Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V02E02P04

gambar


2. Patung Dewi Freya (4)



Ketika Weed berkata begitu, rekan-rekan timnya, yang telah mendengarkan percakapan mereka, tersenyum dan memberi selamat pada dia.
"Selamat, Weed-nim! Semoga berhasil." kata Surka.
"Aku pikir kita membuat kesalahan saat mengabaikan quest pasukan pembebasan. Tapi sekarang aku bangga dengan yang kita lakukan." kata Romuna, tersenyum.
"Nona Surka dan nona Romuna, terimakasih." kata Weed. "Tetapi jika aku menerima quest ini, aku tak bisa pergi berburu bersama kalian semua selama beberapa hari."
Weed mencari persetujuan dari rekan-rekannya, dan Pale yang memberikannya.
"Kami baik-baik saja. Apa yang tersisa dari quest pasukan pembebasan adalah membersihkan sisa-sisa lizardmen. Karena kita sudah bertemu banyak lizardmen, aku yakin kami bisa melakukannya sendiri. Sejujurnya, Weed-nim, kamu memiliki level yang jauh lebih tinggi dari kami, jadi kami benar- benar ingin kamu menerima quest ini."
Pale mengangkat beban dari pundak Weed. Sebenarnya, rekan-rekannya sedikit gelisah saat berburu dengan seseorang yang levelnya di atas mereka.
Karena Weed memainkan peran sebagai ketua dan penghasil damage terbanyak dalam pertempuran, mereka merasa seperti hiasan dalam petualangannya. Sebagai rekan sebenarnya, semua orang harus setara. Party tak bisa berkerja sama dengan baik, selama orang lain merasa jika dirinya berhutang pada satu orang secara khusus.
"Aku mengerti. Aku akan menerima quest tersebut." kata Weed, dan berjalan ke Ghandilva.
"Aku akan membuat patung Dewi Freya, pak."
*Ding*
[Anda telah menerima quest!]
"Terimakasih, Weed-nim. Tolong bersiaplah dan buatlah patungnya sesegera mungkin." kata Ghandilva.
Ketika Weed dan rekan-rekannya meninggalkan desa, Becker dan Hosram mendekati mereka bersama dengan bawahannya.
"Senang bertemu Anda lagi, Komandan." kata Becker.
"Di mana yang lain?" tanya Weed.
"Mereka mengejar para lizardmen yang melarikan diri." Hosram berkata sambil tersenyum.
Weed berpikir jika prajurit lain yang mengejar sisa-sisa dari para lizardmen.
"Bagaimana dengan kalian?" tanya Weed.
"Sir Darius memerintahkan semua prajurit dari Tentara Rosenheim untuk tetap di belakang." kata Becker.
Weed menduga jika Darius menugaskan prajurit Rosenheim untuk mempertahankan desa, jadi ia bisa mengambil semua pencapaian untuk dirinya sendiri.
Hanya prajurit Rosenheim yang ditinggalkan, bertugas menjaga desa.
****

