Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

***Dukung kami: Traktir ngopi! (min Rp 1.000,-)***
Laporan Donasi

LMS_V04E08P03

gambar

8.  Perburuan Weed (3)



"Apa kamu percaya, kita bisa berburu di dungeon Basra hanya bertiga saja?" tanya Zephyr dengan kebingungan. Tanpa dia sadari, dia menebak dengan benar.
"Kita bertiga sudah cukup. Meskipun, aku salah. Kita ada 4 orang. Keluarlah, Death Knight!"
Asap mulai keluar dari kalung di leher Weed, dan sesaat kemudian si death knight Van Hawk muncul.
Sudah cukup lama sejak dia dipanggil, jadi Van Hawk sangat gembira.
"Kau memanggilku, master?"
"Ya."
Hanya dengan satu tatapan pada anak buahnya, sudah membuat Weed berduka. Si Death Knight merampas 20% exp miliknya. Sudah lama telah sejak Weed mengalahkan dan menundukkan Van Hawk.
Mereka bertarung melalui banyak pertempuran dan Van Hawk berhasil meningkatkan levelnya dengan pesat. Terutama di provinsi Morata, di mana Weed memutuskan jika semakin banyak vampir yang mati maka semakin baik untuk partynya. Jadi, dia menghabisi para monster.
Dan Van Hawk mengunakannya dengan sangat baik, pada saat itu dia tik hanya mendapatkan 20% dari exp milik Weed, tetapi juga 100% exp untuk setiap kali dia membunuh monster. Karena itu dia bisa melampaui Weed dan mencapai level 290.
"Monster sialan! Sudah waktunya kamu membalas budi..." Weed segera mulai bergumam.
Tetapi si Death Knight punya banyak hal untuk dikatakan juga. Bagaimanapun juga dia mendapatkan exp bukan hanya dengan berjemur. Dia harus membunuh banyak monster, menderita cercaan para Paladin dan dihajar oleh masternya.
Dia punya banyak hal untuk dikatakan, tapi dia memutuskan untuk tetap diam untuk sekarang ini.
Sejarah dungeon Basra bukanlah pengetahuan umum bagi para player.
Di masa lalu keluarga bangsawan dulunya tinggal tanah Basra. Sangat menentang integrasi Britten Alliance, jadi mereka membuat kesepakatan dengan guild Thief dan mulai mempersiapkan pemberontakan. Dan markas pemberontakan itu terletak di sini, di dungeon Basra.
Setelah mengirim death knight ke barisan depan, Weed dan partynya naik ke lantai 4.
"Tak ada siapa-siapa disini..." kata Zephyr dengan suara yang nyaris tak terdengar.
Dan dia tidaklah salah, meskipun dungeon Basra sangat populer di antara para player, jarang bagi mereka untuk berburu di lantai 4. Monster yang ada di sana sangat kuat, dengan level 240 dan lebih tinggi.
Gemetar dalam ketakutan dan nyaris tak bisa menggerakkan kakinya, Zephyr tak punya pilihan selain perlahan-lahan mengikuti Weed, dengan harapan segalanya agak baik-baik saja.
҅Ya Tuhan! Kenapa aku kembali lagi! Aku bisa bersantai di rumah sekarang ini ...҆pikir Hwaryeong.
҅Jika kita mati di sini, kita akan kehilangan semua item... Kita gila untuk datang ke sini tanpa Priest atau Paladin...҆
Hwaryeong dan Zephyr nyaris tak bisa menahan ketakutan dan kemarahan mereka. Kelakuan Weed membingungkan mereka. Bahkan berburu di lantai 3 saja sudah cukup sulit, dia menyeret mereka ke lantai 4!
Oleh karena itu, mereka mengikuti di belakang Weed dan si Death Knight yang berjalan dengan percaya diri.
"Mari kita periksa tas miliknya!"
"Dan menguras sakunya!"
"Dan meningkatkan level! Kita membutuhkan lebih banyak kekuatan untuk pemberontakan yang baru!"
Sekelompok monster Thief melompat dari balik tikungan. Mereka memakai armor besi dan membawa pedang. Tak mengeluarkan kata-kata lagi, para Thief mulai menyerang.
"Power of Darkness!"
Van Hawk berteriak dan bergegas memasuki pertempuran.
Para Death Knight sangat ahli dengan dark magic. Sihir yang barusan ia gunakan, meningkatkan damage senjata dan pertahanan armor secara signiffikan.
"Deadly Blade!"
Van Hawk mengumpulkan energi kegelapan pada pedangnya, dan mengarahkannya pada para Thief yang datang. Senjata miliknya semakin menggelap dan beberapa saat kemudian pedangnya mengeluarkan ribuan benang halus, yang menyerang musuh di dada mereka.
Para Thief jatuh di lantai.
Zephyr dan Hwaryeong sangat tercengang.
҅Whoa...҆'
҅Jadi seperti itu kekutan monster level 290? Bagaimana bisa Weed mengendalikan mahluk seperti itu?҆
Pada saat itu mereka menyadari jika Weed bukanlah seorang player biasa seperti yang lain, dan itu benar-benar memungkinkan untuk berburu di dungeon Basra hanya dengan 4 orang saja. Kata-kata Weed tak lagi terasa seperti bualan belaka.
Sementara itu, Weed sendiri juga sama terkejutnya dengan teman-temannya.
҅Wow, kapan dia menjadi begitu kuat ?҆
Weed hanya ingat, dia menghajar si Death Knight untuk meningkatkan skill miliknya sendiri. Dan dia sangat terkejut dengan melihat anak buahnya sekuat ini. Death Knight berhasil mengalahkan 4 musuh dengan serangan tunggal. Meskipun itu sebagian karena sifat kegelapannya, yang meningkatkan damage pada musuh non-undead.
