Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V04E04P03

gambar


4. Master Sculptor Darone (3)



Patung tersebut harusnya membantu menangkap ikan, dan tak memberi efek tambahan lain.
"Bidadari Laut, putri dari dewa laut, dengan ekor ikan yang indah."
Sepertinya seorang bidadari dan seorang putri duyung adalah sesuatu yang mirip, dan kemiripan ini memainkan lelucon yang kejam.
"Kau....."
Para pemancing marah pada Weed, saat mereka menatap patung tersebut. Bagi mereka, sebagai pria kesepian, mereka suka menonton sungai saat menghanyutkan pasangan kekasih. Dan sekarang ada sebuah patung yang akan mencegah banjir selama 10 tahun ke depan. Weed tiba-tiba menjadi musuh dari kebanyakan pemancing.
"Sejujurnya, aku tak berniat melakukan hal ini." Weed membela diri saat para pemancing mendekat padanya.
"Ah! Aku akan memperbaiki semuanya!"
Dalam situasinya, dia harus bertindak cepat. Weed berbalik kearah patung dan berteriak:
"Sculptural Destruction!"
Dari bagian bawah patung, sampai kepala, retakan besar muncul, dan saat retakan itu mencapai ujung patung, patung tersebut hancur berkeping-keping.
[Anda telah menggunakan skill: Sculptural Destruction
Kerena penyesalan besar, Anda kehilangan 1 poin statistik Art dan kehilangan 20 poin Fame. Rasio 1:2 dari statistik Art milikmu telah ditambahkan pada Agility selama satu hari.
Sculpture Mastery meningkat sebesar 0.2%]
Bahkan menghancurkan sebuah patung adalah salah satu skill dari seorang sculptor, jadi hal itu memberi poin skill exp. Bahkan poinnya lebih banyak, daripada menciptakan patung. Tetapi itu tak bisa digunakan lebih dari sekali, dalam sehari dan mengurangi performa.
1800 poin dari statistik Art miliknya ditambahkan pada Agility.
Sekarang dia memancing begitu cepat, hingga tangannya tampak kabur. Namun, tingkat memancingnya tak terpengaruh, tetapi hal itu masih tampak mengesankan.
****

