Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V02E04P01 Kota Langit, Lavias

gambar



4. Kota Langit, Lavias (1)



Dr. Cha Eunhee dari Pusat Rehabilitasi Great Society adalah seorang psikolog yang terkenal di dunia medis. Dia telah mematenkan sebuah metode baru dalam terapi pengobatan untuk penyakit psikologis. Jadwal kerjanya yang tiada henti, biasanya tak memberikannya waktu untuk beristirahat.
Dia terus-terusan mendapatkan rentetan kunjungan pasien yang harus dirawat dan jurnal artikel mingguan yang harus dikirimkan dalam siklus tiada henti.
"Membosankan. Membosankan. Membosankaaaaaaan." Ini adalah keluhannya sehari-hari. Meskipun dia ingin melarikan diri dari semua itu, ia tak bisa mengabaikan tanggungjawabnya.
Oleh karena itu, dia sekarang berada di tengah-tengah sebuah sesi konseling dengan seorang wanita setengah baya.
"Aku benar-benar menyesal mengenai keadaan putri Anda." kata Dr. Cha, berkedip-kedip untuk menghilangkan kelembaban di matanya.
"Aku tahu, sudah 5 tahun." Wanita itu tersenyum sedih, saat ia menceritakan pada Dr. Cha.
"Tetapi, sejak anak itu mencoba untuk mengakhiri hidupnya, aku tak bisa berkonsentrasi pada apapun lagi."
"Sudah waktunya bagi Anda untuk melepaskan pikiran, dari kesejahteraan putri Anda. Dan mulai mencari tujuan Anda sendiri dalam kehidupan ini."
"Sebenarnya dokter...." wanita itu berkata, memegang tangan Dr. Cha erat-erat. "...Aku yakin dia telah terjebak di suatu tempat... Dia...."
****

Pohon Surga terus naik ke atas langit secara acak, tetapi mulai bergerak menuju arah yang spesifik.
Weed dan teman-temannya berpegangan erat-erat pada batang tersebut. Karena tumbuhan itu tumbuh dengan sangat cepat. Hantaman angin membuat mereka babak belur dan tanah di bawah sudah sangat jauh jaraknya. Dalam hitungan detik, desa Baran menghilang dari pandangan.
Mereka melewati awan dan tiba di sebuah pulau yang sangat besar. Sebuah pulau mengapung di langit! Menaiki tangkai dari Heavenly Tree/ Pohon Surga, Weed dan rekan-rekannya melewati area penuh kabut tebal.
"Ini adalah Kota Langit!" party tersebut berseru, menikmati pemandangan di sekitar mereka.
Sebuah labirin yang terbuat dari bangunan-bangunan, muncul di hadapan mereka. Di pusat labirin itu, terdapat menara besar dengan banyak burung bertengger di atasnya. Di belakang menara besar itu terdapat perbukitan dan lahan yang subur.
"Oh! Pohonnya mulai layu!" teriak Irene saat ia menatap pohon itu.
Batang Heavenly Tree layu dan terpecah tepat di hadapan mereka. Pecahan-pecahan tersebut menghilang di antara awan-awan. Memisahkan pulau yang mengambang ini dengan tanah yang jauh berada di bawah sana.
"Jalan kita untuk kembali sudah hancur. Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Surka cemas. Disisi lain, rekan-rekannya hanya menunjukkan ekspresi biasa.
"Petualangan yang sebenarnya di mulai dari sini. Karena pohonnya menghilang, masalah bagaimana untuk kembali, kita pikirkan nanti saja, kalau waktunya sudah tiba." kata Pale.
"Tapi, Pale-nim...." Surka berada di ambang menangis, merindukan tanah yang padat.
Weed berusaha menghiburnya, "di mana ada keinginan, di situ ada jalan."
Tetapi Surka tampak tak yakin dengan kata-kata penyemangat Weed, lalu Weed melanjutkan dengan acuh tak acuh. "Yah, jika kita tak bisa menemukan jalan, kita bisa melompat kan?"
"T-Tapi..."
"Yah, kamu sudah pasti akan mati, tetapi kamu setidaknya sampai di tanah."
Wajah Surka menjadi pucat pasi. Sejujurnya, dia selalu takut ketinggian.
Saat Heavenly Tree tumbuh, dia berpegangan erat-erat untuk hidup kesayangannya, ia takut jatuh sampai mati.
Mungkin dia tak akan ikut pada petualangan ini, jika ia tahu akan dibawa naik sampai di sini.
Party itu terus berlanjut, menghibur Surka sepanjang jalan.
****

