Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V02E04P05

gambar



4. Kota Langit, Lavias (5)



Sebuah pedang yang di toko dijual lebih dari 100 gold, juga bisa diperoleh sebagai item drop. Tentu saja, dibandingkan dengan Clay Sword yang dibeli di toko, item drop jauh lebih rendah dalam ketahanan.
Selain itu, maksimal ketahanan dari pedang akan berkurang sedikit demi sedikit, jika pedang tersebut patah dan belum diperbaiki.
"Ini adalah...."
Pale menatap item tersebut selama beberapa saat.
Dia merasa keserakahan merayap dalam dirinya. Bagaimanapun juga ia adalah manusia, jadi kenapa dia tak harus merasakan itu? Namun, Weed dengan pelan berjalan ke tengah-tengah kelompok. Yang dia pakai hanyalah pakaian kulit sederhana yang diperkuat. Tak ada armor maupun sepatu. Weed berbicara ke arah Pale.
"Serangan bajingan itu benar-benar menyakitkan. Jika mereka ada dua, mungkin akan menjadi masalah serius."
"....."
Pale menahan air matanya saat menepi, mengijinkan Weed untuk mengklaim ketiga item itu. Jika Weed yang merupakan perisai daging mereka, tak memiliki perlengkapan yang bagus, lalu siapa yang akan menggantikannya?
"Item-item seperti ini harusnya milik Pale-nim...." kata Weed menggunakan 'suara kecewanya'.
"......"
"Namun, karena aku adalah seseorang yang harus melawan mereka secara langsung, akan menjadi sebuah bonus, untuk menggunakan perlengkapan yang baik. Tetapi tenang saja, item drop selanjutnya sudah pasti akan diberikan pada Surka-nim dan Pale-nim."
Ini adalah contoh klasik dari 'memberikan penyakit dan kemudian menawarkan obatnya.'
Weed adalah orang yang mendapatkan manfaat paling besar dari item-item itu. Jadi, ini bisa disebut sebuah keputusan kelompok. Weed akhirnya akan terbebas dari Hard Iron Sword yang ia terima dari Instruktur Taining Hall. Tiba-tiba, sebuah suara muncul.
"Manusia.... prajurit tercinta dari undead..."
Sebuah Skeleton Knight muncul tanpa peringatan.
Semua orang membuat kesalahan, tapi yang satu ini akan berpotensi fatal. Sampai sekarang, musuh- musuh yang telah mereka temui kebanyakan bertahan di dalam wilayah yang ditentukan. Di sisi lain, para Skeleton Knight berkeliaran kemanapun mereka suka. Tak mengetahui fakta ini, party telah beristirahat tanpa khawatir, saat Skeleton Knight tiba-tiba muncul.
Si Skeleton Knight, dengan matanya yang bersinar menakutkan, memakai armor menutupi seluruh tubuh tulangnya. Seekor monster yang levelnya di atas 100. Mahluk tangguh ini langsung menyerang party Weed.
"Kyaaa!"
Skeleton Knight mengayunkan pedangnya dengan jarak yang lebar, menebas pinggang Surka. Beruntungnya, ia tak mati, tetapi HPnya turun lebih dari 35%!
"Lari!"
Weed melompat di antara Surka dan si Skeleton Knight, memegang Clay Sword yang baru saja ia ambil. Pemikirannya yang cepat sangat berguna di tengah-tengah krisis seperti ini.
Seekor monster berlevel di atas 100!
Lutut Weed mulai gemetar. Bukan karena takut pada musuh, karena ia menganggap siapapun dengan selisih level 30 level atau dibawahnya, adalah lawan yang pertarungan yang adil. Kekhawatiran Weed hanya pada Clay Sword yang ketahanannya menyedihkan. Jika pedang itu hancur selama pertarungan ini...
Sayangnya, tak ada yang bisa mengganti senjata itu dengan musuh berada tepat didepan mata mereka.
'Tolong, ya Tuhan... jangan hancurkan senjata baruku!' Weed berdoa.
"Hati-hati,Weed-nim!"
"Romuna, Irene, bangun! Skeleton Knight telah muncul!"
Anggota party bersiap cepat untuk bertarung. Namun, Skeleton Knight punya waktu yang cukup untuk memulai serangan pertamanya. Serangan kuat diikuti oleh serangan lain! Untuk pertama kalinya, Weed merasakan jika pedang rapuhnya sangat dibutuhkan.
'Aku tak bisa kehilangan pedang ini!'
Sangat terlambat untuk lari, tapi Weed yakin akan pergerakan dan pertahanannya. Bukannya memblokir, dia mencoba menghindar. Cidera kecil tak bisa dihindari, tetapi ia merasa jika daging empuk layak dikorbankan untuk melindungi tulang yang rapuh... Tentu saja, "tulang" kali ini sudah jelas maksudnya, pedang barunya.
'Tunggu, apa aku memperbaiki sarung tangan dan sepatu ini?'
