LMS_V06E08P02

8. Rekan Yang Aneh (2)
Si kuda mempercayai kata-kata itu, berhenti memperlambat
kecepatan dan mengerahkan lebih banyak usaha untuk berlari.
Suara lembut dan statistik Charisma, serta Leadership
miliknya, membantunya untuk meyakinkan si kuda malang untuk berlari ke depan
dengan harapan segera mencapai tujuan mereka.
Namun, tak peduli seberapa lama kuda itu berlari, tak ada
tanda-tanda dari tujuan mereka, dan Weed tidak membiarkan kuda itu melambat.
"Ayo, sedikit lagi."
Si kuda terus berlari.
"Hampir sampai."
Si kuda masih mempercayainya.
"Tinggal sedikit lagi."
Sikap Weed terhadap tunggangannya sangat mengerikan. Dia
memeras seluruh tenaga dari kudanya.
Pada akhirnya, si kuda tak bisa menahan perlakuan semacam
itu lebih lama lagi, melangkahkan beberapa langkah terakhir dan jatuh ke tanah,
benar-benar kelelahan.
Setelah memeriksa si kuda yang terengah-engah, dan menyadari
jika dia tak akan bisa menungganginya lagi, Weed melepaskan tas-tas miliknya
dari kuda itu dan berkata:
"Sekarang kamu bebas. Pergilah kemanapun yang kamu mau.
Semoga beruntung."
Dia mengeluarkan patung Orc kecil. Dia tak punya waktu untuk
menunggu kuda itu memulihkan tenaga. Jadi, dia beralih ke caranya bepergian
yang semula.
"Sculptural Shapeshifting!"
Perjalanan ke Kerajaan Rosenheim menghabiskan waktu 7 hari.
Tapi sekarang, dia telah melewati sebagian besar dari perjalanannya dengan
menunggangi kuda, dan menghemat kekuatannya. Kali ini, akan berkurang setengah
waktu yang dibutuhkan.
"Chwiik! Chwiik!"
Si Orc mini menuju ke timur.
Waktu yang dia miliki benar-benar sempit. Terakhir kali dia
mengunjungi semua desa-desa pengasingan di pusat Lands of Despair. Sekarang dia
harus mengunjungi sebanyak mungkin desa pengasingan yang terpencil.
Jika menghitung perjalanan kembali ke benteng Dark Elf, itu
akan membutuhkan sekitar 12 hari.
"Dan aku punya 15 hari sampai peperangan dimulai."
Setelah menyimpulkan jika dia memiliki waktu yang cukup,
Weed melanjutkan berlari, tiba-tiba, dia melihat seseorang berdiri di sebuah
bukit. Orang tersebut berdiri dengan punggungnya menghadap pada Weed dan
menatap sesuatu yang berada di luar jangkauan pandangan Weed.
"Seorang player? Bagaimana bisa... Tidaklah mudah untuk
sampai ke sini. Itu pasti seorang penduduk desa. Chwiit!"
Desa-desa pengasingan tersebar di seluruh Lands of Despair.
Dan meskipun tempat ini penuh dengan monster, mereka memiliki semangat hidup
yang tinggi, para penduduk desa pergi berburu dan keluar dari desa untuk urusan
yang lain. Itu tidaklah aneh, untuk bertemu salah satu dari mereka di sini.
"Chwiik, apa ada desa di dekat sini?"
Saat dia semakin mendekat, dia melihat lebih banyak detail
tentang orang yang berdiri di bukit itu. Postur yang anggun, rambut sepinggang.
҅Itu pasti seorang
wanita.҆
Meskipun Weed hanya bisa melihat punggungnya, naluri sebagai
seorang Sculptor miliknya memberitahu dirinya, jika wanita itu pasti sangat
cantik. Seorang wanita yang memandang matahari terbenam. Bukan, seorang gadis
muda.
Memutuskan jika itu bukanlah urusannya, Weed melanjutkan
untuk berlari. Gadis itu sudah pasti bisa mendengar dirinya, tapi gadis itu tak
memberi perhatian pada Weed. Jadi, dia memutuskan untuk berlari melewati si
gadis begitu saja.
Sambil berlari menaiki bukit, Weed menyadari sesuatu di
sudut bidang pandangannya. Seekor monster besar seperti banteng berlari ke arah
yang sama.
"Hunter of Plains!"
Itu adalah salah satu dari beberapa jenis monster yang tak tinggal
di suatu wilayah tertentu. Hunter of Plains berkeliaran di seluruh Lands of
Despair, memburu orang-orang, atau bahkan kadang-kadang monster.
Penduduk desa mengatakan jika mereka adalah warrior sekitar
level 320 yang dikutuk oleh mantra kegelapan, berubah menjadi monster dengan HP
tinggi, dan skill tak menyenangkan, mengurangi sedikit Vitality milik player
dengan setiap serangan.
