Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V02E04P02

gambar



4. Kota Langit, Lavias (2)


*Ding*
[Item : Baravo's Stell Beak /Paruh Baja Baravo
Ketahanan : 90/90
Damage : 21-23
Efek : Kemampuan untuk mendapatkan item jenis makanan, yang memiliki bonus.
Ukurannya yang panjang, membuatnya mudah untuk mencapai cacing yang terpendam.
Harga : 100 gold]
Weed mendesah dan mengalihkan perhatiannya pada item yang berbeda.
*Ding*
[Item : Silver Pitchfork of Saigon /Garpu Rumput Perak Saigon
Ketahanan : 30/30
Damage : 17-19
Bagian dari sebuah set. Daya tahan rendah karena terbuat dari perak.
Bagus untuk menyerang kepala undead sambil terbang rendah.
Harga : 70 gold]
*Ding*
[Item : Feather of the Goddess /Bulu Dewi
Ketahanan : 15/15
Persyaratan : Hanya untuk perempuan
Efek : Pesona.
Bulu-bulu yang indah dan berkilauan berbagai warna, bisa menghentikan serangan musuh ketika digunakan.
Cukup ringan, Anda bahkan tidak bisa merasakannya. Memungkinkan meluncur sangat cepat, menjamin untuk mencegah jatuh.
Harga : 45 gold]
Item-item tersebut berkisar dari garpu rumput, dan teleskop, senjata yang aneh, dan benda berongga berbentuk kerucut runcing di ujungnya. Sepertinya, hanya pilihan senjata untuk Avian.
"Apa kamu punya senjata yang cocok untuk manusia?" tanya Weed pada si penjaga toko, yang sangat mirip seekor musang.
"Tentu saja aku punya! Tunggu sebentar. Karena pembeli manusia sangat jarang, aku menaruhnya di gudang."
Saat Weed menunggu, dia merasakan tatapan-tatapan tajam dari luar.
Satu demi satu, para Avian yang lewat berhenti, untuk melihat Weed layaknya seekor monyet yang kabur dari kebun binatang.
"Aku dengar orang itu adalah seorang manusia!"
"Sungguh aneh. Pasti sangat sulit untuk makan dengan paruh yang datar."
"Lihat itu. Tak ada bulu juga. Dia pasti membeku selama musim dingin, kasihan sekali."
Tak ada burung normal yang menikmati rasa dingin. Dari sudut pandang mereka, Weed tampak seperti burung yang mudah mati, karena kedinginan.
Seorang Avian di Rosenheim, atau di kota manapun di benua bawah, akan menarik perhatian orang-orang juga. Tetapi di Lavias, Kota Avian, Weed sang manusia-lah yang menjadi tontonan.
"Ini benda yang kamu minta."
Pemilik toko itu mengeluarkan beberapa armor, sebuah perisai, dua palu, dan lima pedang yang berbeda. Weed tak menggunakan perisai, jadi ia segera berpindah ke pedang dan armor. Bagaimanapun juga, ia hanya punya 70 gold dari menjual item-item jarahan lizardmen.
*Ding*
[Item : Clay Sword/Pedang Beku
Ketahanan : 90/90
Damage : 23-25
Sebuah pedang sihir yang ditambahi roh es.
Memberi 2-5 bonus damage, pada target yang menggunakan armor dan mengurangi pergerakannya.
Persyaratan :
-Level 60
-STR 200
Efek : Memberi tambahan 2-5 damage Elemen Es
Harga : 188 gold]