'Sial!' Ketahanan dari sarung tangan dan sepatunya hampir habis.
Senjata seperti Clay Sword tak akan kehilangan banyak ketahanan, kecuali membuat kontak fisik. Tetapi equipment yang lain, seperti sarung tangan dan sepatu, akan kehilangan ketahanannya jika si pengguna terkena serangan. Ketahanan adalah sebuah atribut aneh, ketika ia mendekati maxsimal, akan berkurang perlahan-lahan. Tetapi saat ketahanan rendah, sebuah serangan tunggal bisa menghancurkan item tersebut.
"Kenapa sekarang...." pikir Weed dengan pahit.
Weed dengan cepat berguling ditanah.
*Clank!*
Pedang Skeleton Knight mengayun ke bawah, nyaris mengenai weed.
Skill semacam itu sering kali muncul dalam novel-novel seni beladiri. Khususnya, yang gerakan berguling di tanah dalam usaha menghindari serangan. Bagaimana dengan harga diri? Sesuatu seperti itu tak ada artinya dalam situasi semacam ini.
Berfikir tentang hancurnya sarung tangan, sepatu, dan pedang baru miliknya, jauh lebih menyakitkan. Saat Weed mengulur-ulur waktu, party-nya sudah selesai melakukan persiapan. Pale menembakkan panah, sementara Irene memberi Divine Protection dan Blessing. Romuna merapal mantra yang kuat, tanpa ragu-ragu memulai dengan yang paling kuat.
"Fire Field!"
Agar bisa menghentikan pergerakan Skeleton Knight, dia menggunakan mantra area.
*VOOSH!*
Api mulai menyebar mulai dari tempat Skeleton Knight berdiri. Weed dan Surka harus bergerak dengan cepat agar lolos dari api tersebut. Weed melepaskan Clay Sword, sepatu dan sarung tangan miliknya dan memakai Iron Sword. Dia berharap bisa menggunakan skill Repair pada item-item itu, tapi karena situasinya mengerikan, dia hanya mdiberi waktu untuk melepaskan item- item itu.
"Aku ragu, dia akan mati hanya dari serangan ini." kata Romuna dengan percaya diri. Fire Field memberikan damage besar pada sejumlah besar musuh. Selain skill pedang milik Weed, sumber kekuatan terbesar dalam party tersebut adalah Fire Mastery milik Romuna.
Dari semua skill yang meningkatkan kekuatan mantra api dan efeknya, Fire Mastery adalah yang paling efektif nomor 8. Tapi, tak seorangpun yakin jika serangan ini cukup untuk membunuh musuh berlevel lebih dari 100 seperti Skeleton Knight.
Segera setelah api menghilang, si Skeleton Knight masih berdiri di tempatnya semula. Pedangnya menyala merah, dan api menyelimuti rongga matanya yang kosong dan tulang rusuknya, memberinya penampilan seperti Flaming Skeleton Knight. Meskipun dia telah menerima damage yang lumayan, ia masih hidup.
"Manusia-manusia... ini..."
Si Skeleton Knight berlari maju untuk menyerang. Weed menghadapi mahluk itu dengan percaya diri, kali ini. Tak ada yang ia takutkan. Karena sekarang, ia menggunakan Iron Sword bukannya Clay Sword.
"Sculpting Blade!"
Pedang milik Weed menari anggun saat menebas Skeleton Knight itu. Sihir milik Romuna, tinju Surka, dan panah Pale juga menyerang target mereka secara berurutan.
"Grr...."
Skeleton Knight sangat kuat, dan pertarungan menjadi semakin berbahaya. MP Weed belum sepenuhnya pulih sejak pertempuran yang sebelumnya. Sehingga, ia tak bisa mengeluarkan skill pedang sederhana sekalipun. Sejauh ini, Weed menghindari serangan Skeleton Knight hanya dengan gerakan lincah. Tetapi, tak bisa memberikan damage yang berarti.
Anggota party lain juga berada dalam situasi yang sama. Setelah menghabiskan MP mereka, mereka nyaris tak bisa bertahan. Dalam beberapa menit, situasi semakin memburuk.
"Aku kehabisan MP. Aku tak bisa menyembuhkan lagi... Aku minta maaf." kata-kata Irene membuat semua orang jatuh dalam keputusasaan. Meskipun Weed dan Surka masih bisa bertarung, setelah mereka mati, yang lainnya akan segera menyusul.
'Kalau begitu...'
Weed memutuskan untuk menggunakan serangan penghabisan paling kuat yang ia punya.
"Sword Kaiser!"
Sword Kaiser adalah bentuk akhir dari Imperial Formless Sword Technique. Namun, itu hanyalah julukan yang dibuat oleh Weed. Dia harus menunggu dan melihat, apakah itu cukup kuat untuk benar-benar layak dengan gelar " Sword Kaiser."



< Prev  I  Index  I  Next >