Fitur yang terakhir membuat mereka sangat sulit untuk
dihadapi.
Weed bersiap untuk pertempuran sulit.
"Sialan. Aku bahkan belum mempertajam pedang atau
memoles armor...."
Dia terfokus pada berlari, jadi dia sama sekali tak
mempersiapkan diri untuk pertempuran. Dan perbedaan di antara bertarung dengan
persiapan dan bertarung tanpa persiapan sangatlah besar.
Jika dia bertemu monster di medan datar, dia bisa memutari
monster tersebut. Tapi di tanjakan seperti ini, dia menyadari itu sudah
terlambat, dan tak mungkin untuk menghindari pertempuran.
Namun si Hunter of Plains tak menuju ke arah Weed, tapi ke arah
si gadis yang berdiri di puncak bukit!
Monster itu memburu si gadis.
҅Bagus. Aku bisa
melarikan diri saat mereka bertarung ... Oh, tidak, aku tak bisa lari!"҆
Awalnya, Weed lega dan hendak menggunakan kesempatan itu
untuk melarikan diri. Namun, dia ingat ciri lain dari monster jenis itu. Hunter
of Plain selalu mengejar mangsa mereka hingga akhir.
Setelah monster itu menghabisi si gadis, monster itu akan
mengikuti Weed sampai berhasil menangkapnya. Dan hal itu kemungkinan besar akan
terjadi saat Weed kelelahan, yang mana akan membuat bertarung dengan monster
itu jadi lebih sulit lagi.
Jadi, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah menghadapi
monster itu sekarang juga. Selain itu, monster ini memiliki titik lemah
tertentu.
҅Semetara dia sibuk
dengan gadis itu, aku akan menyelinap dari belakang dan menikamnya.҆
Si Hunter of Plain mengarahkan tombaknya pada si gadis.
Weed menguatkan pegangannya pada glaive. Dia mengandalkan
pada serangan tunggal yang kuat, yang kemungkinan besar akan berakibat fatal.
Dia pikir, dia sudah merencanakan untuk segala kemungkinan.
Namun pada saat-saat terakhir, si gadis berputar dengan kecepatan yang luar
biasa dan menghunus pedangnya! Bilah tersebut bersinar dan tampak seperti
terbagi menjadi 3 pedang yang berbeda, yang mana dengan segera menyerang si
Hunter yang hendak menusukkan tombaknya.
Detik berikutnya, si monster telah tewas.
Gadis itu menatap Weed.
Ketika mata mereka bertemu, Weed tertegun.
Weed mengenalnya.
Sangat mengenalinya!
Itu adalah Seoyoon.
"Chwi, chwiik..."
Dia membeku dengan glaive terangkat dalam posisi menyerang.
Dari samping, itu tampak seperti seorang Orc jelek akan menyerang seorang gadis
yang sendirian.
****
Setelah meninggalkan Kerajaan Rosenheim, Seoyoon pergi untuk
melakukan perjalanan panjang yang berakhir di Lands of Despair.
Di dalam game, dia adalah seorang Berserker, yang
memungkinkannya untuk menguasai segala macam senjata. Namun, kekuatan sejatinya
akan muncul saat bertarung dalam durasi yang lama. Player dengan profesi itu tak
akan pernah lelah dan sebaliknya, menjadi semakin kuat saat melihat lawan
mereka berdarah.
Seoyoon bertarung seperti sebuah mesin pembunuh, seperti
bagaimana mestinya Berserker sejati. Tak peduli siang atau malam, dia tanpa
kenal lelah berburu dan membunuh monster satu demi satu, hanya meninggalkan
mayat di belakang.
Kadang-kadang, selama perjalanannya dia terjebak di pusat
suatu dungeon dan terbunuh, sebagai hasilnya. Bahkan seorang player seperti
dirinya, yang bertarung non-stop sejak peluncuran Royal Road, tik bisa menang
melawan musuh dengan jumlah yang sangat banyak.
Tapi hal itu tidak mengganggunya. Kehilangan level dan level
skill tidaklah penting. Terlebih lagi, dia lebih suka bertarung melawan monster
tanpa mengurusi skill-skill miliknya.
Namun, dia tak bisa bermain selama 24 jam setelah mati. Jadi,
dia berusaha untuk tidak mati, dia berusaha untuk menang dalam semua
pertarungan.
Meskipun itu bukanlah poin utamanya. Dia hanya membutuhkan
pertempuran untuk mengeluarkan rasa frustasi yang telah terkumpul! Untuk
membalas dendam!
Dan monster-monster tak bisa menemukan kilatan belas kasihan
pada matanya yang dingin.
҅Musuh.҆
Seoyoon menyadari Orc itu, yang mendekati dirinya dengan
glaive di tangannya dan menatap lurus pada Orc itu.
Dia tak santai sedikitpun, karena pertempuran baru bisa dimulai
kapan saja. Pedang di tangannya berpaling ke arah target baru.
****