LMS_V03E07P03

7. Pemula (3)
Ahn Hyundo memasuki kapsul dan membuat akun dan karakternya.
Lalu dia memberitahu murid- muridnya jika ia akan memulai di Benteng Serabourg
dari Kerajaan Rosenheim.
"Oh, ini mengejutkan."
Geomchi mengakses dunia tersebut dan berdiri di tempat
selama beberapa saat. "Aku tak pernah punya perasaan ini sebelumnya."
Dia bisa merasakan semuanya. Dia bisa melihat dan mendengar
orang-orang mengobrol dan tertawa di kota abad pertengahan.
Segala macam pembicaraan bisa didengar.
"Butuh 4 orang lagi di level yang sama."
"Menjual kapak baja dengan harga murah!"
"Akan pergi ke desa-desa selatan untuk berdagang,
mencari Merchant lain yang mau ikut."
Sniff.
Perut Geomchi menggeram, saat aroma makanan lezat mencapai
hidungnya. Dia memutar kepalanya dan melihat seseorang membuat makanan.
"Jual makanan lezat, dibuat dengan skill memasak tahap
Beginner level 7, Mung Beans yang lezat!" Geomchi menelan ludah. Dia ingin
memakannya tapi dia tak punya uang.
Lalu yang lain log in.
Geomchi2, Geomchi3, Geomchi4, Geomchi5!
"Master, jadi kamu login pertama."
"Jadi kamu di sini!"
"Ya, kau juga disini!"
Dia menikmati mengajari murid-muridnya bagaimana menggunakan
pedang, tapi melihat mereka di Royal Road meninggalkan kesan yang berbeda.
Geomchi4 terkejut saat ia melihat ke dalam sakunya.
"Oh, Master!"
"Ada apa?"
"Aku punya 10 potong roti dan sebuah botol di
sakuku!"
"Ya, itu luar biasa. Mari kita coba rasanya roti di sini."
Geomchi2, Geomchi3, dan Geomchi5 mengeluarkan roti dari saku
mereka dan menggigitnya. Roti tersebut sangat hambar dan susah dikunyah,
seperti batu.
"Cuih, cuih! Ini tak bisa dimakan. Apa mereka makan ini
saat mereka pergi berburu?"
"Aku melakukan sedikit penelitian di internet, ada
banyak jenis makanan yang berbeda. Makanan tingkat lanjut sangat lezat. Itu
hampir meleleh dimulutmu. Seharusnya sangat enak."
"Seperti yang diharapkan seseorang yang aku namai
Geomchi4! Kau sangat pintar."
"Hehe, banyak yang bilang begitu."
Geomchi4 tertawa, senang karena pujian gurunya. Saat di
dojo, dia disukai oleh praktisi lain, karena agak blak-blakan dan suka
membantu.
Suasana hati para Geomchi yang login ke Royal Road sangat
senang dan riang, mereka sering tersenyum.
"Jadi untuk memakannya, kita hanya harus terus
mengunyahnya? Meskipun roti itu keras, rasanya seperti memakan biskuit."
"Tampaknya itu terbuat dari gandum. Roti gandum?"
Geomchi2 dan Geomchi3 memakan roti mereka dan minum dari
botol minum mereka.
"Jadi, ayo mulai?"
"Apa maksudmu? Kita harus pergi ke Training Hall."
"Lee Hyun, bukan, Weed mengatakan jika kamu tak akan bisa
pergi keluar selama 4 minggu."
"Yah, mari kita lihat apakah Training Hall itu bagus
atau tidak!"
Kelima Geomchi mencari Training Hall. Ada jumlah orang yang
luar biasa yang berkeliaran di Benteng Serabourg jadi mereka harus bertanya
beberapa kali untuk menemukan Training Hall.
Di dalam bangunan tersebut, sejumlah kecil orang tengah
menggunakan skill mereka pada orang- orangan sawah.
"Oh! Jadi begitu cara mereka menggunakannya."
"Sungguh metode pelatihan yang ketinggalan jaman, yang
mereka miliki ,di dojo ini. Tampaknya ini sebuah latihan sistematis untuk
meningkatkan stamina."
