LMS_V05E07P03

7. Orc Karichwi, yang Berpikiran Sederhana (3)
Tinggal bersama Orc di satu rumah, Weed sangat tersiksa oleh
dua hal.
Pertama adalah Orc betina.
Entah itu siang dan malam, mereka tanpa kenal lelah mencoba
mendapatkan cintanya. Mereka melakukan segala sesuatu yang bisa dipikirkan oleh
seorang wanita.
Hal itu tak akan pernah terjadi pada seseorang di bawah
umur. Tapi Weed secara resmi diakui di atas 20 tahun, jadi akunnya diatur
sedemikian rupa.
Untuk orang dewasa di dalam game, disediakan pelayanan
khusus. Kehidupan malam. Kesenangan, tersedia hanya untuk orang-orang dewasa!
Tapi siapa yang mau berbagi ranjang dengan seorang Orc?
Sudah pasti bukan Weed.
҅Aku tak bisa
kehilangan kesucianku seperti itu!҆
Dia mencoba untuk menghindari bertemu dengan para betina.
Hal kedua adalah makanan.
Para Orc memakan makanan setengah matang, nyaris tak
dimasak. Weed yang ketagihan pada makanan lezat, karena skill memasaknya yang
tinggi, tak bisa membiasakan diri dengan makanan dari kawan-kawan barunya.
Roti gandum yang tanpa rasa, jauh lebih baik. Dia sering
memimpikan tentang itu sekarang.
Meskipun kadang-kadang ada waktu istirahat dalam siksaannya,
contohnya, saat mereka keluar dari perkampungan untuk berburu. Weed selalu maju
duluan, berjalan dengan glaivenya diangkat tinggi-tinggi.
"Chwiik! Aku mencium bau musuh!"
Mereka bertemu dengan Minotaur Lord! Monster besar dan
bertanduk dengan sebuah kapak. Dan meskipun Minotaur Lord mengayunkan senjatanya
secara mengerikan, hal itu tak menghentikan Weed.
"Chwichwi-i-i-i-ik!"
Weed mempererat pegangannya pada glaive dan melaju ke depan.
Orc yang sederhana, bodoh, agresif, dan tak kenal ampun, memimpin partynya ke dalam
pertarungan.
"Semuanya, semuanya, semuanya, serang!
Chwi-i-i-ik!"
****
Yoon Chunhee log ini ke Royal Road setiap malam.
Dia adalah seorang Summoner dan namanya di dalam game adalah
Seirin. Pada pembuatan karakter, dia memilih ras half-elf, jadi dia punya tinggi
badan yang pendek, seperti seorang Dwarf.
"Dengan kekuatan kontrak, kita aku memanggilmu.
Datanglah, Basilisk!"
Merapalkan mantra pemanggilan, membutuhkan hampir semua MP
miliknya, tapi 3 Basilisk penolong muncul disampingnya. Monster-monster ini tampak
seperti kadal. Mereka beracun dan memiliki pertahanan yang bagus, jadi dia
selalu memanggil mereka saat berburu.
Dengan bantuan para Basilisk, perburuan menjadi jauh lebih
mudah bagi dia dan rekannya, untuk menghadapi 2 knight.
Thief perempuan menghabisi knight terakhir dengan sebuah
tusukan dari belakang.
"Phew! Kita menang."
Thief itu menyeka keringat di dahinya dan mendekati Seirin.
"Kerja bagus, kakak."
"Kamu juga, Lami."
Seirin dan Lami bersaudara dengan selisih usia 3 tahun.
"Pheew, mari kita istirahat sebentar."
"Ya, dan aku perlu memulihkan MP."
Mereka berburu di sebuah dungeon yang ditemukan baru-baru
ini. Karena level mereka tinggi, mereka adalah yang pertama menemukan dungeon
itu, dan sekarang berusaha untuk menggunakan bonus yang diterima secara penuh.
Kedua bersaudara itu sedang duduk di tanah dan berbicara.
"Hei! Ingatkah pria yang datang ke sekolah kita saat
festival? Namanya Lee Hyun. Dia kakak temanku, Hayan. Dia berusia sama
denganmu, kan?"
Seirin tersenyum ringan.
"Benar."
"Kamu mengenalnya?"
"Ya. Aku mengenalnya. Bahkan bertemu dengan adiknya
juga."
"Aku mengerti... Tapi tak biasanya kamu tertarik pada
pria, yang bukan aktor populer. Dan kamu tak berkencan dengan siapapun..."
"Aku hanya tak tertarik pada mereka."
"Jadi, kamu tertarik dengannya?"
"Dia… iya."
Seirin tak pernah menyembunyikan apapun dari adiknya, karena
mereka memiliki hubungan yang bagus, dan Lami melanjutkan pertanyaannya.
"Mungkinkah... dia adalah orang yang kamu sukai?"
"Ya kamu benar."
"Woah! Aku tak tahu dia adalah tipemu. Jadi kamu suka
pria atletis?"
Lami tak bisa melupakan bagaimana Lee Hyun melewati 3
tantangan dan memenangkan kompetisi penyelamatan putri. Tak seorangpun yang
melihatnya bisa lupa.
Ketika Lee Hyun melewati 3 tantangan itu, dia bergerak dan
memecahkan balon air yang beterbangan begitu cepat, hingga tampak seperti
sebuah trik sihir.
"Bukan karena dia atletik. Bukan. Aku tak tahu dia
seperti itu."
