LMS_V06E08P03

8. Rekan Yang Aneh (3)
Seoyoon.
Setelah mengenalinya, Weed membeku di tempat.
Cantik. Dia sudah melihat Seoyoon sebelumnya. Tapi sekarang,
saat dia bertemu lagi dengannya, dia tak bisa mengalihkan tatapannya,
kecantikan Seoyoon menusuknya terlalu dalam.
҅Seorang manusia tak
mungkin secantik ini...҆
Tampak seperti wajahnya bersinar. Mata, mulut, hidung,
segalanya sangat harmonis, memenuhi wajahnya dengan pesona yang luar biasa.
Setelah melihat Seoyoon begitu dekat, Weed merasakan
keputusasaan. Dia menciptakan begitu banyak patung, tapi tak satupun dari
patung-patung itu yang mencerminkan kecantikannya dengan benar.
Jika memungkinkan, dia ingin menatap Seoyoon seperti ini
sepanjang hari. Dia tak akan pernah merasa bosan.
Tapi sekarang ini, bukanlah waktu yang terbaik untuk
melakukan hal itu. Dia harus pergi dari sini, sebelum sesuatu yang mengerikan
terjadi.
Jika dia diketahui sebagai player yang telah membuat patung
dari dirinya tanpa ijin, dia mungkin akan berakhir seperti Hunter of Plain
tadi.
Tak peduli seberapa kuat Weed menganggap dirinya sendiri,
Seoyoon memiliki level yang sangat tinggi, bahkan sejak pertemuan pertama
mereka. Dan semua item-item yang dia pakai, memiliki level di atas 300.
҅Masalah.҆
Selain itu, situasinya sangatlah rawan. Orc memegang sebuah
glaive menyerang seorang gadis yang sendirian.
Weed menelan ludah. Tentu saja, dia hanya perlu menjelaskan
hal itu pada Seoyoon, dan menjelaskan situasinya.
"Chwi, Chwiik!"
Weed buru-buru dan gelisah, tapi yang keluar dari mulutnya
hanyalah suara khas Orc yang tak berguna!
"Chwichik..."
"Chwi-i-i-it!"
Setiap kali dia berusaha untuk mengatakan sesuatu, dia malah
meludah ke arah Seoyoon!
Dan kemudian dia merasakan suatu aura ganas memancar dari
tubuh Seoyoon. Seolah-olah Seoyoon sudah mencingcang Weed dalam pikirannya. Hal
itu membuat tubuhnya menjadi kaku dan kakinya gemetar. Sesuatu yang menekan dan
mengintimidasi.
Nafas kematian!
Tekanan luar biasa itu membuat Weed berpikir jika dia akan
mati, bahkan jika dia tetap menjelaskan situasinya. Tapi setidaknya, dia bisa
berusaha. Dia harus memberitahu Seoyoon jika dia adalah pria yang pernah
berbagi makanan dengan dirinya di rumah intruktur.
Meskipun fakta itu mungkin tak menghentikan Seoyoon, bahkan
mawar yang paling indah, juga memiliki duri. Bagaimanapun, dia sudah memiliki
tanda merah dari seorang PK pada pertemuan pertama mereka.
Dia adalah PK pertama yang Weed temui di Royal Road.
҅Siapa sangka jika di
Lands of Despair aku akan bertemu orang yang tak pernah aku harapkan untuk
bertemu lagi.҆
Sejak pertemuan yang mengesankan di meja makan itu, sosok
gadis cantik namun dingin itu telah tercetak dalam ingatannya. Setiap kali Weed
menciptakan patung baru, dia berusaha memberi ekspresi yang berbeda pada wajah
Seoyoon dalam imajinasinya. Dia berusaha untuk memenuhi bidadari dingin ini
dengan kecantikan yang lebih hidup.
"Chwiik!"
Weed membuka matanya lebar-lebar dan menatap Seoyoon dengan
tegas.
Jika lawannya adalah seorang pembunuh, fakta jika dirinya
adalah seorang player juga, mungkin hanya akan mendorong Seoyoon untuk
menyerang. Tetapi hal itu mungkin juga mencegahnya menyerang.