Para Geomchi memegang pedang mereka.
"Ohhhh!"
"Kita bisa mengalahkan semuanya, kecuali naga itu!"
Setelah kematian yang cepat, para Geomchi penuh dengan tekad lagi.
Bangkit lagi, mereka muncul di suatu tempat, di hutan. Dan Geomchi5 berdiri di atas pohon, dengan tenang mengawasi area sekeliling.
"Geomchi5, apa yang kamu lihat?" Sang master bertanya dengan cemas.
"Aku tak melihat apa-apa."
"Geomchi3, bagaimana dengan kamu?"
"Aku melihat... seorang anak laki-laki."
"Seorang anak laki-laki! Apakah itu artinya ada kota di dekat sini?" Saat sang master berdiri, 500 muridnya juga berdiri.
Sejujurnya, mereka tak mau mengakuinya, jika mereka telah kalah. Setelah dengan ceroboh menyerang naga itu, banyak dari mereka yang mati dan dibangkitkan lagi di suatu tempat di selatan Rosenheim. Dengan persediaan yang telah hilang, para Geomchi memutuskan ke hutan dan berburu.
Sulit, karena kelompok 500 orang tak bisa bergerak diam-diam untuk menangkap hewan yang lengah. Dan karena tak satupun dari mereka mengetahui bagaimana caranya memasak, mereka memakan daging yang kurang matang atau gosong, membuat semua orang sakit.
"Bawa dia ke sini."
"Ini dia."
Geomchi3 dengan cepat berlari maju dan membawa anak laki-laki itu. Para Geomchi, yang menatap anak itu hanya bisa menangis.
"Ohhh!"
"Sudah lama kita tak melihat banyak orang?"
"Akhirnya kita bisa kembali ke kota."
"Dan makan roti yang lezat. Yum-yum."
Sang master mewakili murid-muridnya, bertanya pada anak kecil tersebut:
"Apakah ada desa di dekat sini?"
Anak itu tampak gugup dan tergagap:
"I-I-I-I...Iya, tetapi siapa paman-paman ini?"
"Paman!" Kelompok itu dengan cepat menjadi gaduh.
"Kenapa kamu memanggil kami paman!"
"Kami bahkan belum menikah. Kami masih muda!"
"Aku hanya berusia 20!" Ada jeritan rasa sakit dari kelompok itu.
Para Geomchi menanggapi keras pada kata-kata anak itu, meskipun mereka seharusnya senang jika mereka tak dikira perampok. Dengan kata-kata anak itu, para Geomchi mulai bercermin pada diri mereka sendiri.
"Itu aneh. Aku melihat orang-orang asing membentuk party dan berburu bersama. Namu,n kita tak melakukan hal itu."
"Kenapa tak kita lakukan?"
"Ya. Kemanapun kita pergi, orang-orang semuanya bubar."
"Juga, di Benteng Serabourg! Ketika kita pergi ke toko, orang-orang menghindari kita."
"Hal ini mengingatkanku, kita tak pernah berburu bersama wanita! Jika hal ini berlanjut, kita akan menjalani kehidupan kesepian, dan mati terlupakan sebagai perjaka tua!"
Para Geomchi selama ratusan kali berbagi pengalaman yang sama. Kemudian anak itu berlutut.
"Tolong bantu aku!"
"Huh!"
"Orang tuaku telah diculik oleh raksasa jahat! Aku meninggalkan desa untuk mencari bantuan. Aku mohon pada kalian, tolong selamatkan mereka!"
*Ding*
[Quest: Seorang raksasa telah menculik penduduk
Raksasa lelaki "tipe monster yang berhubungan dengan raksasa" menyiksa penduduk desa. Penduduk yang diculik harus memasak, mencuci, bersih-bersih, dan mengumpulkan makanan untuk monster tersebut. Sebagai imbalan, mereka dipukuli dengan sangat kejam. Orang-orang yang diculik sering kali mati dengan cepat, karena kelelahan.
Selamatkan orang tua anak laki-laki tersebut atau mereka akan mati!
Hadiah:
- Pedang hitam
- Rasa terimakasih dari penduduk desa
Persyaratan:
Gagal jika tak selesai dalam waktu 10 hari]
Para instruktur dan murid menatap master mereka. Bagi mereka, melakukan quest sama seperti menjadi pesuruh, sehingga mereka selalu menolak untuk menerima quest.
Tetapi kali ini, sang master tersenyum lembut dan berkata:
"Kami akan menyelamatkan orang tuamu."
"Master, bukankah kita biasanya menolak?" tanya Geomchi2.
"Yah, biasanya kita menolak quest untuk membawa atau mengumpulkan benda. Tetapi sebagai prajurit, kita harus membantu mereka yang berada dalam masalah, hal itu tak perlu dikatakan lagi." Sang master menjawab dengan tegas.