"Geomchi2, ini bukan masalah fasilitasnyakan? Itu
tidaklah penting bagi seorang pria yang mengikuti jalur pedang."
Geomchi2 dan para Geomchi yang lain mulai memukuli
orang-orangan sawah dengan pedang kayu. Mereka juga telah mendengarkan cerita
Weed.
"Jadi, suatu keharusan untuk melakukan ini?"
"Yiyahap!"
*Boom!*
Geomchi2 dan Geomchi4 merasa sedikit nostalgia dari
mengayunkan pedang seperti ini lagi.
Terus-menerus memukuli objek teta,p seperti metode latihan
sepuluh tahun yang lalu. Sebuah metode latihan yang telah lama dibuang.
"Argh! Teriak lebih keras!"
"Ya! Satu juta dua puluh satu! Satu juta dua puluh
dua!"
Para Geomchi dengan semangat memukuli orang-orangan sawah.
Melakukan hal itu memberi rasa nyaman pada diri mereka. Meskipun para player
lain akan berpikir mereka gila, mereka tak beristirahat.
Pelajari pedang terlebih dulu.
Kemudian pedang bisa digunakan untuk membunuh para monster.
'Aku akan membunuh
para monster di Royal Road dengan pedangku.' Dengan pemikiran itu, mata
mereka semakin dan semakin cerah.
"Ngomong-ngomong, aku mulai merasa lapar."
"Master, kita punya dua potong roti yang tersisa!"
"Begitukah. Bisakah aku memakannya?"
"Ya pak!"
Geomchi memakan roti yang tersisa. Dua potong roti terakhir
sekarang telah habis.
"Aku merasa kenyang, berkat roti itu sekarang!"
"Oh, ya! Geomchi4 kamu tampak cukup mahir
sekarang."
"Master, saat kita merasa lapar, tingkat kepuasan akan
turun!"
"Geomchi3, kamu benar."
"Tetapi apa yang terjadi, saat tingkat kepuasan terus
turun, sekarang kita tak punya roti lagi?"
"...."
Keheningan menghinggapi kelompok itu, setelah apa yang baru
saja dikatakan Geomchi3.
Suasananya menjadi tegang setelah kata-kata itu dikatakan
secara sembrono.
Para Geomchi mulai bertanya-tanya.
"Ini adalah situasi yang serius. Apa yang harus kita
lakukan?"
"Aku pikir, aku tahu."
"Geomchi2, katakan apa idemu."
"Apa yang akan kita lakukan? Contohnya, Saat kita
berburu, kita bisa mengambil item dan menghasilkan uang. Lalu, jika tak ada
yang lebih lezat, kita bisa makan roti gandum."
"Oh, jadi kita bisa melakukan hal itu..."
Para Geomchi tersenyum, tetapi Geomchi4 menggelengkan
kepalanya.
"Kita tak bisa meninggalkan kota selama 4 minggu, jadi
tampaknya kita akan kelaparan."
"....."
Para Geomchi menundukkan kepala mereka. Mereka tak punya
jawaban untuk situasi yang menakutkan ini. Biasanya orang lain dengan
pengalaman bermain game akan lebih banyak mengerjakan quest. Namun, mereka
bahkan tak membayangkan jika mereka bisa mengerjakan quest untuk NPC.
Satu-satunya solusi mereka adalah berburu, tetapi mereka tak bisa keluar dari
kota.
Kemudian Geomchi memegang pedang kayunya dan berseru.
"Kita akan melanjutkan mengayunkan pedang kita.
Konsentrasi saja pada mengayunkan pedang!"
"Ya Master! Kami akan fokus pada pedang!"
"Oh, Master sungguh mengagumkan!"
Geomchi2, Geomchi3, Geomchi4, Geomchi5 bertepuk tangan.
Kemudian mereka berlima melanjutkan memukuli orang-orangan
sawah. Meskipun mereka merasa lapar, itu memberi mereka lebih banyak kemauan.
"Hohoho..."
Instruktur Training Hall tersenyum hangat.
Sang Instruktur Training Hall sangat senang melihat
antusiasme dari para praktisi.
