggerakkan tangan dan kakinya seperti orang gila, ia
merasakan kebebasan. Dia mengumpulkan EXP, naik level, mengambil item-item, dan
meng-upgradeskill-skillnya.
Masing-masing langkah sangat menyenangkan, dan hasilnya
selalu layak untuk setiap tetes keringat dan darahnya. Sebelumnya, di Continent
of Magic, hingga sekarang, Weed selalu menjadi orang pertama yang bertarung
dengan monster saat ia melihat mereka.
"Triple! Backstab!"
Segera setelah MPnya teregenerasi, Weed menggunakan skill
tempurnya. Prioritasnya sekarang, untuk meningkatkan level skillnya. Lagian, MP
yang terpakai akan terisi lagi.
*Ding*
[Anda gagal mengaktifkan skill!]
Karena level skillnya dalam berbagai skill tempur mendekati
nol, ia sering gagal mengaktifkan skill. Ketika teknik pedang tak muncul, dia
akan terkena stun, dan tak bisa bergerak selama beberapa detik.
Selama saat-saat inilah, Weed mengandalkan rekan-rekannya
dan terus berusaha mengeluarkan skill tempurnya.
Dia merasa nyaman, karena mengetahui jika ada seseorang
dibelakang punggungnya. Serangannya yang tak bisa dihentikan, menghabisi
lizardmen dalam sekejap mata.
"....."
Ketika pertempuran berakhir, rekan-rekannya menatap Weed dengan
linglung. Ketegangan mereka masih tinggi memikirkan menghadapi 5 lizardmen, tapi
itu berakhir bahkan sebelum Surka atau Pale mendekati bahaya serius.
"Weed-nim, skill itu..."
"Itu sangat kuat." Pale dan Surka protes hampir
bersamaan.
"Uh, itu..." kata Weed.
"Kamu sudah naik level sebanyak itu. Aku pikir kamu tak
benar-benar membutuhkan kami." kata Romuna.
"Itu tak benar." Weed menggelengkan kepalanya.
"Skill itu menguras setidaknya 300 MP, dan itu untuk gerakan yang paling
lemah. Jadi aku tak bisa menggunakannya lebih dari tiga kali berturut-
turut."
"Ehhhhhhh!?" mereka berkata pada saat yang sama.
Weed menunggu sampai kekagetan mereka berhenti.
"Aku hanya punya 230 MP. Ini artinya, aku bahkan tak
bisa mencobanya sekali saja... Lalu, Weed-nim, bisa beritahu kami, berapa
banyak MP yang kamu miliki. Karena kamu bisa menggunakannya tiga kali?"
Pale bertanya dengan tak percaya.
"Sedikit di atas 900." kata Weed.
"Ya ampun!"
Pale tampak terkejut. Romuna si Mage dan Irene si Priestess
memiliki sekitar 500 MP.
MP mereka di atas rata-rata player dengan level yang sama,
tetapi jumlah MP yang diakui Weed, membuat mereka menjatuhkan rahang.
Weed menceritakan pada mereka apa yang telah ia alami.
Questnya dalam mengkonversi menjadi profesi Legendary Moonlight Sculptor telah
melampaui segala aturan konvensional.
Seorang player memilih profesi utamanya rata-rata di level
5, dan di sini adalah seorang pria yang mengubah kelas Sculptor, sekitar level
60 dan telah melalui berbagai cobaan.
Pale mendesah, "Kamu bukan hanya sekedar seorang
Sculptor, tetapi Moonlight Sculptor. Sebuah profesi rahasia. Aku tak tahu bahwa
kau juga adalah selebriti Sculptor yang dirumorkan di kota."
"Dirumorkan?" tanya Weed.
"Kami mendengar, jika seseorang membuat patung dan
menjualnya di Benteng Serabourg. Kami juga ingin membeli, tetapi kami tak punya
cukup uang." kata Irene.
Irene menatap Weed dengan mata penuh keinginan. Sudah jelas,
apa yang ia inginkan darinya.
"Aku benar-benar tak berniat menyembunyikannya dari
kalian. Tapi, ngomong-ngomong aku akan membuatkan sebuah patung untuk
kalian."
