LMS_V02E03P05

3. Harta Kuil yang Hilang (5)
"Kamu adalah komandan pasukan pembebasan. Kamu tak bisa
berduel dengan bawahanmu. Jika kamu melakukannya, apa kamu tahu berapa banyak
poin Fame-mu akan berkurang? Apa kamu benar-benar mau menyerah pada quest
ini?"
Parros dan rekan-rekannya yang lain dari party Darius
memegangnya. Mereka mencoba meredam amarahnya, dan dia akhirnya menjadi tenang.
"Oke, aku maafkan kalian untuk kali ini." komentar
Darius, Romuna merespon dengan cemoohan sinis.
"Kau pikir, kau siapa? Bisa memutuskan siapa, yang
memaafkan siapa?"
"Semua orang berbuat kesalahan, tetapi dia bertindak
seperti dia-lah orang suci atau semacamnya."
Serangan akhir dari Surka hampir menyalakan ronde kedua. Tetapi
saat it,u anggota lain dari pasukan pembebasan telah ditarik keributan
tersebut, dan berkumpul di sekitar mereka.
Darius dan bawahannya sudah kehilangan rasa hormat dan
kredibilitas. Di sisi lain, Weed dan rekan-rekannya cukup dihormati. Untuk satu
hal, Weed telah memasak makanan yang lezat selama perjalanan ini.
Dia bahkan memperbaiki senjata dan armor mereka ketika
rusak. Untuk item-item yang tak teridentifikasi, pelayanan gratis darinya untuk
mengidentifikasi item-item tersebut.
Rekan-rekan timnya yang lain sangat baik pada para player
lain, kecuali Darius. Jadi, reputasi mereka cukup bagus.
Saat Weed tengah sibuk mengukir patung Dewi Freya, Pale dan
para gadis bergabung dengan beberapa party untuk berburu. Skill-skill mereka
yang lumayan tinggi, serta taktik berburu mereka yang cepat, membuat mereka
menjadi player favorit untuk party manapun.
Weed kemudian mengetahui jika Darius dan bawahannya harus
berburu sendirian, karena tak ada seorangpun yang mau repot-repot mengajak
mereka. Di bawah situasi itu, Weed berada pada posisi yang jauh lebih kuat.
Parros, salah satu teman Darius, berkata dengan nada arogan,
menggantikan Darius yang wajahnya telah membeku dalam diam. "Kami adalah
anggota dari Guild Ica. Aku yakin kamu telah mendengarnya. Itu adalah salah
satu dari 3 guild tertinggi di Rosenheim."
Tentu saja Weed telah mendengar tentang Guild Ica. Terkenal
karena perilakunya yang buruk, tak mengherankan setelah ia melihat bagaimana
tindakan Darius.
"Kami berencana, menempati sebuah kota dalam waktu
dekat. Jadi, kami membutuhkan plat gantung yang bagus. Maukah kamu datang
mengunjungi kami nanti, untuk mengukir plat gantung? Kami akan membayarmu
dengan baik."
Pada akhirnya, Darius mengunjungi Weed hanya untuk meminta
dibuatkan plat gantung. Tetapi saat ini, ia dalam mood yang sangat mengerikan.
Dia telah berhasil menyelesaikan quest pasukan pembebasan
dengan girang, tetapi apa yang tersisa di dalam sakunya, jauh lebih sedikit
dari yang ia perkirakan.
Itu karena seseorang telah menguras semua item di markas
lizardmen.
Dalam kemarahan, Darius dan bawahannya telah mencari
pelakunya. Tetapi, mereka tak mungkin mencurigai Weed si Sculptor yang mengukir
patung Dewi Freya dan rekan-rekannya. Berbicara secara objektif, mereka berada
di level rendah akan dihilangkan dari daftar yang dicurigai.
Selama penyelidikan pribadi mereka, mereka telah membuat
serangkaian kesalahan mengerikan yang menyebabkan lebih banyak pertengkaran,
antara mereka dan player lain. Sementara Weed telah menerima sebuah quest solid
dari Ghandilva sang tetua, dan menyelesaikan Patung Dewi Freya. Seolah-olah
menggosokkan garam pada luka-luka mereka.
Sederhananya, Darius sangat iri.
Jadi dia berbicara pada Weed secara kasar, dan akhirnya,
membuat segalanya menjadi semakin rumit.
****
Begitu mereka sudah selesai dengan Desa Baran, pasukan
pembebasan yang dipimpin Darius mengemas barang-barang dan bergerak menuju
utara, kembali ke Benteng Serabourg.
