Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V03E09P01 Patung yang Hebat

gambar

9. Patung yang Hebat (1)


Para vampir berpatroli di area tersebut, secara berkala. Hal itu sedikit disayangkan.
Weed beristirahat di dekat sebuah patung.
Dia makan Bird of the main nut, makanan yang terbuat dari telur Avian dan buah surga.
Weed bisa mengalahkan seorang vampir sendirian, dan si Death Knight bisa melawan vampir sendirian juga.
"Kyaah!"
"Van Hawk, kau penghianat!" teriakan vampir yang dilawan Van Hawk.
"Aku hanya mengikuti perintah Master."
Pertarungan ganas tersebut diselesaikan, setelah dia menangkis beberapa kali dan Weed membunuh dua vampir.
Weed duduk kembali tanpa mengatakan apa-apa.
"Dispel Curse."
Misi Alveron adalah menunggu para vampir di dekat patung dan menggunakan mantra secara berurutan.
"Holy Light, hilangkanlah penghambat pada kebebasan mereka, dari kekuatan yang mengubah bentuk mereka."
Cahaya turun dari langit dan menyelimuti patung-patung tersebut. Permukaan patung yang menghitam itu mencair, seperti tinta yang luntur. Di dalam patung-patung tersebut adalah para Paladin yang mengenakan seragam Gereja Freya.
"Matilah, Vampir!"
Para Paladin melihat Weed memegang pedang bercahaya serta kehadiran Alveron.
"Aku tak merasakan sedikitpun kejahatan berasal darimu. Apa kamu dari gereja?"
"Oh, Paladin saudaraku! Kami datang untuk menyelamatkan semua orang. Ikutlah bersama kami, dan penderitaan kita akan segera berakhir."
Alveron dan para Paladin masuk ke dalam sebuah adegan melodramatis.
Para Paladin kembali ke gua dan makan, seolah-olah mereka kerasukan. Mereka mulai mengemis makanan pada Weed.
Weed menyajikan makanan dalam mangkuk kecil. Setelah mereka makan, para Paladin menunjukkan wajah meminta maaf, saat mereka mengulurkan mangkuk.
"Terimakasih banyak."
"Sama-sama. Masih ada banyak yang tersisa, jadi makanlah lagi."
Para Paladin menyerahkan mangkuk mereka pada Weed.
Bagian makanan mereka disajikan ke dalam mangkuk. Kemudian dia menyerahkannya pada para Paladin.
Para Paladin menelan ludah mereka. Rasa lapar adalah bumbu yang terbaik.
Mereka tak pernah merasakan makanan yang lebih baik daripada buatan Weed.
Semua ini berkat skill Handicraft tahap Intermediate dan skill Memasak tahap Intermediate!
Keduanya menciptakan rasa halus dan aroma yang menarik.
"Bagaimana bisa kita makan, sementara Weed kelaparan? Aku tak bisa menerimanya."
"Makanan ini diberikan pada kita oleh Sang Dewi. Tak mungkin aku bisa memakannya sendirian."
Weed tak berbohong sama sekali. Dalam kenyataannya, hanya memakan sedikit masakan level tinggi, sudah cukup untuk memenuhi tingkat kepuasannya.
Dia sengaja memberi bagian makanan mereka dalam mangkuk kecil. Para Paladin tak akan bisa membayangkan arti dari tindakan semacam itu, dan terus menerima mangkuk dengan rasa terimakasih. Mereka akan menerima mangkuk tersebut, dan kata-kata terimakasih akan diucapkan sembil mereka makan.
Alveron sedang Meditasi dan Weed mengeluarkan pisau ukir.
*Crunch*
(suara dari ukiran)
Sambil para Paladin makan, mereka menonton Weed bekerja dengan tangannya, untuk menciptakan patung yang indah.
Itu adalah bentuk dari seorang paladin melawan kejahatan.
"Kamu sangat berbakat. Itu sangat indah."
"Ini adalah hobiku." dia menjawab.
Order of Goddess Freya adalah tentang keindahan dan kemakmuran. Untuk alasan itu, tingkat kedekatan Weed dangan para Paladin gereja tersebut, naik sangat tinggi.
Sculptor! Sebuah profesi yang menyukai seni dan keindahan.
Chef! Makanan lezat adalah simbol dari kemakmuran.
Weed tak diakui oleh orang lain, tetapi para Paladin dari gereja akan menghormatinya.
"Semuanya, mari kita berdoa."
Setelah berburu dan memakan makanan, Weed menundukkan kepalanya ke depan dan berdoa pada Dewi Freya.
