LMS_V04E06P03

6. Penyerbuan Kastil Odein (3)
"Uh... Dia membunuh Altona!"
"Balas dendam."
"Thunder Slash!"
"Triple Attack!"
Mereka bertiga, mengaktifkan skill mereka, secara bersamaan dan
menyerang Weed.
Sepertinya, korban tadi adalah teman mereka. Namun, setelah
memeriksa kemampuan mereka, kamu bisa mengetahui, jika mereka bahkan belum
level 200.
Dengan keragu-raguan yang besar, Weed menurunkan pedangnya
dan menerima serangan mereka.
Bam-bam-bam!
Masing-masing serangan mengeluarkan cahaya, dan akhirnya
menghilang ke dalam kabut putih. Graham Leather Armor! Weed memolesnya sampai
mengkilap, dan sekarang serangan-serangan musuh terpantul ke udara.
"Apakah dia mati?"
"Dimana item-itemnya!?"
Orang-orang malang, mereka berpikir Weed telah mati, dan
wajah mereka berseri-seri. Namun perasaan aman lenyap saat Weed muncul, dan
sepenuhnya tak terluka. Senyum menghilang dari wajah mereka. Pada saat ini,
musuh mereka tampak seperti seorang iblis.
Weed tersenyum, HPnya lebih dari 9000. Ketika skill mencapai
tahap intermediate, ada tambahan bonus! Selain itu, dengan armor yang dipoles,
dan HP yang diperoleh dari skill memancing miliknya, dia pada dasarnya tak
terkalahkan.
Damage yang dia terima bahkan tak sampai 300 poin.
"Lebih lemah daripada yang aku kira..."
Weed menunjukkan penampilan kecewa pada lawannya.
"Sculpting Blade!"
Weed menyerang tanpa ragu-ragu. Dengan tiap-tiap gerakan
yang dikeluarkan, lawan-lawannya kehilangan lebih dan lebih banyak HP. Perbedaan
levelnya tidaklah besar, tapi statistik Weed jauh melampaui untuk levelnya.
Selain itu, dengan armor yang dipoles dan pedang yang dipertajam miliknya, dia
memiliki keuntungan besar atas lawan-lawannya.
Ketiga player itu tak bisa menahan serangannya. Beberapa
saat kemudian mereka tewas.
*Ding*
[Musuh yang terbunuh: 4
Jika pihakmu menang, kamu akan menerima tambahan hadiah.
Juga ada peningkatan Fame, kamu bisa mendapatkan gelar.]
Weed menuju ke tubuh-tubuh dari lawannya dan menemukan 1
item. Secepat saat dia membantai musuh-musuhnya, dia mengambil item-item
mereka.
"Kiiya!"
Weed melompat dari satu lawan ke lawan lain. Musuh
mengayunkan pedang dan menembakkan mantra ke arahnya, tetapi tetap saja mereka
yang akhirnya mati! Weed tidaklah berlevel tinggi, tapi rata-rata level
musuhnya tak melampaui level 170, jadi mereka bukan tandingannya.
Para top player di Royal Road tak ikut serta dalam
pertempuran. Bagaimanapun juga, jika mereka terkepung dan terbunuh, pinalti
mereka akan sangat besar. Jadi pada dasarnya, hanya para tentara bayaran,
prajurit NPC, dan guild yang bertarung di pertempuran besar. Di sisi lain, di antara
para tentara bayaran yang ia hadapi, beberapa berlevel 250 atau lebih tinggi.
Mereka tak peduli tentang pinalti. Mereka adalah mesin pembunuh yang sebenarnya
di medan perang!
"Jangan sampai kehilangan kepala kalian dan mati.
Mundur!"
Weed tak takut pada prajurit berlevel 250. Bagaimanapun juga,
dia bertarung melawan musuh-musuh terkuat, contohnya para vampir. Namun, dia
telah lama memahami jika akan lebih baik bertarung sebagai sebuah party.
Jadi saat dia mendekati lawan yang kuat, Weed bersembunyi di
belakang sekutu yang kuat, sampai mereka terlibat dalam pertempuran. Kemudian
dia secara diam-diam pergi untuk membunuh musuh lain.
"Sculpting Blade!"
Trik yang cerdas dan curang! Namun, Weed tak merasakan penyesalan
apapun. Seperti pisau panas di atas mentega, dia membunuh satu per satu
lawannya, totalnya 42 kill.
"Ahhh!"
"Semuanya! Bunuh dia!"
Banyak player menyerang si prajurit bertopeng secara
bersamaan, tapi seperti yang lainnya, mereka tak bisa menandinginya. Dan mereka
menjatuhkan lebih banyak item untuk diambil Weed.
Dengan para tentara bayaran di pertahanan, mereka memiliki
keuntungan yang besar.
Pertempuran itu berlangsung selama sehari. Sekali lagi,
Kastil Odein bersimbah darah. Kali ini Guild Prosperity yang mempertahankan
benteng, dan Guild Balkan menjadi penyerang.