"Lalu kenapa kamu menyukainya?"
Lami sangat ingin tahu.
Jika bukan karena keatletikannya, lalu apa itu? Wajah dan
tinggi badannya rata-rata, dan ada rumor jika dia tik menyelesaikan sekolah.
"Dia adalah pria yang menyayangi keluarga. Dia selalu
memikirkan keluarganya terlebih dahulu. Dia peduli tentang hal itu. Jika kamu
menikahi seseorang seperti dia, kamu akan selalu bahagia. Kan?"
****
"Kamu kerja apa?"
Pria itu menggaruk belakang kepalanya dan menjawab si gadis:
"Tak ada."
"Woah. Bahkan tak kuliah?"
"Aku kuliah... Tapi itu membosankan, dan aku pikir akan
keluar."
"Tak ada yang bisa dibangggakan... Kamu harusnya tetap
diam tentang hal itu."
Gadis itu berdiri. Dia hendak meninggalkan ruangan tersebut saat
dia mendengarkan sesuatu yang menghentikannya.
"Apa gunanya kuliah? Lagian, aku akan bekerja di
perusahaan ayahku."
"Perusahan ayahmu?"
Gadis itu tiba-tiba mulai suka pada pria itu.
Dia yakin, jika dia adalah gadis yang paling cantik di klub
hari ini.
"Ya, meskipun itu hanya sebuah perusahaan kecil."
"Seberapa kecil perusahaan itu?"
"Yah, karyawannya sebanyak penduduk di sebuah kota
kecil."
"...."
"Sales... atau apalah sebutannya itu? Pokoknya hampir
sama dengan sebuah kota kecil."
".....!"
Gadis itu tak bisa berkata apa-apa.
Dia memeriksa pakaian pria itu dan tampaknya itu memang
benar.
҅Semua pakaiannya
bermerek. Bahkan sepatunya dari koleksi terbaru, dibeli hanya dengan
pemesanan.҆
Pria itu mengulurkan ponsel pada si gadis.
"Masukkan nomormu."
"Aku bukan gadis semacam itu."
"Aku mengerti. Itu sebabnya aku ingin berbicara
denganmu lagi."
Dia dengan mudah mendapatkan nomor si gadis.
Ketika si gadis meninggalkan ruangan itu, pria lain mulai
berbicara dengan semangat.
"Kau hebat, Jihoon!"
"Kali ini di bawah 5 menit."
Gadis itu sangat cantik.
Bahkan jika pelayan tak mengenalkannya sebagai 'kecantikan
yang langka', seseorang yang melihatnya, membuat para pria di ruangan tersebut
seperti serigala.
Tetapi Choi Jihoon tak bereaksi seperti itu.
҅Lagian, aku bahkan tak
akan mengingatnya, besok.҆
Teman-temannya berpikir, dia sangat beruntung karena memiliki
kehidupan yang seperti itu, tapi Choi Jihoon hanya merasakan kebosanan.
Ketika kamu punya banyak uang, kamu harus bisa mengaturnya.
Itu sebabnya, orang tuanya merencanakan kehidupannya sejak kecil.
Sebagai seorang pewaris, dia tak diijinkan untuk memilih
temannya, melakukan apa yang dia suka, dan hidup seperti yang ia mau.
Sejak dia masih kecil, dia menjalani kehidupannya seperti
sebuah robot yang dikendalikan oleh orang tuanya.
Hanya saat dia dikirim untuk belajar di luar negeri, dia
mulai mendapatkan teman.
Tapi, bahkan di sana, dia tak memiliki kehidupannya sendiri.
Dia hanya seseorang yang diletakkan di atas rel dan dipaksa untuk maju. Saat kamu
tak bisa melakukan apa yang kamu suka, kehidupanmu akan menjadi membosankan dan
sepi. Dan dalam kehidupan Choi Jihoon, terdapat sangat banyak pembatasan.
Namun, saat dia mendapatkan waktu luang, dia mulai bermain
Royal Road dan menemukan dirinya yang lain.
Di dunia yang jauh itu, terdapat sebuah sungai.
Dia suka melihat alirannya yang tenang dan teratur, jadi dia
menjadi seorang pemancing.
Dia sama sekali tak tertarik dengan memancing, dia hanya
menikmati tempat itu, dan merasa seperti benar-benar hidup.
Player lain berjuang untuk menaikkan level mereka, mencari
item, tapi dia hanya memancing.
Seiring waktu, Choi Jihoon mencapai skill memancing level 3
tahap Advance. Dia menjadi pemancing terbaik di Royal Road.
Tetapi dia tak peduli tentang hal itu. Dia hanya memancing.
Karena dia sangat pendiam, player lain menyangka jika dia
adalah seorang pemancing yang suram dan melankolis. Dan mereka tak mencoba
untuk mengganggunya.
Tetapi Choi Jihoon mengabaikan apa yang dipikirkan orang
lain tentang dirinya. Dia hanya suka memancing, air yang mengalir menyingkirkan
semua kekhawatirannya.
Dan kemudian seorang pria asing muncul.
Dalam usaha meningkatkan level skill Memancingnya secepat
mungkin, dia menempati tempat favorit Choi Jihoon. Orang ini menilai segalanya,
dengan nilai moneternya. Dia menghabiskan setiap hari dalam perjuangan tanpa
akhir untuk bertahan hidup.
Namanya adalah Weed.