҅Bisakah aku
mengalahkannya?҆
Bahkan, jika dia mengerahkan segala kekuatannya, dia
masihlah jauh di bawah Seoyoon dalam segi level dan kualitas equipment. Pada
pandangan pertama, menilai dari item-item milik Seoyoon, Weed berada sekitar 70
level di bawahnya.
҅Beberapa bulan yang
lalu BadRay telah mencapai level370. Sekarang dia pasti sekitar level 390.
Meskipun level Seoyoon sedikit lebih rendah, dia masihlah berada di antara
player top!҆
Weed tak takut pada player dengan level yang lebih tinggi
dari pada levelnya. Dia bisa menutup perbedaan tersebut dengan skill-skill
kerajinan miliknya, statistiknya yang tinggi dan Sculpture Mastery!
Namun bagi dia yang memulai untuk bermain demi mendapatkan
uang, musuh terburuknya adalah para PK.
Mereka adalah para bandit.
Sementara player biasa seperti Weed, berpartisipasi dalam
quest-quest dan pertempuran yang sulit untuk mendapatkan item, para pembunuh
berlatih untuk bertarung melawan player. Dan pada akhirnya mereka membunuh
player lain dan mengambil semua item-item korban-korbannya!
Meskipun dia sudah punya pengalaman menghadapi Dwichigi
Quartet, yang mana berakhir dengan kemenangannya, kasus saat ini sangatlah
berbeda.
Seoyoon akan menjadi seorang lawan yang sulit.
Seoyoon telah melalui pelatihan yang sama di Training Hall
seperti yang ia lakukan. Jadi, dia tak bisa terlalu mengandalkan pada peningkatan
statistik. Dan dia tak bisa menggunakan keuntungan rahasia miliknya, pengasahan
pedang, dan pemolesan armor. Selain itu, sebuah profesi petarung seperti
Seoyoon, pasti juga memiliki beberapa skill yang tidak dia ketahui.
Weed tak melihat adanya jalan keluar!
Namun, Weed semakin mempertajam tatapannya. Dia harus
menunjukkan jika situasi seseungguhnya berkebalikan dengan situasi saat ini!
Setidaknya dia memiliki kekuatan yang sama dengan Seoyoon, atau mungkin lebih
kuat! Dan kemudian menggunakan kesempatan yang ada untuk melarikan diri!
Weed sudah mempersiapkan 36 skenario yang berbeda untuk
melarikan diri.
Namun, kemudian Seoyoon menurunkan pedangnya begitu saja,
berbalik, dan melanjutkan perjalanannya.
Weed tak bisa memahami apa yang baru saja terjadi. Bagaimana
bisa Weed tahu, jika Seoyoon hanya melawan monster yang menyerangnya terlebih
dulu! Di matanya, Seoyoon tak melihat adanya ancaman, jadi dia tak melakukan
apa-apa pada Weed.
Weed yang kebingungan segera sadar.
҅Ngomong-ngomong, aku
tak punya waktu untuk hal ini.҆
Dia melanjutkan berlari kearah Pegunungan Yuroki.
Namun Seoyoon juga bergerak. Dan secara mengejutkan, mereka
pergi ke arah yang sama. Oleh karena itu, beberapa hari kemudian, jalan mereka
berseberangan lagi.
Awalnya Weed tak bisa memahami bagaimana hal itu bisa
terjadi. Dia berlari secepat yang dia bisa selama 2 hari non-stop, tapi Seoyoon
sedikit lebih cepat dari dirinya.
Kemudian dia menyadari. Dia harus menghindari semua monster
dan wilayah-wilayah mereka, sambil mengunjungi desa-desa pengasingan pada saat
yang sama.
Tentu saja jalurnya jauh lebih panjang dan lebih sulit. Tak
seperti dirinya, Seoyoon berjalan lurus, melawan semua monster yang ada
dijalannya.
"Chwi, chwiik!"
Weed merasa hatinya terluka.