Weed memimpin party-nya ke sebuah tempat terpencil. Benih itu ada di tangannya.
"Oh. Ngomong-ngomong, berbicara tentang hadiah yang kita dapatkan, setelah kita menyelamatkan penduduk desa. Sebenarnya, untuk apa benih itu?"
Menjawab pertanyaan Surka, Weed hanya menatap benih itu dan berkata, "Sejujurnya, aku punya sebuah buku aneh. Buku itu punya cerita ini tertulis di dalamnya..."
Kota Langit!
Ketika Weed memberitahu mereka tentang buku yang ia terima dari Volk, bahkan Pale yang biasanya tenang sangat terkejut.
Setiap petualang di benua Versailles memiliki sebuah impian.
Sebuah benua fantasi. Sebuah dataran penuh legenda dan misteri. Untuk meninggalkan jejak kakinya sendiri, di sebuah wilayah belum pernah ditemukan, di mana tak ada player yang pernah menjelajahi sebelumnya.
Mengeksplorasi sebuah dungeon yang tak diketahui, dan memecahkan rahasianya.
Orang yang menemukan sebuah wilayah baru, memperoleh banyak kesempatan, selain Fame yang besar. Kesempatan untuk berkembang, dan kesempatan untuk mati.
"Kota Langit? Apa kau serius ada tempat semacam itu? Aku pernah mendengar tentang Kota Bawah Tanah..." kata Pale.
"Kota Bawah Tanah?" tanya Weed.
"Ya, dikenal sebagai kota rahasia jauh di dalam bumi, dan para Dwarf yang membangunnya. Istana mereka terletak di sana."
"Bisakah para player yang memilih ras Dwarf sejak awal, pergi ke kota itu?"
"Belum tentu. Aku mendengar, tak semua Dwarf diijinkan masuk ke kota itu. Hanya sedikit orang yang tahu tempat itu. Jika kamu ke sana, kamu bisa mendapatkan skill blacksmith tingkat Advance, dan mempelajari skill pengrajin juga."
Para Dwarf.
Mereka adalah gangguan alami, untuk Weed yang memilih jalur Sculptor.
Bagi seorang player manusia yang mempelajari skill handicraft, ia harus memilih profesi utama yang berhubungan dengan skill kerajinan.
Seorang Sculptor bisa mempelajari skill handicraft di tahap dasar sculpture mastery.
Dalam kasus Weed, dia mendapatkannya bahkan sebelum ia memilih profesi. Karena ia telah menyelesaikan quest berantai unik, tentang penerus Zahab. Tetapi tak semua orang seberuntung dirinya.
Yakin, jika hampir tak seorangpun menerima hal yang sama.
Koki dan pandai besi harus terus meningkatkan skill mereka, setidaknya sampai tahap intermediate untuk mempelajari skill handicraft. Seorang penjahit bisa mempelajarinya,  saat ia meningkatkan level skillnya sampai level 8, pada skill basic menjahit.
Kecuali kamu memilih kelas kerajinan, kamu tak bisa mencapai tahap intermediate skill kerajinan apapun. Jadi jika kamu mau mempelajari skill handicraft, skill menjahit adalah skill yang harus dimiliki.
Tetapi para Dwarf lahir dengan skill handicraft, tepat setelah aktifasi akun baru.
Dengan stamina tak terbatas dan Strength tinggi secara alami, para Dwarf bahkan memiliki skill handicraft yang sangat tinggi!
Weed tak bisa menurunkan kewaspadaan terhadap ras itu.
Namun, menjadi seorang Dwarf memiliki kelemahannya sendiri. Para Dwarf sangat pendek, dan tak terlalu bagus dalam perapalan mantra, menunggang kuda, dan keahlian skill tempur.
Weed ingin mengunjungi Kota Bawah Tanah itu suatu hari.
"Jika aku punya kesempatan, aku ingin pergi ke sana." kata Weed.
"Itu tak akan mudah. Kudengar mereka sangat memusuhi manusia. Hanya para pengrajin yang dihormati di sana. Kecuali kamu mendapatkan pengakuan tingkat tertentu dari mereka, kamu akan ditolak masuk kota." kata Pale.
Master pemahat seperti Zahab dan Geihar Von Arpen, bisa memasuki Kota Bawah Tanah itu.
Aku punya firasat, jika di sana mungkin ada sesuatu yang terkait dengan misteri seni memahat.
Mengesampingkan firasatnya, Weed mengeluarkan benih yang tak teridentifikasi, yang diterimanya dari Ghandilva.
"Baiklah. Mari kita lihat. Jika aku salah, kita hanya membuang-buang waktu." kata Weed.
"Aku yakin keputusanmu, benar."
"Aku punya firasat bagus tentang ini."
Irene dan Romuna menyemangati Weed.
Dibebani oleh harapan rekan-rekannya, Weed menggunakan skill identifikasi dengan hati-hati.
"Identify"
[Item : Benih Pohon Surga
Ketahanan : 1/1
Persyaratan : Kamu harus menanamnya di dekat Desa Baran.
Efek Spesial : Menuntun ke Kota Langit.]
Setelah Weed membaca secara menyeluruh jendela deskripsi tersebut, ia menutup matanya untuk sesaat, kemudian membuka matanya lagi.
Rekan-rekannya tak sabar, menunggu ia menyampaikan berita bagus.
"Ini asli."
Setelah Weed memberi konfirmasinya, anggota partynya bersorak-sorai. Namun, masih ada masalah yang harus didiskusikan.
"Aku tak mau terlihat menanam benih ini, dan mendaki ke Kota Langit."
Weed akan membawa rekan-rekannya ke sana. Tetapi memberitahukannya pada Darius dan bawahannya, atau bahkan anggota lain dari pasukan pembebasan, sama sekali tak ada dalam pikirannya.
Keegoisan, atau kamu bisa menyebutnya 'mau menang sendiri' jika kamu mau.
Kecuali untuk Pale, Surka, Irene, dan Romuna yang telah menjalankan misi tak resmi ini bersama Weed, untuk mendapatkan benih ini.



< Prev  I  Index  I  Next >