LMS_V04E08P01 Perburuan Weed

8. Perburuan Weed (1)
Dungeon Basra!
Sebuah tempat yang dipenuh banyak monster, terletak dekat
dengan ibukota kerajaan.
"Ada tempat kosong di party. Ada yang mau bergabung?
Kami punya 30 orang dan menjanjikan perburuan cepat."
"Mencari seorang Warrior terampil."
"Menjual herbal penyembuhan. Lebih murah daripada di
toko! Pembelian dalam jumlah besar dapat diterima!"
Weed, yang baru saja sampai di dungeon Basra, sedang
menonton para player membentuk party. Beberapa orang bergabung dengan party
yang sudah ada, beberapa membuat party baru. Dan mereka semua berada di sekitar
pintu masuk dungeon.
Di dungeon Basra, para monster bukan hanya memberi banyak exp
tetapi juga menjatuhkan item-item bagus. Oleh karena itu pintu masuknya selalu
penuh dengan player. Meskipun tak ada yang berani masuk sendiri karena terlalu
berbahaya.
"Apa kamu mau bergabung dengan party?"
Weed yang berdiri dalam diam, sedang didekati oleh beberapa
orang. Seorang Warrior dengan bulu burung berwarna putih pada topinya, adalah
orang yang menanyakan pertanyaan tersebut. Tanpa menunggu jawaban, dia
melanjutkan:
"Permisi, berapa levelmu dan apa profesimu? Aku melihat
kamu punya pedang, jadi kamu pasti seorang fighter dan ada satu tempat kosong
dalam party kami, maukah kamu bergabung?"
Weed perlahan-lahan mengamati pria yang memakai topi itu.
Equipmentnya tak sebagus penampilannya.
҅Duke's Helmet,
senjata, dan armor dari Britten Alliance, item-item untuk level 180 dan
diatasnya. Harganya 800 gold.҆
"Party kami punya 15 orang. Semuanya berlevel 170 atau
lebih tinggi. Namaku Vintich, kami dari Guild Mavros. Jadi bagaimana, mau
berburu bersama?"
Hanya fakta tentang mereka adalah anggota Guild Mavros akan
berarti tanggapan positif dari player lain, Weed pelan-pelan menggelengkan
kepalanya.
"Maaf, aku tak mencari party."
"Huh?"
"Aku akan sendirian."
"....."
Diikuti oleh tatapan-tatapan bingung, Weed masuk ke dalam dungeon.
Di dalam dungeon Basra, para player yang berburu antara
level 120 sampai level 300. Dungeon itu memiliki 4 lantai, di setiap lantai memiliki
monster yang lebih kuat daripada lantai yang sebelumnya.
Tapi bukan hanya kekuatan dari para monster yang mengusir
para player solo, tetapi kemampuan mereka yang sangat menyebalkan untuk mencuri
item. Jik \a kamu mati , dalam sekejap mereka akan merampokmu. Kadang-kadang
mereka bahkan akan mengambil armor yang kamu pakai.
Hasilnya, setelah mati, player tak hanya kehilangan exp
tetapi kehilangan item 3 sampai 4 kali lebih banyak daripada biasanya. Oleh
karena itu membutuhkan tekad yang kuat untuk berburu di dungeon ini. Namun,
para Thief dari Basra menjatuhkan item-item yang bagus, jadi tempat itu tak
pernah sepi.
"Dia bilang ada di lantai 3."
Weed dengan hati-hati melewati lantai 1 dan 2, berusaha
untuk tak mengganggu para party yang sedang berburu.
Saat Weed memutuskan untuk berburu, hal pertama yang dia
lakukan adalah menghubungi Mapan. Tetapi dia menolak karena terlalu sibuk.
Sejauh yang Weed tahu, setelah menjual item-item di pelelangan itu, si Merchant
itu naik level cukup banyak dan mendapatkan banyak uang. Dan dia menggunakannya
untuk membeli gelar dan membentuk kelompok perdagangan di bawah namanya.
Tetapi Mapan memberitahu, dimana dia bisa menemukan
Hwaryeong. Lalu Weed memutuskan untuk datang ke dungeon Basra untuk menemui
temannya.
Weed dengan mudah menemukan Hwaryeong di lantai 3 dungeon
itu. Dia sedang berburu bersama sebuah party besar di pusat dungeon. Dengan
anggun menari dan menyerang para monster, gadis itu tak pernah meleset.
Weed menunggu sampai pertarungan berakhir dan mendekatinya.
"Hei, Hwaryeong, lama tak jumpa."
"Oh! Weed? Kenapa kamu di sini?"
"Aku mau berburu, jadi aku ke sini."
Hwaryeong dengan hangat menyambut Weed saat dia mulai bosan.
Tetapi kemudian seorang player mengenakan mantel biru, mendekati mereka dari
kedalaman dungeon.
"Jadi, siapa pria ini?" tanya Sollon setelah
mengamati Weed dari kepala sampai kaki.
Dari cara dia mengatakannya, jiwa kekanak-kanakan bisa terlihat
jelas terlihat di wajahnya.