Dia mengerahkan segala usahanya untuk berlari, tetapi mereka
masih bergerak dengan kecepatan yang setara! Dan Seoyoon terus-menerus memburu
monster dan mendapatkan exp serta item.
Ketiga kalinya mereka bertemu di Lembah Yunopu. Sejak saat
itu, mereka melakukan perjalanan bersama-sama. Seoyoon tak mempedulikan si Orc
yang mengikuti dirinya, dia hanya terus berjalan.
Lembah Yunopu terletak di bagian utara Lands of Despair. Dua
gunung kembar yang menarik para pengembara, seperti sepasang pintu raksasa.
Selain lembah diantara kedua gunung itu, satu-satunya jalan untuk sampai ke
sisi lain adalah memutari atau mendaki gunung itu yang mana hal itu akan jauh
lebih sulit.
"Aku tak punya banyak waktu, Chwiik!"
Weed memutuskan untuk melintasi Lembah Yunopu.
Dia sedikit khawatir tentang mengikuti Seoyoon, jadi dia
memutuskan untuk menjaga jarak untuk menghindari bahaya. Atau monster lebih
tepatnya.
Area ini dihuni oleh para Yeti raksasa. Mereka memiliki bulu
putih tebal yang membuat mereka kebal terhadap sihir es. Selain itu mereka
memiliki level 340!
Mereka dulunya tinggal di pegunungan, namun diusir oleh
monster lain yang lebih kuat. Jadi, mereka berpindah ke lembah yang kebetulan
adalah rute populer bagi para pemburu di Lands of Despair.
"Apa boleh buat! Harus bertarung melawan para
Yeti."
Weed memutuskan untuk melewati lembah itu dan sekarang
sedang menonton Seoyoon mendemonstrasikan keterampilan pedang miliknya yang
luar biasa saat melawan Yeti.
"Dia kuat..."
Sambil berlari melintasi Lands of Despair, Weed menghindari
sebagian besar monster, tapi di Lembah Yunopu dia harus menghadapi Yeti. Dia
harus bertarung!
Bahkan dengan skill-skill kerajinannya, setiap pertempuran
membutuhkan semua skill miliknya. Selama pertempuran HP miliknya jatuh sampai
tingkat kritis, tapi Weed mengalahkan mereka.
Tampak seperti pertempuran itu tak membutuhkan banyak usaha
bagi Seoyoon. Menggunakan teknik miliknya, dengan keanggunan yang luar biasa,
Seoyoon membunuh beberapa Yeti sekaligus.
Tentu saja dia memiliki level yang lebih tinggi dan
equipment yang lebih bagus daripada Weed, tapi Weed menyadari sesuatu yang
lain. Skill.
Royal Road adalah sebuah game virtual reality. Di sini, tak
peduli seberapa tinggi level skill dan kemampuan seseorang, hanya dengan
menggunakan skill-skill dan kemampuan itu secara efektif, seseorang bisa
menyadari potensial penuh dari profesinya.
Hal itu bisa didemonstrasikan pada sebuah duel antara
seorang Monk dan seorang pendekar pedang, dua profesi yang paling populer di antara
para player. Player yang menggunakan pedang akan berusaha untuk menjaga
lawannya pada jarak tertentu selama duel. Sementara Monk akan melakukan
sebaliknya, berusaha mendekat sedekat mungkin.
Jika skill-skill mereka berada pada tingkat yang sama, hasil
dari duel akan bergantung pada taktik, reaksi, dan sedikit keberuntungan
mereka. Dan dalam hal ini, petarung dengan pengalaman dan keterampilan paling
banyak, kemungkinan besar akan menang.
Tentu saja, hal itu tak terlalu penting dalam perburuan monster,
meskipun para pemula yang tak mau mempelajarinya sama sekali, bisa saja
terbunuh bahkan oleh monster terlemah.
Namun, bahkan petarung berpengalaman tak akan punya
sedikitpun kesempatan menang melawan Weed yang menghabiskan sepanjang tahun
untuk mempelajari ilmu pedang.
҅Gerakan yang bagus.҆
Weed mengagumi keterampilan pedang Seoyoon.