"Terimakasih, Weed-nim!" dia berteriak gembira.
"Sama."
"Aku ingin punya satu jika kamu tak keberatan."
kata Pale.
Weed berjanji untuk membuatkan sebuah patung untuk setiap
rekan dalam partynya.
"Sekarang kita sudah cukup istirahat. Ayo pergi dan
bunuh beberapa lizardmen lagi. Quest ini punya batas waktu, jadi kita lebih
baik menyelesaikannya sebelum terlambat."
"Tentu."
Weed memimpin rekan-rekannya lagi, melawan para lizardmen
yang menghalangi mereka. Di kebanyakan kasus, Weed memulai dengan serangan
kritikal pada musuh, Pale beserta Surka melanjutkannya dan membunuh mereka
dengan cepat.
Romuna bertanggung jawab untuk menghabisi satu atau dua
lizardmen yang berada di kejauhan, jika ada lebih banyak monster dari yang bisa
mereka tangani.
Sisanya dibunuh oleh Weed dan Surka, sementara rekan yang
lain beristirahat untuk memulihkan MP. Mereka mengkoordinasikan taktik tempur
yang paling sesuai.
Di masa lalu, banyak rubah, serigala, dan beruang telah
menjadi korban mereka. Meninggalkan bulu dan daging, dan sekarang korbannya
beralih pada para lizardmen.
Kecepatannya jauh lebih cepat daripada saat Weed berburu
sendirian, dan kontras dengan operasi pembersihan di Sarang Litvart dengan
prajurit Rosenheim. Weed dan rekan-rekannya tersingkron dalam sistem party,
yang artinya bahwa perolehan EXP dikumpulkan dan dibagikan dengan adil di antara
mereka semua.
Weed tak perlu berusaha untuk memberikan pukulan terakhir
pada musuh yang sekarat. Entah dia hanya diam berdiri, ia akan menerima
pembagian minimum dari EXP karena kontribusinya yang sedikit. Tetapi, itu
bukanlah gaya Weed.
"Wow! Para reptil ini jauh lebih kaya daripada
kelihatannya, bukan?"
Surka berseru, pada pemandangan item-item yang dijatuhkan
oleh lizardmen yang terbunuh. Item dropnya, termasuk sarung tangan baja dan
pelindung dada. Selain itu, mereka mendapatkan sebuah cincin.
*Ding*
[Item : Mana Ring
Efek :
Meningkatkan maksimum MP (+3% MP)]
Pertama kalinya party tersebut melihat sebuah aksesoris seperti
sebuah cincin.
"Siapa yang akan mengambil ini?" kata Surka.
Semua orang saling menatap satu sama lain, tetapi Mana Ring
itu berakhir pada Irene, karena mereka setuju jika pertempuran akan lebih aman asalkan
sang Priestess memiliki lebih banyak MP untuk mendukung yang lain.
Aturan pembagian item drop dalam party adalah siapapun yang
mengambil, akan memilikinya. Sebuah item langka sering berpindah tangan menurut
keinginan, tetapi item-item normal yang biasanya dijual di toko, bebas diambil
siapapun.
Itu terdengar seperti aturan yang sangat tak masuk akal. Tapi
mereka mendapati itu bisa diterima, mengingat sifat dari party mereka. Jika
mereka harus memilih seseorang untuk mengambil tanggung jawab penyimpanan item,
tentu akan dengan mudah melebihi batas beban barang untuk seberapa banyak yang
bisa ia bawa.
Itu sebabnya mereka membiarkan siapapun mengumpulkan
item-item sampai batas yang mereka bisa.
Weed dan Surka, yang aktif dalam pertempuran, biasanya
menjadi orang yang terakhir untuk mengambil item. Menyadari saat mereka tak
bisa membawa barang lagi, pertempuran sama saja seperti berakhir.
Ini adalah struktur dari party saat ini, jadi benar-benar
tak banyak pilihan yang tersedia.
Setelah mereka memulai pertarungan, mereka tak akan berhenti
sampai semuanya berakhir. Karena mereka telah memutuskan untuk menerobos masuk
ke markas para lizardmen, pertempuran tak akan berakhir sampai mereka membunuh
lizardmen yang terakhir.