Kota Langit adalah rumah bagi spesies unik.
"Mereka tampak seperti burung..."
Berdiri di atas dua kaki, dengan mata kecil seperti manik-manik, paruh tajam, sayap besar, dan pipi bulat, mereka mirip seperti burung pipit.
Burung-burung tua, tampaknya memiliki jenggot putih di sekitar paruh mereka.
"Kyaaa! Imut sekali!" Surka berseru, kecintaannya pada burung mengalahkan rasa takutnya pada ketinggian. Dia tak lagi gemetar ketakutan, tetapi sangat gembira.
Burung tua pelan-pelan berjalan ke arah kelompok tersebut, mengabaikan kegembiraan Surka.
"Salam pengembara, selamat datang di Lavias."
Seluruh party mengalihkan pandangannya pada Weed.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, Weed dianggap yang paling cocok untuk memimpin.
Selain itu, sudah jelas bagi party tersebut jika setiap tindakan Weed telah diperhitungkan. Karena dia adalah tipe orang yang berbicara manis pada setiap NPC, untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.
"Terimakasih. Kami telah melalui perjalanan panjang dari negeri yang jauh, sebelum menginjakkan kaki kami di tempat yang indah ini. Dihadapkan dengan keindahan yang tak terbayangkan seperti ini, kelelahan kami telah menghilang. Apakah tempat ini adalah Lavias?"
"Benar! Kota kami adalah rumah bagi Avian yang terhormat dan bermartabat. Hanya di sini kamu bisa melihat matahari yang sangat cerah, dan udara yang begitu segar!"
Burung berjenggot putih itu berkata dengan bangga, sambil mengepakkan sayapnya. Bahkan bulu-bulunya tampak bergetar senang karena pujian itu.
"Udara di sini memang lebih segar, dan sinar matahari yang paling mengesankan. Tak diragukan lagi, awan-awan yang lewat, melukis gambaran yang indah. Tetapi apakah ada skill khusus di sini, di Lavias?"
Weed langsung mengambil kesempatan untuk mempelajari tentang skill khusus dari kota tersebut. Jika ada item-item eksklusif yang ditemukan di Lavias, ia akan menghasilkan banyak uang dengan membelinya dalam jumlah yang besar, dan menjual kembali di Kerajaan Rosenheim.
"Kita belum saling kenal, mengijinkanmu untuk menanyakan pertanyaan yang kurang sopan seperti itu. Kamu harus mengenalku lebih baik terlebih dulu. Itu akan membantu, jika kamu memberiku sesuatu yang lezat. Kenyataannya, aku sangat mengharapkannya."
Burung berjenggot itu mengepakkan sayapnya dan menjauh dari mereka.
Weed mencoba untuk mengejar burung itu, tetapi segera menyerah dan kembali ke partynya.
"Oke, mari kita berpencar untuk menjelajahi kota dari sini."
Jika mereka berlima menjelajahi kota bersama-sama, akan sangat memakan waktu.
Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk berpencar, agar bisa menjelajahi lebih luas.
"Kota ini tampaknya aman, karena tak ada zona berbahaya."
"Tetap saja, Lavias adalah kota yang terlalu besar, untuk dijelajahi sendirian. Mari kita bertemu di sini lagi dalam 2 jam."
"Jika kalian menemukan quest yang bagus selama eksplorasi. Kembalilah dulu, dan berbagi dengan anggota party yang lain. Kita akan memutuskan bersama, quest mana yang terbaik. Sekarang, mari kita mulai."
"Oke, paham."
Dan dengan demikian, mereka berangkat menjelajahi kota.
Pertama-tama, Weed menuju pusat kota yang ramai, untuk melihat apakah ada toko di sana.
Para pedagang yang tampak seperti bebek bergoyang-goyang di jalanan, menjajakan dagangan mereka pada para pejalan kaki.
Sesuai namanya, warga Kota Avian memiliki ciri-ciri yang sama dengan burung, tubuh gemuk, serta kaki yang kekar, seperti normalnya burung. Kepala mereka berbeda-beda, berkisar dari burung hantu hingga elang.
'Tak terpikirkan, jika ada kota seperti ini, menakjubkan....' pikir Weed.
Membuka restoran ayam di sini, sudah pasti menjadi tindakan salah. Karena penduduk local, bisa menganggap hal itu sebagai kanibalisme.
Tak seperti kota-kota manusia, kereta kuda tak ada di sini. Karena burung-burung itu sendiri, sudah cukup besar untuk membawa kuda. Jika jalan diblokir, mereka hanya perlu membuka sayap mereka dan terbang.
Dari semua tatapan yang ia terima, Weed merasa seperti seekor monyet di kebun binatang, saat ia berjalan di antara para Avian.
Weed memasuki sebuah toko senjata.
"Selamat siang." kata Weed saat dia masuk.
"Ah! Seorang pengembara manusia! Apakah ada sesuatu yang kamu butuhkan?"
"Ada banyak hal yang aku butuhkan. Namun, aku tak akrab dengan item-item yang dipamerkan. Aku ingin melihat lebih dekat."
"Silahkan."
Weed memeriksa beberapa item.



< Prev  I  Index  I  Next >