"Hei, maukah kalian makan bersamaku?"
Sang instruktur mengajak mereka untuk makan siang. Namun,
Geomchi menelan ludahnya dan menolak ajakan tersebut.
"Tidak! bukankah kita punya harga diri dan kebanggaan,
jika kita tak akan membutuhkan belas kasih dari seorang NPC? Bukankah itu
benar, semuanya?"
"Itu benar! Kita hidup hanya untuk pedang."
*Kriuk kriuk kriuk*
(suara gemuruh perut mereka)
"Sekarang aku melihat orang-orangan sawah ini, mereka
terlihat cukup lezat."
Mereka mulai terdengar konyol. Tingkat kepuasan mereka
dipaksa turun, karena mereka tak punya roti gandum lagi.
Kurang dari 3% tingkat kepuasan! Bergerak untuk memukul orang-orangan
sawah menjadi sulit karena mereka tak lagi punya stamina.
*Ding*
[Peringatan : Anda telah mati kelaparan!
Anda tidak bisa log in selama 24 jam.]
Karena ini adalah kematian yang sederhana, tak ada item
ataupun level yang akan berkurang.
Mati, mereka mati karena kelaparan... seperti anjing.
Itu sulit untuk mati di awal permainan. Jadi, hal itu sangat
langka untuk mati dalam 4 minggu pertama.
Para Geomchi yang penuh harga diri telah mati dengan cara
seperti itu, dan di depan begitu banyak orang, mereka mati dengan sangat
memalukan.
Ahn Hyundo, dengan bantuan Chung Il Hoon, mengadakan rapat
di dojo.
"Royal Road adalah bentuk dari peradaban yang baru, tapi
kita terlalu acuh tak acuh pada pengaruhnya."
"Ya, itu benar."
"Jika lebih banyak praktisi menghabiskan lebih banyak
waktu latihan di sebuah tempat, dimana mereka bisa melawan monster. Maka,
motivasi mereka akan meningkat dan menginspirasi mereka lebih jauh lagi."
"Kupikir itu benar. Melawan monster dan membuktikan
kemampuan mereka akan menarik keluar perhatian mereka."
Ahn Hyundo dan Chung Il Hoon juga telah mati dengan cara
yang sama, seperti para instruktur yang lain.
"Pertarungan langsung akan menjadi kesempatan yang
bagus bagi mereka untuk menyadari kekuatan sejati dari pedang!"
"Kita akan menyuruh para murid untuk mengajukan diri
dan mereka akan dengan mudah mendapatkan pencerahan tentang ilmu pedang. Untuk
menjelajahi benua tak diketahui, hanya dengan pedang mereka, ini adalah sebuah
ide yang bagus, Master."
Namun, satu-satunya perempuan dan sekertaris dari seluruh
dojo, keponakan Ahn Hyundo, meletakkan kedua tangannya di pinggangnya dan
berkata pada mereka.
"Yang penting itu adalah usahanya! Kamu berkata jika
memiliki musuh adalah sebuah alat yang membantumu berkembang. Itulah yang
selalu kmau katakan!"
"Argh! Apa lagi kalau begitu? Apa yang telah kami
abaikan?"
"....!"
"Jadi, rencana kami untuk membiarkan semua praktisi
resmi bergabung, jadi ada berapa banyak orang?"
"500."
"Dengan memesan 500 kapsul... mereka bisa memberi
diskonkan?"
"Mereka akan bisa memasangnya besok, harusnya itu
baik-baik saja."
Chung Il Hoon membalas dengan percaya diri.
500 kapsul untuk setiap murid yang diterima dari Biro
Imigrasi dan Pengungsi. Dojo Ahn Hyundo punya reputasi di seluruh Republik
Korea. Mereka menerima dana dari Federasi Kendo Dunia dan Asosiasi Atlet.
Mereka menerima uang dalam jumlah besar dari para murid dan di antara mereka
ada beberapa yang berada dalam Biro Imigrasi dan Pengungsi.
Geomchi4 tersenyum dan bergumam diam-diam.
"Iti artinya, kita akan mendapatkan 5.000 roti gandum
lagi!"
"......"
"......"
"Kukuku!"