Semua orang membicarakan tentang pertempuran tersebut, dan
kebanyakan percakapan tersebut berkaitan dengan satu player. Namun, mereka tak
mengetahui hal itu. Sebaliknya, mereka berpikir ada 42 tentara bayaran
bertopeng. Orang-orang yang tak ragu-ragu untuk mengorbankan rekan-rekan
mereka. Tornado kematian yang tak meninggalkan apa-apa, bahkan tak satupun
copper tertinggal.
****
Para Geomchi akhirnya melampaui level 170. Mereka membunuh
segala yang ada!
Berkat kecepatan mereka yang gila, mereka menaikkan level
dengan cepat. Apa yang mengagumkan adalah fakta jika mereka memulai saat Weed
sudah level 180. Ini adalah hasil usaha dari pria-pria sejati!
Mereka berjalan melewati lembah dan pegunungan di selatan
Kerajaan Rosenheim, kadang-kadang mereka pergi ke tempat-tempat yang belum
pernah dijelajahi sebelumnya. Mereka perlahan-lahan menjadi terkenal, dan tentu
saja, ada orang-orang yang menjadi iri.
"Ada sesuatu yang salah dengan mereka."
"Itu adalah orang-orang bodoh yang terkenal, aku benci
mereka."
"Mungkin aku harusnya membunuh mereka."
Halman dan Margaux saling berbicara, sementara Levi dan Gran
diam sambil meminum bir.
"Ya, mari kita bunuh mereka dan meningkatkan level
kita."
"Mari kita membagi item-itemnya secara merata kali ini,
saat ini aku msih tak punya pelindung dada."
"Bukan ide yang buruk."
Dwichigi Kuartet!
Mereka telah berusaha mengorbankan Weed dan Mapan, tapi
malah terbunuh sendiri. Dengan Guild Cloud memburu mereka, mereka tak punya
pilihan selain bersembunyi di Rosenheim. Sejak saat itu, beberapa bulan telah
berlalu tapi level mereka masih belum naik, karena mereka berburu player
bukannya monster.
"Kedengarannya menyenangkan. Ayo kita pergi!"
Seperti biasanya, kelakuan buruk mereka direncanakan oleh
Gran.
"Kekekeke."
"Hihihi."
Levi dan Halman tertawa.
Meskipun mereka adalah "teman", mereka selalu punya
resiko untuk dihianati. Bagaimanapun juga, mereka sudah mengalaminya beberapa
kali! Tetapi mereka masih akan bersama-sama lagi.
"Membunuh sendirian tidaklah menyenangkan."
"Ya, lebih baik untuk membunuh sambil
bercakap-cakap."
"Bagiku, tak ada yang lebih menyenangkan daripada
membunuh."
Rasa hormat dan persahabatan, bukanlah kata yang bisa
mendeskripsikan hubungan mereka berempat. Mereka berkumpul hanya karena mereka
ingin bersenang-senang!
Dwichigi Quartet memblokir jalan. Itu akan sulit bagi mereka
untuk menghadapi 500 Geomchi, jadi mereka menargetkan kelompok 5 orang yang
terpisah dari party itu. Ternyata iti adalah para Geomchi instruktur.
"Huh?"
"Siapa kalian?"
Mata mereka berlima menunjukkan penampilan bingung. Gran
tersenyum dingin dan menarik pedangnya.
"Flaming Sword!"
Gran menyerang tanpa peringatan, dan bergegas maju.
"Master!"
"Awas!"
Mulut Geomchi2 dan Geomchi3 terbuka karena terkejut. Master
mereka dengan santai melangkah mundur, dan menarik pedangnya. Seperti air yang
mengalir, dia memblokir serangan tersebut.
"Ha! Idiot!"
Mata Gran penuh dengan kemenangan. Dia menggunakan serangan
berbahaya yang akan meledak.
Namun, sang master mengatasi serangan tersebut dengan
memantulkannya.
Tiink!
Saat pedang mereka bersentuhan, pedang Gran terpantul dan
serangan tersebut menebas pohon.
"Apa kau bercanda?"
Sampai poin ini, Gran tak tahu apa yang harus dilakukan. Dia
tak tahu jika memungkinkan untuk memblokir serangan tersebut.
"Huh?"
Dibandingkan dengan Gran, mata dari 4 Geomchi yang lain
terbelalak. Ketika naik level, mereka mempelajari beberapa teknik, namun teknik
yang baru saja digunakan master mereka dianggap teknik yang tak berguna.
Itu adalah sebuah teknik yang terdiri dari mengetahui
terlebih dulu arah serangan musuh dan jumlah kekuatan di dalamnya. Kemudian
mengalihkan kekuatan tersebut, dan mengubah aliran serangannya, menyebabkan
serangan tersebut meleset. Selain itu, teknik itu menggunakan 50 MP, dan sulit
untuk digunakan. Hal itu tak hanya membutuhkan teknik, kamu harus bergerak
dengan cepat dan memperhitungkan posisimu. Sesuatu uang hanya para master yang
bisa melakukannya!
Sang master memantulkan serangan yang lain, 5 kali.
"Oh...."
Semua kepercayaan diri Gran telah menghilang.
Sang master bertanya dengan tenang, "Siapa kau?
Monster? Manusia? Kau lebih kuat daripada Death Knight, jadi... apa kau
menjatuhkan item yang lebih baik?"