"Kalau begitu kami juga akan melakukannya...."
"Semuanya terima quest ini. Kita akan memburu raksasa."
Dengan kata-kata "pedang adalah yang utama", para murid bersorak.
"Wow!"
"Sebuah quest!"
"Aku tak bisa percaya, kita akan mengerjakan sebuah quest!"
Itu adalah impian semua prajurit sejati untuk membantu mereka yang membutuhkan dan mengusir para monster!
Para Geomchi bergerak menuju raksasa itu. Itu tidaklah sulit, karena di sepanjang jalan ada jejak kaki raksasa di tanah.
"Oh! Besar sekali."
"Mungkin besarnya lebih dari 3 meter."
"Jika kakinya sebesar ini, lalu seberapa besar tubuhnya?"
Ketika mengerjakan quest, para player biasa terlebih dulu akan mengumpulkan informasi dan mempersiapkan semuanya. Namun, para Geomchi dengan bodoh langsung maju.
Mengikuti jejak tersebut mereka sampai pada gua, sebesar milik naga yang mereka datangi sebelumnya.
Karena suara dari para Geomchi, seekor monster yang besar tetapi tak terlalu cerdas muncul. Saat raksasa itu berjalan keluar dari gua, dia menjadi marah karena banyak tamu yang tak diundang.
Boom-boom-boom!
Pria raksasa itu berlari ke arah para Geomchi, dan tanah berguncang seolah-olah ada gempa bumi.
"Lari!" teriak sang master.
Mereka menyebar secara serentak ke kanan dan ke kiri.
Wham!
Kaki besar dari raksasa itu meninggalkan bekas yang dalam di tempat di mana para Geomchi berdiri.
"Apa ini...."
Dengan berat tubuh dan kakinya sebagai senjata, dia membunuh beberapa Geomchi.
Si raksasa berteriak dan melompat, berusaha untuk menghancurkan para Geomchi. Namun, mereka menghidari lompatan tersebut dan menyerang kakinya.
"Sekarang, hajar dia!"
Geomchi dan Geomchi2 dengan cerdas memanjat raksasa itu. Monster tik menyukai tubuhnya dipanjat, dan mulai mengayunkan lengannya untuk menyingkirkan para prajurit yang menjengkelkan di belakang kepalanya.
"Uhuu!"
3 Geomchi berpegangan pada rambut dan pakaian si raksasa, menghindari serangannya.
Sementara itu, di bawah, banyak serangan dihantamkan pada kakinya.
Seperti seekor gajah besar yang dikeroyok oleh gerombolan semut, raksasa itu kehilangan kekuatannya, goyah, dan jatuh ke tanah.
Kwaahang!
"Menang!"
"Semuanya berkat anda, Master!"
Sementara para Geomchi merayakan kemenangan, seorang anak laki-laki muncul di kejauhan. Dia berlari kelelahan, menatap orang-orang yang muncul dari gua. Memeluk mereka, dan memberitahu sesuatu pada mereka sambil menunjuk pada para Geomchi. Pada akhirnya dia mendekat pada para Geomchi.
"Terimakasih telah menyelamatkan ayah dan ibuku, paman."
"...Bukan apa-apa."
"Tidak, ini, hadiah yang dijanjikan."
*Ding*
[Quest Selesai: Pembebasan penduduk desa dari sang raksasa
Raksasa lelaki, yang tinggal di pegunungan, menangkap dan meneror penduduk desa. Dengan kematiannya, akhirnya, kedamaian telah datang.
Fame meningkat sebesar 26 poin (+26 FAME)
Hubungan dengan penduduk desa Ulkyn menjadi bersahabat]
[Anda telah naik level!]
[Anda telah naik level!]
Anak laki-laki itu membawa pedang yang sangat berat baginya dan menyerahkan pedang itu pada sang master.
"Ini, ambillah."
"Check item"
Sang master segera memeriksa pedang tersebut, dan mendapati jika pedang itu jauh lebih baik daripada apa yang mereka miliki saat ini.
"Pedang yang lainnya ada di desa. Dan desa kami terkenal akan obat-obatan herbal-nya. Sebagai rasa terimakasih, kami ingin memberikannya pada kalian. Dan jika kamu mau, kamu bisa menjualnya di kota dengan harga mahal."
Para murid tercengang jika anak laki-laki itu tak mengecewakan mereka. Mereka membantu orang-orang yang kesulitan, meningkatkan Fame mereka, sambil tetap berlatih!
"Horeee!"
"OOOO! Sekarang, ayo pergi!"
Royal Road perlahan-lahan terbuka bagi para Geomchi.
****



< Prev  I  Index  I  Next >