҅Crimson Amulet of Life... item di mana si death knight Van Hawk tersegel di dalamnya. Selain itu, aku punya Black Amulet of Life dengan Lord Tori berada di dalamnya, di dalam ranselku... Apakah itu benar-benar sebuah hadiah? Atau hanya beberapa cara licik bagi NPC untuk meningkatkan levelnya sebelum memberontak ...҆
Tiba-tiba Weed lupa tentang segalanya, melompat ke depan dan memukulkan gagang pedangnya pada kepala Van Hawk yang mengangkat pedangnya untuk menghabisi musuh-musuh yang telah kalah.
"Aku perintahkan kau! Jangan membunuh mereka. Buat saja tak bisa bergerak, kami akan menghabisi mereka sendiri."
"Dimengerti Master." teriak Van Hawk di depan Weed.
Karena peningkatan level yang besar, si death knight bisa merasakan kekuatan miliknya berkembang dan tak terlalu senang dengan menerima perintah dari Weed yang 'lemah'.
҅Bajingan ini menjawab kata-kataku. Akan aku beri dia pelajaran...҆
Weed mengingatkan dirinya untuk memberi pelajaran pada Van Hawk nanti, tetapi untuk sekarang ini dia masuk ke pertempuran.
"Sculpting Blade!"
Dia tak bisa membayangkan dirinya tanpa teknik itu! Dengan pedangnya bersinar biru, Weed melaju ke arah musuh dan menghantamkan beberapa serangan.
"Mati!"
"Uang! Berikan uangmu padaku!"
Pedang milik musuhnya terayun pada Weed. Karena penghindaran dan penangkisan, dia tak bisa mendapatkan luka apapun. Meskipun bagi orang lain, dia tampak seperti telah menyerah pada kehidupannya.
҅Di sini... ini lebih menyenangkan...҆
Sensasi dikelilingi sepenuhnya oleh para musuh. Detak jantungmu semakin cepat, kamu mulai merasakan nafas dan pergerakan lawan. Sensasi memabukkan dari kekuatanmu, memenuhi dirimu dengan kegembiraan yang meluap-luap dan kamu merasa seperti bisa menaklukan dunia. Sebuah game seperti ini tak akan pernah menjadi membosankan!
Weed memikirkan tentang Pedang.
Di dojo, Lee Hyun hanya diajari kemampuan dasar, jadi dia harus mempelajari seni pedang sendiri di dalam game. Namun belakangan, dia datang ke dojo untuk belajar dari master pedang secara langsung. Ahn Hyundo bukanlah orang biasa, jadi pelajarannya bukanlah hal yang biasa juga.
"Ini adalah sebuah Pedang."
Di tangan gurunya, pedang bisa membuat lengkungan yang anggun dan halus. Itu sulit untuk percaya jika seseorang bisa memegang pedang seperti itu. Ini adalah seni dari master sejati, yang menciptakan mahakarya yang lain.
҅Ini benar-benar sebilah Pedang.҆pikir Lee Hyun, melihat dengan terpesona.
Namun, seolah-olah bereaksi pada pemikirannya, pola tersebut mulai berubah. Sekarang pedang itu seperti predator yang berkeliaran, atau seekor elang turun dari langit, atau... Lalu, di depan predator tersebut Kastil Odein muncul.
҅Tidak, bukan Odein, tetapi sesuatu yang solid, signifikan...҆
Sesuatu yang lebih tebal dan lebih tinggi daripada dinding benteng, memlokir jalan si predator. Halangan ada di jalannya, dan tanpa berpikir dua kali predator itu menerjang ke depan dan menghancurkannya dan bergegas maju.
"Pedang... Itu lebih sulit untuk di kuasai daripada senjata api, tapi dengan melakukannya, kamu menjadi lebih kuat. Kematian, ajal, dan kesulitan-kesulitan yang lain tak lagi menganggumu. Aku menjadi bebas setelah menguasai pedang."
Lee Hyun banyak belajar dari Ahn Hyundo. Dan sepenuhnya mengubah sikapnya terhadap pedang, mempelajari pernafasan, gerakan, dan perawatan pedangnya dengan benar. Dia menjadi lebih kuat.
Meskipun, kehidupannya tidaklah mudah, sebelum dia mulai pergi ke dojo. Tak adanya orang tua, hutang, dan pertarungan yang terus-menerus karena penindasan. Lee Hyun bisa menyerang siapa saja dengan ganas untuk mempertahankan setiap kenangan yang berharga tentang orang tuanya.
 Dan hal itu memperkuat semangatnya, dia tak akan pernah mundur dari sebuah pertarungan. Namun melihat kemampuan dari gurunya, Lee Hyun mulai menyadari, hanya Tuhan yang tahu apakah ada batas pada penguasaan pedang.
Setiap monster Thief jauh lebih kuat dari pada para death Knight di Lavias. Dalam pertarungan dengan death knight, dia hanya perlu melihat ke depan, tetapi sekarang, dia juga harus melihat ke belakang dan samping.
"Woah, pertarungannya menjadi lebih dan lebih menghibur..."
Weed menghindari tusukan panjang dari samping dan menerjang maju.
"AAAAA!"
Tangannya terus mengayun, menangkis dan menyerang pada saat yang sama.
[Critical Hit!]
[Critical hit beruntun!]
[Serangan beruntunmu berhasil.]
[Apa Anda mau menyimpan serangan beruntun ini?]



< Prev  I  Index  I  Next >