Ada beberapa player yang menyukai tempat berburu di dekat desa,
tetapi desa itu sendiri tak menarik bagi mereka. Tak ada bar di mana para
pemburu bisa minum bir dingin, setelah seharian berburu.
Semua orang rindu akan rasa bir yang mengalir di tengorokan
mereka, dan bergegas meninggalkan desa.
Sudah diputuskan, jika Desa Baran akan dilindungi oleh
prajurit Rosenheim.
Weed dan rekan-rekannya melaporkan quest pembebasan secara
langsung pada Ghandilva.
"Terimakasih atas bantuan kalian. Kami akan selalu
mengingat apa yang kalian lakukan untuk kami, para penduduk desa ini."
Untuk hadiah quest tersebut, Ghandilva memberi Weed 20 poin
Fame.
Karena dia mengukir patung, sementara player lain memburu
sisa-sisa lizardmen, dia sebenarnya telah menyerah dengan quest itu. Tetapi,
secara tak terduga, dia mendapat hadiah yang cukup bagus.
Player lain dalam pasukan pembebasan yang berlevel 80-an
menerima poin Fame antara 10 dan 15.
Weed berpikir, jika menyelamatkan penduduk yang disandera
dan merampok markas lizardmen telah membuahkan sedikit keajaiban.
Weed dan rekan-rekannya mengatakan pada Darius, jika mereka
ingin tinggal untuk berburu monster di sana. dengan sebuah alasan, level mereka
masih rendah.
"Sekaranglah saatnya." kata Weed.
Rekan-rekannya tersenyum penuh harap.
"Ya."
"Kalau begitu, mari kita pergi ke sebuah tempat yang
gelap dan sepi."
"Tentu saja, ke tempat yang sangat, sangat sepi...
Suatu tempat kita tak akan terlihat." Romuna menutupi mulut dengan
tangannya dan tertawa genit.
Jika seseorang mendengarnya, mereka mungkin akan salah
paham.
2 pria dan 3 gadis menuju ke Gunung Barat di Desa Baran.
Tempat yang dulunya markas lizardmen, sekarang cukup terpencil, untuk memenuhi
kriteria tempat yang mereka cari.
"La la la." Para gadis tengah bersenandung ria.
Mereka berjalan ke tempat yang sangat, sangat gelap, sepi,
dan jauh dari jangkauan player lain.
Tak lama setelahnya, mereka mencapai kaki Gunung Barat,
dimana tak ada seorangpun dalam radius beberapa mil. Mereka sudah siap untuk
sebuah perjalanan panjang.
"Tampaknya di sini bagus."
"Oke semuanya, bersiaplah."
Weed dengan hati-hati menggali tanah, dan menanam benih itu
di dalamnya. Lalu, dia menyiramnya sedikit.
Benih itu tak menunjukkan reaksi untuk beberapa saat. Tetapi,
tanah yang menutupi benih itu segera berubah berwarna merah.
*Quake*
*Rumble*
"Kyaaaaa!" Surka berteriak kaget.
Gempa bumi dahsyat mengguncang tanah!
Pusat gempat terletak pada tempat di mana Weed menanam benih
itu. Tanah terpecah dan batang tebal muncul dan naik ke langit.
30 kaki, 60 kaki....
Dalam sekejap mata, sebuah pilar tak berujung berdiri di hadapan
party Weed. Namun batang itu terus tumbuh.
Menonton batang itu naik di atas awan, Weed berkata, "Kota
Langit pasti ada di atas sana. Aku pikir tumbuhan ini akan memandu kita ke sana."
"Lalu...."
"Kita sudah jauh-jauh sampai sini, kenapa harus mundur?
Cepat pegang ini. Atau kita akan berakhir di pertengahan jalan, saat mendaki
tumbuhan ini."
"Sialan! Aku tak mau melakukan itu."
Weed mengeluarkan sebuah tali dari ranselnya dan mengikat
rekan-rekannya pada tubuhnya.
"Bersama-sama kita hidup, bersama-sama kita mati."
"Ya!"
Mereka bersorak.
Weed dan Pale memutuskan untuk memegang tumbuhan itu
terlebih dulu.
Hal ini untuk berjaga-jaga, jika Irene atau Romuna, yang
memiliki fisik lemah, kehilangan cengkramannya. Orang yang di atas bisa
mencegah mereka jatuh dari langit.
Weed dan rekan-rekannya menempel erat pada batang yang
tumbuh dari benih Pohon Surga.
Lalu mereka naik keatas langit.