"Terimakasih atas kelimpahan makanan dan memberi kami berkat Anda. Tolong teruslah lindungi kedamaian benua ini dari kejahatan...."
Alveron dibesarkan dengan kebiasaan berdoa.
Berdoa meningkatkan kedekatan dengan para Priest dan Paladin.
Seperti prajurit dari Kerajaan Rosenheim, Paladin ada di mana-mana.
Total ada 159 Paladin dan 38 Priest yang diubah menjadi batu. Tetapi di mana ada paladin batu, di sana pasti ada vampir penjaga.
"Pertama-tama, diperlukan untuk meningkatkan kesatuan kita." Weed membujuk para Paladin dengan logika seperti itu.
Provinsi Morata dihuni banyak serigala dan monster jahat. Mereka bisa berburu ribuan monster di Morata.
Tetapi kadang-kadang, mereka menyelamatkan Paladin yang suka memberontak.
"Sekarang, bukan waktunya untuk melakukan hal ini! Kita harus mencari saudara-saudara kita yang menderita, bukannya melakukan hal ini!"
Kadang-kadang para Paladin akan mengangkat pedang mereka dan mencoba menyerang desa. Sikap seorang ksatria yang tak kenal takut terhadap kejahatan.
Klan Vampir True Blood!
Bagi para Paladin, mereka sudah jelas adalah musuh.
Weed mati-matian menghalangi mereka. Jika dia membiarkan mereka kembali ke desa sekarang, seberapa besar kemungkinan mereka akan menjadi korban para vampir lagi?
"Mereka pasti masih hidup, dan kita tetap memiliki harapan. Tetapi, jika salah satu dari kita dikalahkan, maka kita akan selamanya menderita oleh siksaan para vampire. Dan apa yang akan terjadi pada saudara-saudara kalian sebagai hasilnya?"
Weed membujuk para Paladin sambil berburu.
Hal itu membuat mereka frustasi, tetapi para Paladin harus setuju dengan Weed.
Dia membutuhkan uang. Di Royal Road, dia bisa menukarkan mata uang dalam game menjadi uang tunai di kehidupan nyata.
Kamu bisa mendapatkan equipment bagus untuk dijual, karena tak ada orang lain di Morata.
Untuk menjual item yang akan ditawar oleh siapa saja.
Ini tidaklah mudah untuk datang wilayah ini, jadi siapa yang akan menemukan item-item ini?
Dia tak tahu, apakah dia bisa menyelesaikan quest tersebut sendirian.
Jadi, keputusannya adalah meningkatkan kekuatan mereka. Namun dia tak lupa tentang efek dari patung.
"Jangan gunakan kayu. Batu adalah bahan yang bagus untuk meningkatkan tingkat keahlian dari skill."
Weed berusaha menemukan batu yang berukuran sesuai. Namun, di pegunungan yang tertutup salju ini, tidaklah mudah untuk menemukan batu yang tepat. Terlebih lagi, karena dia harus tetap diam untuk memahat dan angin dingin bisa membuatnya sakit. Butuh banyak waktu yang akan diperlukan untuk membuat sebuah patung.
"Kumpulan batu-batuan. Akankah memungkinkan untuk membuat patung menggunakan itu?"
Weed berpikir keras dengan apa yang harus dilakukan, tentang patungnya.
"Itu tak harus batu. Benda keras lainnya akan bagus..."
Weed menatap desa dan pegunungan.
Salju menutupi dunia.
Tanahnya tertutupi balok es.
"Es! Sebuah patung yang terbuat dari es!"
Patung yang terbuat dari es akan menjadi bahan terbaik untuk digunakan. Es bisa dengan mudah di potong dan itu sudah tersedia. Itu sempurna, di wilayah utara yang dingin, karena tak akan mencair.
Sejak saat itu, Weed dan para Paladin beristirahat untuk memotong es. Dengan pisau pahatnya, dia membuat potongan es yang besar.
Segera dia mulai memotongnya untuk membuat patung.
Weed dan para Paladin pemberani bertarung melawan para vampir.
Kehadiran mereka diukir pada Provinsi Morata.
Weed mulai berpikir tentang ide untuk tema patungnya. Tentu saja, modelnya tetap Seoyoon. Weed tak punya pilihan lain, karena dia tak pernah melihat siapapun yang lebih cantik.
Dia telah mempelajari jika statistik Art dan skill Sculpture meningkat, berdasarkan makna dibalik patungnya.
Biasanya, di sebuah kota atau kastil, sebuah patung dari objek besar lebih menguntungkan daripada patung seorang wanita.



< Prev  I  Index  I  Next >