Menahan amarahnya, Hwaryeong menjawab:
"Dia temanku. Namanya Weed. Dia seorang Sculptor."
"Oh! Jadi begitu!"
Tak cukup puas dengan penjelasannya, Sollon terus
melemparkan tatapan curiga:
"Jadi kalian teman? Atau bahkan kekasih? Dan berapa
lama kalian berburu bersama?"
"Kami dikenalkan oleh teman yang lain. Dan kami belum
berburu bersama. Masalah buatmu?"
Jawaban Hwaryeong sedikit menenangkan Sollon.
"Aku mengerti! Kalau begitu tak masalah!"
Dan seolah-olah menunjukkan niat baiknya, dia melanjutkan:
"Weed, maukah kamu bergabung dengan party kami? Aku tak
punya masalah apapun dengan profesimu, tetapi itu pasti sulit untuk berburu
sendirian."
"Ya, Weed. Bergabunglah dengan kami!" Hwaryeong
berseru penuh semangat.
Sebenarnya, Weed tak mau bergabung dengan party manapun. Dia
hanya datang untuk menyapa dan mengundang Hwaryeong untuk berburu bersamanya.
Namun dia tak bisa pergi begitu saja setelah melihat ekspresi senang di wajah
Hwaryeong.
Setelah bergabung dengan party dan menyelesaikan satu
pertempuran, dia menyadari jika dia tak memiliki sesuatu untuk dilakukan.
Mengetahui jika Weed adalah seorang Sculptor, Sollon tak memberinya kesempatan
untuk bergabung dalam pertempuran.
Sebaliknya, mendapatkan waktu yang banyak untuk berbicara
dengan Hwaryeong mengenai berbagai topik. Tentunya di bawah pengawasan
terus-menerus dari Sollon.
Memahami situasinya, Weed secara terbuka mengatakan:
"Kamu cukup populer, Hwaryeong."
"Bukan seperti itu." kata Hwaryeong sambil tersenyum,
berpura-pura tak ada yang terjadi.
"Profesiku adalah Dancer. Oleh karena itu, aku memiliki
atribut Charm yang tinggi. Dan juga ada atribut 'Appearence'."
"Charm dan Appearance?"
"Ya, dengan peningakatan Charm, kecantikan akan
meningkat. Bisa dikatakan itu semacam penampilan 'Glamor'. Mata yang jernih,
kulit yang cerah."
"Lalu apa itu atribut 'Appearance'..."
"Yah, itu seperti namanya. Meningkatkan bentuk tubuh,
mempermanis wajah, garis tubuh yang lebih anggun. Tetapi hanya berlaku pada
para Dancer."
Weed teringat jika dia meningkatkan statistik Charm miliknya
menggunakan sabuk Deykram.
҅Aku mengerti, jadi
itu gunanya....҆
Hal ini menunjukkan jika profesi Dancer tidaklah sesederhana
seperti yang ia pikirkan. Selain statistik dasar, seseorang harus meningkatkan
sesuatu yang baru.
Sekarang sudah jelas kenapa Sollon sangat menyukai
Hwaryeong.
"Dan sebagai seorang Dancer, kebanyakan usahaku
dihabiskan pada meningkatkan statistik Charm dan Appearance."
"Lalu..."
"Tepat. Wajahku yang sebenarnya tak secantik ini...
Bukannya, seperti aku harus mengatakan itu padamu. Tetapi aku masih
mengatakannya, hanya untuk jaga-jaga."
Itu wajar bahwa penampilan awal dalam game perlahan-lahan
berubah. Biasanya itu membutuhkan mata yang jeli untuk melihat perbedaannya.
Namun karena profesinya, pada kasus Hwaryeong perubahan tersebut jauh lebih
signifikan.
Jika kamu mengamati wanita dengan teliti, menyatakan jika
penampilannya tak bergantung pada pencahayaan, kamu akan menyadari jika hal itu
adalah tidak benar. Bahkan wanita yang paling cantik yang lebih suka tak
menggunakan makeup, akan berusaha untuk mendapatkan posisi yang paling
menguntungkan menurut pencahayaan.
Pria lemah terhadap wanita cantik.
Itu adalah hukum!
Tetapi setiap hukum memiliki pengecualian. Dan Weed adalah
salah satunya!
҅Wanita sama dengan
uang. Hubungan dengan wanita manapun berpusat di sekitar uang. Jika kamu
menghabiskan uang, kamu akan mendapatkan cinta sebagai imbalannya. Aku tak mau
hubungan yang seperti itu...҆
Weed memiliki beberapa pandangan aneh pada masalah ini.
Dalam pikirannya, dia membandingkan gadis cantik dengan kuda nil yang memakan
uang.
Setelah 12 jam berburu, Sollon berkata:
"Ugh! Hari ini benar-benar hari yang sulit. Yah, mari
kita bertemu lagi besok. Terimakasih atas kerja kerasnya."
Para anggota party mulai log out satu per satu.
Weed mengeratkan pegangannya pada pedang dengan cemas.
Akhirnya! Dia telah menununggu untuk saat-saat ini.
҅Yah, jadi sudah
waktunya untuk mulai ?҆