*Ding*
Item : Sword of the Dusk Wraith /Pedang Hantu Senja
Ketahanan : 200/200
Damage : 14-15
Karya dari Dwarf Theodore. Ditempa dari baja yang ditambang dari Forest of Death /Hutan Kematian.
Menurunkan vitality, memiliki kesempatan kecil untuk menghasilkan damage 3X pada critical hit.
Efek status : Item Terkutuk
Persyaratan :
-Level 70
-STR 250
Efek : Kesempatan langka untuk mengeluarkan critical hit.
Harga : 160 gold.]
Weed berhenti melihat-lihat, dan menggelengkan kepalanya.
Harganya benar-benar mahal, meskipun tak sepenuhnya mengejutkan karena ini adalah kota Avian. Meskipun Clay Sword dan Sword of the Dusk Wraith adalah item langka, mereka akan menjualnya dengan setengah harga di Benteng Serabourg.
"Aku tak punya cukup uang sekarang ini, jadi aku tak akan membeli apapun."
"Jika begitu, kembalilah nanti. Kecuali item-item ini mungkin sudah terjual, jadi kamu lebih baik mendapatkan uang secepat yang kamu bisa." kata si pemilik toko yang seperti musang, terdengar kecewa.
Party Weed adalah satu-satunya pengembara manusia di sini, dan bagian paling penting, melakukan bisnis adalah fokus utamanya.
Weed meninggalkan toko tersebut, dan pelan-pelan berjalan ke sisi timur kota.
Diluar pinggiran kota, terhampar bidang luas yang hampa di mana-mana.
"Chirp Chirp!"
"Cheep!"
"Tweet Tweet!"
Anak-anak Avian yang lucu tengah bernyanyi, bertengger di atas tali jemuran. Di antara mereka anak ayam berwarna kuning sangat menggemaskan.
"Hiya?" kata Weed pada mereka, berjalan mendekat. Tetapi mereka hanya terkikih dan tak memberi balasan lain.
"Selamat siang." Weed menyapa setiap Avian yang ia temui.
Salah satu Avian, yang melihat Weed di depan toko senjata, dengan semangat bertanya. "Kamu seorang pengembara yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Apa kamu bagian dari kelompok orang-orang kuat dari tanah di bawah?"
"Aku masih belum kuat, meskipun aku cinta damai dan mengagumi langit. Aku juga menghormati seni militer. Kekuatan diperlukan untuk menjamin perdamaian."
"Aku merasakan hal yang sama. Aku kebetulan punya sebuah permintaan, kamu mungkin bisa memenuhinya. Sejujurnya, Lavias tak sedamai yang terlihat. Kota ini adalah sebuah negeri kuno dan ada kejahatan besar terdapat di bawah tanah. Mereka sedang mengumpulkan kekuatan untuk menghancurkan kami. Maukah kau membantuku?"
*Ding*
[Quest : Undead dari Lavias
Undead mengintai dari kedalaman Kota Langit, Lavias.
Warga Avian tak bisa tidur dengan nyenyak karena undead.
Jika kamu kembali setelah membunuh setidaknya 30 Skeleton Soldier di Underground Passage, hal bagus mungkin akan terjadi.
Tingkat Kesulitan : D
Persyaratan Quest :
Kegagalan akan menurunkan tingkat kedekatan dengan para Avian.
Hadiah : Tak diketahui]
Weed dan partynya tak menduga jika Kota Langit lebih dari sebuah kota biasa, yang belum ditemukan. Dia hanya berharap untuk membeli atau mendapatkan item unik yang tak bisa ditemukan di Benteng Serabourg.
Mereka beranggapan jika sebuah quest yang berkaitan dengan Kerajaan Rosenheim adalah quest paling bagus yang bisa mereka dapatkan.
Secara mengejutkan, ada tempat berburu di Kota Langit. Belum lagi, itu adalah tempat berburu undead yang langka. Skeleton Soldier berlevel sekitar 80-an.
Weed berpikir untuk sesaat, dan menggelengkan kepalanya.
"Aku mengerti jika mengalahkan undead adalah misiku. Tetapi, aku di sini bersama dengan teman- temanku. Aku akan kembali setelah aku berbicara dengan mereka."
Weed melanjutkan berkeliling dan berbicara dengan para Avian yang ia temui.
Untuk beberapa dari mereka, ini adalah pertama kalinya mereka melihat seorang pengembara manusia. Jadi, mereka membuat permintaan-permintaan tertentu. Sebagian besar berkaitan dengan undead yang menghantui wilayah tersebut.
Melalui berbagai percakapan dengan penduduk kota, Weed mengumpulkan informasi tentang area bawah tanah di dalam dan di sekitar Lavias, dan jalan menuju ke sana.
Namun, tempat itu pada dasarnya adalah zona perang. Mayoritas penghuninya adalah skeleton, serta Death Knight, Demonic Warden, Dullahan, Lich, Specter dan Shade.
Dullahan sangat kuat dan undead sempurna, yang memegang kepala mereka sendiri. Bukan hanya berlevel sekitar 140, mereka sangat cepat dan memiliki kemampuan tempur yang sangat baik, membuat mereka sangat sulit untuk dikalahkan.
Lich terspesialisasi dalam black magic. Karena kecerdasan yang tinggi, mereka diketahui sering melarikan diri, jika mendapati diri mereka dalam bahaya.
Tak perlu dikatakan, Death Knight adalah pertanda kematian. Mereka menunggangi kuda sama seperti Ringwraith dari film The Lord of the Ring. Mereka adalah mimpi buruk! Dalam hal level, mereka mendekati 200!
Tak terpikirkan jika undead yang kuat seperti itu ada di bawah tanah, jantung Weed mulai berdebar- debar.
'Ah, EXP tercinta.' dia berpikir, seringai serigala muncul diwajahnya.
Saat berkeliling kota, Weed menemukan sebuah papan nama besar. Dalam huruf yang besar, itu dibaca "Kelas Pelatihan Pemula ". Weed masuk seolah-olah didorong oleh suatu kekuatan mistis.
"Selamat datang. Aku melihat kamu adalah seorang manusia." sapa sang instruktur, yang tampak seperti seekor ayam jantan. Rambutnya, yang menyerupai jengger ayam jantan, tampak mencolok.
"Aku hanya lewat dan mampir untuk memberi salam. Aku sudah menyelesaikan Kelas Pelatihan Pemula di Kerajaan Rosenheim."
Semua Instruktur di Training Hall menjunjung tinggi siapapun yang menghormati seni militer dan membenci kejahatan. Menyelesaikan pelatihan juga memberikan beberapa reputasi. Weed telah memasuki Training Hall, membangun hubungan instan dengan sang Instruktur, dan mendapatkan beberapa informasi yang berguna. Tetapi reaksi yang diterimanya sangat jauh dari dugaannya.
"Mmph?" Instruktur Avian itu menahan tawa. Matanya menunjukkan rasa geli meskipun paruhnya tetap tak diam.
"Tak mungkin. Sangat tidak mungkin bagimu untuk menyelesaikan Kelas Pelatihan Pemula. Kau tak tampak seperti itu."
"Huh? Tapi aku sudah menyelesaikan Kelas Pelatihan Pemula di Benteng Serabourg."
"Mereka hanya punya Basic Training Hall."
Mata Weed menyala dengan api keingin-tahuan.
'Basic Training Hall! Kalau begitu tempat ini adalah tahap selanjutnya!' pikirnya penuh semangat.



< Prev  I  Index  I  Next >